Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 11:

Juwita Nur Hartanti (2009000152)


Khaulah Islahhudiny (2009000153)
Leina Zahrah (2009000154)
Leni Setiawati (2009000155)
Lia Yulianti (2009000156)
Lissa Desfonda (2009000157)

Penguji: Dra. Diana Serlahwaty., M.Si.,Apt


1
Perlunya
Penanganan Medication
meningkatkan
Pasien di RS Error
pelayanan
Farmasi RS

Peran Outcome
Apoteker Pasien
Komunikasi Dokter
dan Apoteker
Konseling Perawat
Pasien
2
Meningkatkan keselamatan
pasien dengan mencegah
terjadinya medication error
melalui peningkatan komunikasi
antara tim klinisi, pelaporan
adverse event, peningkatan
keterlibatan pasien,
pengembangan standar baku
penanganan dan garis kerja.
3
Departemen kesehatan, institusi pendidikan farmasi,
organisasi profesi farmasi dan pengelola rumah sakit
harus menyikapi kelangkaan SDM farmasi melalui
strategi yang berkelanjutan untuk ketersediaan SDM,
rekrutmen dan retensi, terutama di daerah terpencil.

Di tingkat nasional, Departemen Kesehatan harus


mengumpulkan para pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk bekerja sama menyusun Sumber
Daya Manusia yang berbasis bukti agar selaras dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan dan prioritas di sektor
publik dan swasta sehingga dapat mengoptimalkan
patient outcomes
4
Perencanaan SDM farmasi rumah sakit harus
mencakup seluruh jenjang profesi farmasi dan
dihubungkan dengan sasaran pelayanan kesehatan.
Perencanaan tersebut harus menguraikan strategi
pendidikan dan pelatihan SDM, rekrutmen dan retensi,
pengembagan kompetensi, gaji dan kemajuan jenjang
karir, kebijakan yang bersifat jender, penempatan yang
setara, serta peran dan tanggung jawab para
pemangku kepentingan dalam penerapannya.

Kesenjangan bukti mengenai SDM farmasi rumah sakit


harus digali melalui agenda penelitian yang strategis

Kebijakan SDM rumah sakit harus didasarkan pada


prinsip-prinsip etik, kesempatan yang setara, hak asasi
manusia, dan mematuhi peraturan ketenagakerjaan,
pedoman dan standar pelayanan farmasi rumah 5
skait.
1. Pemilihan
2. Pengadaan
3. Penyimpanan
4. Skrining resep
Peran 5. Dispensing
Apoteker 6. Komunikasi, Informasi
dan Edukasi
7. Penggunaan Obat
8. Monitoring dan
Evaluasi obat
6
PUSTAKA

SASARAN
PIO RUANG
LINGKUP

7
Majalah ilmiah, catatan
PRIMER laboratorium, korespondensi,
thesis, disertasi, laporan teknik.

abstrak  menemukan artikel


SEKUNDER
pustaka primer

Text book, kajian artikel,


TERSIER
kompendia, pedoman praktis
8
Tenaga
Dokter Apoteker Perawat Pasien medis
lain

9
1 •MENJAWAB PERTANYAAN
2 •KEGIATAN PFT
3 •PUBLIKASI
4 •PENDIDIKAN
5 •EPO
10
Konseling dan Komunikasi

Apoteker

Paramedis Pasien

11
TAHAP DALAM PROSES INTERAKSI
PASIEN - APOTEKER

1. Membangun hubungan antara apoteker dan pasien


2. Mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi
pasien
3. Membuat daftar dan urutan masalah-maslalah yang
berhubungan dengan obat
4. Menentukan tujuan farmakoterapi yang diinginkan
5. Menemukan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
6. Memilih dan menentukan regimen pengobatan yang
paling tepat untuk tiap pasien
12
7. Mendesain rencana pemantauan obat
8. Menjalankan putusan mengenai penggunaan obat
9. Mendesain suatu rencana pemantauan obat
10.Menjalankan keputusan mengenai penggunaan obat
11. Mendesain suatu rencana pemantauan untuk
mencapai tujuan terapi yang diinginkan
12. Terus memantau pasien untuk menentukan
keberhasilan pengobatan

13
APOTEKER PARAMEDIS

- Mengecek Expired Date


obat
- Mengontrol kemungkinan
adanya penyelewengan
- Distribusi

EFISIEN
14
PEMBAHASAN & KESIMPULAN

1. Interaksi Apoteker dengan paramedis dan pasien


2. Obat yang tepat
3. Dosis yang tepat
4. Bentu sediaan yang tepat
5. Waktu yang tepat
6. Pasien yang tepat
7. Meminimalkan Medication Error
8. Penggunaan obat secara efektif dan efisien
9. Visite Pasien
10.Apoteker yang berkompeten
11.Apoteker dan Dokter harus mengutamakan keselamatan
pasien
12.Apoteker di wajibkan mempunyai ilmu pengetahuan yang up
to date 15
16

Anda mungkin juga menyukai