Anda di halaman 1dari 49

TATALAKSANA

RESUSITASI NEONATUS

Pelatihan Tatalaksana Neonatus


RSUD Batang
6 - 7 September 2017
Asfisia Neonatorum

adalah gagal bernapas secara spontan dan teratur


pada saat lahir atau beberapa saat setelah
kelahiran
Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Pernafasan
Laju Denyut jantung
Warna kulit
Peralatan Resusitasi
Infant warmer
Manometer
Bag & mask dengan PEEP valve
Resusitasi kit
Neopuff
Jackson reese Laringoskop lengkap
Pulse oxymeter LMA supreme
Oxygen blender LMA unique
Tabung oxygen+air+ Y conector Baju kangkuru
Oxygen concertator
Topi bayi
kompresor
Mixsafe
Inkubator tranport
Suction unit Kain kain
Sungkup lengkap
PULSE OXIMETER
PULSE OXIMETER
AMBUBAG KIT
Pemakaian balon sungkup dan katup PEEP

balon

Katup
sungk PEEP
up

reserv
oir
JAKSON REES
Laringoskop
T- piece resuscitator

2
5

6
7
CARA PEMBERIAN VTP
(Ventilasi Tekanan Positive)

◦ Self Inflating Bag ( Bag Sungkup )

◦ T-piece Resusitator
Ambubag/self-Inflating Bag

Pastikan peralatan tersusun dengan benar


Pastikan pipa atau balon reservoir tersedia
Tutup lubang terbuka yang mengarah ke sungkup
Remas sampai tekanan membuka katup yang mengarah ke
reservoir
Pastikan balon dapat kembali inflasi dengan cepat
Berikan ventilasi pada bayi barulahir dengan kompresi 40 –
60 x/menit dengan waktu inspirasi 0,3 – 0,5 detik
Flow-Inflating bag/ Jackson rees

Periksa alat tersusun dengan benar dan terpasang


manometer
Set aliran oxygen 10 l/menit
Tutup sebagian lubang terbuka yg mengarah kesungkup,
apakah balon/bag terisi dengan cepat
Tutup rapat lubang tersebut dan remas balon dan perhatikan
tekanan yang tercapai pada manometer
Apakah balon kembali inflasi dengan cepat saat dilepas
Berikan ventilasi pada bayi baru lahir dengan memencet
balon mengunakan ibu jari dan jari telunjuk (untuk
mempertahankan PEEP), lalu peras balon untuk menghasilkan
tekanan positif
Lakukan 40-60x/menit dengan waktu inspirasi 0,3-0,5 detik
T- piece resuscitator

2
5

6
7
Spesifikasi t- piece resuscitator
1. Selang oksigen menghubungkan sumber oksigeen ke t-piece
resuscitator
2. Inlet port
3. Manometer untuk mengukur tekanan yang diberikan
4. Pengatur tekanan PIP
5. Outlet port
6. Sirkuit pasien
7. Sungkup
Tahapan pemakaian t-piece resuscitator
Sambugkan sumber gas oksigen bertekanan ke inlet port, sesuaikan
tekanan 8 l/mnt
Sambungkan sirkuit pasien dengan t-piece resucitator melalui outlet
port
Tutup ujung sirkuit pasien ( lubang sungkup dan PIP) selama 2 tahap
berikutnya
Putar katup PIP satu putaran searah jarum jam sampai tekanan yang
diinginkan terlihat di manometer sesuaikan tekanan maksimal sampai
manometer menunjukan 20-25 cm H2O
Pertahankan penutupan ujung outlet pasien dari T-piece,tapi buka
ujung outlet yang PEEP dan putar katup hingga manometer menunjukan
5-8 cm H2O
Pilih sungkup sesuai ukuran dan sambungkan ke ujung outlet pasien
Berikan ventilasi pada bayi baru lahir dengan menutup dan membuka
lubang di katup PEEP
Lakukan sebanyak 40-60x/menit dengan waktu inspirasi 0,3-0,5 detik
CARA PEMBERIAN CPAP
Atur tekanan positif ahir ekspirasi ( positive End-Expiratory pressure/PEEP)
yang akan diberikan antara 5-8 cm H2O pada manometer
Kapten/leader tim meletakkan sungkup berukuran tepat pada wajah bayi
Asisten sirkulasi (3) mengamati saturasi oxygen yang tertera pada pulse
oximeter
Apabila setelah pemberian PEEP saturasi oxygen belum naik,maka
pemberian FiO2 harus dinaikan secara bertahap karena bayi dalam masaa
transisi. Pemberian oxygen dimuali dari konsentrasi 21% kemudian
dinaikan/dipertahankan sesuai usia bayi
Hubungkan sungkup wajah dengan T-piece resuscitator, pastikan mulut
bayi dalam keadaan tertutup agar tekanan sesuai dengan tekanan yang
diperoleh bayi
Apabila retraksi masih ada maka PEEP dapat dinaikan hingga 8 cm H2O
KOMPRESI DADA
Kompresi dada dipusatkan sedikit diatas sepertiga bawah sternum(diatas
titik temu prosesus xphoideus dan sternum tepat dibawah puting)
Kompresi dilkukan dengan kedalaman sepertiga dari diameter anterior-
posterior dada
Letakan dua jempol diatas sternum berdampingan atau ditumpuk dengan
jari-jari lainnya mengelilingi thoraks untuk menyokong punggung, penolong
menghadap kepala bayi atau sebaliknya. Atau….
Letakan dua jari (telunjuk dan jari tengah) diatas sternum dan tangan yang
lain menyokong punggung bayi
Dada harus mengembang secara penuh diantara kedua kompresi,namun
tangan penolong tidak boleh meninggalkan dada bayi
Kompresi dada diberikan secara efektif akan menghasilkan pulsasi yang jelas
terlihat pasa oximeter
Berikan kompresi sebanyak 3 x kemudian berikan inspirasi oxygen hingga
maksimal jika konsentrasi masih di bawah 100%
Posisi kepala bayi
Beberapa contoh posisi bayi. Posisi ini menunjukkan posisi yang
baik untuk membuka jalan napas secara optimal, yaitu setengah
ekstensi.

Pada posisi ini tampak kepala bayi terlalu ekstensisehingga jalan


napas tertutup

Kesalahan pada posisi ini adalah kepala bayi terlalu fleksi sehingga

jalan napas tertutup.


TEAM WORK / KERJA
TIM
Tim Resusitasi:
KIRI KANAN
1. Team Leader(Airway + Breathing)
2 3 2. Asisten (Circulation)
3. Asisten (Drugs + Equipment)

1
TIM RESUSITASI
terdiri 3 Orang

Orang pertama :
◦ bertindak sebagai leader/kapten posisi diatas kepala bayi
◦ Memiliki pengetahuan dan kompetensi resusitasi paling
tinggi dan lengkap
◦ Dapat menginstruksikan tugas kepada anggota tim yang
lainnya
◦ Tanggung jawab utama : Ventilasi ( Airway dan Breating )
Orang kedua
Posisi di sebelah kiri tim leader / meja bayi
Tanggung jawb : sirkulasi bayi
◦ Mendengarkan LDJ bayi sebelum muncul di
monitor
◦ Monitor saturasi Oxigen
◦ Mengatur kebutuhan PIP dan FiO2
◦ Kompresi jantung/dada
◦ Memasang kateter umbilical
Orang ketiga
Posisi disebelah kanan
Tanggung jawab:
◦ Menyalakan timer
◦ Memasang topi bayi
◦ Memasang monitor saturasi
◦ Mengukur suhu
◦ Menyiapkan peralatan suction
◦ Menyiapkan obat dan alat lainya
Perhatian
Tim resusitasi harus bekerja secara simultan/bersamaan
Pastikan selama resusitasi menggunakan bahasa yang lazim dan
dimengerti oleh anggota tim
Setiap anggota tim memiliki peran yang berbeda dan dibawah tim
leader
Bayi diposisikan dalam keadaan setengah extensi ( posisi menghidu )
agar jalan nafas terbuka
Menjaga kehangatan bayi :
◦ Area resusitasi hangat suhu 25 – 26 derajat Celsius
◦ Untuk getasi cukup bulan keringkan bayi dan ganti kain apabila basah
◦ Getasi kurang 28 mg naikan suhu hingga 26 derajat C dan bunkus dengan
plastic tanpa harus dikeringkan kecuali wajah, pakai topi bayi.
PEMASANGAN KATETER
UMBILIKAL
Persiapan alat dan bahan
◦ Antiseptic ( alcohol 70%, Iodium povidon)
◦ Kasa seteril
◦ Handscon steril
◦ 3-way stopper
◦ Trolly dengan kain penutup steril
◦ Duk lubang steril
◦ Forsep
◦ Pinset
◦ Pisau bisturi n0 11
◦ Benang hecting dan jarum
◦ Kateter umbilical no 3,5 : no 5/6 panjang
◦ Spuit 5 ml, 1 ml, 3 ml
◦ Cairan NaCl 0,9% (NS)
◦ obat
CARA PEMASANGAN
Cuci tangan dengan disinfektan
Pakai sarung rtangan / handscon steril
Perhatikan kondisi bayi dan keperluan dalam terapi
Isi kateter yang akan digunakan dengan NaCl,
Sambunkan dengan spuit menggunakan 3-way stopper
Tutup kran untuk menghindari udara masuk guna mencegah emboli
Lanjutan
Bersihkan umbilicus dan kulit sekelilingnya dengan antiseptic
Ikat pangkal umbilicus untuk mencegah perdarahan
Potong umbilicus + 1 – 2 cm dari dasar dengan pisau steril
Tentukan vena umbilicus ( pembuluh yg lebar ) dan arteri umbilicus ( 2
pembuluh yg berdinding tebal )
Pegang umbilicus yg dekat vena menggunakan pinset/forsep steril
Tekan ringan bila ada perdarhan
Lanjutan
Pegang bagian ujung kataer umbilical dengan forsep steril dan
masukkan kedalam vena umbulikus spanjang 4-6 cm, tarik spuit
hingga darah masuk dalam kateter untuk memastikan kateter
masuk dengan benar
Periksa kateter tidak menekuk sehingga darah dpt masuk kembali
dengan mudah
Bila ada sumbatan tarik kateter kebelakang dan masukkan kembali
Ikat kateter dengan umbilicus dengan jahitan silang dan sisakan
benang agak panjang untuk pemasangan label
Pastikan tidak ada udara dalam kateter
Masukkan obat atu cairan fisiologis sesuai kebutuhan
Bila ada perbaikan LDJ kateter segera dilepas /Rujuk
HAND HYGIENE

D I S A M PA I K A N D I R E F R E S I N G TATA L A K S A N A
N E O N AT U S
SEA URCHIN
Proyek kolaborasi 4 negara di Asia tenggara dan Australia (
Indonesia,Malaysia,Philipina, Thailand )
Dengan tujuan : Untuk mengurangi Infeksi dan kematian pada Neonatus
5 LANHKAH MENURUNKAN
INFEKSI
Memperbaiki hand hygiene
Membuat standar nasional pemasangan dan perawatan alat invasif
Meningkatkan kebersihan rumah sakit
Memperbaiki desain rumah sakit
Memperketat kontrol peresepan antibiotik
NEONATUS RENTAN TERHADAP INFEKSI
Imunodefisiensi relatif
Memerlukan prosedur dan peralatan invasif
Perlindungan flora indogen masih terbatas
Fungsi barier kulit menurun
Paparan antibiotik spektrum luas
DUKUNGAN KITA
Antiseptik handrubs ditempat pelayanan pasien ( perlengkapan cuci
tangan )
Pelatihan dan pendidikan
Monitoring praktek dan memberikan umpan balik
Menggunakan pengingat
Mendukung kebersihan tangan dan personal hygiene
CAIRAN BERBASIS ALKOHOL
-Mengandung etanol ataupun n-propanol
-Larutan yang mengandung alkohol 60 – 80% paling efektif
-Jumlah yang adekuat (> 1 ml)
ALKOHOL HANDRUBS
Cepat bekerja dan aktivasinya berspektrum luas
Dapat digunakan tanpa bak cuci atau air bersih
Meningkatkan kepatuhan
Evisien dan lebih murah
Meningkatkan keamanan dan lebih dapat diterima
** air dan sabun sangat penting jika tangan terlihat kotor,terkena darah
atau setelah dari kamar mandi**
5 MOMEN OF HAND HYGIENE
1. SEBELUM MENENTUH PASIEN DAN PERALATAN
2. SEBELUM MELAKUKAN TINDAKAN / PROSEDUR
3. SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN
4. SETELAH BERHUBUNGAN/PERSINGGUNGAN DENGAN PASIEN
5. SETELAH BERSENTUHAN DENGAN PASIEN DAN PERALATAN YG
DIGUNAKAN PASIEN
5 moment
INDIKASI HAND HYGIENE
•Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir apabila terlihat kotor atau
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh lainnya (IB) atau setelah
menggunakan toilet (II)
•Apabila terbukti atau dicurigai kuat memiliki kontak dengan patogen yang
kemungkinan membentuk spora, termasuk wabah Clostridium difficile, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir merupakan metode yang disukai
(IB).
•Penggunaan handrub berbasis alkohol dipilih untuk antiseptik tangan rutin
pada semua situasi klinik yang dijelaskan pada D(a) sampai D(f) sesuai
tertulis di bawah, bila tangan tidak terlihat kotor (IA). Apabila handrub
berbasis alkohol tidak tersedia, cuci tangan dengan sabun dan air (IB).
•Lakukan hand hygiene pada kondisi di bawah ini:
•Sebelum dan sesudah menyentuh pasien.
•Sebelum melakukan tindakan invasif untuk perawatan pasien, tidak peduli
apakah sarung tangan digunakan atau tidak (IB).
•Setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi, membran mukosa, kulit yang
tidak intak, atau merawat luka (IA).
•Apabila berpindah dari area tubuh yang terkontaminasi ke area tubuh lainnya
selama perawatan pada pasien yang sama (IB).
•Setelah kontak dengan permukaan benda mati dan objek (termasuk peralatan
medis) (IB).
•Setelah melepas sarung tangan steril atau sarung tangan tidak steril (IB).
•Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan makanan lakukan hand
hygiene dengan menggunakan handrub berbasis alkohol atau cuci tangan
dengan sabun biasa atau sabun antiseptik dan air (IB).
•Sabun dan handrub berbasis alkohol tidak disarankan digunakan secara
bersamaan (II).
Re$uME
Lakukan ANC terpadu dan penapisan awal kehamilan
Pahami alur resusitasi , lakukan tindakan VTP dan kompresi dada secara
benar
Bekerja sebagai TIM
Lakukan penilaian diri sendiri /self assesment
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai