Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

BRONCHOPNEUMONIA
DEFINISI BRONCHOPNEUMONIA

Peradangan dinding bronkiolus (saluran

napas kecil pada paru – paru). Peradangan ini

umumnya disebabkan infeksi dan terjadi pada

kedua paru – paru secara tersebar.

Salah satu jenis pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur

dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam

bronchi dan meluas ke parenkim paru yang

berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C,

2002)
ETIOLOGI

Diakibatkan penurunan
mekanisme pertahanan
tubuh terhadap virulensi
organisme patogen atau
disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, protozoa,
mikoplasma, mikobakteri.
MANIFESTASI KLINIS

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi


di saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari.
Menurut (Barbara C. long, 1996 :435) tanda dan gejala
bronkopneumonia seperti menggigil, demam, nyeri dada
pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identifikasi diri
• Identifikasi diri
• Nama :-
• Umur :-
• Jenis kelamin :-
• Agama :-
• Tempat/tanggal lahir :-
• Pendidikan :-
• Pekerjaan :-
• Suku / bangsa :-
• Status perkawinan :-
• Penanggung biaya :-
b. Riwayat sakit dan kesehatan
 Keluhan utama
Sebagian besar keluhan utama bronkopneumonia adalah sesak
nafas.

 Riwayat penyakit sekarang

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran


pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat
naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang
karena demam yang tinggi.

 Riwayat penyakit dahulu

Sebelumnya pernah menderita penyakit infeksi yang


menyebabkan sistem imun menurun
 Riwayat penyakit keluarga
Terdapat anggota keluarga menderita penyakit paru-paru atau penyakit
infeksi saluran pernafasan yang dapat menularkan kepada anggotanya,

c. Pemeriksaan fisik ( ROS : review of system )


Pemeriksaan fisik head to toe pada penyakit bronkopneumonia
menurut Riyadi, 2009 yaitu :
 Kepala
Bentuk kepala, warna rambut, ada lesi atau tidak, hygiene, ada
hematoma atau tidak.
 Mata
Sklera berwarna merah (ada peningkatan suhu tubuh), kaji reflek
cahaya, konjungtiva anemis atau tidak, dan pergerakan bola mata.
 Telinga
Simetris atau tidak, kebersihan, dan tes pendengaran.
 Hidung

Ada polip atau tidak, nyeri tekan, kebersihan, pernafasan cuping hidung, dan fungsi penciuman.

 Mulut

Warna bibir, mukosa bibir lembab atau tidak, mukosa bibir kering (meningkatnya suhu tubuh),

reflek mengisap, dan reflek menelan.

 Dada

 Paru – paru

Inspeksi :Irama nafas tidak teratur, pernapasan dangkal, penggunaan otot bantu

napas.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara paru ronchi

 Jantung

Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri

Perkusi : Suara jantung terdengar redup

Auskultasi : Nada S1 S2 dan lub dup


 Abdomen

Inspeksi : bentuk, lesi

Palpasi : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, nyeri lepas,


turgor kulit <3 detik

Perkusi : Suara abdomen timpani

Auskultasi : Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)

 Ekstremitas

Pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi), kelelahan (malaise),


kelemahan, CRT <2 detik dan keluhan.

 Genetalia dan anus

Kelengkap (laki-laki: penis, skrotum; perempuan: labia minora,


labia mayora, klitoris), fungsi BAB, dan fungsi BAK.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
O KEPERAWATAN

1 Ketidakefektifan NOC: 1. Monitor status 1. Penurunan saturasi


Status nutrisi : ventilasi respirasi dan oksigen dapat
bersihan jalan nafas status oksigen menunjukan
Kriteria hasil : pasien. perubahan status
berhubungan 1. Mendemonstrasikan 2. Lakukan kesehatan klien
batuk efektif dan suara fisioterapi dada yang dapat
dengan peningkatan
nafas yang bersih, bila perlu mengakibatkan
produksi sputum. tidak ada sianosis dan 3. Posisikan pasien terjadinya
dyspneu (mampu untuk hipoksia.
mengeluarkan sputum, memaksimalkan 2. Fisioterapi dada
mampu bernafas ventilasi dapat memudahkan
dengan mudah). 4. Keluarkan secret klien dalam
2. Menunjukan jalan dengan batuk mengeluarkan
nafas yang paten (klien efektif secret yang sulit
tidak merasa tercekik, 5. Informasikan pada dikeluarkan secara
irama nafas, frekuensi klien dan keluarga mandiri.
pernapasan dalam sebelum suction. 3. Poisisi semifowler
rentang normal, tidak 6. Kolaborasi dalam membantu klien
ada suara nafas pemberian O2 memaksimalkan
abnormal) ventilasi sehingga
kebutuhan oksigen
terpenuhi melalui
proses pernapasan dan
untuk meningkatkan
pengembangan paru.
4. Pengeluaran sulit bila
secret tebal sputum
berdarah akibat
kerusakan paru atau
luka bronchial yang
memerlukan
evaluasi/intervensi
lanjut.
5. Informed concent sangat
diperlukan dalam
komunikasi terapeutik
karena dengan
informasi dengan jelas
dan tepat, maka klien
dan keluarga dapat
mengambil keputusan
atas tindakan yang akan
diberikan pada klien.
6. Meringankan kerja paru
untuk memenuhi
kebutuhan oksigen serta
memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh.
2 Ketidakseimbanga NOC : 1. Kaji adanya 1. Untuk mengetahui
n nutrisi kurang 1. Status nutrisi : alergi makanan klien alergi makanan
dari kebutuhan makanan dan 2. Monitor intake atau tidak.
2. Untuk mengetahui
tubuh cairan. nutrisi
asupan nutrisi, apakah
berhubungan 2. Pengendalian 3. Berikan sesuai dengan
dengan berat badan makanan yang kebutuhan.
ketidakmampuan terpilih (sudah 3. Untuk memenuhi
untuk mencerna Kriteria Hasil : dikonsultasikan status gizi pasien dan
makanan 1. Adanya dengan ahli agar gizi pasien tetap
peningkatan berat gizi). tercukupi.
badan sesuai 4. Berikan 4. Untuk mengetahui
pentingnya nutrisi
dengan tujuan. Informasi
bagi proses
2. Berat badan ideal tentang penyembuhan
sesuai dengan kebutuhan 5. Untuk membantu
tinggi badan nutrisi dalam proses
3. Mampu 5. Kolaborasi penyembuhan.
mengidentifikasi dengan ahli
kebutuhan nutrisi gizi untuk
4. Tidak ada tanda- menentukan
tanda malnutrisi jumlah kalori
5. Tidak terjadi dan nutrisi
penurunan berat yang dibutukan
badan pasi.
3 NOC : 1. Monitor respon fisik, 1. Untuk mengetahui
Intoleransi
aktifitas Toleransi aktifitas emosi, sosial, dan sejauh mana
spiritual. peningkatan selama
berhubungan
Kriteria Hasil : 2. Bantu untuk memilih beraktifitas.
dengan
1. Mampu melakukan aktifitas konsisten 2. Meningkatkan
ketidakseimbang
aktifitas sehari-hari yang sesuai dengan pergerakan dan
an antara suplai secara mandiri. kemampuan fisik, melakukan latihan
dan kebutuhan 2. Level kelemahan psikologi, dan sosial. yang aman sesuai
oksigen 3. Mampu berpindah 3. Kolaborasi dengan dengan kemampuan
dengan atau tanpa tenaga rehabilitasi pasien.
bantuan alat medik dalam 3. Terapi medik yang
4. Tanda-tanda vital merencanakan tepat dalam
normal. program terapi yang memungkinkan
tepat. pemulihan tingkat
aktivitas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai