MANAJEMEN
Drajat Sulistiyono
081268726511
e-mail sulistyo.drajat683@gmail.com
Pandangan terhadap Ilmu Administrasi
survival
period
(1886-1930).
consolidation
and completion
period
(1930-1945)
human relations
period (1945-
1959)
behavioral
period (1959-
sekarang).
jenis
Administrasi publik
Administrasi lingkungan hidup
Administrasi negara
Administrasi niaga
Administrasi pembangunan
Administrasi kependudukan
Administrasi keuangan
Administrasi pendidikan
Administrasi publik/Administrasi
negara
mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang
meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal-
hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan
publik, manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan
negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara.
Administrasi lingkungan hidup
Proses kegiatan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat
dengan tujuan berwawasan lingkungan dan tidak
mengesampingkan kualitas manusia (penguasaan IPTEK)
serta kualitas lingkungan (serasi, selaras dan seimbang).
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup meliputi kebijaksanaan,
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup
Administrasi niaga
Administrasi Niaga adalah administrasi yang mengejar
tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat kewniagaan (business
objective), dalam pengertian ini, administrasi niaga tersebut
dijalnkan oleh setiap manager dalam suatu organisasi niaga.
Administrasi Pembangunan
Administrasi pembangunan merupakan proses pengendalian
usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk
merealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu
keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam
berbagai aspek kehidupan bangsa.
Administrasi Kependudukan
Rangkaian kegiatan penataan danpenertiban dalam penerbitan
dokumen dan data kependudukan melaluipendaftaran
penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi
sertapendayagunaan hasilnya untuk pelayanan public dan
pembangunan
Administrasi Perkantoran
Usaha penyelenggaraan perkantoran guna membantu pucuk
pimpinan organisasi dalam pengambilan keputusan dan
pencapaian tujuan organisasi.
Ilmu? Atau Seni?
“Ilmu” maksudnya, “Seni” adalah merupakan proses
administrasi adalah suatu ilmu kegiatan yang perlu dikembangkan
yang mempelajari aktivitas secara kontinu, agar administrasi
manusia yang bersifat sebagai suatu cara untuk mencapai
kooperatif dan bagaimana tujuan yang benar-benar dapat
cara-cara merealisasikannya memberi peranan yang diharapkan.
yang terkumpul secaras
sistemasi.
administrasi manajemen
Dari Eropa Barat (Eropa Kontinental) Inggris
yang diperoleh dari peradaban Yunani- Manager – Personnel Manager –
Romawi Financial manager – Company
Administrator (direktur/direksi) – Manager – Business management
Administrasi Personil – Administrasi
keuangan – Direktur Perusahaan –
Administrasi Bisnis
Adminster : melayani, mentaati terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai
kebijaksanaan majikan
.
Ordway Tead : Administrasi sebagai suatu proses dan badan
yang bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan, dimana
organisasi dan manajemen digariskan. Adminstrasi bersifat
lebih menentukan garis besar daripada suatu kebijaksanaan dan
pemberian pengarahan (general polices).
Kesimpulan...
Administrasi dapat diartikan dengan arti sempit dan arti luas. Arti
sempit sering disamakan dengan kegiatan ketatausahaan. Arti luas
mencakup seluruh aspek kehidupan dalam suatu organisasi yaitu aspek
organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, keuangan,
perlengkapan dan hubungan publik. Ada yang menyatakan administrasi
sama dengan manajemen dan ada pula yang membedakannya, dan
untuk menjawab hal tersebut dilihat dari sudut pandang masing-
masing.
DEFINISI ADMINISTRASI MENURUT
PARA AHLI
Leonard D white (1955: P.1)
"administration is a process common to all group effort public or
private, civil or millitary, large scaale or smaall scaale"
(administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada
semua usaha kelompok baik usaha pemerintah, ataupun
swasta, sipil atau militer baik secara besar-besaran ataupun
kecil-kecilaan)
H.A.Simon (1961:P.3)
"administration can be defined as the activities of groups cooperating
to accomplish common goals" (administrasi dapat didefenisikan
sebagai kegiatan kelompok orang-orang yaang melakukan
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
Dwight Waldo (1971:P.20)
"administrasi adalah suatu bentuk daya upaya manusia yang
kooperatif yang mempunyai tingkat rasionalaiteit yang
tinggi":
The Liang Gie (1965:P.5)
administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan terhadap
pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
S.P Siagiaan (1985:P.3)
adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Prajudi Atmosudirdjo (1975)
administrasi adalah pengendalian dan penggerakk dari suatu
organisasi sedemikiaan rupa sehingga organisasi itu menjadi
hidup dan bergerak menuju ketercapainya segala sesuatu yang
telah ditetapkan oleh administrator yakni kepala organisasi.
Ciri-Ciri Administrasi ...
Adanya kelompok manusia (2 orang atau lebih)
Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
Adanya kegiatan, proses, usaha
Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
Adanya tujuan kelompok
KESIMPULAN
Administrasi dapat diartikan
dengan arti sempit dan arti luas.
Arti sempit sering disamakan
dengan kegiatan ketatausahaan.
Arti luas mencakup seluruh aspek
kehidupan dalam suatu organisasi
yaitu aspek organisasi,
manajemen, komunikasi,
informasi, personalia, keuangan,
perlengkapan dan hubungan
publik. Ada yang menyatakan
administrasi sama dengan
manajemen dan ada pula yang
membedakannya, dan untuk
menjawab hal tersebut dilihat
dari sudut pandang masing-
masing.
MANAJEMEN
Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata manus yang
berarti tangan dan agere yang berarti melakukan, digabung menjadi kata
kerja managere yang berarti menangani, managere diterjemahkan kedalam
bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen akhinya management diterjemahkan
kedalam bahasa indonesia menjadi manajemen/ pengelolaan
DEFENISI MANAJEMAN MENURUT
PARA AHLI
Koontz and Donnel (1972) " management is getting thing done through the efforts of other
people" (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan melalui orang-orang lain )
Millet (1954) "management is the process of directing and fasilitating the work of people
organized informal group to achieve a desire goal" (manajemen adalah proses memimpin
dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorgasisir secara formal sebagai
kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan
Davis (1951) "management is the fuction of the executive leadership any where" (
manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan eksekutif dimanapun)
Kimball and Kimball (1951)"management embraces all duties and function that
pertain to the provicion of necessary is to operate and the selection of the principal
office "( manajemen terdiri dari semua tugas dan fungsi yang meliputi
penyusunan sebuah perusahaan, pembiayaan, penetapan garis-garis besar
kebijaksanaa,penyediaan semua peralatan yang diperlukan dan penyusunan
kerangka organisasi serta pemilihan para pejabat terasnya.
Koontz and Donnel (1972) "management is getting thing done through the
efforts of other people" (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan melalui
orang-orang lain)
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-
tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh yang dilakukan oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi
Definisi kepemimpinan dalam setiap system memiliki makna yang berbeda. Dalam system kerajaan,
demokrasi, dan Islam kesemuanya jelas berbeda dalam memaknai arti pimpinan dan segala hal yang
menyertainya.
Pemimpin adalah orang yang memimpin. Sedangkan memimpin adalah sebuah aktivitas seorang
pemimpin dalam mengatur dan mengarahkan orang-orang yang berada dibawahnya atau orang-
orang yang berada di dalam wilayah kekuasaannya.
Definisi kepemimpinan memiliki makna yang erat sekali dengan kekuasaan. Seseorang yang
memimpin tentu memiliki kekuasaan terhadap apa yang ia pimpin. Ia dapat mempengaruhi
bawahannya, dengan kekuasaan yang ia miliki tentunya, untuk melakukan segala hal yang ia
inginkan, entah hal tersebut disukai atau tidak oleh bawahannya.
Definisi kepemimpinan juga berkaitan dengan hierarki atau tingkatan yang ada di dalam masyarakat.
Sang pemimpin dapat dipastikan adalah seseorang yang menduduki posisi teratas dalam sebuah
masyarakat. Ia adalah sosok yang dihormati, disegani dan dihargai oleh orang-orang di sekelilingnya
mengingat pentingnya peran dan posisi yang ia miliki dalam masyarakat.
Teori Kepemimpinan
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama
kali diYunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian
teori ini dikenal dengan “the greatma theory”.
Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat
dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara
lain : sifat fisik, mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori
ini memiliki kecenderungan kearah dua hal :
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan
dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struktur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin
harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel,
sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak
ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung
pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut
sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem
ini mempunyai beberapa ciri:
¯ Substansinya adalah manusia bukan tugas.
¯ Kurang menekankan hirarki
¯ Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk
kelompok
¯ Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
¯ Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari
sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu
dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila
ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku.
Beberapa tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social
needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan
suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut
dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teoriY
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi
kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan
produktivitas karyawan. TeoriY melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu
melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk
berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya
dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori
Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan
Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia
merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol
tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu
bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya
dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok.
Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu:
Kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap
harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya
Organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota
disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan
Interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk
menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama.
Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu
yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan
bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Contoh Tokoh Kepemimpinan
Kepemimpin Otoriter
Adolf Hitler
Sosok kepemimpinan Hitler dimata rakyat Jerman dan Dunia
Internasional dikenal sebagai pemimpin yang bergaya otokratis dan
diktator. Hitler menggunakan suatu pendekatan dengan cara
memanfaatkan keadaan ekonomi yang buruk (karena inflasi yang besar-
besaran sehingga mengakibatkan adanya hutang terhadap Amerika,
dalam kredit jangka pendek).Yang membuat kebijakan adanya kredit
jangka pendek Amerika adalah PemerintahanWeimar, yang disebut
sebagai kemerosotanWeimar. Dengan adanya hutang tersebut sudah
dibayar lunas, maka masyarakat kembali hidup mewah, tetapi disisi lain
banyak warga yang merasakan kesengsaraan. Dengan adanya kejadian
ini maka banyak rakyat yang tidak setuju dengan kemrosotanWeimar
ini, dan ingin kembali hidup lama yang sederhana, (bergabung dengan
masuk Ke NAZI kecil), ini terjadi pada tahun 1920 an.
Hitler meyakini adanya hukum seleksi alam atau hukum rimba.
Yang kuat memaksakan kehendaknya itu adalah hukum alam.
Obsesi Hitler adalah keunggulan pihak yang paling kuat. Hitler
mengatakan bahwa ” Dia Seorang yang kuat.” Dia dapat
menyelesaikan krisis ekonomi di puncak sebuah partai dinamis
yang berjanji menghancurkan musuh dalam negeri jerman dan
membangun kembali negara jerman dalam persatuan nasional.
Perjalanan Hitler sudah mengalami jatuh bangun berkali-kali tetapi
dia masih tetap bertahan dengan cara berkampanye baru dan
orisinil, (Dia menggunakan tema dalam kampanye Pilpres pada
tahun 1932 dengan Semboyan “Hitler di atas Jerman”, dia berkeliling
dengan pesawat ke 20 kota dalam waktu 7 hari.). Meskipun
seorang Hitter kalah, tetapi Hitler tetap menganggap dirinya
adalah seorang pemimpin alternative Jerman.
PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan
atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut
Weiner (1990)yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi
didefenisikansebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita
tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno
(2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat
dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan
dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang
bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa
motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang
dihadapinya (Siagian, 2004).
Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu
keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu
untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun
tidak disadari (Makmun, 2003). Motivasi seseorang dapat
ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri-
intrinsik dan dari lingkungan-ekstrinsik (Elliot et al., 2000; Sue
Howard, 1999). Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan
dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar
(Elliott, 2000). Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan
memberikan keajegan dalam belajar. Motivasi ekstrinsik dijabarkan
sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat
dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999). Elliott et
al. (2000), mencontohkannya dengan nilai, hadiah, dan/atau
penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi
seseorang.
Misalnya, dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya
penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga
tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian
motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang.
Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar,
maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang
optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses
dan motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada
pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar ia mau atau
ingin melakukan sesuatu.
MACAM-MACAM MOTIVASI
B. Macam-macam Motivasi Menurut Para Ahli
Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang ada
dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa
golongan.
Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya “ Pengantar Ilmu
Pendidikan” membagi motivasi menjadi dua bagian, yaitu: motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, dan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi dari luar anak.
Sedangkan Sudarman AM. Mengemukakan bahwa motivasi
intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif atau berfungsi
tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan nmenurut Sumadi Suryabrata, motivasi intrinsik
adalah motiv-motiv yang fungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar.
Sedangkan devinisi dari motivasi instrinsik menurut pendapat
lain tentang motivasi adalah tenaga pendorong yang berasal
dari luar diri anak.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat difahami bahwa
motivasi ekstrinsik pada hakekatnya adalah dorongan yang
berasal dari luar seseorang. Motivasi ekstrinsik yang positif
seperti gabjaran, pujian, hadiah dan lain sebagainya dapat
merangsang kegiatan anak untuk giat belajar.
DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu
dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara
bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika
kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
2. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai pendapat orang lain
3. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
4. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang
masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda,
belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka
membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk
mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai
mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling
mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi
bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan
membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini
individu mengalami ”forming”.Setiap kelompok harus ada aturan main
yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur
perilaku semua anggota kelompok, proses ini
disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok
melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut”performing”. Secara
singkat proses dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut:
Alasan pentingnya dinamika kelompok:
1. Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat
2. Individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi
kehidupannya
3. Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja
agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik
4. Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik
apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif
Pendekatan Dinamika Kelompok
Pendekatan ini mendasarkan pada konsep adanya aksi,
interaksi, dan situasi yang ada dalam kelompok. Homans
menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok,
maka kelompok yang bersangkutan merupakan sistem
interdependensi, dengan sifat-sifat:
Adanya stratifikasi kedudukan warga
Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara
anggota kelompok yang satu dengan yang lain
Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang
diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar.
FUNGSI DINAMIKA KELOMPOK
1. Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling
membutuhkan (individu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat)
2. Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam
dinamika kelompok ada saling bantu antara anggota satu dengan anggota
yang lain)
3. Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan
pemecahan masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang
terlalu besar, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat
diatur secara tepat, efektif dan efisien (dalam dinamika kelompok
pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya
masing-masing)
4. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan
yang lain dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya
dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
Manajemen Konflik
Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan
dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia
senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian
halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi
senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi
baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi
jika tidak disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide
yang berkembang.
MenurutWebster (1966) dalam Dean G. Pruitt dan Feffrey Z. Rubin,
istilah “conflict” dalam bahasa aslinya berarti suatu “perkelahian, peperangan, atau
perjuangan” yaitu berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Arti kata itu
kemudian berkembang menjadi “ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi atas
berbagai kepentingan”.
Dean G. Pruitt dan Feffrey Z. Rubin memaknai konflik sebagai persepsi
mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest) atau suatu
kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai
secara simultan. Konflik dapat terjadi pada berbagai macam keadaan dan pada
berbagai tingkat kompleksitas. Konflik merupakan sebuah duo yang dinamis.
Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin
organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul
dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik.
Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun
pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di
luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang
diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi
konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku
dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang
diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke
arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir
berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan
ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik
dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah
(dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh
pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen
konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik
merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses.
Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik
perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya
bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus
menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif
dan ideal.
Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen
konflik meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau
ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat
maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk
mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam
mengelola konflik.
Transformasi Konflik
Fisher dkk (2001:7) menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih umum dalam
menggambarkan situasi secara keseluruhan, yaitu:
Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras
Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong
perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang
bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.
Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha
mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus
dilakukan dalam mengelola konflik. Sehingga masing-masing
tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya
pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan
penyelesaian konflik.
Proses Manajemen Konflik
Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan
proses, sama halnya dengan perencanaan merupakan proses. Minnery (1980:220) juga
berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan merupakan bagian yang
rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik
perencanaan secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model
yang representatif dan ideal.
Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa
manajemen konflik perencanaan meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap
keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan
struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses
selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta
menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola
konflik.
Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan dan melibatkan
perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.
Teori-Teori Utama Mengenai Sebab-sebab Konflik
Teori Hubungan Masyarakat. Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang
terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam
suatu masyarakat. Sasaran: meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara
kelompok yang mengalami konflik, serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat
lebih bisa saling menerima keragaman yang ada didalamnya.
Teori Kebutuhan Manusia. Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh
kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi.
Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan,
partisipasi, dan otonomi. Sasaran: mengidentifikasi dan mengupayakan bersama
kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk
memenuhi kebutuhan itu.
Teori Negosiasi Prinsip. Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak
selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami
konflik. Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi
dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi
berdasarkan kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian
melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua
pihak.
Teori Identitas. Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang
terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di
masa lalu yang tidak diselesaikan. Sasaran: melalui fasilitas lokakarya dan
dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, sehingga dapat
mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan
membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
Teori Kesalahpahaman Antarbudaya. Berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai
budaya yang berbeda. Sasaran: menambah pengetahuan kepada pihak
yang berkonflik mengenai budaya pihak lain, mengurangi streotip negatif
yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan keefektifan
komunikasi antarbudaya.
TeoriTransformasi Konflik. Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh
masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai
masalah sosial, budaya dan ekonomi.
Penyebab Konflik
Konflik dapat terjadi hanya karena salah satu pihak memiliki
aspirasi tinggi karena alternatif yang bersifat integrative dinilai sulit
didapat. Ketika konflik semacam ini terjadi, maka ia akan semakin
mendalam bila aspirasi sendiri atau aspirasi pihak lain bersifat kaku
dan menetap.
Dalam pada itu, ketika individu bekerja sama satu sama lain dalam
rangka mewujudkan tujuannya, maka wajar seandainya dalam
waktu yang cukup lama terjadi perbedaan-perbedaan pendapat di
antara mereka. Ibarat piring, banyak yang pecah atau retak, hanya
karena bersentuhan dengan piring lainnya.
Tahap-Tahap Berlangsungnya Konflik
Menurut Mulyasa pada umumnya konflik berlangsung dalam lima tahap, yaitu
tahap potensial, konflk terasakan, pertenangan, konflik terbuka, dan akibat
konflik.
Tahap Potensial, yaitu munculnya perbedaan di antara individu, organisasi, dan
lingkunan merupakan potensi terjadinya konflik;
KonflikTerasakan, yaitu kondisi ketika perbedaan yang muncul dirasakan oleh
individu, dan mereka mulai memikirkannya;
Pertentangan, yaitu ketika konflik berkembang menjadi perbedaan pendapat di
anatara individu atau kelompok yang saling bertentangan;
KonflikTerbuka, yaitu tahapan ketika pertentangan berkembang menjadi
permusuhan secara terbuka;
Akibat Konflik, yaitu tahapan ketika konflik menimbulkan dampak terhadap
kehidupan dan kinerja organisasi. Jika konflik terkelola dengan baik, maka akan
menimbulkan keuntungan, seperti tukar pikiran, ide dan menimbulkan
kreativitas. Tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dan melampaui batas, maka
akan menimbulkan kerugian seperti saling permusuhan.
Latar Belakang Konflik
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan,
adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.