Anda di halaman 1dari 17

GIZI & DIET

KELOMPOK 5
Nur Desy Dwi Ramadhani P 1337420216047
Feri Prasetyo P 1337420216057
Rini Lastyaningsih P 1337420216072
Dian Kusuma Wardhani P 1337420216076
Priscilia Herlina Pratiwi P 1337420216085

KELAS 1B
D
Diet saluran cerna merupakan diet yang
I dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
E pencernaan untuk memberikan nutrien dalam
bentuk yang mudah dicerna serta mudah
T
diserap sehingga dapat menghindari
malabsorpsi.
Gangguan pencernaan antara lain
terjadi karena infeksi atau
peradangan, gangguan motilitas,
perdarahan atau hematemesis –
melena, kondisi saluran cerna pasca
bedah, dan tumor atau kanker.
Tujuan Diet Untuk Pasien gangguan
Pencernaan

1. Memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak meberatkan


lambung.
2. Mencegah dan menetralakn sekresi asam lambung yang berlebihan.
3. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
4. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
5. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
6. Mengistirahatkan usus pada masa akut.
Macam Diet Gangguan
Pencernaan

Diet Saluran Diet Saluran


Cerna Atas Cerna Bawah
Diet Saluran Cerna
Atas
1. Diet Disfagia

Syarat-syarat diet disfagia adalah:


a. Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.
b. Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan.
c. Diberikan secara bertahap ( cair → lunak )

“Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila


diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam bentuk
makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan
diberikan dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.”
Diet Saluran Cerna
Atas
2. Diet Pasca-Hematemesis-Melena

Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang air


besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran
cerna.

Diet pasca-hematemesis-melena diberikan dalam bentuk


makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca perdarahan. Nilai gizi
makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari
saja.
Diet Saluran Cerna
Atas

3. Diet Penyakit Lambung

Bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang


tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi
asam lambung yang berlebihan.

Macam diet penyakit lambung :


a. Diet lambung I
b. Diet lambung II
c. Diet lambung III
d. Diet lambung IV
a. Diet Lambung I

Untuk :
Pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus
abdominalis berat.

Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari


pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut teratasi.

Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari
saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin
C.
b. Diet Lambung II

Untuk :
Pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis
ringan.

Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta deberikan berupa 3 kali makanan
lengkap dan 2 – 3 kali makanan selingan.

Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.


c. Diet Lambung III

Untuk :
Pasien dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis
yang hampir sembuh.

Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi


pasien. Makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya.
d. Diet Lambung IV

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III. Makanan


diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien.

Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah
2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah

a. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory Bowel


Disease)
Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan
usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat
badan berkurang, demam dan kemungkinan terjadi streatorea (adanya
lemak dalam feses). Penyakit ini dapat berupa Kolitis Ulseratif dan Chron’s
Disease.
Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah

b. Diet Penyakit Divertikular


Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis. Penyakit
Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada dinding kolon
yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik. Hal ini
terutama terjadi pada usia lanjut yang makanannya rendah serat. Penyakit Divertikulitis
terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan.
Gejala-gjalanya antar alain kram pada bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah,
konstipase atau diare, menggigil dan demam.
KESIMPULAN

Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran pencernaan. Apabila fungsi pencernaan dan penyerapan pada saluran
pencernaan atau traktus gastrointestinalis mengalami gangguan akibat
penyakit, terapi diet sering digunakan untuk memberikan nutrien dalam
bentuk yang mudah dicerna serta mudah diserap sehingga dapat
menghindari malabsorpsi.
Banyak gangguan padda sistem pencernaan yang tidak memerlukan tindakan
diet khusus. Para penderita gangguan ini dapat disembuhkan dengan nasihat
agar makan makanan yang bervariasi dan menghindari makanan yang
menyebabkan gangguan pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai