Anda di halaman 1dari 32

PENGELOLAAN LIMBAH B3 & B3

DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


DISAMPAIKAN : HASNI MUHAMMAD
KEPALA SEKSI LIMBAH B3

DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SULAWESI TENGAH


Palu, 30 Nopember 2017
PROBLEM KEBIJAKAN HASIL?

•Limbah medis sering •Penerbitan PermenLHK •Belum ada Dinas


ditangani sebagai No. 56 tahun 2015 Lingkungan Hidup yang
sampah; tentang Tata cara dan mengimplementasikan
•Limbah Infeksius harus Persyaratan Teknis Permen tersebut
sudah terkelola dalam Pengelolaan Limbah B3
24 jam; dari Fasyankes
•Sarana & prasarana
Pengelolaan Limbah
medis masih terbatas;

2
Peraturan Pengelolaan Limbah B3
PERATURAN PEMERINTAH NO. 101/2014
TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
Permen LHK No. BERACUN
56 tahun 2015
tentang Tata
Cara dan PERMENEG LH NO.18 PERMENEGLH NO 30/2009 TENTANG TATA
Persyaratan /2009 TENTANG TATA LAKSANA PERIZINAN DAN PENGAWASAN
CARA PERIZINAN PENGELELOAAN LIMBAH B3 SERTA
Teknis PENGELOLAAN LIMBAH PENGAWASAN PEMULIHAN PENCEMARAN
Pengelolaan
Limbah B3 di
B3 LIMBAH B3 OLEH PEMERINTAH DAERAH
.
Fasyankes
KEPDAL NO:
PERMEN LH KEPDALNO: PERMENEG LH KEPDALNO. PERMENLHK
01/1995
NO. 14/2013 02/1995 NO : 02/2008 03/1995 NO. 63/2016
PENYIMPANAN
TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG
DAN
SIMBOL DAN DOKUMEN PEMANFAATAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN
PENGUMPULA
LABEL LIMBAH B3 LIMBAH B3 LIMBAH B3 LIMBAH B3
N LIMBAH B3

3
Tujuan pengelolaan Limbah B3

Tujuan Pengelolaan Limbah B3 adalah untuk


mencegah dan menanggulangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah
B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang
sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya
kembali.
Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang
berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul,
pengangkut, pemanfaat, pengelola dan penimbunan B3,
harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga
kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan
apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan
merembes limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar
kualitas lingkungan kembali pada fungsinya semula
 Identifikasi limbah B3
Pengindentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2
(dua) kategori, yaitu :
1. Berdasarkan sumber
2. Berdasarkan karakteristik
Sistem pengelolaan limbah b3 di indonesia
Berbagai jenis limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) yang dibuang dilingkungan merupakan
sumber pencemaran dan perusakan langsung ke
lingkungan. Untuk menghindari dampak akibat limbah
B3 diperlukan suatu sistem pengelolaan yang
terintregrasi dan berkesinambungan. Upaya
pengelolaan limbah B3 tersebut merupakan alah satu
usaha dalam pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Agar usaha tersebut dapat berjalan dengan baik
perlu dibuat dan diterapkan suatu sistem manajemen
pengelolaan, terutama pada sektor-sektor kegiatan
yang sangat berpotensi menghasilkan limbah B3,
seperti sektror industri,rumah sakit dan pertambangan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan memberlakukan
peraturan perundang-undangan lingkungan hidup
sebagai dasar dalam pelaksanaanya. Dengan
diberlakukannya peraturan tersebut maka hak,
kewajiban dan kewenangan dalam pengelolaan limbah
B3 oleh setiap orang/badan usaha maupun organisasi
kemasyarakatan dijaga dan dilindungi oleh hukum.
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH DARI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (1)

Limbah dari kegiatan rumah sakit harus dikelolah sesuai karakteristiknya


(sampah atau Limbah B3)
Limbah benda tajam harus dikumpulkan bersama, baik yang telah
terkontaminasi atau tidak. Wadah yang digunakan harus tahan terhadap tusukan
atau goresan (Puncture proof), lazimnya dari logam atau pelastik padat (high
density plastic), dilengkapi dengan penutup.
Limbah sangat infeksius dan limbah bahan berbahaya dan beracun lainnya harus
segera dilakukan penanganan atau pengelolahan sesuai metode yang
direkomendasikan.
Limbah Sitotoksik (genotoksik), umumnya dihasilkan dari rumah sakit dan
fasilitas riset, harus dikumpulkan dalam wadah yang kokoh & kedap serta
diberikan simbol dan label “Limbah Sitotoksik (Genotoksik)”
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH DARI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (2)
 Limbah radioaktif harus dilakukan segregasi sesuai dengan bentuk
fisiknya, padat & cair, dan sesuai dengan waktu paruh (half-life)
atau potensinya, dan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan di bidang ketenaganukliran.
 Limbah farmasi kadaluarsa/tidak digunakan dalam jumlah besar
yang tersimpan di unit pelayanan farmasi harus diserahkan ke pihak
pengelola limbah bahan berbahaya dan beracun yang telah
memiliki izin untuk pemusnahan.
 Limbah bahan kimia dalam jumlah besar harus disimpan dalam
wadah yang tahan lama terhadap bahan kimia untuk diserahkan ke
pihak pengelola limbah bahan berbahaya dan beracun yang telah
memiliki izin untuk pemusnahan. Penyimpanan dan pengumpulan
limbah bahan kimia harus diperhatikan kompatibilitas dan dilakukan
sesuai dengan karakteristiknya.
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH DARI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (3)

Limbah dengan kadar logam berat yang tinggi (misalnya : kadmium atau
merkuri) harus dikumpulkan secara terpisah. Limbah seperti ini harus diserahkan
ke pihak pengelola limbah bahan berbahaya dan beracun yang telah memiliki
izin untuk pemusnahan.
Wadah aerosol (misal : pengharum ruangan,pembasmi serangga) dapat
dikumpulkan dengan limbah umumnya ketika telah kosong. Wadah aerosol
dilarang dibakar, dipanaskan atau diinsenerasi.
Wadah dan kantong yang tepat harus ditempatkan di seluruh lokasi sesuai
dengan sumber limbah sesuai katagorinya.
Setiap orang berkewajiban untuk memastikan bahwa segregasi limbah
dilakukan sesuai katagori limbah, antara lain memindahkan limbah yang tidak
sesuai peruntukannya dari suatu wadah ke dalam wadah lain atau kantong
sesuai katagori limbah, warna, simbol dan label limbah.
PENGHASIL LIMBAH B3 DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PERMENLHK NOMOR : 56/Menlhk-Sekjen/2015 Pasal 3

1) Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan fasilitas


yang wajib terdaftar di instansi yang bertanggung
jawab dibidang kesehatan.
2) Fasilitas sebagaimana dikamsud meliputi :
a). Pusat Kesehatan Masyarakat;
b). Klinik Pelayanan kesehatan atau sejenisnya;
c). Rumah Sakit.
PENGHASIL LIMBAH B3 DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PERMENLHK NOMOR : 56/Menlhk-Setjen/2015 pasal 4

1) Limbah B3 dalam Peraturan Menteri ini meliputi limbah :


a). Dengan Karakteristik Infeksius;
b). Benda Tajam;
c). Patologis;
d) .Bahan Kimia Kadaluarsa, tumpahan atau sisa kemasan;
e) . Radiokaktif;
f) . Farmasi;
g) . Sitotoksik;
h) . Peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi;
i) . Tabung gas atau kontainer bertekanan.
2) Ketentuan Limbah Radiokaktif diatur sesuai dengan perundang-undangan
mengenai ketenaganukliran.
TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

PERTAMA MINIMISASI DAN SEGREGASI

PENGUMPULAN & PENYIMPANAN


KEDUA
SEMENTARA

KETIGA PENGANGKUTAN

PENGOLAHAN,PENGUBURAN &
KEEMPAT
PENIMBUNAN
PENGURANGAN & PEMELIHARAAN LIMBAH B3
PERMENLHK NOMOR : 56/Menlhk-Sekjen/2015 Pasal 6

1) Pengurangan dan pemilahan Limbah B3 wajib dilakukan oleh


penghasil Limbah B3.
2) Pengurangan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara antara lain :
a). Menghindari penggunaan material yang mengandung Bahan
Berbahaya & Beracun jika terdapat pilihan yang lain;
b). Melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan atau
material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
dan/atau pencemaran terhadap lingkungan;
c). Melakukan tata kelola yang baik dalam pengadaan bahan
kimia dan bahan farmasi untuk menghindari terjadinya
penumpukan dan kadaluarsa; dan
d). Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap
peralatan sesuai jadwal.
PENGURANGAN & PEMILAHAN LIMBAH B3

3). Pemilahan Limbah B3 sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan dengan cara antara
lain:
a) Pemisahan Limbah B3 berdasarkan jenis,
kelompok, dan/atau karakteristik Limbah B3;
b) Mewadahi LB3 sesuai kelompok Limbah B3;
4). Tata cara pengurangan dan pemilahan Limbah
B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
LIMBAH RUMAH NON MEDIS
SAKIT PADAT
Limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan
dirumah sakit di luar
Segregasi Limbah medis yang berasal dari
dapur,perkantoran,taman,
dan halaman yang dapat
CAIR dimanfaatkan kembali
GAS
apabila ada teknologinya

MEDIS

Semua air buangan  Limbah Infeksius,


Semua Limbah yang termaksuk tinja yang  Limbah Patologi,
berbentuk gas yang berasal dari kegiatan  Limbah Benda Tajam
berasal dari kegiatan tumah sakit yang
pembakaran dirumah
 Limbah Farmasi,
kemungkinan
sakit seperti  Limbah Sitotoksik,
mengandung
insenerator, mikroorganisme,
 Limbah Kimiawi,
dapur,perlengkapan bahan kimia beracun  Limbah Radiokaktif,
generator,anastesi, & radioaktif yang  Limbah Kontainer bertekanan
dan pembuatan obat berbahaya bagi dan
sitotoksik kesehatan  Limbah dengan kandungan
Logan berat yang tinggi.
SIMBOL LIMBAH B3 SAAT INI

Sumber : KEPALA-BAPEDAL 05/1995 tentang Simbol & Label B3


JENIS WADAH & LABEL LIMBAH MEDIS PADAT SESUAI
KATEGORINYA
NO KATEGORI WADAH LAMBANG KETERANGAN
KONTAINER/KANTONG
PLASTIK
1 RADIOAKTIF MERAH -KANTONG BOKS TIMBAL
DENGAN SIMBOL
RADIOAKTIF
2 SANGAT INFEKSIUS KUNING -KANTONG PLASTK KUAT,
ANTI KONTAINER YANG
PADAT DISTERILKAN DENGN
ATOKLAF
3 LIMBAH INFEKSIUS, KUNING -KANTONG PLASTIK KUAT &
PATOLOGI & ANTI BOCOR, ATAU
BERACUN KONTAINER

4 SITOTOKSIK UNGU -KONTAINER PLASTIK KUAT &


ANTI BOCOR

5 LIMBAH KIMIA & COKLAT -KANTONG PLASTIK ATAU


FARMASI KONTAINER
CONTOH CARA BERPAKAIAN PETUGAS
PENGELOLA LIMBAH
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG
SIMBOL & LIMBAH B3
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS &
KANTONGNYA
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA
TAJAM
KAIDAH PENGISIAN LIMBAH DALAM
WADAH KANTONG

ISI LIMBAH MAKSIMUM ISI LIMBAH DILARANG


¾ KAPASITAS DITEKAN
PENGELOLAAN LIMBAH
BOTOL INFUS BEKAS
1. Limbah botol infus bekas yang berasal dari infus makanan dan/atau
obat dapat dilakukan pemanfaatan kembali (daur ulang) dan
dinyatakan sebagai limbah non B3 dengan syarat :
a.Telah dilakukan disinfeksi kimiawi dan/atau termal yang dicacah;
dan
b.Tidak dilakukan pemanfaatan kembali (daur ulang) untuk produk
yang dikosumsi.
2. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas
tidak dapat dipenuhi, pengelola limbah botol infus bekas wajib
dilakukan sesuai ketentuan pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
PENGELOLAAN LIMBAH TABUNG GAS
PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM
 Hasil pengolahan limbah B3
Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah
diolah dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan
akhir tersebut dengan jangka waktu 30 tahun setelah tempat
pembuangan akhir habis masa pakai atau ditutup.
Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk
penghasil limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH per
triwulan (tiap 3 bulan sekali).
Pengelolaan dan PengeloLah Limbah B3
Pengelolaan limbah B3 meliputi :
1.kegiatan pengumpulan,
2.pengangkutan,
3.pemanfaatan dan,
4.pengolahan dan penimbunan.
Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan
limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di
daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke
Bapedalda setempat.
Pengelolaan limbah b3 mengacu kepada Keputusan kepala Pengendalian
Dampak Lingkungan (Bapedalda) Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5
September 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan berbahaya
dan Beracun.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai