Anda di halaman 1dari 73

MIKROBIOLOGI

Hendra Budi S, SKM, M.Kes

• BAKTERIOLOGI
• MIKOLOGI
• VIROLOGI
• IMUNOLOGI
• PARASITOLOGI
• STERILISASI
IMUNOLOGI
Bahan di lingkungan
Dapat masuk ke tubuh

- Asal: hewan, tumbuhan,


(jamur, bakteri, parasit)
virus
Penyakit / kerusakan
- Organik/anorganik, jaringan
hidup/mati,
- Berbagai debu dlm polusi,
uap, asap & iritan
Diperlukan sistim pertahanan tubuh, untuk:
a. Pertahanan
Tubuh dapat ditujukan thd infeksi mikroorganisme
mempertahankan b. Homeostasis
utk eliminasi komponen tubuh yg sdh tua
keseimbangan antara c. Pengawasan
lingkungan di luar & di utk mengahancurkan sel-sel yg bermutasi t.u
dalam badan yg menjagi ganas.
Mempertahankan keseimbangan
Sistim imun harus mampu melawan
- Patogen intraseluler
(virus,bakteri, protozoa)
- Patogen ekstraseluler (bakteri &
toksinya, parasit) Fungsi sistim imun
dapat terganggu, shg
Sel yg berperan : dapat menimbulkan
- Sel T (limfosit T) berfungsi ketidakseimbangan,
pengenalan & eliminasi Ag dlm shg tjd infeksi yg
sel berulang,
- Ab yg diproduksi sel B (limfosit B) keganasan,
bekerja sama dg sel fagosit & autoimunitas
komplemen berfungsi dlm
eliminasi patogen ekstrseluler.
Bahan dari 1. Kontak jasmaniah (personal
contact)
Lingkungan a. Kontak langsung (direct contact)
sipilis, Gonorrhoe dll
b. Penyakit kulit : Tinea versikolor
dll
• Penyebab kerusakan / 2. Melalui Makanan minuman (food
penyakit infeksi
borne infections); sumber,
• Dapat menular waktu pengangkutan,
• Cara masuk dg jalan: pengolahan, penyajian
3. Melalui Serangga; nyamuk
anopheles sp (malaria), aedes
aegypti (DHF)
4. Melalui udara; debu, droplet
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT
INFEKSI

1. Vaksinasi; misal poliomilitis dg vaksi polio


2. Obat; untuk pencegahan & pengobatan
Misal :
a. Orang yg akan pergi ke daerah endemis malaria
sebelum berangkat / setelah pergi minum obat
antimalaria
b. Penderita malaria dari daerah endemis pindah ke
daerah bebas harus diobati untuk penyembuhan
3. Peningkatan sanitasi lingkungan
4. Pengendalian vektor
5. Mengubah perilaku masyarakat melalui pendidkan
kesehtan masayarakat. Misal pencegahan siphillis,
hepatitis, HIV
• Mikroorganisme PERTAHANAN TUBUH
masuk blm tentu
menjadi sakit
• Tergantung dari :

1. Virulensi
(keganasan)
mikroorganisme
2. Jumlah
mikroorganisme
3. Pertahanan
Pertahanan tubuh menghadapi
mikroorganisme

Mekanisme:
1. Mencegah masuknya (invasi)
mikroorganisme patogen dari luar
2. Mikroorganisme yg sudah masuk dibuat
tidak berdaya
1. Mencegah invasi dari luar
1. Kulit
2. Gerak rambut getar, pengeluaran lendir pada
saluran nafas & refleks batuk mencegah
masuknya mikroba & debu
3. Kelenjar air mata mengeluarkan lizozim
mencegah mikroba masuk
4. Asam lambung
5. Grakan peristaltik usus, mendorong mikroba
yg sudah masuk ke usus untuk keluar
6. Keasam pada vagina
Mikroorgaisme yg sudah masuk dibuat
tidak berdaya

1. Pertahan tubuh non spesifik


• Pertahan (Celluler imunity =
an tubuh pertahanan seluler). Sel
darah putih/leukosit : sel
plimorphonuklear, monocyt,
macropage, lymposit
2. Pertahanan spesifik
(Humoral immunity).
Diperankan oleh : antibodi
& antitoksin
Sistim imun

- Antigen
- Antibodi
(Imunoglobulin )
- Respon Imunitas & - Reaksi
Sistim Imunologi
Hipersensitifitas
- Sistim imun non
spesifit
- Sistim imun spesifik
A.Respon Imunitas & Sistim Imunologi

- Mikroorganisme patogen, Masuk ke dalam tubuh mlli


toksin,partikel/bahan asing - udara/pernafasan,
(bagian lingk) - ma-mi
- Dikenal sbg benda asing - vektor
- kontak
-Penyakit
-Dapat
dicegah/ Dikenal sbg benda
dimatikan asing (Ag)

Merusak/mematikan
mikroorganisme Sistim imunologi
terangsang
Respon imunologi
(pembentukan zat/sel
perusak)
Respon Imunologi
• Proses pengenalan benda asing yg masuk dlm
tubuh diikuti oleh respon tbh berupa
pembentukan zat/sel perusak sampai dg
perusakan bahan asing

• Sistim Imunologik : Sistim yg dapat


menimbulkan respon imunitas
Contoh
- Tbh terinfeksi : virus cacar
- Dikenali sistim imunologik (sbg benda asing)
- Membentuk antibodi (bersifat spesifik), hanya
ditujukan thd virus cacar tsb.
Sistim imunologik
terdiri dari berbagai
sel, terdapt di
Sel-sel yg membentuk
a. Organ limfoid: sutul, sistim imunologik:
kel. Timus, tonsil,
apendik,kelj. Limfe.
a. Limfosit tdri dri :
limfosit B, limfosit T,
b. Dlm jaringan : null
selaput lendir
saluran cerna & b. Sel tambahan :
selaput lendir sal eosinophil, basophil,
nafas troimbosit
SISTIM IMUNOLOGIK
Sistim Imunologik
: Sistim yg dapat
menimbulkan respon
imunitas / semua
mekanisme yg Pertahanan Tubuh
digunakan u/
mempertahankan (sistim imunologi)
keutuhan tbh sebagai 1. Sistim Imunologik non
perlindungan thd bhy yg spesifik (natural/inate)
ditimbulkan dr berbagai
bhn dlm LH 2. Sistim Imunolok
spesifik (adaptive
acquired
SISTIM IMUNOLOGI NON SPESIFIK

Terdepan bila ada serangan


µorganisme kmd. memberi
respon langsung terhadap Ag

- Pertahanan tbh alami, berupa reaksi


protektif tbh yg ditujukan untuk mencegah
masuknya MO & bl masuk diusahakan
dibunuh

• Tdk diperlukan pengenalan thd antigen


(bersifat non spesifik)
• Ad sejak lahir
a. Faktor genetik

b. Faktor fisik &


Faktor Penentu mekanik
Pertahanan tubuh c. Faktor Biokimia
Alami
d. Faktor Humoral

e. Faktor seluler
a. Faktor
genetik
Penyakit tertentu hanya menyerang
hewan tdk manusia, atau hanya
manusia saja tdk pada hewan. Tifus,
pertusis, morbili (hanya pd mns)

b. Faktor Fisik / mekanik; kulit,


selaput lendir (mencegah
masuknya kman patgen, bl
rusak meningkatkan infksi), silia
sal nafas, batuk/bersin)
c. Faktor Biokimia

- pH dr keringat (antimikrobial)
- lizozim dlm keringat, air mata, ludah, air
susu (mencgah gram +, mmecah dinding
sel), asam (vagina),
- spermin dlm semen mencegah
mikroorgsme,
- ASI mgandung laktoferin & asam
neuraminik (antibakterial / E coli &
Staphylococcus)
Pertahanan Nonspesifik
Fisik & Biokimia

mk = mukus
Lis = lisozim
As = asam
Enz = enzim
Asi = air susu ibu
Ug = urogenital
Komplemen
d. Faktor Humoral;
bahan dlm sirkulasi Interferon

C. Reaktif Protein
1. Komplemen

meningkatkan
fagositosis,
mempermudah
dekstruksi bakteri &
parasit:
- Mengancurkan
membran baketri
- Melepas bhan
kemotaktik yg
mengerahkan
makrofak ke tempat
bakteri
- Mengendap pd
permukaan bakteri
memdhkan makrofak
mengnal
(opsonisasi) &
makan
2. Interferon

- Glikoprotein yg
dilhslkan o/ tbh yg
mengandung nukleus di
leps sbg respon thd
infektsi virus
- Sifat antivirus,
menginduksi sel yg
terinfeksi , shg resisten
thd virus
- Mengaktifkan sel NK
(natural Kller)

Gambar : Interferon & Sel NK


3. C reaktif Protein (CRP)
(dibentuk pd saat infeksi)

• Protein fase akut, yaitu protein yg kadarnya dalam


darah meningkat pd infeksi akut
• Berperan pd imunitas nonspesifik dg bantuan Ca++
dpt mengikat molekul fosforilkolin pd permukaan
bakteri/jamur, kemudian mengikat komplemen
• Memudahkan opsonin yg memudahkan fagositosis
Gambar: C Reaktive Protein (CRP)
e. Pertahanan
seluler

Fagositosis Makrofag Sel NK


1. Fagositosis;
Diperankan o/ sel
• mononuklear (monosit Proses fagositosis:
& makrofak) - Kemotaktik
• polimorphonuklear - Persinggungan
(granulosit.
- Pembunuhan intraseluler
• Kerjsma dg dg (lisozim, H2O2, lipid)
komplemn dan sistim
- Pencernaan intraseluler
imun spesifik.
Fagositosis
Proses
fagositosis:
- Kemotaktik
- Persinggungan
- Pembunuhan
intraseluler
(lisozim, H2O2,
lipid)
- Pencernaan
intraseluler
Phagositosis
2. Makrofak; melepas
lisozim, komplemen,
interferon

3. Sel N K; menghancurkan
sel yg mengandung virus
SISTIM IMUNOLOGI SPESIFIK
- Merpkan hasil respon
Benda asing masuk tbh imunologi berpa Ab spesifik
dan limfosit yg di-7kan thd Ag
yg merangsang pembtkanya.
Reaksi I, dikenali
sitim imun spesifik a. Sistim Imun Spesifik humoral;
limfosit B / sel B; Bl sel B
dirangsang o/ benda asing,
Bl tjd reaksi II, sel berproliferasi mjd sel
benda masuk – plasma membntuk Ab.
dikenali dg cepat
b. Sistim imun seluler; limfosit T

c. Organ Limfoid; organ yg


diperlukan untuk
Dihancurkan pematangan, deferensiasi &
Gambar: Organ limfoid primer & Sekunder
ANTIGEN (Ag)
suatu substansi bl memasuki - Bentuk : Partikel,
tubuh mertangsang sisitim mikroorganisme ,
imunolgi u/ mengahsilkan sel/senyawa terlarut (toksin)
respon imunitas thd substansi dg berat molekul se-
tsb. kurang2nya 10.000
- Ag dpt dikenali o/ sitim
Jenis Antigen : imunologik , mlli sgtruktur
makromolekul yg tdp pd
1. Ag heterofil; permukaanya. Berupa
mampu berinteraksi & konfigurasi asing yg disebut
mengasilkan Ab th jarigan epitop, yg akan berikatan dg
organisme yg lain permukaan permukaan
limfosit.
2. Ag jaringan manusia;
- Epitop berupa : pd virus :
Ag yg tdp pd sel darah manusia: protein & asam nukleat,
ABO, MN, Rhesus bakteri: protein &
3. Ag bakteri & virus; polisakarida, manusia :
bakteri berupa : eksotoksin / protein & glikoprotein.
enzim
Gambar : Struktur Ag & Pembagian Ag menurut epitop

(hanya 1 epitop pd 1 molekul )

(Hanya 1 epitop, tetapi jumlahnya 2 atau


lebih pd 1 molekul )

(Banyak epitop, tetapi jumlhnya hanya 1 macam pd 1 molekul)


ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN)

Struktur
Merupakan glikoprotein
yg di sintesa &
disekresikan oleh sel Kelas Imunoglobulin;
plasma sbg respon dri a. Ig G,
limfosit B yg terangsang b. Ig A,
oleh Ag dikenal dg c. Ig M,
Imunoglobulin
d. IgD,
e. Ig E
Fc : Fragmen cristabilizable)

Fab : Fragmen Antigen binding


Ikatan antara Ag - Ab
- Ig G & komplemen bekerja saling membantu sbg opsonin pd
pemusnahan Ag.
Memiliki sifat opsonin krn sel-sel fagosit , monosit, & makrofag,
mempunyai reseptor untuk Fc dari Ig G, shg mempererat
hubungan antara fagosit & sel sasaran
1. Imunoglobulin G (Ig G)

- Peran thd toksin kuman, mudah berdifusi


shg mudah mengikat sasaran, Ag yg sdh
diikat tdk dap smpai ssarn
- Ig G dri ibu yg mengandung dpt
menembus plasenta – anak kekablan
spesifik pasif. Kkbln bertahan 6-7 bln stlh
lahir
- Kadar dewasa dlm serum 800 – 1800
mg/dl
- Ig G & komplemen bekerja saling membantu sbg opsonin pd
pemusnahan Ag.
Memiliki sifat opsonin krn sel-sel fagosit , monosit, & makrofag,
mempunyai reseptor untuk Fc dari Ig G, shg mempererat
hubungan antara fagosit & sel sasaran
2. Imunoglobulin A (IgA) 3. Imunoglobulin M (IgM)

- Petunjuk adnya infeksi


yg baru, contoh adanya
- Diskresi dlm kljar toxoplasmosis
seromukosa, sal nafas,
sal cerna - Bayi baru lahir 10% dari
- Ig A serum mempunyai titer ortu.
kemmpuan menimbulkan - Janin dlm kandungan
aglutinasi & merusak 12 mggu menghasilkan
mobilitas mikroorgsme Ig M bila limfosit
- IgA sekretorik, selaput terangsang Ag.
lendir mencegah - Bayi infeksi kongenital,
kolonisasi & masuknya deteksi awal , penting,
kuman menunjukan adanya
- Menetralisir racun, dlm infeksi semasa
kolustrum mengurangi kandungan dari ibu.
infeksi gastroentritis contoh sifilis,
toksoplasmosis
4. Imunoglobulin D (Ig D)

- termoilabil,
- dlm dalam titer rendah,
- tdk mengikat komplen,
Imunoglobulin E (IgE)

- Dibentuk oleh sel plasma dlm


selaput lendir sal nafas & cerna
- Meningkat pd alergi, infeksi
cacing ( scistosomiasis,
trikomoniasis)
- Berperan pd imunitas parasit
KEKEBALAN SPESIFIK
Adalah hasil respon imunologik
Kekebalan : 2 macam spesifik berupa Ab & limfosit yg
ditujukan thd Ag yg merangsang
pembentukanya

Kekebalan Pasif Kekebalan Aktif

a. Alami : a. Alami : infeksi


tranplasenta, klinis (gejala jelas) /
kolustrum sub klinis (gejala tidak
jelas) oleh bakteri,
b. Buatan : virus, parasit
pemberian anti toksin,
anti serum hiperimun b. Buatan : Imunisasi
: ATS, SAR (serum /Vaksinansi / toksoid
antirabies)
Untuk membentuk kekebalan aktif diperlukan 3 sifat
karakteristik yg esensial dari sitim imunologik :

1.Proses pengenalan benda 2. Spesifitas (specificity) hasil


asing / nonself respon
Ag masuk ke dalam tbh merupakan dasar
membentuk zat anti , bl sdah ada diaknosis scr imunologi
tidak dimusnahkan pd penyakit
Ag masuk tubuh scra spesifik
berikatan dg limfosit yg reseptor
Ag nya sesuai dg limfosit yg misal:
reseptor Agnya sesuai dg Zat anti x, untuk Ag x
epitopnya, shg hanya limfosit tsb Anti x, tidak untuk Ag y
yg mengalami proliferasi &
pematangan mengahasilkan sel Spesifik thd Ag
efektor dan clon sel pengingat yg
spesifik sama dg induknya. sel
pembentuknya
ini hidup lama bila bertemu dg
Ag yg sama ---- terbentuk respon
imunologik
3. Memory (Ingatan pada sistim imunologi)

. Memory (Ingatan pada sistim imunologi)


• Adanya sel-sel pengingat (memory cell)
yg dibentuk oleh sistim imunologik, yg
merangsang sel T, sel B utk
berploriferasi mengasilkan sel T efektor,
limfosit T pengatur, sel palsma, Limfosit
T pengingat dan limfosit B pengingat.
IMUNISASI
1. Vaksin;
- berupa kuman /virus yg
Bahan dilemahkan
/dihilangkan
virulensinya
• Tindakan dg sengaja - Bahan bersifat racun
memasukan suatu (eksotoksin)
bahan ke dlm tbh
2. Serum Imunserum,
• Tujuan : tindakan berasal dri
pencegahan sebelum manusia/hewan yg
terjadi mgandung Ab tertentu,
pemamparan/penyakit dpt berupa:
- Serum imun homolok
berasal dari manusia/
yg kebal thd penyakit
tertentu
Peran vaksinasi
• Vaksin : diphteri, campak, meningitis, mumps, poliomilitis,
hepatitis, pertusis, pest, rubella, varicella, tetanus, tbc, typhus
, influenza, brucellosis, pneumoniae
• Vaksinasi dilakukan:
a. sekali : tbc, variolla
b. Beberapa kali (vaksinasi pertama & ulangan) untuk
meningkatkan kembali titer Ab yg menurun: diphteri,
tetanus, pertusis.

Contoh penyuntikan toksoid bbrp hari stlh penyuntikan terbentuk


antitoksin, kemudian meningkat & mencapai puncak pd hari
ke 14 kemudian menurun, pd minggu ke 5 titer rendah sulit
terdeteksi. Bila suntkan toksoid diulang pd minggu ke 5 titer
atitoksin akan menigkat cepat dalm waktu 2 – 3 hari
Vaksinasi & titer Antibodi
REKOMENDASI
JADWAL IMUNISASI
MACAM-MACAM VAKSIN
1. Vaksin hidup 2. Vaksin Mati
Bakteri/virus hidup, Bakteri/virus dimatikan
virulensinya tetapi daya antigenya
dihilagkan/dikurangi masih ada
a. Vaksin BCG utk tbc a. Cotypa, utk cholera,
b. Otten untuk pest typhus, paratyphus
c. Cacar untuk varicella b. Pertusis
d. Sabin untuk c. Salk untuk poliomilitis
poliomilitis

3. Anatoksin (Toksoid)
Toksin bakteri yg sudah dlemkan tetapi daya antigenya
masih ada
Diptheria anatoksin, Tetanus anatoksin
b. Imunisasi Selektif

2. Bakteri;
- kapsel lipopolisakarida
1. Virus;
Streptococcus pneumoniae,
diberikan kpd : penderita
- virus influenza yg kardiovaskuler, anemia sicle cell,
diinaktifkan – diberikan kegagalan ginjal, DM, sirosis
> 60th alkohol.
- H influenza ( anak- 2 – 3 th/ pusat
penitapan anak).
- Neiseria mnengitidis , utk anggota
militer
Cara Pemberian

1. Per injeksi:
intrakutan (vaksin
2. Per Oral
BCG), subkutan
(vaksin polio)
(vaksin Chotypa),
intramuskular
(vaksin hepatitis B)
Imunisasi pasif,,
•bila yg disuntikan adalah
serum imun.
Imunisasi aktif •Serum imun
•dinamakan juga vaksinasi mengandung Ab dibuat
(bila yg disuntikan adalah scr aktif o/hewan lain.
vaksin). •Bl serum imun
•Vaksin adalah antigen disuntikan pd
oleh sistim imunologi hewan/individu lain ,
dikenal sbg benda asing, akseptor menerima Ab
merangsang pembtkan Ab siap pakai.
atau limfosit T effektor tbh •Jd sistim imunologi
akseptor tdk terangsang
mengadakan respon
imunologi berupa
pembetkan Ab / limfosit
REAKSI HPERSENSITIFITAS

Masuknya Ag , diikuti oleh respon imunitas.


bila Ag yg sama masuk ke dua kalinya
menimbulkan respon yg lebih cepat / intensif

• Respon imunologi spesifik tertuju kpd jenis Ag


tertentu dapat memberikan efek:
- Protektif
- Merusak jaringan
- Keduanya
• Ag msuk --- benda asing --- respon Imunologi
spesifik --- dihasilkan Ab & limfosit sensitif, bl
tubuh kemasukan ke 2 kalinya ---- dihasilkan
Ab / limfosit yg sesuai

• Jika reaksi Ag-Ab / limfosit sensitif ,


tidak menimbulkan kerusakan
jaringan & memberikan perlindungan
-------- Kekekebalan

Tetapi Jika, reaksi tsb membawa Hipersensitifitas


kerusakan jaringan/penyakit
( Ada 4 tipe )
REAKSI
HEPERSENSITIFITAS

1. Hipersensitifitas tipe I
( Reaksi Atropik / anaphilaksis)
2. Hipersensitifitas Tipe II
( reaksisitotoksik/Sitolitik)

3. Hipersensitifitas Tipe III (Arthus / Komplex


Toksik)
4. Hipersensitifitas Tipe IV
Zat tsb menyebabkan
1. Hipersensitifitas tipe I kontraksi otot polos,
vasodilatasi pembeluh
( Reaksi Atropik / anaphilaksis) kapiler, meningkatkan
permiabilitas pembluh
darah.
Shg menimbulkan gejala
• Reaksi yang disebabkan oleh alergen/ reaksi klinik :
alergi/ antigen bebas. - Tractus respiratorius :
• Reaksi tubuh berubah pada waktu kontak obstruksi bronkiale,
untuk kedua kalinya dg Ag yang sama. eodema laryngeal
• Alergen yg masuk ke tubuh menimbulkan imun - Tractus gastrointestinalis :
dg dibentuk Ig E yg melekat pada sel / jaringan efek muntah, kram, diare
yg dibawakan oleh bagian Fc dari molekul Ig E. - Tractus kardiovaskuler :
hipotensi, shock
• Sel Basophil dan mastosit pada permukaan - kulit : gatal, eritema,
membranya mampu mengikat Fc dari Ig E edema

• Bila Masuk alergen yg ke 2 akan melekat pada


basophil / mastosit , mengakibatkan perubahan
konfigurasi molekul Ig E yg mengakibatkan
dilepaskanya zat : histamin, arginin, esterasi
bradikinin, heparin.
• Ag merangsang sel B membentuk Ig E dg bantuan sel Th.
• Ig E diikat mastosit/basophil melalui reseptor Fc
• Bl tubuh kontak dg Ag yg sama, Ag akan diikat IgE yg sudah ada
dipermukaan mastosit/basophil
• Akibat ikatan Ag-IgE, mastosit mengalami degranulasi & melepas
histamin, menimbulakan hipersensitifitas
2. Hipersensitifitas Tipe II ( reaksisitotoksik/Sitolitik)

Penyebab : ditemukan Contoh :


Antibodi bebas , beraksi dg a. Golongan darah yg tidak
Ag dipermukaan sel / cocok
membran jaringan.
- Reaksi transfusi
Ag berasal dari asli bagian sel - Penyakit hemolitik
/ luar jaringan yg neonatorum (erytroblastk
melekatpada jaringan /sel fetalis)
Bl tjd reaksi Ab + Ag ;
membran yg membawa Ag b. Anemia hemolitik karena
akan rusak --- sel lisis/mati obat
c. Penyakit auto imun
d. Penolakan transplantasi
Reaksi Tranfusi
Sisitim Gol darah ABO ada 4 golongan

Golongan Antibodi (anti) Mengaglutinasi


darah eritrosit golongan

A B (berupa Ig M) B

B A (berupa Ig M) A
AB - A&B
O A & B (berupa Ig M & IgG) -
Antigen Rhesus
Penyakit hemolitik neonatorum (erytroblastk fetalis)

Bapak Rh + Ibu Rh - Membentuk Anti Rh


(Ig G)
Melepas sebagian eritrosit ke
Anak I, Rh + sirkulasi ibu waktu partus

Bahaya bila Sifat : Ig G dpt


mengandung anak II melewai plasenta

Ig G diikat antigen Rh, pd permukaan sel darah, mudah rusak


Terjadi kerusakan SDM fetus / anemia hemolitik neonatorum ,
bayi lahir kuning, kematian
3. Hipersensitifitas Tipe III (Arthus / Komplex Toksik)

Bentuk reaksi :
• Terjadi bila komplek Ag-Ab
ditemukan dlm jaringan / a.Reaksi Arthus ; penyuntyikan
sirkulasi/ pem,buluh darah serum kuda ke kelinci
mengaktifkan komplemen. intradermal --- perdarahan,
nekrosis yg sulit sembuh
• Komplemen diaktifkan --- b.Imunisasi pasif difteri &
melepas makrophage tetanus (eksotoksin ) dg
chemotattik faktor. antiserum kuda,
makrofak melepas enzim --- menimbulkan panas, gatal,
merusak jaringan sekitar bengkak, kemarahan, sakit
badan, sendi
• Ab berupa Ig M, Ig G;
• Ag = kuman patogen Reaksi kompleks imun: contoh
(malaria), spora jamur RF, Artrisis reumatoid dll
menimbulkan alveolitis.
4. Hipersensitifitas Tipe IV

Terjadi karena limfosit yg telah tersensitisasi


bereaksi secara spesifik dg Ag tertentu,
menimbulkan reaksi makrofak , pembentukan
indurasi jaringan pd tempat Ag

Reaksi tuberculin : tipe lambat, bl PPD ( protein purified


derivate) disuntikan pada orang sehat yg mengalami
respon imun primer : pernah terinfeksi tbc,

vaksinasi --- setelah 12 jam tampak adanya erytema.


Reaksi kulit yg ditimbulkan oleh Ag ini disebabkan
kehadiran Limfosit T, monosit, makrofak
KEKEBALAN TERHADAP PENYAKIT INFEKS

•Untuk dpt menimbiulkan infeksi & radang,


mikroorganisme -- msuk -- mengatasi pertahanan
•selanjutnya mikroorganisme --- proliferasi --- bahan
toksik dlm jaringan --- merangsang timbulnya radang
(respon thd jaringan cedera & mati) mengakibatkan
vaskularisasi darah shg lekosit lebih banyak mencapai
ruang intestinal
KEKEBALAN TERHADAP PENYAKIT INFEKSI

• Radang dimulai dg pelepasan senyawa


amina oleh sel mastosit, senyawa amin
meningkatkan permiabilitas pembluh darah
dan eksudasi serum faktor pembekuan
darah dan fagositosis
• jadi radang : usaha untuk melokalisir
kerusakan yg terjadi melalui cara
menetralkan dan menyingkirkan agen
penyebab, mengahancurkan jaringan
nekrotik dan mempersiapkan lingkungan
untuk perbaikan dan keseimbangan
KEKEBALAN TERHADAP PENYAKIT INFEKSI

• Infeksi : kejadian masuknya mikroorganisme


ke dalam tubuh hospes dan hidup dalam
jaringan
• Bl radang gagal --- kuman menyebar ---
melalui sal limfe – limfedinitis
• kelainan & kerusakan jaringan dapat terjadi
di tempat yg jauh dari tempat infeksi karena
Eksotoksin
• Eksotoksin ikut dlm peredaran darah sampai
jaringan yg peka thd eksotoksin
1. Kekebalan thd Bakteri

• Sifat virulensi --- bakteri --- membentuk eksotoksin,


contoh tetanus, difteri, cholera, botulismus, gas
• Untuk dapat mengatasi penyakit krn organisme
toksigenik --- diperlukan --- antitoksin ( pemberian
antitoksin, tubuh menghasilkan , imunisasi)
• Toksin bersifat --- enzim --- dpt merusak sel , kerja
antitoksin menghalangi toksin untuk mengikatkan diri
pd reseptor antigen yg terdapat pad permukaan sel
• Perlindungan terhadap kuman --- dg aktifitas langsung :
Fagositosis, lisis dari sel kuman
2. Kekebalan terhadap infeksi Virus

untuk mencapai sasaran virus dg cara

a. Memasuki tbh pd suatu tmpt – peredaran darah---


organ sasaran;
contoh virus polio, mlli selaput lendir usus –
perdaran darah – sutul – otak– replikasi.
Infeksi virus mlli perdaran darah diatasi dg antitoksi

b. Virus langsung mencpai organ sasarn, tdk melalui


perdran darah
Contoh: virus influensa , organ sasaran selaput lendir
sal nafas (tempat masuknya virus)
Kekebalan terhadap infeksi Virus

• Kekebalan thd penyakit virus sering bertahan lama; ex.


Morbili , krn virus sudah berada dlm jaringan terlindung
Ab.

• Bl ada virus yg dpt keluar sgr dikenali o/ sel limfosit B


pengingat. Kmd sel limfosit meperbanyak diri,
menghasilkan sel plasma & memprduksi Ab, smua tjd
dlm wkt singkat kekebalan dpt ditingkatkan.

• Beberapa pny. Virus (influensa) serangan peny dpt


kembali dlm wkt singkat setelah kesembuhan ---
• bukan krn kekebalan --- tetapi virus mengalami mutasi --
-- didptkan strain baru yg tdk sesuai dg Ab yg ada.
3. Kekebalan thd infeksi Parasit

a. Protozoa b. Metazoa
• Orgnisme memprbayak diri Parasit dewasa --- multiseluler,
scr intraseluler & ttp menghasilkan parasit pd
ekstraseluler dlm tbh --- stadium awal di dlm tubuh
merupakan stimulus
antigenik respon imunologik
contoh: Ancylostoma
duodenale, Ascaris
• Penyakit Leismaniasis, lumbricoides, Taenia saginata,
toxoplasmosis, Trichinella spiralis,
Tripanosomiasis, malaria, Schistosoma & filaria. Infeksi
amubiasis --- bla tjd infeksi metazoa disertai peningkatan
tjd peningkatan IgG & Ig M dl IgE & Eosinophil
serum
• STOP
• Goodluch, to be continue

Anda mungkin juga menyukai