Anda di halaman 1dari 39

LOGO

DERMATITIS
Pembimbing akademik : Parta suhandra,Skp.
M.Biomed

Kelompok 3
 Dita ririyanti
 Dwi widya astuti
 Maksupah
 M. Syaichu
 M. Rully subakti

endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
Definisi Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai


respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema,
edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal). Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis. (Djuanda Adhi, 2010).

endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
Penyebab
 Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian
besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen, misaknya zat
kimia, protein, bakteri dan fungus. Respon tersebut dapat
berhubungan dengan alergi. Alergi adalah perubahan kemampuan
tubuh yang di dapat dan spesifik untuk bereaksi.

 Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), isalnya


bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik
(contoh: sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri dan jamur); daat pula
dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.

endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
Klasifikasi Dermatitis

3. Neurodermatitis sirkumskripta

1. Dermatitis kontak
Peradangan di kulit karena kontak 4.Dermatitis numularis
dengan sesuatu yang dianggap asing oleh
tubuh. terbagi menjadi 2 : alergi dan iritan.

5. Dermatitis statis

2. Dermatitis atopic
Peradangan kulit kronis residif disertai gatal
yang umumnya sering terjadi selama masa
bayi dan anak.

endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
Manifestasi Klinis

a. Dermatitis kontak
 Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak
 Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum 24-28
jam, bahkan sampai 72 jam.
 Untuk dermatitis kontak iritan, gejala terbagi dua menjadi akut dan
kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi
kemerahan sampai terasa perih bahkan lecet.
Saat kronis gejala dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit
meradang yang akhirnya menjadi menebal.
 Pada kasus berat, dapat terjadi bula
(vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
 Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar.
 Dermatitis kontak iritan, gatal dan
 rasa terbakarnya lebih terasa
dibandingkan dengan tipe alergi. endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
lanjutannn

b. Dermatitis atopi (DA)


 Ada 3 fase klinis DA yaitu:
 1). DA infantil (2 bulan-2 tahun)
 DA paling sering muncul pada
tahun pertama kehidupan yaitu
pada bulan kedua. Lesi mula-mula
tampak di daerah muka (dahi-pipi)
berupa eritema, papul-vesikel
pecah karena garukan sehingga
lesi menjadi eksudatif dan akhirnya
terbentuk krusta.

endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO

2). DA anak (2-10 tahun)


 Dapat merupakan lanjutan bentuk DA infantil ataupun
timbul sendiri (denovo). Lokasi lesi di lipatan siku/lutut,
bagian fleksor pergelangan tangan, kelopoak mata dan
leher.

3). DA pada remaja dan dewasa


 Lokasi lesi pada remaja adalah di lipatan siku/lutut,
samping leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa,
distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai
tangan dan pergelangan tangan

endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO

c. Neurodermatitis sirkumskripta
 Kulit yang sangat gatal
 Muncul tunggal di daerah leher,
pergelangan tangan, lengan bawah, paha
atau mata kaki, kadang muncul pada alat
kelamin.
 Rasa gatal sering hilang timbul. Sering
timbul pada saat santai atau sedang tidur,
akan berkurang saat beraktifitas. Rasa
gatal yang digaruk akan menambah berat
rasa gatal tersebut.
 Terjadi perubahan warna kulit yang gatal,
kulit yang bersisik akibat garukan atau
penggosokan dan sudah terjadi bertahun-
tahun.
endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO

d. Dermatitis numularis
 Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat mengaggu.
 Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm), kemudian membesar
dengan cara berkonfluensi ataumeluas ke samping, membentuk suatu lesi
karakteristik seperti uang logam (koin), eritematosa, sedikit edematosa, dan
berbatas tegas.
 Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi
krusta kekuningan.
 Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat
hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris dengan
ukuran bervariasi dari miliar sampai numular, bahkan plakat.
 Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan, lengan
ternasuk punggung tangan.

www.themegallery.com
LOGO

e. Dermatitis statis
Bercak-bercak berwarna merah yang bersisik
Bintik-bintik berwarna merah dan bersisik
Borok atau bisul pada kulit
Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
Luka (lesi) kulit
Pembengkakan pada tungkai kaki
Rasa gatal di sekitar daerah yang
 terkena
Rasa kesemutan pada daerah yang
terkena (Djuanda Adhi, 2010) www.themegallery.com
LOGO
pemeriksaan

Percobaan asetikolin (suntikan


dalam intracutan, solusio asetikolin
1/5000)
Percobaan histamin hostat
disuntikkan pada lesi
Pric
Laboratorium
Darah: Hb, leukosit, hitung jenis,
trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
Urin: pemeriksaan histopatologi
www.themegallery.com
LOGO
Penatalaksaan

a. Dermatitis Kontak
 Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda
penyebab dermatitis kontak
 Pada tipe iritan,basulah bagian yang terkena dengan air
mengalir sesegera mungkin
 Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menagani luka
bakar,
 Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan
perih yang dirasakan.
 Kortikosteroid dapat diberikan secra tropikal ,oral,atau
intravena secseuai dengan tingkat keparahanya .

www.themegallery.com
LOGO
penatalaksanaan
B. Dermattis Atopik
 Mengihindari dari agen pencetus seperti makanan,uadra panas/dingin,
bahan-bahan berbulu.
 Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab anatra lain krim hidrofilik
urea 10 % atau pelembab mengandung asam laktatdengan konsentrasi
kurang dari 5 %
 Kortikosteroid topikal potensi rendah diberikan kepada bayi, daerah
intertriginosa dan daerah genetalia. Kortikosteroid potensi menengah
dapat diberikan pada anak dan dewasa. bila aktifitas penyakit telah
terkontrol.
 antisistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena berpotensi kuat
menimbulkan sensitisasi pda kulit. Pemkaiaan krim doxepin 5 %dalam
jangka pendek 1 minggu dapat mengurangi gatal tanpasensitisasi, tapi
pemakaian pada area luas akan menimbulkan efek samping sedatif.
 pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya peningkatan
kolonis. Aureus pada kulit penderita DA . dapat diberikan
eritromisin.asitromisiin, atau kaltromisin bila ada infekis virus dapat
diberikan asiklovir 3 x400mg/hari selama 10 hari atau 4 x200 mg/hari untuk
10 hari. www.themegallery.com
LOGO
Lanjutan ya...........
c. Neurodermatitis Sirkumskripta
1. pemberian kartikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk
mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal.
Pemberian steroid topical jjuga membantu mengurani
hyperkeratosis.
2. anti –depresan atau anti anxiety sangat membanu pada sebagian
orang dan perlu pertimbangkan untuk pemberiannnya.
3. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat dipaki kurang 3
minggu pada kulit yang tebal.
4. perlu diberikan nasehat untuk menegur emosi dan perilaku yang
dapat mencegah gatal dan garukan.

www.themegallery.com
LOGO
Penatalaksanaan
d. Dermatitis Numularis
1. bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien.
2. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi
,misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus.
3. bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya
dengan larutan permanganas kalikus 1:10,000.
4. kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara
sistamik.
5. kortikosteroid sistemik hanyadiberikan pada kasus yang berat dan
refrakter, dala, jangka pendek.

www.themegallery.com
LOGO
Pentalaksanaan

e. Dermatitis Statis
1. cahaya berdenyut intens
2. diuretik
3. imunosupresan
4. istirahat
5. kortikosteroid
6. ligas vaskuler
7. pelembab
8. terapi kompres

www.themegallery.com
LOGO IMasalah yang Lazim Muncul

Ketidak efektifan pola napas terganggu akibat spase otot-otot


pernafasan,kerusakan neurologis.

Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamsi

Gangguan citra tubuh b.d persaan malu terhadap


penampilan diri dan persepsi diri tentang ketidak
bersihan.

Nyeri akut b.d lesi kulit

Resiko infeksi b.d lesi, bercak-bercak merah pada kulit


endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
Discharge Planning

Gunakan kosmetik hipoalergen


Setelah mandi keringkan kulit dengan menemuk-menpuk
bukan menggosok

Gunakan mild soap atau pengganti sabun.


jangan mandi terlalu lama karena akan membuat
menjadi kering
Kenakan pelembab

Hindari penggunaan wool atau pemaparan terhadap iritan


seperti diterergen dan gunakan dtergen yang tidak
mengandung bahan pemutih

Jangan menggaruk atau menggosok kulit

Penederita yang sedang menggunakan salep kortikosteroid atau


krim sebaiknya hanya mengoleskan pada
bagian kulit
endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
Patofisiologi

endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO Kosep Asuhan Keperawatan
Dermatitis
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
 Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
 Riwayat Kesehatan.
b. Riwayat penyakit sekarang
 Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada
pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien
untuk menanggulanginya.
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya
d. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
endraya.lecture.ub.ac.id
LOGO
Lanjutan juga ......
e. Riwayat psikososial
 Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah
sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
f. Riwayat pemakaian obat
 Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai
pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap
sesuatu obat
g. Pola Fungsional Gordon
 Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien.

www.themegallery.com
LOGO

2. Pola nutrisi dan metabolisme


 Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang
dan malam )
 Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi
 Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
 Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3. Pola eliminasi
 Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya
 Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
 Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan
alat bantu untuk miksi dan defekasi.

www.themegallery.com
LOGO

4. Pola aktivitas/olahraga
 Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
pada kulit.
 Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan
ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
 Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5. Pola istirahat/tidur
 Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
 Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
 Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?

www.themegallery.com
LOGO

6. Pola kognitif/persepsi
Kaji status mental klien
Kaji kemampuan berkomunikasi dan
kemampuan klien dalam memahami sesuatu
Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi
wajah, nada bicara klien.
Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
Kaji apakah klien mengalami vertigo
Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal
atau bercak merah pada kulit.
www.themegallery.com
LOGO

7.Pola persepsi dan konsep diri


Tanyakan pada klien bagaimana klien
menggambarkan dirinya sendiri, apakah
kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya
Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien,
apakah merasa cemas, depresi atau takut
Apakah ada hal yang menjadi pikirannya

www.themegallery.com
LOGO

8. Pola peran hubungan


Tanyakan apa pekerjaan pasien
Tanyakan tentang system pendukung dalam
kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
Tanyakan apakah ada masalah keluarga
berkenaan dengan perawatan penyakit klien

www.themegallery.com
LOGO

9. Pola seksualitas/reproduksi
 Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
 Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopause
 Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
10.Pola koping-toleransi stress
 Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial
atau perawatan diri )
 Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi
kecemasannya (mekanisme koping klien ).

www.themegallery.com
LOGO

11. Pola keyakinan nilai


Tanyakan agama klien dan apakah ada
pantangan-pantangan dalam beragama serta
seberapa taat klien menjalankan ajaran
agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya
lebih berfikiran positif.

www.themegallery.com
LOGO Contoh KASUS

Seorang Pasien Tn. K datang ke IGD RSU Pku


Muhammadiyah Bekasi diantar oleh ayah Tn.K
pada tanggal 04 November 2013 pukul 14.30
WIB dengan keluhan peradangan pada kulit dan
gatal gatal. Pasien mengatakan bahwa ia belum
pernah mengalami sakit yang sama
sebelumnya, pasien juga mengatakan malu jika
kulitnya rusak. Pasien juga mengatakan bahwa
di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit seperti dirinya.

www.themegallery.com
LOGO
Pengkajian

Indentitas Pasien
 Nama :Sdr.K
 Umur : 19 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Alamat : Simogunung Rt 05/Rw01
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
 Pekerjaan : Siswa
 Tanggal Masuk RS : 04 November 2013 pukul 14.30 WIB
 Tanggal Pengkajian : 05 November 2013
 Diagnosa Medis : Dermatitis atopik
 Keluhan utama : Gatal –gatal

www.themegallery.com
LOGO
Lanjutan,,,,
 Riwayat Kesehatan Sekarang :
 Pasien datang ke IGD pada tanggal 04 November 2013 pukul
14.30 WIB dengan keluhan peradangan pada kulit dan gatal gatal.
 Riwayat Kesehatan Dahulu :
 Pasien mengatakan bahwa ia belum pernah mengalami sakit yang
sama sebelumnya.
 Riwayat Kesehatan Keluarga :
 Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit seperti dirinya. Pasien mengatakan tidak
mempunyai penyakit keturunan.

www.themegallery.com
LOGO

 Pengkajian pola fungsional menurut Virginia Henderson.


 Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Klien bernafas secara normal dan tidak sesak.
Saat dikaji : Klien bernafas seara normal.
 Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien makan 2x/hari tanpa nasi. Minum 1-4 gelas/hari
Saat dikaji : Klien makan habis ½ diit, minum 2-3 gelas/hari
 Pola Eliminas
sebelum sakit : Pola Eliminasi BAB 1x sehari, konsistensi normal.
Saat dikaji : Pola Eliminasi BAB 1x sehari, konsistensi normal.
 Pola Aktivitas/Bekerja
Sebelum sakit : Klien melakukan aktivitas secara mandiri.
Saat dikaji : Klien bisa melakukan aktivitas secara mandiri tapi
terkadang didampingi oleh keluarga.

www.themegallery.com
LOGO

 Pola istirahat dan Tidur


Sebelum sakit : Pasien mengatakan kadang-kadang tidur siang
tidur tidak ada keluhan.
Saat dikaji : Pasien mengatakan saat sakit sering tidur.
 Pola mempertahankan suhu
Sebelum sakit : Pasien mengatakan memakai pakaian biasa,
hanya terkadang memakai pakaian hangat saat udara dingin.
Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya menggunakan baju
seadanya,karena tidak tahan terkena gesekan dari bajunya.
 Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Klien dapat mengenakan baju sendiri.
Saat dikaji : Klien membutuhkan bantuan keluarga.

www.themegallery.com
LOGO

 Pola Gerak dan Keseimbangan


Sebelum sakit : Klien dapat bergerak bebas sesuai keinginan.
Saat dikaji : Klien bergerak terbatas karena gatal.
 Pola Personal Higine
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit mandi 2xsehari
Saat dikaji : Pasien mengatakan mandi 2x sehari
selama di rumah sakit.
 Pola Komunikasi
Sebelum sakit : Klien lancar berkomunikasi
Saat dikaji : Klien berkomunikasi dengan normal.
 Pola Aman dan Nyaman
Sebelum sakit :Klien mengatakan merasa nyaman dengan
keluarga dan lingkungan.
Saat dikaji : Klien mengatakan tidak nyaman dengan
keadaanya yang gatal .

www.themegallery.com
LOGO

 Pola Spiritual
Sebelum sakit: Klien beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
Saat dikaji : Klien tetap beribadah, diatas bed.
 Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Klien terkadang rekreasi dengan keluarga
Saat dikaji : Klien hanya menonton TV dan tiduran.
 Pola Belajar
Sebelum sakit : Klien tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya.
Saat dikaji : Klien tahu tentang penyakitnya karena bertanya dengan
petugas medis.

www.themegallery.com
LOGO
Pemeriksaan Fisik
 TTV =
 TD : 120/80 mmHg
 N : 80 x/menit
 RR : 22 x/menit
 S : 37 °C
 TB = 160 cm
 BB = 65 kg
 Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut rontok, tidak ada benjolan,
kulit kepala bersih.
 Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,terjadi
pembekakan.
 Mulut: mukosa mulut merah, tidak ada stomatitis, kapilerirefil.
 Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, bersih dan tidak ada serumen
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.

www.themegallery.com
LOGO

 Dada :
 Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
 simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan,ada
sedikit
 alergi gatal.
 Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullnes
 Auskultasi : Irama nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
 Perut
 Inspeksi : Simetris,terdapat reaksi alergi
 Auskultasi : Peristaltik meningkat 25x/menit
 Palpasi : Turgor kulit kering,
 Perkusi : Hipertimpan, perut kembung
 9. Kulit : - kering -kemerahan(rubor).
 10. Genetalia : Tampak bersih.

www.themegallery.com
LOGO

www.themegallery.com
LOGO

Join UB Be The Best

endraya.lecture.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai