Anda di halaman 1dari 26

PENGKAJIAN ABDOMEN

BY. RATNAWATI,S.Kep.Ns
INSPEKSI

• Bagian yang perlu diinspeksi


adalah kulit, umbilikus, kontur
dan simetrisitas, pembesaran
organ atau massa, gerakan atau
pulsasi. Inspeksi dilakukan
pertama kali untuk mengetahui
bentuk dan gerakan–gerakan
perut.
INSPEKSI
• Langkah kerja inspeksi adalah :
• Atur posisi yang tepat
• Lakukan pengamatan mengenai
bentuk perut secara umum, kontur
permukaan perut dan adanya
retraksi, penonjolan dan adanya
ketidaksimetrisan
• Amati gerakan-gerakan kulit pada
perut saat inspirasi dan ekspirasi
• Amati keadaan kulit secara lebih
teliti mengenai pertumbuhan rambut
dan pigmentasi
AUSKULTASI
• Perawat melakukan auskultasi dengan
tujuan untuk mendengarkan dua suara
perut, yaitu peristaltik yang disebabkan
oleh perpindahan gas atau makanan
sepanjang intestinum, serta suara
pembuluh darah. Pada keadaan-keadaan
tertentu suara yang didengar secara
auskultasi dapat melemah. Auskultasi juga
dapat dilakukan untuk mendengarkan
denyut jantung janin pada wanita hamil.
AUSKULTASI
Langkah kerja :
• Siapkan stetoskop, hangatkan tangan dan
bagian diafragma stetoskop
• Tanya pasien tentang waktu terakhir makan.
Suara usus meningkat pada orang setelah
makan
• Tentukan bagian stetoskop yang akan
digunakan. Bagian diafragma digunakan
untuk mendengarkan suara usus, sedangkan
bagian bell (sungkup) untuk mendengarkan
suara pembuluh darah.
• Letakkan diafragma stetoskop dengan
tekanan ringan pada setiap area empat
kuadran perut dan dengar suara peristaltik
aktif dan suara mendeguk (gurgling) yang
secara normal terdengar setiap 5 sampai 20
detik dengan durasi kurang atau lebih dari
satu detik. Frekuensi suara tergantung pada
status pencernaan atau ada dan tidaknya
• Letakkan bagian bell stetoskop di
atas aorta, arteri renale, dan arteri
iliaka. Dengarkan suara-suara
arteri/bruits. Auskultasi pada aorta
dilakukan dari arah superior ke
umbilikus. Auskultasi arteri renale
dilakukan dengan cara meletakkan
stetoskop pada garis tengah perut
atau ke arah kanan kiri dari garis
perut bagian atas mendekati panggul.
Auskultasi arteri iliaka dilakukan
dengan cara meletakkan stetoskop
pada area bawah umbilikus di
sebelah kanan dan kiri garis tengah
perut.
• Letakkan bagian bell stetoskop di atas area
preumbilikal (sekeliling umbilikus) untuk
mendengarkn bising vena (jarang terdengar)
• Dalam melakukan auskultasi pada setiap
tempat khususnya pada area hepar dan lien,
kaji pula kemungkinan terdengar suara-
suara gesekan seperti suara gesekan dua
benda. Untuk mengkji suara gesekan pada
area lien maka letakkan stetoskop pada
area batas bawah tulang rusuk di garis
aksilaris anterior dan minta pasien menarik
nafas dalam. Untuk mengkaji suara gesekan
pada area hepar letakkan stetoskop pada
sisi bawah kanan tulang rusuk.
PERKUSI
• Perkusi dilakukan dengan tujuan
untuk mendengarkan/ mendeteksi
adanya gas, cairan atau massa di
dalam perut. Perkusi juga dilakukan
untuk mengetahui posisi klien dan
hepar. Bunyi perkusi pada perut yang
normal adalah timpani, tetapi bunyi
ini dapat menjadi berubah pada
keadaan- keadaan tertentu
Langkah kerja :
• Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas
kemudian bergerak searah jarum jam (dari
sudut pandang/ perspektif pasien)
• Perhatikan reaksi pasien dan catat bila
pasien merasa nyeri atau nyeri tekan
• Lakukan perkusi pada area timpani dan
redup. Suara timpani mempunyai ciri nada
lebih tinggi daripada resonan, yang mana
suara ini dapat didengarkan pada rongga
atau organ yang berisi udara. Suara redup
mempunyai ciri nada lebih rendah atau
lebih datar daripada resonan. Suara ini
dapat didengarkan pada massa yang padat
misalnya keadaan asites, keadaan distensi
kandung kemih, serta pada pembesaran
atau tumor hepar dan limfe.
PALPASI • Palpasi dalam dilakukan
pada semua area empat
kuadran perut, area yang
sensitif dikerjakan paling
akhir. Palpasi ini dikerjakan
dengan cara menekankan
seperempat distal
permukaan tangan pada
tangan yang lain yang
diletakkan di dinding perut
pasien. Penekanan ke bawah
dilakukan sedalam 4 sampai
5 cm mendekati jaringan
subkutan, perawat tetap
memperhatikan ukuran,
lokasi, mobilitas, kontur,
konsistensi dan adanya nyeri
tekan. Palpasi hepar, lien,
injal, kandung kemih.
PALPASI HEPAR
• Berdirilah di samping kanan pasien
• Letakkan tangan kiri pada dinding thoraks
posterior kira-kira pada tulang rusuk ke 11
atau ke 12
• Tekankan tangan kiri tersebut ke atas
sehingga sedikit mengangkat dinding dada
• Letakkan tangan kanan pada batas bawah
tulang rusuk sisi kanan dengan membentuk
sudut kira-kira 45˚ dengan otot rektus
abdominal atau paralel terhadap otot
rektus abdominal dengan jari-jari ke arah
tulang rusuk
PALPASI HEPAR

• Sementara pasien ekshalasi,


lakukan penekanan sedalam 4
sampai 5 cm ke arah bawah
pada batas bawah tulang
rusuk
• Pertahankan posisi tangan
anda dan minta pasien
inhalasi/ menarik nafas dalam
PALPASI HEPAR
• Sementara pasien inhalasi, rasakan
batas hepar bergerak menentang
tangan anda yang secara normal
terasa dengan kontur reguler. Bila
hepar tidak terasa/ teraba secara
jelas, maka suruh pasien menarik
nafas dalam, sementara anda tetap
mempertahnkan posisi tangan atau
memberikan tekanan sedikit lebih
dalam. Kesulitan dalam merasakan
hepar ini sering dialami pada pasien
obesitas.
PALPASI HEPAR

• Bila hepar membesar, maka


lakukan palpasi di batas
bawah tulang rusuk kanan.
Catat pembesaran tersebut.
Palpasi Lien

• Lien tidak teraba pada orang


dewasa normal. Palpasi lien
dikerjakan dengan
menggunakan pola seperti pada
palpasi hepar.
Palpasi Lien

1. Anjurkan pasien untuk miring


ke sisi kanan sehingga lien
lebih dekat dengan dinding
perut
2. Lakukan palpasi pada batas
bawah tulang rusuk kiri
dengan menggunakan pola
seperti pada palpasi hepar
Palpasi Ginjal

• Dalam melakukan palpasi ginjal,


maka posisi pasien diatur
supinasi dan perawat yang
melakukan palpasi berdiri di sisi
kanan pasien
Langkah-langkah
palpasi Ginjal:
1. Dalam melakukan palpasi ginjal
kanan, letakkan tangan kiri di
bawah panggul, dan elevasikan
ginjal ke arah anterior
2. Letakkan tangan kanan anda pada
dinding perut anterior pada garis
midklavikularis dari pada tepi
bawah batas kosta
Langkah-langkah
palpasi Ginjal:
3. Tekankan tangan kanan secara
langsung ke atas sementara pasien
menarik nafas panjang. Pada orang
dewasa yang normal, ginjal tidak
teraba tetapi ada orang yang
sangat kurus, bagian bawah ginjal
kanan dapat dirasakan
4. Bila ginjal teraba, rasakan
mengenai kontur (bentuk), ukuran,
dan adanya nyeri tekan
Langkah-langkah
palpasi Ginjal:
5. Untuk melakukan palpasi
ginjal kiri, lakukan di sisi
seberang tubuh pasien, dan
letakkan tangan kiri di bawah
panggul kemudian lakukan
tindakan seperti pada palpasi
ginjal kanan
Palpasi Kandung Kemih

• Palpasi kandung kemih dapat


dilakukan dengan menggunakan satu
atau dua tangan. Kandung kemih
teraba terutama bila mengalami
distensi akibat penimbunan urin. Bila
ditemukan adanya distensi, maka
lakukan perkusi pada area kandung
kemih untuk mengetahui
suara/tingkatan redupnya.

Anda mungkin juga menyukai