Anda di halaman 1dari 31

SITUASI LEPTOSPIROSIS

DI KABUPATEN DEMAK

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak


Tahun 2015
DATA PENDERITA LEPTOSPIROSIS
DI KABUPATEN DEMAK

JUMLAH PENDERITA
NO TAHUN CFR KET
P M
1 2007 30 6 20
2 2008 72 8 11,1
3 2009 43 7 16,2
4 2010 33 3 9,0
5 2011 20 1 5,0
6 2012 13 2 15,3
7 2013 17 2 11,7
8 2014 30 5 16,6
9 2015 12 0 0
PENDERITA LEPTOSPIROSIS KAB DEMAK
TAHUN 2006 - 2014
Leptospirosis
manifestasi klinis
2 Sindrom klinis

Leptospirosis ringan atau non-ikterik 85-90%


 Flu-like atau demam akut
 Sebagian besar kasus di salah-diagnosis sbg penyakit demam lain
 Pasien mungkin tidak berobat

Leptospirosis berat atau ikterik 5-15%


Weil`s disease (Sindrom Weil)  CFR is 5 - 30%

Ikterus, perdarahan dan gagal ginjal adalah


indikator utama Leptospirosis berat
Leptospirosis non-ikterik
diagnosis banding : penyakit demam akut

Influenza uncomplicated malaria

dengue infection HIV seroconversion

hantavirus infection rickettsiosis

typhoid fever infectious mononucleosis

meningitis Other viral/bacterial infections


Leptospirosis ikterik
diagnosis banding

• Severe falciparum malaria

• Severe complicated typhoid fever

• Haemorrhagic fevers with renal failure (HFRF)


(hantavirus type Dobrava infection)

• Other severe viral haemorrhagic fevers


Contoh riwayat ada kontak dengan lingkungan yang
terkontaminasi bakteri Leptospira

 Berjalan di daerah banjir atau genangan air.


 Bertempat tinggal di daerah rawan banjir
 Higiene perseorangan kurang (tidak cuci tangan, tanpa APD dsb)
 Luka terbuka / tidak diobati (termasuk kulit pecah2)
 Banyak tikus dirumah atau lingkungan tempat tinggal/bekerja
 Rekreasi dalam air, olah raga air, lomba tri juang/triathlon)
 Kontak dg tanah di daerah endemik spt berkebun, bertani dll
 Pekerjaan sebagai faktor risiko terpajan Leptospira
Leptospirosis
Definisi kasus
1.Kasus Suspect

Demam akut (>=38.50C) dengan:

• Nyeri kepala-mialgia
• Malaise dan/atau
• Conjuctival suffusion dan

Ada riwayat kontak dg lingkungan


yang kemungkinan terkontaminasi Leptospira
2. Kasus Probable

A. Unit Pelayanan Kesehatan I (tanpa fasilitas Lab)

Kasus suspek disertai minimal dua dari gejala dibawah ini:


- nyeri betis
- batuk dengan/tanpa batuk darah
- sesak nafas
- ikterus
- manifestasi perdarahan (ptekie, mimisan, hematemesis dll)
- iritasi meningeal
- anuria-oliguria dan/atau proteinuria
- aritmia jantung

Catatan: Kasus probable segera dirujuk ke Rumah Sakit


2. Kasus Probable

B. Unit Pelayanan Kesehatan II atau II (dengan fasilitas lab)


Kasus suspek dengan IgM positif berdasarkan
tes diagnostik cepat (RDT)

Dengan / atau
Minimal 3 dari kriteria laboratorium dibawah ini:
- proteinuria, piuria, hematuria
- lekositosis dg relatif neutrofilia (>80%), limfopenia
- trombosit < 100.000 sel/mm
- bilirubin > 2mg%; peningkatan ringan SGPT/SGOT
- peningkatan amilase atau CPK
3. Kasus Confirmed

Kasus suspect atau probable dengan salah satu


dibawah ini :

 Isolasi bakteri Leptospira dari sampel klinis


(darah,urine)
 PCR positif
 Serokonversi MAT dari negatif positif atau
adanya kenaikan titer 4x dari pemeriksaan awal
 Titer MAT ≥ 320 (400) pada satu sampel
Leptospira sp
Diagnosis Laboratorium
Diagnosis serologi

MAT (microscopic agglutination test) gold standard


IgM-ELISA (enzyme linked immuno sorbent assay)
RDT (tes dx cepat): Lepto DriDot & Lepto Lateral Flow
Diagnosis molekuler
PCR: SecY gene
Diagnosis lain:
Kultur bakteri Leptospira sp
LEPTO Lateral Flow

Strong Weak Negative


positive positive
Tatalaksana Leptospirosis (1)
Kasus Suspect dapat dikelola di Unit Pelayanan Dasar.

Antibiotik untuk kasus SUSPECT atau PROBABLE (klinis ringan)


- Pilihan utama: Doksisiklin 2 x 100mg (7 hari)
kecuali anak, ibu hamil, atau bila ada kontraindikasi .

- Alternatif (bila tidak dapat diberikan doksisiklin):


Amoksisilin 3 x 500mg/hari pada dewasa atau
10-20mg/kgBB per 8 jam pada anak (7 hari)
- Bila alergi amoksisilin: diberikan makrolid

Doksisiklin: aman, efek samping amat jarang (esofagitis, kulit kemerahan dll)
Untuk hindari esofagitis: telan obat sesudah makan dengan air minum yg banyak
jangan berbaring setelah minum obat
Tatalaksana Leptospirosis (2)
Antibiotik untuk kasus PROBABLE (yang dirawat di RS, klinis berat)
- Ceftriaxon 1-2 gram iv per hari (7 hari)
- Penisilin Prokain 1.5 juta unit im per 6 jam (7hari)
- Ampisilin 4 x 1 gram iv per hari (7 hari)

Terapi Suportif bila ada komplikasi:

• Gagal ginjal (acute kidney injury), gagal nafas/ARDS


• Perdarahan organ (paru, saluran cerna, saluran kemih,
serebral),
• Gangguan kardiovaskuler: syok (sepsis, hipovolemik), aritmia
• Gangguan kesadaran (meningitis aseptik, asidosis, “stroke like”)
Tatalaksana Leptospirosis (3)
Terapi suportif
 Keseimbangan cairan dan elektrolit

 Diuretika pada keadaan oliguri

 Transfusi darah (trombosit atau PRC)

 Ventilator untuk pasien dg gagal nafas / ARDS

 Dialisis (hemodialisis atau peritoneal dialisis) #

# Dialisis jarang dilakukan untuk jejas akut ginjal


pendekatan konservatif harus yang pertama kali
dipertimbangkan
Tatalaksana Leptospirosis (4)

Semua kasus probable dan/atau bila ada


komplikasi berupa: gagal ginjal, perdarahan
organ (paru, saluran cerna, saluran kemih,
serebral), syok dan gangguan neurologi
harus dirujuk ke RS Dati II atau RS Provinsi/RS lain
dengan fasilitas yang memadai

Anda mungkin juga menyukai