Anda di halaman 1dari 20

Kekurangan energi protein (KEP)

• KELOMPOK 1
1. ANZELYNA BR SEMBIRING
2. AZWANA LUBIS
3. DODY IRWANSYAH PUTRA
4. JELI KRISYANI SIHOMBING
5. IRMA NURVYANI
6. LILI SURYANI HASIBUAN
7. PASKAH SULASTRI SIHOTANG
8. PUTRI INDAH SARI
9. SABAM THEODORUS
GULTOM
10. SUMIYATI
11. YOEL KEVIN HUTABARAT
DEFENISI KEP (Kekurangan Energi Protein)

Menurut DEPKES RI,1997 Kurang Energi Protein (KEP)


adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya komsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari atau gangguan penyakit –penyakit tertentu.
Anak tersebut kurang energi protein (KEP) apabila berat
badanya kurang dari 80 % indek berat badan/umur baku
standar,WHO –NCHS
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia no. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia
• AKG Protein bayi kurang dari 6 bulan: 12 g
• AKG balita: 18-35 g
• AKG laki-laki
 Anak-anak (5-11 tahun): 49-56 g
 Remaja(12-25 tahun): 62-72 g
 Dewasa (26-45 tahun): 62-65 g
 Lansia (41-65 tahun): 65 g
 Manula(> 65 tahun): 62 g
• AKG perempuan
 Anak-anak (5-11 tahun): 49-60 g
 Remaja (12-25 tahun): 56-69 g
 Dewasa (26-45 tahun): 56 g
 Lansia(41-65 tahun): 56 g
 Manula(> 65 tahun): 56 g
 Masa kehamilan dan menyusui: ditambah 20 g dari kebutuhan berdasarkan usia
Protein merupakan kunci nutrisi penting yang berguana untuk
pembentukan sel-sel baru dalam tubuh, mempengauhi kerja
enzim, hormon, dan kekebalan tubuh.
Berikut beberapa contoh sumber protein yang baik untuk tubuh
PROTEIN HEWANI
• Daging merah
• Daging ayam
• Daging ikan
• Telur
• Susu dan produk olahannya

Protein nabati
• Tahu dan tempe
• Kacang kedelai
• Kacang polong
Dampak kekurangan energi protein
• Menghambat pertumbuhan
• Rentan terhadap penyakit infeksi
• Mengakibatkan rendahnya tingkat
kecerdasan

• Menurunkan produktifitas kerja


• Menurunkan derajat kesehatan
• Rentan terhadap serangan
penyakit
Penyebab Kekurangan Energi Protein
1. Asupan Gizi
Penyebab langsung 2. Penyakit
Infeksi
kemampuan keluarga untuk memenuhi
1. ketahanan pangan kebutuhan pangan seluruh anggota
tingkat keluarga keluarganya dalam jumlah yang cukup
baik jumlah maupun mutu gizinya.

kemampuan keluarga dan masyarakat


2. pola pengasuhan untuk menyediakan waktu, perhatian,
anak dan dukungan terhadap anak agar
Penyebab tidak
langsung dapat tumbuh kembang dengan sebaik-
baiknya secara fisik, mental dan sosial.
3. pelayanan tersedianya air bersih dan sarana
kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar yang
kesehatan terjangkau oleh setiap keluarga yang
lingkungan
membutuhkan. Ketiga faktor ini saling
berhubungan
Tipe Kurang Energi Protein (KEP)
KEP tingkat ringan (sedang)
Belum menunjukkan gejala sakit. Masih seperti anak-anak lain, masih
bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan seksama badannya
mulai kurus.

KEP tingkat berat (busung lapar)


Marasmus > kekurangan energi
Kwashiorkor > kekurangan protein
Marasmus-kwashiorkor > Kekurangan energi dan protein
1. Marasmus

• Marasmus merupakan suatu


keadaan kekurangan energi protein
akibat rendahnya asupan
karbohidrat. Marasmus lebih
sering terjadi pada anak-anak dan
bayi. Kondisi ini akan
menyebabkan dehidrasi dan
penurunan berat badan.
ciri-ciri Marasmus

 Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit


 Wajah seperti Orang tua
 Cengeng, rewel
 Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit
Kulit mudah diangkat, kulit terlihat longgar,
kulit paha berkeriput
 Otot menyusut (wasted), lembek
 tulang rusuk tampak terlihat jelas
 terlihat tulang belakang lebih menonjol dan
kulit di pantat berkeriput ( baggy pant )
 Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan
dagu menonjol, mata besar dan dalam
 Tek. Darah, detak jantung pernafasan
berkurang
2. Kwashiorkor

• Kwashiorkor merupakan keadaan kekurangan


nutrisi terutama kekurangan protein. Anak-
anak yang mengalami kwashiorkor biasanya
berumur lebih tua dari anak-anak yang
marasmus.
Ciri-ciri kwashiorkor

 Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada


punggung kaki
 Wajah membulat dan sembab
 Pandangan mata sayu
 Rambut tipis seperti warna rambut jagung, mudah
dicabut tanpa rasa sakit, rontok
 Perubahan status mental, apatis,
rewel\Pembesaran hati
 Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila
diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
 Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang
meluas dan dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas
 Sering disertai : penyakit infeksi, umumnya akut
.Anemia, Diare.
3. Marasmus-kwashiorkor
• Tanda-tanda marasmik-kwashiorkor adalah gabungan dari tanda-tanda
yang ada pada marasmus dan kwashiorkor.
Ciri-ciri Marasmus-kwashiorkor

 Gabungan dari tanda marasmus dan


kwashiorkor
 Gangguan pertumbuhan
 Crazy pavement dermatosis
 Rambut tipis, pirang dan mudah dicabut
 Muka seperti orang tua
 Oedema hanya pada anggota gerak bagian
bawah
Perbedaan marasmus dan kwashiorkor
PROGRAM PENANGGULANGAN

Balita KEP ringan: Balita KEP sedang;


memberikan Penderita rawat jalan :
penyuluhan gizi dan diberikan nasehat pemberian
nasehat pemberian makanan dan vitamin serta Balita KEP berat :
teruskan ASI dan pantau terus harus dirawat inap di
makanan di rumah
berat badannya. RS dan dilaksanakan
(bilamana pasien Penderita rawat inap : diberikan
rawat jalan, dianjurkan makanan tinggi energi dan
sesuai pemenuhan
untuk memberi protein, dengan kebutuhan kebutuhan nutrisinya.
makanan di rumah energi 20-50% diatas kebutuhan
yang dianjurkan (angka
(bayi umur < 4 bulan)
kecukupan gizi/AKG) dan diet
dan terus diberi ASI sesuai dengan penyakitnya.
sampai 3 tahun.
Pencegahan Kekurangan Energi Ptotein

1. Pemberian Asi sampai umur 2 tahun


merupakan sumber energi yang paling baik
untuk bayi.
2. Ditambah dengan Pemberian makanan
tambahan yang bergizi pada umur enam
bulan ke atas.
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan
meningkatkan kebersiahan lingkungan dan
kebersiah perorangan.
4. Pemberian imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai