Anda di halaman 1dari 34

BAB 1.

PENGETAHUAN DASAR AIR TANAH

1.1. Pengertian

 Pengertian sumber daya air (SDA) adalah sumber daya berupa


air yang berguna bagi kehidupan
 Guna SDA untuk: pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi,
dan aktivitas lingkungan
 Distribusi SDA air di bumi:
• 97% air asin
• 3% air tawar:
 2/3 bagian berupa es di daerah kutub
 1/3 bagian sisanya (sebagian terbesar berupa airtanah
dan sebagian kecil berupa air permukaan)
 Difinisi airtanah adalah air yang menempati pori-pori lapisan
geologi yang terletak di bawah permukaan anah
 Sumber air tanah adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah
melalui lubang pori-pori tanah (infiltrasi)
 Proses pengisian airtanah mengikuti siklus hidrologi

Gambar 1.1. Siklus hidrologi


 Air yang meresap ke dalam tanah sampai ke lapisan jenuh (zone of saturation)
disebut airtanah (groundwater)
 Batas atas lapisan ini disebut muka air tanah (water table). Lapisan tanah
diatasnya yang tidak jenuh disebut lapisan/zona aerasi (zone of aeration)

Gambar 1.2. Zone of saturation dan water table


 Muka airtanah umumnya tidak horisontal tetapi mengikuti
elevasi permukaan tanah di atasnya

Gambar 1.3.a. Garis muka air tanah


Gambar 1.3.b. Recharge dan discharge area
 Jika tidak ada hujan elevasi muka airtanah akan turun perlahan-lahan sampai
sejajar dengan lembah, namun jika terjadi hujan maka airtanah akan terisi lagi
(recharge) sehingga elevasi muka airtanah meningkat
 Daerah yang air hujannya meresap sampai zona saturasi disebut daerah
resapan (recharge area), sedangkan daerah keluarnya airtanah disebut
daerah penampungan (discharge area)
1.2. Lapisan Pembawa Airtanah
Airtanah mengalir melalui lapisan pembawa yang dinamakan
aquifer. Jenis aquifer:
1) Aquifer bebas (unconfined aquifer) yaitu aquifer dengan muka
airtanah merupakan bidang batas sebelah atas zona jenuh air
2) Aquifer tertekan (confined aquifer) yaitu aquifer yang terletak
di bawah lapisan kedap air (impermeable) dan mempunyai
tekanan lebih besar dari tekanan atmosfer
3) Aquifer bocor (leakage aquifer) yaitu aquifer yang terletak di
bawah lapisan stengah kedap air, sehingga aquifer ini bersifat
antara aquiferbebas dan aquifer tertekan
4) Aquifer menggantung (perched aquifer) yaitu aquifer yang
mempunyai massa airtanah yang terpisah dari dari airtanah
induk oleh lapisan kedap air
Gambar jenis-jenis aquifer disajikan pada gambar 1.4.
Gambar 1.4. Jenis-jenis aquifer
1.3. Porositas Tanah atau Batuan

 Tanah terdiri dari bagian padat dan pori


Bagian pori bisa terisi penuh air
(tanah jenuh air) atau sebagian,
atau kosong (tanah kering).

Porositas adalah perbandingan


volume pori dengan volume
tanah keseluruhan

Densitas adalah perbandingan


antara berat butir dengan
volume tanah keseluruhan

Gambar 1.5. Elemen penyusun tanah


 Setiap tanah atau batuan mempunyai ukuran butir dan ukuran
pori yang berbeda-beda seperti ditunjukkan tabel berikut

Tabel 1.1 Porositas beberapa jenis batuan terkait dengan kuran


butir
Jenis batuan Diameter Densitas Porositas
Butir (mm) (gr/cm3) (%)
Pasir kasar 0.5285 2.034 38.6
Pasir halus 0.1638 1.962 44.5
Pasir sangat halus 0.0988 1.878 48.5
Lanau pasiran 0.0529 1.783 54.2
Pasir lanauan 0.0340 1.769 54.7
Lanau 0.0237 1.740 56.2
Pair lanau lempungan 0.0177 1.575 66.3
Lempung lanauan 0.0071 1.489 71.6
Lanau lempungan 0.0022 1.480 73.0
Tabel 1.2. Porositas beberapa jenis batuan terkait kompaksi

Jenis batuan Porositas (bebas) % Porositas (tertekan) %


Pasir laut 38.52 34.78
Pasir gunung 41.17 37.60
Kuarsa 48.13 41.20
Mika 93.53 86.62
1.4. Sifat fisik media aliran air tanah (akuifer)
Sifat fisik media aliran tanah (akuifer) ditunjukkan dengan
beberapa parameter sebagai berikut:

1.4.1. Kapasitas jenis (specific grafity)


Kapasitas jenis adalah debit yang dapat diperoleh dari setiap
penurunan permukaan air tanah, sepanjang satu satuan panjang
dalam sumur pompa pada akhir periode pemompaan. Secara
sederhana harga kapasitas jenis dapat digunakan untuk
menentukan besarnya debit pemompaan.

SQ = Q/S … (1.1)

SQ = kapasitas jenis (m2/s)


S = penurunan air tanah (m)
Q = debit air tanah (m
1.4.2. Koefisien keterusan air (coeficient of transmission)
Koefisien keterusan air adalah banyaknya air yang dapat
mengalir melalui suatu bidang vertikal setebal aquifer, selebar
satu satuan panjang. Nilai koefisien keterusan dapat ditentukan
dengan uji pompa atau melalui hitungan teoritis
Transmisivitas (T) = K.D (1.2)
K = Koefisien kelulusan air (m/d)
D = tebal akuifer (m)

1.4.4. Koefisien Permeabilitas (k)

• Koefisien Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan


bahan untuk meluluskan air melalui rongga pori batuan tanpa
mengubah sifat airnya
• Semua jenis tanah mempunyai rongga pori, istilah mudah meloloskan air
(permeabel) ditujukan untuk tanah yang memang benar-benar mempunyai
sifat meloloskan air. Sebaliknya, tanah disebut kedap air (impermeabel), bila
tanah tersebut mempunyai kemampuan meloloskan air yang sangat kecil.
• Koefisien permeabilitas (k) mempunyai satuan yang sama dengan satuan
kecepatan yaitu cm/d atau m/d.

Tabel nilai permeabilitas tanah

Jenis Tanah k (mm/s)


• Butiran kasar 10 - 103

• Kerikil halus, butiran kasar 10-2 - 10


bercampur pasir butiran sedang
• Pasir halus, lanau longgar 10-4 - 10-2
• Lanau padat, lanau berlempung 10-5 - 10-4
• Lempung berlanau, lempung 10-8 - 10-5
Pada sembarang temperatur T, koefisien permeabilitas
dapat diperoleh dari persamaan:

… (1.3)

Dengan:
kT, k20 = koefisien permeabilitas pada T° & 20° C
µT, µ20 = koefisien kekentalan air pada T° & 20° C
Tabel Nilai µT/µ20
Temperatur µT/ µ20 Temperatur µT/ µ20
T, °C T, °C
10 1,298 21 0,975
11 1,263
12 1,228 22 0,952
13 1,195 23 0,930
14 1,165 24 0,908
15 1,135 25 0,887
16 1,106 26 0,867
17 1,078 27 0,847
18 1,051 28 0,829
19 1,025 29 0,81 1
20 1 30 0,793
Kecepatan aliran dalam tanah
► Darcy (1956), memberikan hubungan antara
kecepatan dan gradien hidraulik sebagai
berikut:

v=ki •

► Dengan:
v = kecepatan air (cm/d)
k = koefisien permeabilitas (cm/d)
i = gradien hidraulik
Debit aliran dalam tanah
► Debit rembesan (q) dapat ditulis dengan
persamaan:

q =Ak i• •

Dengan A = luas penampang tanah


k = koefisien permeabilitas (cm/d)
i = gradien hidraulik
Gradien Hidraulik (i)
Elevation A:
Water table =
440 m above
sea level

Vertical drop (h)=


Elevation A (440 m)
Elevation B (415 m)

Elevation B:
Vertical
DARCY’S LAW/drop Water table =
Volume of
415 m above
water 0.25 m2 = sea level
cross-sectional
Cross-sectional Flow distance area (A)
area of flow
Permeability (hydraulic
conductivity)

Gambaran Hukum Darcy di alam


Uji Permeabilitas di Laboratorium

Ada 2 macam cara:


1. Uji tinggi energi tetap (constant head)
2. Uji tinggi energi turun (falling-head)
Tinggi energi tetap (constant head)

► Pengujian ini cocok untuk jenis tanah granular.


► Tanah benda uji diletakkan di dalam silinder
► Pada kedudukan ini tinggi energi hilang adalah h.
► Aliran air lewat tanah diatur.
► Banyaknya air yang keluar ditampung di dalam
gelas ukuran.
► Waktu pengumpulan air dicatat
► Data pengamatan yang diperoleh kemudian
dimasukkan ke dalam persamaan Darcy.
► Q = qt = k i A t
► Dengan A adalah penampang benda uji.
► Karena i = h/L, dengan L adalah panjang
benda uji, maka Q = k (h/L) A t. Dari
persamaan ini diperoleh:

QL
k 
hAt
► Suku persamaan di sebelah kanan diperoleh
dari hasil pengujiannya. Dengan
memasukkan masing-masing nilainya, maka
koefisien permeabilitas (k) dapat diperoleh.
Falling-head test

maluap

ditampung

gelas ukur
Cara Tinggi Energi Turun (Falling Head)

►Uji permeabilitas tinggi energi turun lebih cocok untuk tanah


berbutir halus.
►Tanah benda uji ditempatkan di dalam tabung.
►Pipa pengukur didirikan di atas benda uji. Air dituangkan
lewat pipa pengukur dan dibiarkan mengalir lewat benda uji
►Ketinggian air keadaan awal pengujian (h1) pada saat waktu t1
= 0 dicatat. Pada waktu tertentu (t2) setelah pengujian
berlangsung, ketinggian muka air adalah h2. Koefisien
permeabilitas dihitung dengan persamaan:
a = luas pipa pengukur
A = luas potongan melintang benda uji
L = panjang benda uji
h1 = ketinggian air saat awal pengujian
h2 = ketinggian air saat akhir pengujian
t = waktu pengujian
Contoh Soal 1
► Tanah benda uji berbentuk silinder
mempunyai diameter 7,3 cm dan panjang
16,8 cm. Akan ditentukan permeabilitasnya
dengan alat uji permeabilitas constant-head.
Tinggi tekanan konstan sebesar 75 cm
dikontrol sama selama pengujian. Sesudah 1
menit pengujian berjalan, air yang tumpah
pada gelas ukur ditimbang, beratnya 940
gram. Temperatur pada waktu pengujian 20°
C. Hitung koefisen permeabilitas tanah ini.
Penyelesaian

► Luas tampang benda uji = A x π x 7,32


= 41,9 cm2.
► Berat volume air = 1 gr/cm3.
► Dari persamaan koefisien permeabilitas
diperoleh:
QL
k 
hAt
Contoh 2
► Data uji permeabilitas falling-head pada tanah
pasir, diperoleh data sebagai berikut:

► a = 6 cm2; A = 10,73 cm2; L = 17 cm; h1 =


150 cm; h2 = 70 cm; t = 100 detik (waktu yang
diperlukan untuk turun dari h1 ke h2).
Temperatur air = 20 C. Hitung koefisien
permeabilitas tanah ini.
Contoh 2
► Data uji permeabilitas falling-head pada tanah
pasir, diperoleh data sebagai berikut:

► a = 6 cm2; A = 10,73 cm2; L = 17 cm; h1 =


150 cm; h2 = 70 cm; t = 100 detik (waktu yang
diperlukan untuk turun dari h1 ke h2).
Temperatur air = 20 C. Hitung koefisien
permeabilitas tanah ini.
Penyelesaian:

k = 2,303 (6 x 17)/(10,73 x 100) x Log(150/70)


= 0,072 cm/dt
1.5. Sifat Kelistrikan Batuan

• Batuan  material  sifat kelistrikan


• Sifat kelistrikan  karakteristik batuan jika dilewati listrik :
 Potensial
 konduktifitas

• Potensial alam  karena adanya proses elektrokimia atau


mekanik
 faktor pengontol: air tanah

• Ilustrasi sebuah elektroda arus yang diletakkan di dalam permukaan bumi


(gambar 1.7). C adalah sebuah titik arus yang mengalirkan arus listrik ke segala
arah.
Gambar 1.7. Sumber arus listrik di bawah permukaan media homogen

• Bidang ekipotensial setiap titik di dalam bumi membentuk permukaan


bola dengan jari-jari r. Besarnya arus dari elektroda C yang mengalir keluar
sevara radial ke segala arah adalah:

I = 4π r2 J = - 4 π r2 σ (dV/dr) = - 4 π σ A … (1.2)
• Dari persamaan (1.2) di dapat:

I
A … (1.3)
4

Sehingga dari persamaan (1.3) didapatkan:

 I 1 4rV
V   atau 
 4  r I … (1.4)

Bidang ekipotensial dimanapun selalu ortogonal terhadap garis-garis aliran


arus membentuk permukaan bola dengan jari-jari r konstan.

Anda mungkin juga menyukai