Anda di halaman 1dari 49

Keputihan (Flour Albus) Mahasiswa Prodi

Keperawatan dan Prodi Kebidanan


Angkatan 2016
Universitas Muslim Indonesia

HASIL PENELITIAN
OLEH : PEMBIMBING :
Evi Sriwahyuni dr. Hj. Anna Sari Dewi, M. Kes, Sp.OG
110 2014 0133 dr. Andi Tenri Sanna A, Sp. THT-KL
BAB I
Tahu
PENDAHULUAN
Memaha
Evaluasi
mi

PENGETAHU
PENGETAHU
AN
AN
Sinstesis Aplikasi

Analisis
Notoatmadjo 2010. Medical Refernce from”The Gynecological Sourcebook”
arrangement with The NTC Contemporary, Publishing Group Inc”
KEPUTIHAN
KEPUTIHAN
Flour
Flouralbus
albus
KEPUTIHAN atau dalam istilah medisnya

disebut fluor albus (fluor : cairan kental, albus :

putih) atau leukorhoe secara umum adalah

keluarnya cairan kental dari vagina yang bisa

saja terasa gatal, rasa panas atau perih, kadang

berbau atau malah tidak merasa apa-apa.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi.
Jakarta : Rineka Cipta. Hal 849,851-853.
Menurut studi Badan Kesehatan Dunia

(World Health Organization/WHO) tahun 2015

lalu, bahwa sekitar 75% perempuan di dunia

pasti akan mengalami keputihan paling tidak

sekali seumur hidupnya, dan sebanyak 45%

akan mengalami dua kali atau lebih,

sedangkan wanita Eropa yang mengalami

keputihan sebesar 25%.


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

(2013), bahwa Persentase remaja 10-24 tahun yang

mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi di Sulawesi

selatan, menunjukan bahwa remaja yang mendapatkan

penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi hanya

sebesar 29,0%, dan yang tidak mendapatkan

penyuluhan kesehatan reproduksi sebesar 71,0%.

Terkhusus pada Kabupaten/kota besar seperti Makassar,

Gowa, dan Bone yang memiliki jumlah penduduk yang


Juliana, R. 2013. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Keputihan pada remaja
putri. Pekanbaru. Hal 24, 38.
Rumusan
masalah
“Bagaimana tingkat
pengetahuan
mahasiswa tentang
pencegahan dan
penanganan terhadap
keputihan (flour
albus) ?”
Khusu
s
Umum Tujuan
Penelitian
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan akan
diketahui perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswa
tentang pencegahan dan penanganan terhadap keputihan
(flour albus).

TUJUAN
UMUM
Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa prodi
Keperawatan dengan prodi Kebidanan angkatan 2016
Universitas Muslim Indone tentang keputihan (flour Tujuan
albus).
Khusus
Mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswa antara
prodi Keperawatan dengan prodi Kebidanan angkatan 2016
Universitas Muslim Indonesia tentang pencegahan keputihan (flour
albur).

Mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswa antara prodi


Keperawatan dengan prodi Kebidanan angkatan 2016 Universitas Muslim
Indonesia tentang penanganan keputihan (flour albur).
Untuk menambah waawasan peneliti dalam rangka
Manfaat Penelian penerapan ilmu yang telah diperoleh sehinggah
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari dan
masyarakat.
Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa


mengenai pencegahan dan penanganan tentang
Bagi mahasiswa keputihan (flour albur).

Bagi masyarakat Meningkatkan pengetahuan mahasyarakat


mengenai pencegahan dan penanganan tentang
keputihan (flour albur).
Ruang
Lingkup Ruang lingkup penelitian
ini adalah mencakup
mahasiswa prodi
Keperawatan dan prodi
Kebidanan angkatan 2016
Universitas Muslim
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN
? Definis PUSTAKA
i
Keputihan ( Flour albus )

Cairan yang keluar dari alat


genitalia yang bukan berupa
darah.

- Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponeogoro.

- Fadillah, P. 2010. Faktor yang mempengaruhi Flour albus pada remaja. Semarang. Hal 10-12.
Lanju
Kelenjar pada serviks menghasilkan suatu
Lanjuttaann...
.
cairan jernih, bercampur dengan bakteri,

sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari

kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina

juga disebabkan karena aktivitas bakteri

yang hidup pada vagina yang normal seperti

bakteri Lactobacillus Doderlin yang juga

dapat mempertahankan pH area genitalia.


- Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponeogoro.
- Tjitra, ER. 2012. Karasteristik Penderita Flour Albus. Jakarta. Pusat Penelitian penyakit menular, penelitan dan pengembangan kesehatan dept. kesehatan RI. Hal 21-24
- Fadillah, P. 2010. Faktor yang mempengaruhi Flour albus pada remaja. Semarang. Hal 10-12.
Fisiolo Patolo
gis gis
Klasifika
si
Keputih
an
Fisiologi
s
Cairan jernih, bercampur sel-sel vagina yang terlepas
dan sekresi dari kelenjar Bartolin setra bakteri,
diantaranya bakteris Lactobacillus Doderlin yang juga
dapat mempertahankan pH area genitalia.
Biasa terjadi pada :
- bayi baru lahir
- wanita sebelum dan setelah mestruasi
- Rangsangan seksual pada saat Koitus.
- Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedokteran
- Tarlylah, Erza. 2010. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Higenitas Organ Reproduksi. Jakarta.
- Misni. 2011. Gangguan Reproduksi dengan Leukore Candidiasis Vulvovaginalis. Akbid Mamba. Suryakata.
Patologis
Keputihahan (flour albus/Leukorea) patologis
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus, benda
asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia,
dan erosi.
Cairan yang keluar dari vagina :
 kental,
 berwarna putih susu,
 sering disertai rasa gatal,
 vagina tampak kemerahan akibat peradangan
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipt
Tidy, C. 2011. Vaginal discharge. Problem-based Obstetetrics and Gynecology. London. Churchill Livingsto
Misni. 2011. Gangguan Reproduksi dengan Leukore Candidiasis Vulvovaginalis. Akbid Mamba. Suryakata.
Etiologi

Penyebab lain :
Infeksi
• Psikologi :
• Bakteri : Gardanerrella vaginalis,
Iritasi Chlamidia trachomatis, Neisseria Volvovaginitis
gonorhoae, dan Gonococcus
psikosomatik
• Benda asing : Kondom, • Jamur : Candida albicans
• Tidak dikatehui :
sperma • Protozoa : Trichomonas vaginalis
• Virus : Virus Herpes dan Human “Desquamative
• Sabun atau cairan papilloma virus
inflammatory
antiseptik
Epidemoligi
Epidemoligi
Flour
FlourAlbus
Albus
Gardanerrella vaginalis,
Sekitar 75 % pada wanita
selama masa reproduksi

Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan
(2013) menunjukan bahwa
remaja yang mendapatkan
penyuluhan mengenai
kesehatan reproduksi sebesar
29,0%.
Menurut WHO (2015) 75 %
wanita akan mengalami
keputihan paling tidak sekali
dalam seumur hidupnya. Dan 45
% mengalami keputihan
Juliana, R. 2013. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Keputihan pada remaja putri. Pekanba
berulang.
• sekresi dari • Epitel
kelenjar supervisial
vagina yang
Bartolin terkelupas
Sekr Epite serta
beberapa
et l Leukosit

g e n e s i vagi vagi
Pa t o na na
sF l o u r Asa Floura

a l b u s m normal
tidak
lakt seimban
g
• Lactobacillus at • Bakteri
doderlein • Jamur
• Mempertahankan • Protozoa
pH vagina (3,0-4,5)
• virus
Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponeogoro.
Tarlylah, Erza. 2010. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Higenitas Organ Reproduksi. Jakarta.
Tanda dan
Gejala Flour
Flour
albus albus
Fisiolgis Patologis

Tidak ada Berbau Terasa


Lendir Tidak
keluhan Keruh Berwarna atau gatal/pan
jernih berbau
gatal berbusa as

Kekuning Putih abu-


Kehijauan
an abu
PPeence
nceggaaha
nnFlou ha
Menjaga kebersihan area Flourr
genital dengan
menggunakan pembersih
Hindari
bedak
penggunaan
dengan tujuan AAlb
lbuuss
agar genital kering dan
yang tidak menggangu
harum
pH vagian

Menggunakan celana
Saat haid sering
yang kering dan
mengganti pembalut
menyerap keringat

Biasakan membasuh
dengan cara yang benar
Tidak menggunakan
pada saat membersihkan
pembersih vagina secara
genital yaitu mengusap
berlebihan
dari arah depan ke
belakang

Hindari stress yang


berlebihan
Fadillah, P. 2010. Faktor yang mempengaruhi Flour albus pada remaja. Semarang. H
Tarlylah, Erza. 2010. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Higenitas Organ Repr
Penanga
nan
Mengembalikan pH normal vagina
• Membersihkan area genital secara Flour
teratur
• Menggunakan celana yang bersih dan
albus
menggangtinya secara teratur
Jika diperlukan gunakan obat-obatan
yang tepat berdasarkan penyebab
terjadinya keputihan.
• Antibiotik untuk infeksi bakter
• Antifungi untuk infeksi jamur dsb.
Mengurangi aktivitas yang dapat
menyebabkan stress dan memicu
terjadinya keputihan

Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus Patologis. Semarang. Bagian Obstetri dan Ginokologi Fakultas Kedoktera
Universitas Diponeogoro.
Ilmu penyakit dalam. 2014
KOMPLIKASI

Gangguang
Iritasi pada
pada fungsi
organ Kemandulan
organ
genitalia
genitalia

Notoatmadjo 2010. Medical Refernce from”The Gynecological Sourcebook” arrangement with The NTC Contemporary, Publishing Group Inc”
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 849,851-853.
P
Prroog gnnoo
ssiiss
Prognosis baik, baik penyebab bakteri, parasit,

dan jamur, hal ini apabila penaganan

dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Komplikasi

dapat terjadi dalam penanganan yang lamban,

begitu juga prognosis yang buruk pada penyebab

virus seperti pada HPV dan HSV


Definisi

Kerangka Klasifikasi

Teori
Etiologi

Epidemologi

KEPUTIHAN
(Flour albus) Patogenesis

PENGETAHUAN
Tanda dan
Gejala Klinis

Penanganan

Pencegahan

Komplikasi

Prognosis
Kerang
ka
Konsep
BAB III
Landas METODE
an Keputihan atau PENELITIAN
dalam istilah

Teori medisnya disebut fluor albus


(fluor=cairan kental, albus = putih)
atau leukorhoe secara umum adalah
keluarnya cairan kental dari vagina
yang bisa saja terasa gatal, rasa
panas atau perih, kadang berbau atau
malah tidak merasa apa-apa. Kondisi
Hipotesis
Penelitian
H0
• Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mahasiswa
tentang pencegahan dan penanganan keputihan (Flour
albus) antara mahasiswa prodi keperawatan dengan prodi
kebidanan angkatan 2016 UMI.
Ha
• Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mahasiswa
tentang pencegahan dan penanganan keputihan (Flour
albus) antara mahasiswa prodi keperawatan dengan prodi
Jenis
Peneliti
Pendekatan yang
an dilakukan dalam
penelitian ini adalah
“Cross Sectional”
dimana data di
kumpulkan pada suatu
waktu tertentu.
Pencegan
Keputihan
Variabel
Variabe Dependen
Penangana
l n Keputihan
Peneliti Tingkat
Variabel
an Independe
Pengetahua
n
n
mahasiswa
Tempat dan
Waktu
Penelitian
Temp Gedung Fakultas Kesehatan
at Masyarakat prodi Keperawatan
dan prodi Kebidanan angkatan
2016
PenelitianUniversitas
dilaksanakanMuslim
Wakt pada
u Indonesia.
bulan maret 2018
Definisi
Definisi
Operasional
Operasionaldan dan
Kriteria
KriteriaObjektif
Objektif
Variabel Pengertian Pengukuran Skala
Tingkat Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini - Kuesioner Katagorik

pengetahuan terjadi setelah orang melakukan nominal

mahasiswa pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia, yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan perabaan. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh

melaui mata dan teliga.


Variabel Pengertian Pengukuran Skala
pencegahan dan Keputihan atau dalam istilah medisnya - Alat Ukur : Kategorik

penanganan disebut fluor albus (fluor=cairan Kuesioner nominal

keputihan kental, albus = putih) atau leukorhoe - Cara Pengukuran :

secara umum adalah keluarnya cairan 1. Responden diberi kuesoner yang terdiri dari 19
(Flour albus)
kental dari vagina yang bisa saja pertanyaan tentang keputihan (Flour Albus) yang

terasa gatal, rasa panas atau perih, didalamnya terkait dengan pencegahan dan

kadang berbau atau malah tidak penangan keputihan (Flour Albus).

merasa apa-apa. Kondisi ini terjadi 2. Setiap pertanyaan yang dijawab oleh responden

karena terganggunya keseimbangan diberi nilai 1dan jawaban dari responden yang salah

flora normal dalam vagina, dengan diberi nilai 0.

berbagai penyebab. 3. Pengukuran tingkat pengetahuan dilakukan untuk

  masing-masing variable yaitu :

 Baik : 19-15

 Cukup : 14-10

 Kurang : 9-5

 Buruk : 4-0
Populasi dan Sampel
Penelitian
Populasi Populasi adalah
keseluruhan objek yang
diteliti tersebut. Populasi Sampe Teknik pengambilan

yang diambil dalam l sample dalam


penelitian ini adalah
dengan cara Simple
penelitian ini adalah random sampling.
mahasiswa prodi
Keperawatan dan prodi
mengunakan rumus,
Kebidanan angkatan 2016 sebagai berikut :
Universitas Muslim Indonesia. •n=
 
Mengunakan rumus,
sebagai berikut :
n=

  Populasi : 35, Sehingga


diperoleh sampel :
n=
n=
= 32.58
Hasil di bulatkan menjadi 33
sampel
Pengumpulan dan
Analisis Data
Teknik
Pengumpulan
Data

Teknik
Tahap Tahap
pengelolahan
Persiapan Pelaksanaan
data

Pengelolahan
Menentukan data
Menentukan Mengelolah Menyajikan
Memilih waktu Membuat Memasukkan menggunaka
jumlah data hasil
populasi pengumpulan surat izin surat izin n Microsoft
sampel penelitian penelitian
data Excel dan
SPSS.
Analisa ini di lakukan
terhadap tiap variabel dari

Analisis hasil penelitian.

Univariat
Analisa bivariat dilakukan

ANALISIS DATA untuk menilai hubungan


antara faktor independen
dengan faktor dependen

Analisis
Bivariat
Analisis menggunakan Uji
Mann Whitney.
  Rumus Uji Mann-Whitney :

Keterangan :

n1 : Jumlah sampel 1

N2 : Jumlah sample 2

R1 : Jumlah jenjang pada samp

R2 : Jumlah jenjang pada samp


Tolak Hipotesis nol (0) jika nilai signifkansi p-

value (< 0,05).


Mahasiwa prodi

Kriteri Keperawatan dan


prodi Kebidanan
Kriteri angkatan 2016

a a
Universitas Muslim
Hadir dan bersedia
Indonesia.
menjadi responden

Samp Inklus
el i Subjek tidak

Kriter mengisi
mengembalikan atau
data dengan
lengkap
ia Jenis kelamin laki-laki

Ekskl
Alur
Alur
Pengumpulan
Pengumpulan
Data
Data
Setiap subjek diberi penjelasan secara lisan dan
. Penelitian
Etika Penelitian
menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian.

Perizinan akan diminta pada pihak pimpinan prodi


Keperawatan dan prodi Kebidanan angkatan 2016
Universitas Muslim Indonesia.
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional
Etika

yang tidak dilakukan dengan perlakuan terhadap


responden/subjek penelitian sehingga tidak ada
kemungkinan resiko yang dapat
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI
PENELITIAN
Prodi Kebidananan
• Program Studi DIII Kebidanan FKM UMI terus
berupaya mengembangkan kualitas SDM dan
sarana prasarana sehingga dapat menghasilkan
lulusan Ahli Madya Kebidanan yang profesional,
berdaya saing dan islami di tingkat nasional dan
internasional.
Prodi Keperawatan
• PSIK UMI saat ini baru mengelola program A yang
mengelola lulusan setingkat SLTA dengan masa
belajar 8 semester akademik dan mendapat
gelar S.Kep, dilanjutkan 2 semester pendidikan
profesi dengan gelar Ners, dimana keduanya ini
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN Univari
PEMBAHASAN Univari
Prodi
Pengetahuan
at
at
Total

Buruk Kurang Cukup Baik

Keperawatan 0 0 18 15 33

(0%) (0%) (27.3%) (22.7%) (50.0%)

Kebidanan 0 0 13 20 33

(0%) (0%) (19.7%) (30.3%) (50.0%)

Total 0 0 31 35 66

(0%) (0%) (47.0%) (53.0%) (100.0%)

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa


Pengetahuan Prodi
Kolmogrov-Smirnov

Statistic df p-value
Bivari
Bivari
Keperawatan 0.229 33
at
at
0.000 Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Pencegahan

Keputihan Kebidanan 0.224 33 0.000

Keperawatan 0.264 33 0.000


Penanganan

Keputihan Kebidanan 0.233 33 0.000

Hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogrov-smirnov diperoleh

p-value pada masing-masing prodi keperawatan maupun kebidanan

ialah 0,00 < 0,05. Oleh karena itu, untuk melihat perbandigan tingkat

pengetahuan mahasiswa prodi keperawatan dan prodi kebidanan maka


Pengetahua Std. Mann
Prodi Mean p-value
n Deviation Whitney

Keperawata
Penanganan 4.09 0.914
n 446.000 0.183
Tabel 3. Hasil Uji
keputihan
Perbedaan Tingkat Kebidanan 4.42 1.001
Pengetahuan Keperawata
Mahasiswa Prodi Pencegahan 6.15 0.972
n 526.000 0.807
Keperawatan dan
keputihan
Kebidanan Kebidanan 6.15 1.326
menggunakan Uji
Mann Whitney.
Oleh karena nilai signifikansi nilai p-value > α = 0.05, maka
hipotesis nol (H0) diterima. Artinya bahwa tidak terdapat perbedaan
tingkat pengetahuan mahasiswa tentang pencegahan dan
penanganan keputihan (Flour albus) antara mahasiswa prodi
BAB VI
PENUTUP
1. Dari 66 responden diperoleh bahwa tidak terdapat responden (0%)
Kesimpul
dengan tingkat pengetahuan yang buruk ataupun kurang terkait

an keputihan, 31 responden (47%) dengan tingkat pengetahuan yang


cukup, dan 35 responden (53%) dengan tingkat penegtahuan yang
baik.
2. Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mengenai
penanganan keputihan antara mahasiswa prodi keperawatan dan
mahasiswa prodi kebidanan dengan rata-rata skor yang tidak jauh
berbeda yaitu masing-masing sebesar 4.09 dan 4.42, dengan selisi
0.33 yang tidak memberikan perbedaan yang berarti.
3. Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mengenai
pencegahan keputihan antara mahasiswa prodi keperawatan dan
mahasiswa prodi kebidanan dengan rata-rata skor yang sama yaitu
LAMPIRAN 
Proses Pengisian Kuesioner
Penelitian
Keperawat
Keperawat
an
an
Kebidana
Kebidana
nn

Anda mungkin juga menyukai