HASIL PENELITIAN
OLEH : PEMBIMBING :
Evi Sriwahyuni dr. Hj. Anna Sari Dewi, M. Kes, Sp.OG
110 2014 0133 dr. Andi Tenri Sanna A, Sp. THT-KL
BAB I
Tahu
PENDAHULUAN
Memaha
Evaluasi
mi
PENGETAHU
PENGETAHU
AN
AN
Sinstesis Aplikasi
Analisis
Notoatmadjo 2010. Medical Refernce from”The Gynecological Sourcebook”
arrangement with The NTC Contemporary, Publishing Group Inc”
KEPUTIHAN
KEPUTIHAN
Flour
Flouralbus
albus
KEPUTIHAN atau dalam istilah medisnya
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi.
Jakarta : Rineka Cipta. Hal 849,851-853.
Menurut studi Badan Kesehatan Dunia
TUJUAN
UMUM
Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa prodi
Keperawatan dengan prodi Kebidanan angkatan 2016
Universitas Muslim Indone tentang keputihan (flour Tujuan
albus).
Khusus
Mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswa antara
prodi Keperawatan dengan prodi Kebidanan angkatan 2016
Universitas Muslim Indonesia tentang pencegahan keputihan (flour
albur).
- Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponeogoro.
- Fadillah, P. 2010. Faktor yang mempengaruhi Flour albus pada remaja. Semarang. Hal 10-12.
Lanju
Kelenjar pada serviks menghasilkan suatu
Lanjuttaann...
.
cairan jernih, bercampur dengan bakteri,
Penyebab lain :
Infeksi
• Psikologi :
• Bakteri : Gardanerrella vaginalis,
Iritasi Chlamidia trachomatis, Neisseria Volvovaginitis
gonorhoae, dan Gonococcus
psikosomatik
• Benda asing : Kondom, • Jamur : Candida albicans
• Tidak dikatehui :
sperma • Protozoa : Trichomonas vaginalis
• Virus : Virus Herpes dan Human “Desquamative
• Sabun atau cairan papilloma virus
inflammatory
antiseptik
Epidemoligi
Epidemoligi
Flour
FlourAlbus
Albus
Gardanerrella vaginalis,
Sekitar 75 % pada wanita
selama masa reproduksi
g e n e s i vagi vagi
Pa t o na na
sF l o u r Asa Floura
a l b u s m normal
tidak
lakt seimban
g
• Lactobacillus at • Bakteri
doderlein • Jamur
• Mempertahankan • Protozoa
pH vagina (3,0-4,5)
• virus
Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponeogoro.
Tarlylah, Erza. 2010. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Higenitas Organ Reproduksi. Jakarta.
Tanda dan
Gejala Flour
Flour
albus albus
Fisiolgis Patologis
Menggunakan celana
Saat haid sering
yang kering dan
mengganti pembalut
menyerap keringat
Biasakan membasuh
dengan cara yang benar
Tidak menggunakan
pada saat membersihkan
pembersih vagina secara
genital yaitu mengusap
berlebihan
dari arah depan ke
belakang
Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedoktera
Universitas Diponeogoro.
Ilmu penyakit dalam. 2014
KOMPLIKASI
Gangguang
Iritasi pada
pada fungsi
organ Kemandulan
organ
genitalia
genitalia
Notoatmadjo 2010. Medical Refernce from”The Gynecological Sourcebook” arrangement with The NTC Contemporary, Publishing Group Inc”
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 849,851-853.
P
Prroog gnnoo
ssiiss
Prognosis baik, baik penyebab bakteri, parasit,
Kerangka Klasifikasi
Teori
Etiologi
Epidemologi
KEPUTIHAN
(Flour albus) Patogenesis
PENGETAHUAN
Tanda dan
Gejala Klinis
Penanganan
Pencegahan
Komplikasi
Prognosis
Kerang
ka
Konsep
BAB III
Landas METODE
an Keputihan atau PENELITIAN
dalam istilah
secara umum adalah keluarnya cairan 1. Responden diberi kuesoner yang terdiri dari 19
(Flour albus)
kental dari vagina yang bisa saja pertanyaan tentang keputihan (Flour Albus) yang
terasa gatal, rasa panas atau perih, didalamnya terkait dengan pencegahan dan
merasa apa-apa. Kondisi ini terjadi 2. Setiap pertanyaan yang dijawab oleh responden
karena terganggunya keseimbangan diberi nilai 1dan jawaban dari responden yang salah
Baik : 19-15
Cukup : 14-10
Kurang : 9-5
Buruk : 4-0
Populasi dan Sampel
Penelitian
Populasi Populasi adalah
keseluruhan objek yang
diteliti tersebut. Populasi Sampe Teknik pengambilan
Teknik
Tahap Tahap
pengelolahan
Persiapan Pelaksanaan
data
Pengelolahan
Menentukan data
Menentukan Mengelolah Menyajikan
Memilih waktu Membuat Memasukkan menggunaka
jumlah data hasil
populasi pengumpulan surat izin surat izin n Microsoft
sampel penelitian penelitian
data Excel dan
SPSS.
Analisa ini di lakukan
terhadap tiap variabel dari
Univariat
Analisa bivariat dilakukan
Analisis
Bivariat
Analisis menggunakan Uji
Mann Whitney.
Rumus Uji Mann-Whitney :
Keterangan :
n1 : Jumlah sampel 1
N2 : Jumlah sample 2
a a
Universitas Muslim
Hadir dan bersedia
Indonesia.
menjadi responden
Samp Inklus
el i Subjek tidak
Kriter mengisi
mengembalikan atau
data dengan
lengkap
ia Jenis kelamin laki-laki
Ekskl
Alur
Alur
Pengumpulan
Pengumpulan
Data
Data
Setiap subjek diberi penjelasan secara lisan dan
. Penelitian
Etika Penelitian
menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian.
Keperawatan 0 0 18 15 33
Kebidanan 0 0 13 20 33
Total 0 0 31 35 66
Statistic df p-value
Bivari
Bivari
Keperawatan 0.229 33
at
at
0.000 Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Pencegahan
ialah 0,00 < 0,05. Oleh karena itu, untuk melihat perbandigan tingkat
Keperawata
Penanganan 4.09 0.914
n 446.000 0.183
Tabel 3. Hasil Uji
keputihan
Perbedaan Tingkat Kebidanan 4.42 1.001
Pengetahuan Keperawata
Mahasiswa Prodi Pencegahan 6.15 0.972
n 526.000 0.807
Keperawatan dan
keputihan
Kebidanan Kebidanan 6.15 1.326
menggunakan Uji
Mann Whitney.
Oleh karena nilai signifikansi nilai p-value > α = 0.05, maka
hipotesis nol (H0) diterima. Artinya bahwa tidak terdapat perbedaan
tingkat pengetahuan mahasiswa tentang pencegahan dan
penanganan keputihan (Flour albus) antara mahasiswa prodi
BAB VI
PENUTUP
1. Dari 66 responden diperoleh bahwa tidak terdapat responden (0%)
Kesimpul
dengan tingkat pengetahuan yang buruk ataupun kurang terkait