Anda di halaman 1dari 24

CSS PPOK

Siti fauziyyah utami & diandra shafira


DEFINISI

• Penyakit kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di


saluran nafas yang bersifat progressif non reversibel atau
reversibe partial yang biasanya disebabkan oleh pajanan
partikel atau gas berbahaya.
• PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri
dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya
dua tahun berturut – turut, tidak disebabkan oleh penyakit
lainnya

Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran
rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan
dinding alveoli
EPIDEMIOLOGI

• Pada tahun 1990 PPOK menempati urutan ke-6 sebagai


penyebab kematian di dunia
• Pada tahun 2002 menempati urutan ke-3 setelah penyakit
kardiovaskuler dan kanker
• Di Indonesia, pada tahun 2004 PPOK menempati urutan
pertama peyumbang angka kesakitan 35%
• Laki-laki lebih banyak daripada perempuan
• Lebih bayak batang rokok yang dihisap setiap hari dan lebih
lama maka risikonya lebih besar
FAKTOR RISIKO DAN ETIOLOGI

• Faktor host
• Genetik : defisiensi alfa 1 antitripsin
• Pertumbuhan dan perkembangan paru abnormal
• Hiperesponsif jalan nafas
• Kebiasaan merokok
• Faktor lingkungan
• Polusi di dalam ruangan : asap rokok, asap kompor, batubara, kayu bakar , obat nyamuk
• Polusi di luar ruangan : gas buang industri, gas buang kendaraan bermotor , debu jalanan, kebakaran
hutan
• Di tempat kerja : bahan kimia, debu atau zat iritan, gas beracun
• Faktor sosioekonomi
• Ventilasi yang tidak adekuat
• Gizi kurang
KLASIFIKASI
• Klasifikasi berdasarkan (derajat) PPOK

PPOK Berat
PPOK Sedang
PPOK Ringan
Gejala klinis :
Gejala klinis : - Sesak nafas derajat sesak 3
Gejala klinis :
- Dengan / tanpa batuk dan 4 dengan gagal napas
- Dengan / tanpa batuk
- Dengan / tanpa produksi kronik
- Dengan / tanpa produksi
sputum - Eksaserbasi lebih sering
sputum - Sesak nafas derajat 2
- Sesak nafas derajat sesak terjadi
(timbul pada saat - Disertai komplikasi kor
0 sampai derajat sesak 1 pilmonale / gagal jatung
aktivitas)
kanan
Spirometri
Spirometri
- VEP1 ≥ 80% prediksi Spirometri
- VEP1/KVP < 70% atau
(normal spirometry) atau - VEP1 ≥ 80% prediksi
- 50% VEP1 < 80%
- VEP1 / KVP < 70% (normal spirometry) atau
prediksi - VEP1 / KVP < 70%
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

Penemuan hasil Pemeriksaan


Manifestasi Klinis Penunjang:
• Batuk • Spirometri: FEV1 dan rasio
FEV1/FVC menurun
• Produksi sputum
• Volume paru menurun
• Dyspnea exertion • Hematokrit menurun
• BGA: Respiratory acidosis

Gejala sistemik yang menyertai


(jaranga): Penemuan hasil PE:
• Cachexia (hilang nya massa • Fase ekspirasi memanjang
lemak bebas) • Expiratory wheezing
• Anorexia • Hyperventilation
• Depresi • Cyanosis oral
• Penurunan massa otot skeleton • Clubbing finger
• Depresi
DIAGNOSIS

Menurut PDPI tahun 2003 Palpasi


Anamnesis  Emphysema fremitus melemah
• Riwayat merokok  Sela iga melebar
• Riwayat terpajan zat iritan  Perkusi
• Riwayat penyakit emphysema (keluarga)  Emphysema hipersonor dan batas jantung mengecil
• Factor predisposisi : BBLR, infeksi saluran napas  Letak diafragma rendah
berulang  Hepar terdorong ke bawah
• Batuk berulang dengan / tanpa dahak Auskultasi
• Sesak dengan / tanpa mengi  Suara napas vesicular normal
Pemeriksaan Fisik  Terdapat ronkhi / mengi saat bernapas biasa
Inspeksi  Ekspirasi memanjang
 Pursed lips breathing  Bunyi jantung terdengar menjauh
 Barrel chest Pemeriksaan Penunjang
 Penggunaan otot bantu napas  Faal paru menggunakan spirometri
 Pelebaran sela iga
 Apabila gagal jantung kanan, peningkatan JVP dan
edema tungkai
 Penampilan pink puffer / blue bloater
ASSESMENT MENURUT GOLD

• Diagnosis
Assessement
Tujuan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit, berdasarkan :
• Keparahan dari airflow limitation
• Dampak terhadap status kesehatan pasien
• Resiko terhadap kedepannya (exerbations, hospital admissions / death)
• Dalam rangka pengobatan

1. Assessment of Symptoms
2. Spirometri Assesment (Airway Limitation)

3. Assessment of Exacerbation Risk


• Menggambarkan kejadian akut yang dikarakteristikkan dengan semakin parahnya gejala respiratorik
• Hubungan antara keparahan spirometry dengan resiko eksaserbasi dan kematian. Dari 20% GOLD
(moderate) memiliki riwayat eksaserbasi yang memerlukan antibiotic dan atau kortikosteroid
sistemik
• Resiko meningkat pada pasien GOLD 3 (severe) dan GOLD 4 (very severe)
4. Choice of Tresshold (CAT)
5. Assessment of Commorbidities
 Cardiovascular disease
 Skeletal Muscle Dysfunction
 Metabolic Syndrome
 Osteoporosis
 Depression
 Anxiety
 Lung Cancer

 
• Comorbid dapat terjadi pada pasien mild, moderate dan severe airflow limitation,
• Mempengaruhi mortalitas dan hospitalisasi
• Mendapatkan treatment spesifik
• Comorbid harus diawasi secara rutin
MANAJEMEN

• Edukasi
1. Berhenti merokok

2. Penggunaan obat
3. Mengatasi dan mengenal efek samping
• Obat – obatan
1. Bronkodilator
• Golongan antikolinergik
• Golongan agonis β2
• Kombinasi antikolinergik dan agonis β2
2. Antiinflamasi
3. Antibiotika diberikan apabila terdapat infeksi
4. Mukolitik diberikan ada efek samping eksaserbasi akut
• Terapi oksigen
• Nutrisi
KOMPLIKASI

• COPD Eksaserbasi
Ditandai dengan adanya batuk memburuk, dyspnea, dan produksi sputum yang meningkat
• Pneumothorax
COPD merupakan secondary spontaneous pneumothorax dan biasanya sering terjadi pada pasien acute
symptomatic exacerbation COPD
• Cor Pulmonale
Right ventricular failure dan biasanya chronic alveolar hypoxia dengan kombinasi destruksi alveolar
capillary bed, lung hyperinflation dan peningkatan viskositas darah
• Supraventricular Arrythmia
SVT ditemukan pada pasien COPD dan ditandai dengan right atrial enlargement, peningkatan
endogenous adrenergic tone dan hypoxemia
PROGNOSIS

• Biasanya poor prognosis karena progession dan berhubungan dengan kebiasaan


merokok (lung CA).
• Serta dipengaruhi oleh status merokok, hipoksemia, kurang nutrisi, cor
pulmonale, takikardia, penurunan aktivitas, dyspnea severe dan frequent
exacerbation.
• Untuk menentukan prognosis pasien dapat menggunakan analisi BODE (body
mass index, obstructive ventilator defect severity, dyspnea severe, and exercise
capacity)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai