berlanjut disertai dengan terjadinya pergeseran sumber-sumber pertumbuhan. a. Perekonomian AS diperkirakan tumbuh lebih rendah sejalan dengan konsumsi yang melemah dan investasi yang tertahan oleh prospek penurunan harga minyak. b. Namun, perekonomian Tiongkok diperkirakan tumbuh lebih baik ditopang oleh konsumsi yang solid dan ekspor yang meningkat. c. Pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan lebih baik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan kinerja ekspor yang meningkat d. Pergeseran sumber-sumber pertumbuhan ekonomi global tersebut berpotensi mendorong peningkatan volume perdagangan dunia dan masih tetap tingginya harga komoditas global. 2. Ekonomi Domestik, Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2017 tumbuh a. Konsumsi rumah tangga melemah b. Konsumsi pemerintah mengalami kontraksi seiring dengan adanya pergeseran pengeluaran c. Kinerja ekspor melambat terutama dipengaruhi penurunan pertumbuhan volume ekspor produk manufaktur sejalan dengan belum kuatnya pemulihan ekonomi dunia. d. Namun, investasi meningkat baik bangunan maupun non bangunan. e. Pertumbuhan ekonomi triwulan I sebesar 5.01 %, Triwulan II sebesar 5,01% dan triwulan IV diperkirakan sebesar 4,94% 3. Neraca Pembayaran Indonesia, a. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) menunjukkan surplus dengan defisit transaksi berjalan yang terjaga dan dapat dibiayai oleh surplus neraca modal dan keuangan yang besar b. Ke depan, kinerja NPI diperkirakan akan tetap mencatat surplus untuk keseluruhan tahun 2017 dan 2018. c. Surplus NPI sebesar USD 0,7 Milyar, Surplus Neraca Modal dan Keuangan USD 5,9 Milyar dan Defisit transaksi berjalan sebesar USD 5,0 Milyar. 4. Cadangan Devisa, a. Cadangan devisa akhir Juli 2017 USD 127,8 Milyar. b. Cukup untuk membiayai 9 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. c. Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor 5. Nilai Tukar, a. rupiah bergerak cukup stabil ditopang oleh tetap tingginya kepercayaan terhadap stabilitas makroekonomi Indonesia. b. Secara rata-rata triwulanan Rupiah menguat menjadi Rp. 13.309 / USD ( menguat sebesar 0,30 %) c. Penguatan nilai tukar Rupiah ditopang oleh aliran dana masuk yang tetap kuat seiring dengan prospek imbal hasil yang positif dan diikuti oleh tetap tingginya pasokan valas korporasi di pasar valas domestik. d. Ke depan, nilai tukar Rupiah diperkirakan tetap stabil didukung oleh keseimbangan neraca pembayaran yang terjaga dan pasar valas domestik yang semakin dalam 6. Inflasi a. Inflasi terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula, sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi tahun 2017 dan 2018 b. Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Juli 2017 sebesar 0,22 % (mtm) dan 3,88 % (yoy). c. Inflasi inti sebesar 0,26% (mtm) dan 3,05 % (yoy). d. inflasi bahan makanan bergejolak 0,17 % (mtm) dan 1,13 % (yoy) e. Inflasi harga barang yang diatur pemerintah sebesar 0,07 % (mtm) dan 9,27 % (yoy) f. Inflasi inti cukup rendah sejalan dengan permintaan domestik yang terbatas, ekspektasi inflasi yang terjaga dan stabilitas nilai tukar 7. Sistem Keuangan, sistem keuangan tetap stabil didukung oleh ketahanan industri perbankan a. Ketahanan permodalan masih berada pada level yang cukup tinggi (Rasio Kecukupan Modal /CAR sebesar 22,5 %) b. Intermediasi cenderung lambat dengan pertumbuhan kredit 7,8 % (yoy) dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 10,3 % (yoy) c. Efisiensi meningkat, Biaya Operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 79,5 % d. Resiko Kredit relatif stabil, dengan Non Performing Loan (NPL) 3,0 % 1,4 % (nett) e. Kinerja korporasi non-keuangan menunjukkan perbaikan dengan ROA korporasi 6,6 %, dan debt Service Ratio (DSR) Korporasi 79,1 % f. Namun demikian masih terdapat risiko yng perlu dicermati : Kinerja rumah tangga (RT) mengalami moderasi pada Juni 2017. Pertumbuhan DPK individual (RT) 7,! % Ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik ditopang oleh peningkatan investasi dan konsumsi seiring dengan berlanjutnya dampak belanja pemerintah yang lebih ekspansif serta pemanfaatan ruang pelonggaran kebijakan moneter. a. Pertumbuhan Ekonomi, diperkirakan dapat tumbuh pada kisaran 2017 : 5,0 – 5,4 %, 2018 : 5,1 – 5,5 % b. Inflasi ; 2017 : 4,0 ± 1 % (yoy) , 2018 : 3,5 ± 1 % (yoy) c. Pertumbuhan Kredit : 2017 : 8,0 – 10 % (yoy), 2018 : 10 – 12 % (yoy) d. Dana Pihak Ketiga (DPK) : 2017 9,0 – 10 % , 2018 : 9,0 -11 % (yoy) Risiko eksternal terkait dengan rencana kenaikan Fed Fund Rate dan normalisasi neraca Bank Sentral AS mereda sehingga perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri Indonesia tetap menarik