Anda di halaman 1dari 39

Jimmy

Sri Parmani
Nita Destyadi
Hayyatunnufus
Fitri Damayanti
Fransiska Subeno
Eva Iin Magasingan
Achmad Harun Muchsin
Supervisor:
Dr.Abd.Muis,Sp.S(K)

1
PENDAHULUAN

Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen


dalam tubuh

Afinitas Hb terhadap O2 terutama dikendalikan oleh pH darah

pH darah (arterial) : 7,4 (7,35-7,45)

Sistem yang berperan mempertahankan pH darah:

• 1. sistem buffer
• 2. sistem pernapasan
• 3. sistem renal
2
pH

• Kuantifikasi keasaman
• H+ dinyatakan dalam satuan pH
• Henderson-Hasselbach Equation  menunjukkan
hubungan antara pH dan aktivitas CO2 dan HCO3-
sebagai pasangan buffer

3
pH

Aktivitas
Kontraksi otot
enzim

Keseimbangan
Fungsi sel
Gangguan dari elektrolit
pH normal
dapat
menyebabkan
gangguan dari:

4
REAKSI KESEIMBANGAN ASAM BASA

• CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

• Melalui reaksi ini ginjal mengatur kadar HCO3-plasma


dengan cara reabsorpsi dan sintesis HCO3-,
sedangkan eritrosit mengatur melalui responsnya
terhadap perubahan pCO2

5
3 MEKANISME KESEIMBANGAN ASAM
BASA

• Kelebihan asam dibuang oleh ginjal, sebagian besar


dalam bentuk amonia.
• Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam
darah sebagai pelindung terhadap perubahan pH
tiba-tiba
• Penyangga pH terpenting adalah bikarbonat.

Bikarbonat (basa) berada dalam keseimbangan


dengan karbondioksida (asam)
6
Mekanisme Regulasi Keseimbangan Asam-
Basa

Sistem buffer kimiawi

• hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara

Sistem respirasi (paru-paru)

• berespon secara cepat terhadap perubahan kadar H+


dalam darah
• mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan
ketidakseimbangan tersebut.

Sistem renal

• menghilangkan ketidakseimbangan kadar H+ secara lambat 7


Sistem Buffer Kimiawi

• Lini pertama pertahanan


• Hanya bersifat sementara
• Tidak menghilangkan H+ dari tubuh
• Aktif segera untuk meminimalisir perubahan
pH

8
Sistem Respirasi

• Lini kedua pertahanan


• Mengatur ventilasi
• Mengatur kadar [H+] dengan mengontrol eliminasi
CO2
• Perubahan kadar [H+] karena gangguan [CO2] akibat
penyakit respirasi, maka sistem respirasi tidak dapat
mengontrol pH
– Diperbaiki oleh sistem buffer dan sistem renal

9
Sistem Respirasi

• Kadar CO2 meningkat → pH menurun


• Kadar CO2 menurun → pH meningkat
• Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor yang
kemudian akan mempengaruhi pusat pernapasan
– Hipoventilasi meningkatkan kadar CO2 dalam
darah
– Hiperventilasi menurunkan kadar CO2 dalam
darah

10
Respon Sistem Pernapasan

11
Sistem Renal
• Lini ketiga pertahanan
• Ginjal menyesuaikan ekskresi H+ sebagai respon
terhadap kadar [CO2] atau [H+] plasma
• Eliminasi H+ yang berasal dari sulphur, phosphor,
laktak, karbonat, dan asam lainnya dari tubuh
• Ginjal mengontrol pH dengan:
– Ekskresi H+
– Eksresi HCO3-
– Sekresi ammonia (NH3) sebagai buffer H+ pada
kondisi asidosis
12
Sistem Renal

Ginjal mengontrol sekresi H+ dan dapat membentuk


HCO3- baru

Sekresi H+ akan diikuti dengan reabsorbsi HCO3-


menyebabkan pH ekstrasel meningkat

Laju sekresi H+ meningkat akibat penurunan pH cairan tubuh


atau peningkatan kadar aldosteron

Sekresi H+ dihambat jika pH urin <4,5


13
Pengendalian kecepatan
pengeluaran H+ oleh tubular ginjal

14
Respon ginjal terhadap
keseimbangan asam basa

15
ASIDOSIS DAN ALKALOSIS

Asidosis:

• keadaan saat darah terlalu banyak mengandung


asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan
mengakibatkan menurunnya pH darah.

Alkalosis:

• keadaan saat darah terlalu banyak mengandung


basa(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan
mengakibatkan meningkatnya pH darah.
16
ASIDOSIS RESPIRATORIK

• Keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukkan CO2 dalam darah akibat fungsi paru
yang buruk atau pernapasan yang lambat
• Penyebab:
– Emfisema
– Bronkitis kronis
– Pneumonia berat
– Edema pulmoner
– Asma
17
ASIDOSIS RESPIRATORIK (2)

Gejala Tatalaksana

• Dyspnea, Disorientasi atau • Mengobati penyakit dasar


koma • Ventilasi
• Dysrhythmia • Memperbaiki imbalans
• pH < 7.35, elektrolit
• PaCO2 > 45mm Hg
• HCO3- 22-26 mmol/L
(akut); atau >26 mmol/L
(kronik)
• Hyperkalemia atau
Hypoxemia
18
Asidosis respiratorik

19
ASIDOSIS METABOLIK

Keasaman darah Penyebab: Mekanisme


yang berlebihan • diare (kehilangan kompensasi:
• ditandai dengan bikarbonat), asidosis • ventilasi alveolar
rendahnya kadar diabetik, gagal ginjal, meningkat, lebih
bikarbonat dalam pengobatan dengan banyak CO2 yang
darah amonium klorida dikeluarkan, ginjal
lebih banyak
mensekresikan ion H
dan retensi bikarbonat

20
ASIDOSIS METABOLIK

• pH <7,35
• HCO3- <22 mmol/L
• Terganggunya fungsi ginjal menyebabkan penurunan
HCO3- renal

21
Asidosis metabolik

22
ALKALOSIS RESPIRATORIK

• Keadaan dimana darah menjadi basa karena pernapasan


yang cepat dan dalam, sehingga kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah.
• pH >7,45
• CO2 <35 mmHg
• Penyebab hiperventilasi:
– Rasa nyeri
– Sirosis hati
– Kadar oksigen darah yang rendah
– Demam
– Overdosis aspirin
23
Alkalosis Respiratorik

Gejala

• Tachypnea atau Hyperpnea


• Nyeri dada
• Pusing, syncope, koma, kejang
• Sulit berkonsentrasi, tremor, penglihatan
kabur
• Kelemahan tubuh, paresthesia, tetani
24
Alkalosis Respiratorik

• Tatalaksana
– Mengobati penyakit dasar
– Bernapas secara perlahan-lahan
– Bernapas dengan kantung kertas atau masker
rebreathing
– Sedasi

25
Alkalosis respiratorik

26
ALKALOSIS METABOLIK

• Keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena


tingginya kadar bikarbonat
• pH >7,45
• HCO3- >26 mmol/L
• Penyebab:
– Tubuh kehilangan terlalu banyak asam
– Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid)
– Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan
lambung
– Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma cushing
atau akibat penggunaan kortikosteroid)
27
Alkalosis metabolik

28
29
GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA
Asidosis respiratorik

• Hipoventilasi → retensi CO2 → H2CO3↑ → H+↑

Alkalosis respiratorik

• Hiperventilasi → CO2 banyak yang hilang → H2CO3 ↓ → H+ ↓

Asidosis metabolik

• Diare, DM → HCO3- ↓ → PCO2↑ → H+↑

Alkalosis metabolik

• Muntah → H+ ↓ → HCO3-↑ → PCO2 ↓


30
Akibat dari Asidosis
Kardiovaskular Respirasi
• Hiperventilasi
• Gangguan kontraksi otot jantung • Penurunan kekuatan otot
• Dilatasi Arteri,konstriksi vena, dan
nafas dan menyebabkan
kelelahan otot Sesak
sentralisasi volume darah
• Peningkatan tahanan vaskular Metabolik
paru Peningkatan kebutuhan metabolisme
• Penurunan curah jantung, Resistensi insulin
tekanan darah arteri, dan aliran Menghambat glikolisis anaerob
darah, hati & ginjal Penurunan sintesis ATP
Hiperkalemia
• Sensitif thd reentrant arrhythmia Peningkatan degradasi protein
dan penurunan ambang fibrilasi
ventrikel
• Menghambat respon Otak
kardiovaskular terhadap Penghambatan metabolisme dan
katekolamin regulasi volume sel otak Koma
31
Akibat dari Alkalosis

Kardiovaskular Respirasi
• Konstriksi arteri
• Penurunan aliran darah koroner • Hipoventilasi yang akan
• Penurunan ambang angina menjadi hiperkarbi dan
• Predisposisi terjadinya supraventrikel hipoksemia
dan ventrikel aritmia yg refrakter

Metabolic
• Stimulasi glikolisis anaerob dan produksi
Otak
asam organik
• Hipokalemia
• Penurunan aliran darah
• Penurunan konsentrasi Ca terionisasi otak
plasma • Tetani, kejang, lemah
• Hipomagnesemia and hipophosphatemia
delirium dan stupor
32
Analisis Gas Darah

– Membantu differential dan final diagnosis


– Membantu perencanaan terapi
– Penanganan asam basa membantu
pengobatan bekerja lebih baik ( antibiotik,
vasopressor)
– Membantu penanganan ventilator
– Asam basa yang berat membutuhkan dialisa
– Asidosis mengganggu homeostasis elektrolit
(peningkatan K+ and Na+, penurunan HCO3)

33
34
Cairan dan Elektrolit

Regulasi cairan
• Semua pertukaran cairan intrasel dan ekstrasel harus
melalui cairan eksretrasel
• Mengatur komposisi dan volume plasma
– Dapat mengatur cairan interstisial yang akan
mempengaruhi cairan intrasel

35
Cairan dan Elektrolit

• Cairan tubuh utamanya ditentukan oleh:


– Intake cairan
– Ekskresi ginjal
• Peningkatan osmolaritas plasma : pelepasan ADH
– Meningkatkan permeabilitas distal tubulus ginjal
 Reabsorbsi cairan
– Penurunan urin output, dengan peningkatan
konsentrasi
– Peningkatan volume dan penurunan osmolaritas
cairan intravaskular
36
Cairan dan Elektrolit

Cairan yang berlebih :


• Menurunkan osmolaritas serum
• Menurunkan sekresi ADH
• Menurunkan reabsorbsi cairan
• Reabsorbsi solute

37
Haus

Salah satu aktivitas penting untuk mempertahankan keseimbangan cairan

Muncul jika kehilangan cairan 2% dari berat badan

Stimulus terhadap rasa haus:


Hipovolemia dan hipotensi Pelepasan Angiotensin II sebagai
Dehidrasi selular via osmoreseptor
baroreseptor respons hipotensi

Sensasi haus akan hilang oleh mekanoreseptor di mulut dan faring

38
39

Anda mungkin juga menyukai