Anda di halaman 1dari 111

Joel Herbet

Organisasi Sistem Saraf

 Sistem saraf dibagi menjadi dua bagian:


1. Sistem saraf pusat (SSP) : otak dan medulla
spinalis
2. Sistem saraf tepi (SST) : saraf kranialis dan saraf
spinalis
 SSP menerima masukan mengenai
lingkungan internal dan eksternal dari aferen
→ mengolah masukan → memulai respons
yang sesuai di neuron2 eferen → ke kelenjar
atau otot → homeostasis
 SST membawa informasi antara SSP dan
bagian2 tubuh lain (perifer)
 SST dibagi menjadi : divisi aferen dan eferen
 Divisi eferen dibagi menjadi sistem saraf
somatik (SSS) dan sistem saraf otonom (SSO)
 Sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi
sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis
Otak
Sistem Saraf
Pusat
Medulla Spinalis
Sistem
Divisi
saraf
aferen

Sistem Sistem saraf


Saraf Tepi Somatis

Divisi
eferen Sistem Saraf
Simpatis
Sistem saraf
Otonom Sistem Saraf
Parasimpatis
 Sistem saraf disusun terutama oleh jaringan
saraf ditambah pembuluh darah dan jaringan
ikat
 Jaringan saraf terdiri dari dua jenis sel :
1. Sel saraf (neuron) : berfungsi secara khusus untuk
bereaksi terhadap perubahan fisik dan kimiawi
disekelilingnya
2. Sel glial (neuroglia) : mengisi rongga disekitar sel
saraf berfungsi mendukung sel saraf, baik memberi
nutrisi bagi neuron maupun membantu dalam
pengiriman dan penerimaan pesan
Jenis Neuron

1. Neuron Aferen
2. Neuron Eferen
3. Interneuron
1. Neuron Aferen

 Memiliki reseptor sensorik di ujung


perifer→menghasilkan potensial aksi sebagai
respons terhadap rangsangan yang spesifik
 Badan sel neuron aferen terletak dekat
medulla spinalis
 Potensial aksi → akson perifer → badan sel
→ akson sentral → medulla spinalis
 Sebagian besar terdapat di SST, sisanya di
SSP (akson sentral)
2. Neuron Eferen

 Badan sel terletak di SSP


 Mempengaruhi keluaran ke organ efektor
 Akson eferen → otot dan kelenjar yang
dipersarafi
3. Interneuron

 Terletak seluruhnya di SSP


 99% neuron termasuk jenis ini
 Penting dalam integrasi antara informasi
perifer dengan respons perifer
 Bertanggungjawab atas fenomena abstrak
yang berkaitan dengan jiwa, mis : berpikir,
emosi, ingatan, kreativitas, intelektual, dan
motivasi
Neuroglia

 Sel utama dalam SSP, sekitar 90%


 Tidak memiliki cabang2 ekstensif seperti
neuron → hanya menempati setengah dari
otak
 Penting untuk viabilitas SSP
 Terdapat 4 jenis : astrosit, oligodendrosit, sel
ependimal, dan mikroglia
 Mampu membelah diri, tidak seperti neuron
→ tumor otak (glioma)
1. Astrosit

 Bentuk seperti bintang


 Biasanya ditemukan antara neuron dan
pembuluh darah
 Membentuk jaringan ikat khusus yang
mengisi ruang dan celah di dalam SSP
 Memainkan peranan penting pada
pembentukan sawar darah otak
 Penting dalam proses perbaikan cedera otak dan
pembentukan jaringan parut saraf
 Membantu metabolisme neuron : glukosa,
glutamat, dan GABA
 Membantu regulasi ion-ion penting seperti
kalium di dalam ruang intersisial jaringan saraf
 Memiliki reseptor untuk neurotransmiter,
penting dalam penyampaian sinyal kimiawi
2. Oligodendrosit
 Membentuk sarung mielin SSP

3. Sel ependimal
 Melapisi rongga internal otak dan medulla
spinalis
 Berperan pada pembentukan CSS
4. Mikroglia

 Merupakan sel fagosit yang berasal dari


darah
 Aktif bila ada infeksi atau cedera → migrasi
ke daerah yang terinfeksi/cedera
Perlindungan SSP

1. Struktur tulang yang keras → kranium untuk


otak; kolumna vertebralis untuk medulla
spinalis
2. Meningens
 Duramater : sinus vena
 Arakhnoidmater : terdapat CSS
 Piamater : lembut, rapuh, kaya akan
pembuluh darah
3. Cairan serebrospinalis (CSS) : peredam
getaran, Na+↑, K+↓
4. Sawar darah-otak : selektif dan membatasi
akses zat-zat didalam darah masuk ke otak
→ O2, CO2, alkohol, steroid, glukosa, asam
amino, dan ion2
Makanan Untuk Otak

 Sangat bergantung pada pasokan dari darah


 Mutlak membutuhkan O2 untuk
menghasilkan ATP →bila O2 ↓≥ 5 menit →
rusak
 Hanya menggunakan glukosa sebagai
sumber bahan bakar untuk menghasilkan
energi → bila glukosa ↓ ≥ 15 menit → rusak
Pembagian Otak

1. Otak depan
a. Diensefalon
1. Hipotalamus
2. Talamus
b. Serebrum
1. Nukleus basal
2. Korteks serebrum
2. Serebellum
3. Batang otak
Batang otak

 Paling kecil di otak


 Berhubungan dengan medulla spinalis
 Pusat tidur
 Pengaturan refleks otot yang terlibat dalam
keseimbangan dan postur
 Mengontrol fungsi vegetatif : bernafas, sirkulasi,
dan pencernaan
 Jika terjadi kerusakan otak yang lebih tinggi →
masuk dalam fase vegetatif, jika masih tetap
diberi asupan makanan dan oksigen
Serebelum

 Terletak di bagian atas sebelah belakang dari


batang otak
 Memelihara posisi tubuh/keseimbangan
 Koordinasi dan perencanaan aktivitas otot
volunter yang terlatih
Diensefalon

 Hipotalamus
 Mengontrol banyak fungsi homeostasis yang
penting untuk mempertahankan stabilitas internal
 Penghubung penting antara sistem saraf dan
endokrin
 Talamus
 Melakukan sebagian pengolahan sensorik primitif
 Kesadaran kasar terhadap sensasi
Serebrum

 Bagian yang paling berkembang pada manusia


 80% dari berat total otak
 Dibagi menjadi dua belahan → hemisfer
serebrum kiri dan kanan
 Dihubungkan oleh korpus kalosum →
mengandung 300 juta akson saraf melintang
 Hemisfer kanan berfungsi dalam keterampilan
non bahasa :
1. Persepsi spasial
2. Kemampuan artisitik dan musik
 Hemisfer kiri berfungsi :
1. Kontrol motorik halus
2. Melaksanakan tugas logis, analitis, & sekuensial
3. Verbal
 Dominasi hemisfer kanan cenderung dikaitkan
dengan ‘pencipta’, dominasi hemisfer kiri
dikaitkan dengan ‘pemikir’
 Bagian luar disebut korteks serebri, bagian
dalam disebut nukleus basal
 Bagian integrasi otak yang paling tinggi dan
paling kompleks
 Berperan penting dalam sebagian besar fungsi
tercanggih sistem saraf
1. Inisiasi volunter gerakan
2. Persepsi sensorik akhir
3. Berpikir sadar
4. Bahasa
5. Sifat kepribadian
6. Intelektual
Korteks Serebrum

 Setiap hemisfer tdd lapisan luar yang tipis yaitu


substansi grisea → korteks serebrum
 Substansi grisea tdd dendrit, badan sel, dan
neuroglia
 Lapisan dalam disebut substansia alba → tdd
berkas/traktus akson yang bermielin
 Serat2 di substansi alba :
menyalurkan sinyal dari satu bagian korteks ke
bagian korteks lain, atau
Dari korteks ke bagian SSP yang lain
 Dibagi menjadi 4 lobus
1. Lobus oksipitalis : pengolahan awal masukan
penglihatan
2. Lobus temporalis : menerima sensasi suara
3. Lobus parietalis :
 Menerima dan mengolah masukan sensorik seperti
sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari
permukaan tubuh → sensasi somestetik
 Merasakan kesadaran tentang posisi tubuh →
propiosepsi
 Korteks somatosensorik terletak tepat di belakang
sulkus sentralis
Setiap daerah di korteks somatosensorik menerima
masukan sensorik dari daerah tubuh tertentu →
homunkulus sensorik
Korteks somatosensorik tiap sisi otak menerima
masukan dari sisi tubuh yang berlawanan →
kerusakan korteks somatosensorik kiri → defisit
sensorik pada sisi kanan tubuh dan sebaliknya
4. Lobus frontalis
 Fungsi : aktivitas motorik volunter, kemampuan
berbicara, elaborasi pikiran
 Korteks motorik primer terletak di lobus frontalis
belakang, depan sulkus sentralis → memberi kontrol
volunter atas gerakan yang dihasilkan otot-otot
rangka
 Korteks motorik terutama mengontrol otot di sisi
tubuh yang berlawanan → kerusakan korteks
motorik kiri akan menimbulkan paralisis disisi kanan
tubuh
 Setiap stimulasi di daerah yang berlainan di korteks
motorik primer menyebabkan timbulnya gerakan di
bagian2 tubuh yang berbeda → homunkulus motorik
 Jari tangan, ibu jari tangan, dan otot2 penting untuk
berbicara, digambarkan secara berlebihan →
mencerminkan kontrol motorik halus di bagian tubuh
ini
 Luas reperesentasi di korteks motorik sebanding
dengan presisi dan kompleksitas keterampilan
motorik yang diperlukan oleh bagian tubuh tersebut
 Pola organisasi umum somatotopik sensorik dan
motorik korteks sama pada semua orang →
distribusi rinci bersifat khas pada tiap2 individu
 Pola distribusi terus mengalami modifikasi
samar yang berlangsung terus menerus
berdasarkan penggunaan → kompetisi
dependen-penggunaan
 Namun, tetap dibatasi secara genetis
Daerah Kontrol Motorik Lain

 Korteks motorik bukanlah satu2nya bagian


yang terlibat dalam kontrol motorik
 Bagian otak yang lebih rendah dan medulla
spinalis mengontrol aktivitas otot rangka
secara involunter, mis : pemeliharaan postur
→ bagian ini juga berperan dalam memantau
dan mengkoordinasikan aktivitas motorik
volunter yang telah diatur oleh korteks
motorik primer
 Korteks motorik itu sendiri tidak mencetuskan
gerakan volunter
 Korteks motorik diaktifkan oleh pola lepas muatan
neuron luas, sebelum aktivitas listrik terdeteksi di
korteks motorik
 Bagian yang dianggap terlibat :
1. Daerah motorik suplementer
 Terletak di permukaan medial (dalam) tiap2 hemisfer,
sebelah anterior dari korteks motorik primer
 Persiapan dalam program rangkaian gerakan kompleks
→ gerakan yang kompleks, terintegrasi, dan berguna
2. Korteks pramotorik
 Terletak di permukaan lateral tiap2 hemisfer, di
depan korteks motorik primer
 Penting dalam mengorientasikan tubuh dan
lengan ke arah sasaran tertentu
3. Korteks parietalis posterior
 Terletak posterior dari korteks somatosensorik
primer
 Memproses masukan sensorik untuk diteruskan
ke korteks pramotorik
 Berhubungan secara anatomis dan fisiologis
dengan korteks pramotorik
Kemampuan Berbahasa

 Bahasa : suatu bentuk komunikasi kompleks


dengan kata-kata yang secara tertulis atau
lisan melambangkan benda dan
menyampaikan gagasan
 Daerah yang bertanggungjawab hanya
dijumpai pada hemisfer kiri
 Melibatkan dua kemampuan terpisah :
ekspresi dan pemahaman
 Daerah yang bertanggunjawab untuk
kemampuan berbicara adalah daerah Broca
 Terletak di lobus frontalis kiri
 Berkaitan erat dengan daerah motorik korteks
yang mengontrol otot-otot yang penting untuk
artikulasi
 Daerah yang bertanggungjawab dalam
pemahaman bahasa adalah daerah Wernicke
 Terletak di korteks kiri, pertemuan lobus
parietalis, temporalis, dan oksipitalis
 Daerah wernicke menerima masukan dari
korteks visual di lobus oksipitalis dan dari
auditorius di lobus temporalis
 Wernicke juga berfungsi untuk
memformulasikan pola pembicaraan (pemilihan
dan urutan kata2 yang akan diucapkan) →
diteruskan ke Broca
 Berbagai aspek bahasa tersebut terletak di
daerah korteks yang berlainan → kerusakan di
daerah tertentu di otak dapat menyebabkan
gangguan bahasa selektif (afasia)
FUNGSI LUHUR

 Selain daerah sensorik, motorik, dan


bahasa, di korteks terdapat daerah
asosiasi
 Daerah asosiasi berperan dalam fungsi-
fungsi yang lebih tinggi dari sensorik,
motorik, dan bahasa → fungsi luhur
 Daerah asosiasi sering disebut ‘silent area’
 Stimulasi tidak menimbulkan respon
motorik yang dapat dilihat atau persepsi
sensorik
 Tidak ada satu pun fungsi luhur dikontrol
oleh satu korteks tertentu
 Daerah asosiasi saling berhubungan
melalui serabut-saraf saraf di substantia
alba
Tiga Daerah Asosiasi
1. Korteks Asosiasi Prafrontalis
 Terletak di bagian depan lobus frontalis, anterior
korteks motorik
 Fungsi :
1. Perencanaan aktivitas volunter
2. Pembuatan keputusan
3. Sifat-sifat kepribadian
 Stimulasi daerah ini tidak menimbulkan efek yang
dapat diamati
 Defisit daerah ini bisa menimbulkan perubahan
kepribadian dan perilaku sosial
2. Korteks asosiasi parietalis-temporalis-
oksipitalis
 Terletak pada pertemuan ketiga lobus yang menjadi
namanya
 Tempat berkumpul dan integrasi sensasi somatik,
auditorik, visual dari ketiga lobus → persepsi
kompleks
 Memberikan ‘gambaran lengkap’ hubungan tubuh
kita dengan dunia luar
 Penghubung daerah wernicke ke korteks
penglihatan dan pendengaran
3. Korteks asosiasi limbik
 Terletak di bawah, di bagian dalam antara kedua
lobus temporal
 Fungsi :
1. Motivasi
2. Emosi
3. Ingatan
 Semua fungsi luhur bergantung pada jalur2
kompleks yang saling berhubungan
 Daerah2 asosiasi saling berhubungan melalui
berkas2 serat didalam substansia alba
serebrum
Struktur Subkorteks

 Struktur subkorteks otak berinteraksi secara


luas dengan korteks dalam melaksanakan
fungsinya
 Terdiri dari :
1. Nukleus basal, terletak di serebrum
2. Talamus, dan
Terletak di diensefalon
3. Hipotalamus
Nukleus Basal

 Nama lain ganglia basal


 Tdd beberapa massa substansia grisea yang
terletak jauh di dalam substansi alba
serebrum
 Memiliki peran inhibisi penting dalam kontrol
motorik → >< Talamus
 Fungsinya :
1. Menghambat tonus otot di seluruh tubuh
2. Memilih dan mempertahankan aktivitas motorik
yang berguna
3. Menekan pola pergerakan yang tidak berguna/tidak
diinginkan
4. Koordinasi kontraksi2 menetap yang lambat,
terutama yang berhubungan dengan postur dan
penunjang
 Kepentingan nukleus basal dalam kontrol
motorik tampak pada penyakit Parkinson →
defisiensi dopamin di nukleus basal
Talamus
 Merupakan bagian diensefalon
 Fungsi sebagai
1. ‘Stasiun penyambung’ dan pusat integrasi sinaps semua
masukan sensorik menuju ke korteks → pengolahan
awal
2. Menyaring sinyal2 yang tidak bermakna
3. Mengarahkan impuls sensorik ke korteks
somatosensorik yang sesuai
 Talamus bersama batang otak dan asosiasi korteks
penting untuk kemampuan kita mengarahkan
perhatian ke rangsangan yang menarik
Hipotalamus

 Terletak di bawah talamus


 Pusat integrasi fungsi homeostatik penting
 Penghubung antara SSO dan sistem endokrin
 Hipotalamus paling jelas terlibat pengaturan
langsung lingkungan internal
 Fungsi spesifik :
1. Mengontrol suhu tubuh
2. Mengontrol rasa haus
3. Mengontrol asupan makanan
4. Mengontrol sekresi hormon2 hipofise anterior
5. Menghasilkan hormon2 hipofise posterior
6. Mengontrol kontraksi uterus & pengeluaran ASI
7. Pusat koordinasi SSO
8. Berperan dalam perilaku dan emosi → sistem
limbik
Sistem Limbik

 Bukan suatu struktur tersendiri


 Cincin struktur otak depan yang mengelilingi
bantang otak
 Struktur penyusun sistem limbik :
1. Lobus2 korteks serebrum
2. Nukleus basal
3. Talamus
4. Hipotalamus
 Sistem limbik berkaitan dengan emosi, pola2
perilaku sosioseksual dan kelangsungan
hidup dasar, motivasi, dan belajar
Belajar

 Definisi : Akuisisi pengetahuan atau


keterampilan sebagai konsekuensi dari
pengalaman, instruksi, atau keduanya
 Proses perubahan perilaku yang terjadi
karena pengalaman
 Penghargaan dan hukuman merupakan
bagian integral dari belajar
 Jika respon perilaku yang memberi kepuasan
diperkuat atau yang disertai hukuman
dihindari → proses belajar terjadi
 Belajar sangat bergantung pada interaksi
organisme dengan lingkungannya
 Hal yang membatasi proses belajar adalah
kekhususan spesies dan peran genetik
individu
Ingatan
 Definisi : simpanan pengetahuan yang
sewaktu2 dapat ‘dipanggil’ kembali (recall)
 Neuron yang terlibat dalam jejak ingatan
tersebar luas didaerah kortek dan subkorteks
serebrum
 Yang terlibat : lobus temporalis, korteks
prafrontalis, sistem limbik, serebelum
 Belajar dan ingatan adalah dasar bagi individu
mengadaptasikan perilaku mereka pada
kondisi lingkungan tertentu
 Yang disimpan dalam proses belajar
adalah konsep bukan kata demi kata
 Ketika ‘di panggil’ kembali maka yang
keluar adalah konsep dalam bentuk kata2
anda sendiri
 Penyimpanan pengetahuan melalui 2
tahap :
1. Ingatan jangka pendek : bbrp detik s/d jam
2. Ingatan jangka panjang : bbrp hari s/d tahun
 Informasi baru diendapkan dalam ingatan
jangka pendek → dilupakan atau dikirim ke
ingatan jangka panjang
 Bila tidak ada latihan aktif/ulangan → dilupakan
 Ingatan jangka pendek → ingatan jangka
panjang melalui latihan aktif/ulangan →
konsolidasi
 Lobus temporalis (hipokampus) dan sistem
limbik penting untuk proses konsolidasi
 Hipokampus juga penting pada proses ingatan
deklaratif
Hipokampus

Serebelum
 Daerah sekitar lobus temporalis, sistem limbik,
dan serebelum penting dalam ingatan
prosedural
 Informasi yang menarik/penting lebih besar
kemungkinannya untuk difiksasi ke simpanan
jangka panjang
 Berbagai aspek informasi jangka panjang
diolah →disimpan bersama ingatan lain dari
jenis yang sama
 Ingatan visual disimpan secara terpisah dari
ingatan auditorik → mempermudah pencarian
simpanan di masa mendatang
 Mengingat adalah proses memperoleh
kembali informasi spesifik dari gudang ingatan
 Diperlukan waktu lebih lama untuk
memperoleh kembali informasi dari ingatan
jangka panjang
 Lupa adalah ketidakmampuan memperoleh
kembali informasi yang disimpan
 Informasi yang hilang dari ingatan jangka
pendek secara permanen dilupakan; ingatan
jangka panjang dilupakan dalam waktu
singkat
SEREBELUM

 Melekat dibelakang bagian atas batang otak,


di bawah lobus oksipitalis
 Penting dalam keseimbangan dan dalam
merencanakan dan melaksanakan gerakan
volunter
 Terdiri dari 3 bagian berbeda :
1. Vestibuloserebelum : mempertahankan
keseimbangan dan mengontrol gerakan mata
2. Spinoserebelum : mengatur tonus otot dan
gerakan volunter yang terampil dan
terkoordinasi → manajemen menengah
3. Serebroserebelum : perencanaan dan inisiasi
aktivitas volunter dengan memberi masukan ke
motorik korteks
 Serebelum tidak memiliki pengaruh langsung
pada neuron2 motorik eferen
 Secara tidak langsung memodifikasi keluaran
sistem-sistem motorik utama di otak
 Perintah motorik untuk aktivitas volunter
berasal dari korteks motorik → koordinasinya
diselesaikan secara involunter oleh daerah
subkorteks
Batang Otak

 Penghubung yang sangat penting antara korda


spinalis dan bagian otak yang lebih tinggi
 Tdd : otak tengah (midbrain), pons, dan
medulla oblongata
 Fungsi batang otak :
1. Tempat keluarnya 12 pasang saraf kranialis
2. Terdapat kumpulan saraf atau pusat2 yang
mengontrol fungsi jantung dan pembuluh darah,
respirasi, dan pencernaan
3. Berperan dalam memodulasi sensasi nyeri
4. Mengatur refleks2 otot yang terlibat dalam
keseimbangan dan postur
5. Terdapat formasio retikularis atau sistem
aktivasi retikuler yang mengontrol derajat
kewaspadaan korteks dan penting dalam
kemampuan mengarahkan perhatian
6. Pusat tidur
Medulla Spinalis

 Keluar dari foramen magnum


 Dilindungi oleh kolumna vertebralis; berjalan
sepanjang kanalis vertebralis
 Fungsi utama :
1. Penghubung impuls saraf ke dan dari otak
2. Pusat refleks spinal
 Keluar saraf2 spinalis, berpasangan, dan
diberi nama sesuai tempat keluarnya
 Kolumna vertebralis tumbuh 25 cm lebih
panjang dibanding medulla spinalis →
sebagian besar akar saraf spinalis harus
turun dulu sebelum keluar dari kolumna
vertebralis yang sesuai
 Medulla spinalis hanya berjalan sampai
setinggi vertebra lumbalis 1 atau 2
 Berkas tebal akar2 saraf yang memanjang di
kanalis vertebralis disebut ‘kauda ekuina’
 Berbeda dengan otak : substansia grisea di
sebelah dalam, substansia alba di luar
 Substansia alba tersusun menjadi traktus
(jaras) → traktus asendens dan traktus
desendens
 Setiap traktus berawal dan berakhir di area
tertentu di otak → nama sesuai awal dan
akhirnya
Traktus Asendens

1. Fasciculus gracilis dan fasciculus cuneatus


 membawa impuls dari kulit,otot, dan sendi ke otak →
diinterpretasikan sebagai sentuhan,tekanan, dan
pergerakan tubuh
 Mengalami decussatio (penyilangan) di medulla
oblongata
2. Traktus spinotalamikus
 Tdd spinotalamikus lateral dan ventral
 Lateral membawa impuls nyeri dan suhu
 Ventral membawa impuls sentuhan
 Menyilang di medulla spinalis
3. Traktus spinoserebelar
 Tdd spinoserebelar anterior dan posterior
 Spinoserebelar posterior tidak menyilang; anterior
menyilang di medulla spinalis
 Membawa impuls dari otot2 ektremitas bawah dan
batang tubuh ke serebelum
Traktus desendens

1. Traktus kortikospinal
 Tdd dari kortikospinal lateral dan ventral
 Menyilang di bagian bawah medulla oblongata
 Membawa impuls motorik dari otak ke saraf spinal
menuju otot rangka → membantu kontrol gerakan
sadar
 Disebut juga traktus piramidalis; traktus desenden
lainnya disebut traktus ekstrapiramidalis
2. Traktus retikulospinal
 Tdd dari retikulospinal lateral, medial, dan anterior
 Lateral mengalami penyilangan, medial dan
anterior tidak
 Membawa impuls motorik dari otak untuk
mengontrol tonus otot dan aktivitas kelenjar
keringat
3. Traktus rubrospinal
 Menyilang didalam otak
 Membawa impuls motorik dari otak ke saraf spinal
 Kontrol involunter atas otot rangka yang berkaitan
dengan tonus otot dan postur
 31 pasang saraf spinalis + 12 pasang saraf
kranialis membentuk sistem saraf perifer
 Setiap segmen medulla spinalis membentuk
sepasang saraf spinalis yang akhirnya
mempersarafi suatu daerah tertentu dengan
saraf aferen dan eferen
 Lokasi dan luas defisit sensorik dan motorik
secara klinis penting untuk menentukan
tingkat dan luas kerusakan medulla
 Sensorik setiap daerah spesifik di tubuh yang
dipersarafi oleh saraf spinalis tertentu disebut
dermatom
 Saraf spinalis yang sama juga akan membawa
serat2 saraf ke organ2 dalam → nyeri dari
organ dalam tsb bisa dirasakan oleh
dermatom yang dipersarafi saraf spinalis
yang sama
 Keadaan ini disebut ‘nyeri alih’ (referred pain)
Refleks
 Fungsi kedua dari medulla spinalis adalah
mengintegrasikan aktivitas refleks antara
masukan aferen dan keluaran eferen tanpa
melibatkan otak → refleks spinal
 Refleks : respons apapun yang terjadi secara
otomatis tanpa usaha sadar
 Jenis refleks :
1. Refleks sederhana atau refleks dasar :respon yang
tidak perlu dipelajari
2. Refleks didapat : repons terjadi karena belajar
atau dilatih
 Jalur saraf yang berperan dalam pelaksanaan
aktivitas refleks disebut lengkung refleks
 Lima komponen dasar lengkung refleks :
1. Reseptor
2. Jalur aferen
3. Pusat integrasi :medulla spinalis, batang otak,
otak
4. Jalur eferen
5. Efektor
 Refleks spinal dasar diintegrasikan oleh medulla
spinalis
1. Refleks monosinaps : reflek regang (stretch)
2. Refleks polisinaps : refleks menarik (withdrawal)
 Pada refleks monosinaps, satu2nya sinaps yang
ada di lengkung refleks adalah sinaps antara
neuron aferen dan eferen
 Pada refleks polisinaps sebaliknya
 Stimulus → reseptor → potensial aksi → jalur
aferen → pusat integrasi → jalur eferen →
efektor
 Otak dapat memodifikasi refleks
 Refleks spinal tidak terbatas pada respon
motorik di sisi tubuh tempat rangsangan →
timbul pada sisi yang berlawanan
 Keadaan ini disebut refleks ekstensor
menyilang (cross extensor reflex)
 Refleks spinal dasar juga memperantarai
pengosongan organ2 panggul mis : berkemih,
buang air besar, dan pengeluaran semen)
 Semua refleks spinal dapat secara sadar
ditekan oleh pusat otak yang lebih tinggi
walaupun temporer
Sistem Saraf Tepi

 SST terdiri dari saraf kranialis dan saraf


spinalis
 SST dibagi menjadi dua
1. SSS : terdiri dari serabut2 saraf kranial dan spinal
yang menghubungkan SSP dengan kulit dan otot
→ aktivitas sadar
2. SSO : terdiri dari serabut2 saraf kranial dan
spinal yang menghubungkan SSP dengan viscera
→ aktivitas tidak sadar

Anda mungkin juga menyukai