IBADAH
MAHDHAH
IBADAH GHAIRU
MAHDHAH
ibadah secara umum dapat dibagi menjadi dua bentuk :
1. Ibadah mahdhah, yaitu suatu ibadah dimana cara dan kaifiyat atau
waktu pelaksanaannya sudah diatur langsung oleh syariat, sehingga
tidak boleh ditambah atau dikurangi oleh siapapun.
Almisal : shalat wajib lima kali sehari, puasa ramadan, dll.
2. Ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah ini lebih kepada bentuk sikap,
atau tindakan dan ucapan seseorang yang mengandung kebaikan dan
kemaslahatan yang dilakukan atas dasar ikhlas karena Allah serta
mencari keridhaan Nya .
SYARAT DITERIMA IBADAH
Ada dua syarat yang harus dipenuhi apabila ibadah kita ingin diterima oleh Allah SWT.
Syarat tersebut adalah:
2. Mutaba’ah (sesuai dengan sunnah Nabi). Bahwa dalam melaksanakan ibadah apa saja
haruslah selalu mengacu kepada sunnah Rasul atau sejalan dengan dalil syari’at .
Fudhail bin ‘iyadh berkata : “Amalan yang terbaik adalah amalan yang paling ikhlas dan
paling sesuai dengan sunnah”.
Apabila suatu amalan dikerjakan atas dasar keikhlasan kepada Allah tapi tidak sesuai
dengan sunnah maka amalan itu akan ditolak, begitu juga sebaliknya amalan yang sesuai
dengan sunnah tapi tidak dikerjakan dengan ikhlas maka ia juga tidak diterima.”
Dalam hal ini para ulama telah menetapkan satu kaidah yang berbunyi :
Aslu fiil ibaadati butlaan hatta yakuma daliilu alal amri .
“ pada prinsipnya ibadah itu terlarang dan tidak dibenarkan kecuali apabila ada dalil
yang memerintahkannya”
2. Tidak mempersulit
Ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT tidaklah untuk mempersulit umat
manusia, karena Allah SWT memang tidak berkeinginan untuk mempersulit hamba
Nya dalam beribadah.
Wama jaala alaikum fiidiini min harajinn.
“Dan Dia (Allah) sekali kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan” .
3. Meringankan beban
dalam ibadah yang dianjurkan selalu saja ada keringanan keringanan bagi pelaku
saat ia mengalami kesulitan.
Dalam Al Quran Allah berfirman :
La yukalifullahu nafsan illa wusahaa
“ Allah tidak memebebani seseorang melainkan sesuatu dengan kesanggupannya”. ( QS.
Al Baqarah : 287)
Demikian juga dengan hati, kalau hati tidak diisi oleh ALLAH
maka hati akan diisi oleh syetan. Karena itu kita memerlukan
ibadah sebagai sarana untuk mengisi hati ini dengan ALLAH.
Haji dan umrah dpat melebur dosa dosa yang telah dilakukan.
Orang yang melaksanakan haji dan umrah akan menjadi tamu Allah SWT.
Orang yang haji dan umrah akan memperoleh pertolongan dari Allah SWT.
Orang yang melaksnakan haji dan umrah akan memperoleh ampunan Allah
SWT.