Anda di halaman 1dari 7

JOURNAL READING

Sexual Dysfunction After Transurethral Resection of the Prostate


(TURP): Evidence from a Retrospective Study on 264 Patients

Pembimbing : dr. Bambang. T, Sp.U

Oleh :
Fadhillahafizh Ibnu Achir
1710221076

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BEDAH


RST DR. SOEDJONO TINGKAT II MAGELANG
Abstrak
• Pendahuluan: Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) dan disfungsi seksual
merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi pada pria lansia. Beberapa
studi telah menemukan hubungan antara BPH dan LUTS dalam
berkurangnya fungsi seksual pada pria berusia 50 tahun keatas yang
dilakukan TURP sebagai terapi gold standard. Dampak dari TURP
terhadap fungsi seksual masih belum meyakinkan, maupun belum jelas
mekanisme patofisiologi yang mendasari munculnya episode baru dari
disfungsi ereksi (DE) setelah TURP pada pasien dengan fungsi seksual
normal sebelum operasi, sementara ejakulasi retrograde dan penurunan
jumlah ejakulasi merupakan efek yang sangat jelas terjadi akibat
tatalaksana BPH.
• Tujuan: Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek
dari TURP terhadap Disfungsi seksual pada pasien yang dioperasi pada
tahun 2008-2012 di Departemen Urologi University Hospital P.Giaccone,
dan Villa Sofia-Cervello Hospital, Palermo. Tujuan berikutnya adalah
untuk menyambunkan data sampel ke data praktek intervensi dan
standar internasional.
• Bahan dan Metode:
• Studi Retrospektif Longitudinal dilakukan pada 264 dari 287
pasien yang dapat dijadikan sampel, berusia antara 50 sampai
85 tahun, sampel merupakan penderita BPH yang dilakukan
TURP pada rentang 2008-2012.
• Wawancara melalui telefon dilakukan dan Indeks Fungsi Ereksi
Internasional (IIEF) digunakan untuk menilai fungsi seksual.
setiap responden akan diberikan pre dan post TURP kuesioner
untuk mendapatkan perbandingan yang sesuai dengan realitas
serta menghindari perbedaan yang terlalu jauh pada
fenomena ini.
• Hasil:
• Terdapat 94,32% sampel yang dilaporkan masih aktif seksual
pre-TURP, dengan 41,3% memiliki fungsi ereksi yang baik,
51,5% dengan disfungsi ereksi ringan dan sedang, dan 1,5%
dengan disfungsi ereksi komplit.
• Terdapat 62,9% sampel memiliki libido yang baik, 31,4%
pasien dengan penurunan libido, dan 5,7% hilang libido
(kategori ini telah diklarifikasi sebagai responden yang tidak
melakukan hubungan seksual lagi).
• Lalu didapatkan 29,5% sampel mengaku puas saat
berhubungan seksual, 11,7% cukup puas, 35,3% sedang,
23,5% kurang puas (17,8% masih aktif seksual dan 5,7% non
aktif).
• Lalu pada hasil post-TURP didapatkan 89,4% pasien masih
aktif seksual, dengan 31,9% sampel memiliki fungsi ereksi
yang baik, disfungsi ereksi ringan dan sedang pada 39,1%, dan
disfungsi ereksi komplit pada 4% kasus.
• Tercatat 53,8% sampel memiliki libido yang masih baik,
berkurangnya libido pada 33,7% kasus, dan hilangnya libido
pada 13,5% (termasuk 1,9% sampel aktif seksual dan 10,6%
pasien tidak aktif seksual).
• Terdapat 29,5% sampel yang merasa puas dalam berhubungan
seksuan, 9,5% cukup puas, 35,3% sedang, dan tidak puas
sebanyak 17,8% (dimana 14,8% pasien aktif seksual dan 10,6%
tidak aktif seksual). 47,8% dari sampel yang aktif secara
seksual (42,8% dari total sampel) menunjukan Ejakulasi
retrograde pasca TURP.
• Kesimpulan: TURP tidak memiliki efek negatif pada fungsi ereksi, namun
memiliki efek terhadap fungsi ejakulasi. Dari 109 sampel dengan fungsi
ereksi yang baik pre-TURP, terdapat 5,8% kasus disfungsi ereksi pasca
TURP. Diantara 136 sampel dengan disfungsi ereksi ringan/sedang pre-
TURP 3,7% mengalami perburukan pasca TURP, 16,2% sampel mengalami
perbaikan terhadap disfungsi ereksinya, dan 9,5% sampel menghentikan
aktivitas seksual. Pada 3,7% kasus dilaporkan terjadi disfungsi ereksi
komplit pasca TURP, sedangkan penurunan libido dan kepuasan seksual
terdekteksi pada tiap pasien dengan penurunan fungsi seksual. Ejakulasi
retrograd di temukan pada 48% sampel yang aktif seksual pasca TURP.
Perhatian khusus diperlukan dalam aspek psikologis pasien, baik sebelum
maupun sesudah tindakan operasi yang dapat menjadi faktor penting
untuk mengurangi penurunan aktivitas seksual pada pasien pasca TURP.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai