Anda di halaman 1dari 25

KEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU

Pemimbing : dr. Raymond. Ginting Sp.oG


Presentator : Heru Suradinata (17360323)
Definisi
 Kehamilan ektopik adalah semua
kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
oleh spermatozoa berimplantasi dan
tumbuh diluar endometrium kavum
uterus
 Kehamilan ektopik terganggu adalah KE
yang mengalami ruftur tuba biasanya
sudah ada perdarahan pervaginam masif
dari nyeri abdomen (akut abdomen)
 Tuba Fallopii
 Uterus (diluar endometrium kavum
uterus)
 Ovarium
 Intraligamenter
 Abdomina
 Kombinasi kehamilan didalam dan diluar
uterus
 kehamilan ektopik paling sering terjadi
di Tuba fallopi ( 97% ), yang mana 55%
muncul di pars ampullaris, 25% di
isthmus, dan 17 % di fimbriae. Sisa 3 %
berlokasi di uterus, ovarium, abdominal,
dan intraligamenter, dimana sekitar 2-
2,5% muncul di kornua uterus
Epidemiologi
 Insiden dari kehamilan ektopik digambarkan
dalam berbagai macam cara pada beberapa
literature. Denominator yang paling umum
digunakan adalah jumlah konsepsi yang dikenali,
yang mana digambarkan sebagai jumlah
kehamilan ektopik per 1000 konsepsi.
Denominator lainnya adalah jumlah wanita dalam
usia produktif, yang digambarkan sebagai jumlah
kehamilan ektopik per 10.000 wanita dalam
rentang usia 14-44 tahun, dan jumlah total
kelahiran yang digambarkan sebagai jumlah
kehamilan ektopik per 1000 kelahiran
Etiologi
 Penggunaan AKDR
 Ketidak seimbangan hormonal
 Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
 Operasi pada tuba
 Infeksi pelvis
 Faktor dalam lumen tuba :
a) Endosalpingitis dapat menyebabkan
perlengketan endosalping, sehingga
lumen tuba menyempit atau membentuk
kantong buntu;
b) Lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk
yang dapat terjadi pada hipoplasia uteri.
Hal ini dapat disertai kelainan fungsi silia
endosalping;
c) Lumen tuba sempit yang diakibatkan
oleh operasi plastik tuba dan sterilisasi
 Faktor pada dinding tuba :
a) Endometriosis tuba, dapat
memudahkan implantasi telur yang
dibuahi dalam .
b) Divertikel tuba kongenital atau ostium
assesorius tubae dapat menahan telur
yang dibuahi ditempat itu.
 Faktor diluar dinding tuba :
a) Perlekatan peritubal dengan
distorsiatau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan telur;
b) Tumor yang menekan dinding tuba
dapat menyempitkan lumen tuba
Patofisiologi
 Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan halnya
di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Pada yang pertama
telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya
dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan diresorbsi. Pada
nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara 2 jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi
tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua
dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna
malahan kadang- kadang tidak tampak, dengan mudah villi korialis menembus endosalping
dan masuk dalam lapisan otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah.
Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa faktor, seperti tempat implantasi,
tebalnya dinding tuba, dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi
 trofoblas. Dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari korpus luteum gravidatis
 dan trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek, dan endometrium dapat pula berubah menjadi
desidua. Dapat ditemukan pula perubahan perubahan pada endometrium yang disebut
fenomena Arias-Stella. Sel epitel membesar dengan intinya hipertrofik, hiperkromatik, lobuler,
dan berbentuk tidak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa, dan kadang-
kadang ditemukan mitosis. Perubahan ini hanya terjadi pada sebagian kehamilan ektopik. 4
 Hasil konsepsi mati dini dan
direasorbsi
 Abortus tuba
 Ruptur tuba
 Kehamilan Ektopik Terganggu

Gambar 1.3 Ruftur Tuba


Gambaran klinis
Trias KET Gejala lainya

1. Mual
2. lelah
1. nyeri abdomen 3. nyeri abdomen ringan
2. amenore 4. nyeri bahu,
3. perdarahan 5. menstruasi abdominal
pervaginam 6. nyeri tekan abdomen dan
pelvis,
7. perbubahan uterus
Diagnosis
 Anamnesis : haid biasanya terlambat
untuk beberapa waktu, biasanya terjadi
pada kehamilan 6-8 minggu dan kadang-
kadang terdapat gejala subjektif
kehamilan muda seperti mual, pusing,
dan sebagainya,nyeri perut bagian
bawah disertai dengan spotting, nyeri
bahu, tenesmus dapat dinyatakan.
Perdarahan per vaginam terjadi setelah
nyeri perut bagian bawah.
 Pada pemeriksaan umum : penderita
dapat tampak pucat dan kesakitan. Pada
perdarahan dalam rongga perut aktif
dapat ditemukan tanda-tanda syok dan
pasien merasakan nyeri perut yang
mendadak. Pada jenis yang tidak
mendadak, mungkin hanya terlihat perut
bagian bawah yang sedikit
menggembung dan nyeri tekan
 Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan laboratorium biasanya
menggunakan beta-human chorionic
gonadotropin (β-hCG) untuk
mendiagnosis kehamilan, dan untuk
membantu menentukan potensi pasien
mengalami kehamilan ektopik
 Pada KET dapat ditemukan tanda-tanda
syok hipovolemik yaitu
hipotensi,takikardi, pucat, anemis,
ektermitas dingin, nyeri abdomen, perut
tegang, nyeri tekan dan nyeri lepas
abdomen serta bisa ditemukan pekak
samping yaitu pekak pindah pada
perkusi abdomen
ALAT-ALAT BANTU DIAGNOSTIK

 Ultrasonography

Gambaran 1.4. USG Kehamilan Ektopik


 Human Chorionic Gonadotrophin
 Dilatasi kuretase
 Kuldosentesis
 Laparaskopi

Gambar 1.5 tekhnik laparoskopi


PENATALAKSANAAN
 TERAPI BEDAH

Gambar 1.6. terapi bedah menggunakan tekhnik laparotomi pada kehamilan ektopik
Gambar 1.7. Linear salpingektomi di permukaan antimesenterika tuba pada kehamilan
gambar ektopik di pars ampullaris
Gambar 1.8. kehamilan ektopik tuba kanan yang terlihat pada laparaskopi
   TERAPI OBAT
1. Methotrexate
diberikan dalam dosis tunggal (50 mg/m2IM) atau dengan
menggunakan dosis variasi 1 mg/kgBB IM pada hari ke 1,3,5,7
ditambah Leukoverin 0,1 mg/kgBB IM pada hari ke 2,4,6,8.
Setelah pemakaian methotrexate yang berhasil,β-hCG biasanya
menghilang dari plasma dalam rata-rata antara 14 dan 21 hari.
Kegagalan terapi bila tidak ada penurunan β-hCG, kemungkinan
ada massa ektopik persisten atau ada perdarahan intraperitoneal
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai