adalah kulit, umbilikus, kontur dan simetrisitas, pembesaran organ atau massa, gerakan atau pulsasi. Inspeksi dilakukan pertama kali untuk mengetahui bentuk dan gerakan–gerakan perut. INSPEKSI • Langkah kerja inspeksi adalah : • Atur posisi yang tepat • Lakukan pengamatan mengenai bentuk perut secara umum, kontur permukaan perut dan adanya retraksi, penonjolan dan adanya ketidaksimetrisan • Amati gerakan-gerakan kulit pada perut saat inspirasi dan ekspirasi • Amati keadaan kulit secara lebih teliti mengenai pertumbuhan rambut dan pigmentasi AUSKULTASI • Perawat melakukan auskultasi dengan tujuan untuk mendengarkan dua suara perut, yaitu peristaltik yang disebabkan oleh perpindahan gas atau makanan sepanjang intestinum, serta suara pembuluh darah. Pada keadaan-keadaan tertentu suara yang didengar secara auskultasi dapat melemah. Auskultasi juga dapat dilakukan untuk mendengarkan denyut jantung janin pada wanita hamil. AUSKULTASI Langkah kerja : • Siapkan stetoskop, hangatkan tangan dan bagian diafragma stetoskop • Tanya pasien tentang waktu terakhir makan. Suara usus meningkat pada orang setelah makan • Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan. Bagian diafragma digunakan untuk mendengarkan suara usus, sedangkan bagian bell (sungkup) untuk mendengarkan suara pembuluh darah. • Letakkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area empat kuadran perut dan dengar suara peristaltik aktif dan suara mendeguk (gurgling) yang secara normal terdengar setiap 5 sampai 20 detik dengan durasi kurang atau lebih dari satu detik. Frekuensi suara tergantung pada status pencernaan atau ada dan tidaknya • Letakkan bagian bell stetoskop di atas aorta, arteri renale, dan arteri iliaka. Dengarkan suara-suara arteri/bruits. Auskultasi pada aorta dilakukan dari arah superior ke umbilikus. Auskultasi arteri renale dilakukan dengan cara meletakkan stetoskop pada garis tengah perut atau ke arah kanan kiri dari garis perut bagian atas mendekati panggul. Auskultasi arteri iliaka dilakukan dengan cara meletakkan stetoskop pada area bawah umbilikus di sebelah kanan dan kiri garis tengah perut. • Letakkan bagian bell stetoskop di atas area preumbilikal (sekeliling umbilikus) untuk mendengarkn bising vena (jarang terdengar) • Dalam melakukan auskultasi pada setiap tempat khususnya pada area hepar dan lien, kaji pula kemungkinan terdengar suara- suara gesekan seperti suara gesekan dua benda. Untuk mengkji suara gesekan pada area lien maka letakkan stetoskop pada area batas bawah tulang rusuk di garis aksilaris anterior dan minta pasien menarik nafas dalam. Untuk mengkaji suara gesekan pada area hepar letakkan stetoskop pada sisi bawah kanan tulang rusuk. PERKUSI • Perkusi dilakukan dengan tujuan untuk mendengarkan/ mendeteksi adanya gas, cairan atau massa di dalam perut. Perkusi juga dilakukan untuk mengetahui posisi klien dan hepar. Bunyi perkusi pada perut yang normal adalah timpani, tetapi bunyi ini dapat menjadi berubah pada keadaan- keadaan tertentu Langkah kerja : • Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam (dari sudut pandang/ perspektif pasien) • Perhatikan reaksi pasien dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri tekan • Lakukan perkusi pada area timpani dan redup. Suara timpani mempunyai ciri nada lebih tinggi daripada resonan, yang mana suara ini dapat didengarkan pada rongga atau organ yang berisi udara. Suara redup mempunyai ciri nada lebih rendah atau lebih datar daripada resonan. Suara ini dapat didengarkan pada massa yang padat misalnya keadaan asites, keadaan distensi kandung kemih, serta pada pembesaran atau tumor hepar dan limfe. PALPASI • Palpasi dalam dilakukan pada semua area empat kuadran perut, area yang sensitif dikerjakan paling akhir. Palpasi ini dikerjakan dengan cara menekankan seperempat distal permukaan tangan pada tangan yang lain yang diletakkan di dinding perut pasien. Penekanan ke bawah dilakukan sedalam 4 sampai 5 cm mendekati jaringan subkutan, perawat tetap memperhatikan ukuran, lokasi, mobilitas, kontur, konsistensi dan adanya nyeri tekan. Palpasi hepar, lien, injal, kandung kemih. PALPASI HEPAR • Berdirilah di samping kanan pasien • Letakkan tangan kiri pada dinding thoraks posterior kira-kira pada tulang rusuk ke 11 atau ke 12 • Tekankan tangan kiri tersebut ke atas sehingga sedikit mengangkat dinding dada • Letakkan tangan kanan pada batas bawah tulang rusuk sisi kanan dengan membentuk sudut kira-kira 45˚ dengan otot rektus abdominal atau paralel terhadap otot rektus abdominal dengan jari-jari ke arah tulang rusuk PALPASI HEPAR
• Sementara pasien ekshalasi,
lakukan penekanan sedalam 4 sampai 5 cm ke arah bawah pada batas bawah tulang rusuk • Pertahankan posisi tangan anda dan minta pasien inhalasi/ menarik nafas dalam PALPASI HEPAR • Sementara pasien inhalasi, rasakan batas hepar bergerak menentang tangan anda yang secara normal terasa dengan kontur reguler. Bila hepar tidak terasa/ teraba secara jelas, maka suruh pasien menarik nafas dalam, sementara anda tetap mempertahnkan posisi tangan atau memberikan tekanan sedikit lebih dalam. Kesulitan dalam merasakan hepar ini sering dialami pada pasien obesitas. PALPASI HEPAR
• Bila hepar membesar, maka
lakukan palpasi di batas bawah tulang rusuk kanan. Catat pembesaran tersebut. Palpasi Lien
• Lien tidak teraba pada orang
dewasa normal. Palpasi lien dikerjakan dengan menggunakan pola seperti pada palpasi hepar. Palpasi Lien
1. Anjurkan pasien untuk miring
ke sisi kanan sehingga lien lebih dekat dengan dinding perut 2. Lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri dengan menggunakan pola seperti pada palpasi hepar Palpasi Ginjal
• Dalam melakukan palpasi ginjal,
maka posisi pasien diatur supinasi dan perawat yang melakukan palpasi berdiri di sisi kanan pasien Langkah-langkah palpasi Ginjal: 1. Dalam melakukan palpasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri di bawah panggul, dan elevasikan ginjal ke arah anterior 2. Letakkan tangan kanan anda pada dinding perut anterior pada garis midklavikularis dari pada tepi bawah batas kosta Langkah-langkah palpasi Ginjal: 3. Tekankan tangan kanan secara langsung ke atas sementara pasien menarik nafas panjang. Pada orang dewasa yang normal, ginjal tidak teraba tetapi ada orang yang sangat kurus, bagian bawah ginjal kanan dapat dirasakan 4. Bila ginjal teraba, rasakan mengenai kontur (bentuk), ukuran, dan adanya nyeri tekan Langkah-langkah palpasi Ginjal: 5. Untuk melakukan palpasi ginjal kiri, lakukan di sisi seberang tubuh pasien, dan letakkan tangan kiri di bawah panggul kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan Palpasi Kandung Kemih
• Palpasi kandung kemih dapat
dilakukan dengan menggunakan satu atau dua tangan. Kandung kemih teraba terutama bila mengalami distensi akibat penimbunan urin. Bila ditemukan adanya distensi, maka lakukan perkusi pada area kandung kemih untuk mengetahui suara/tingkatan redupnya.