Anda di halaman 1dari 18

PENKES STIMULASI TUMBANG,

TOILET TRAINING

Disusun Oleh :
1. Eva evianawati hardianita
2. Ilah kholilah
3. Mella anggraini
4. Neneng hujaipah
5. Renata indah permatasari
6. Siti nur azizah
TUMBUH KEMBANG ANAK SEHAT

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang


sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.

• Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,


jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter),

• perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
berinteraksi dengan lingkungannya.
• Faktor genetic
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak
tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas
yang diturunkan dari orang tuanya. Terdapat dua
faktor utama
• Faktor lingkungan yang
Faktor lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. mempengaruhi
Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia
kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam tumbuh
kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan kembang anak
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan
yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, Dibagi
menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:
1. Kebutuhan fisik-biomedis 2. Kebutuhan Emosi atau 3. Kebutuhan akan stimulasi
(”ASUH”) kasih sayang (ASIH) mental (”ASAH”)
 pangan/gizi  Kasih sayang dari  Stimulasi mental
 perawatan kesehatan orang tua akan
mengembangkan
dasar: imunisasi, perkembangan kecerdasan,
menciptakan ikatan kemandirian, kreativitas,
pemberian ASI, yang erat dan
penimbanga yang teratur, agama, kepribadian, moral-
pengobatan kepercayaan dasar etika, produktivitas dan
untuk menjamin sebagainya. Anak yang
 pemukiman yang layak mendapat ASUH, ASIH, dan
tumbuh kembang yang
 kebersihan perseorangan, selaras baik fisik, ASAH yang memadai akan
sanitasi lingkungan mengalami tumbuh
mental, atau
 pakaian psikososial.
kembang yang optimal
sesuai dengan potensi
genetik yang dimilikinya.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

• Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan


struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena
adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan
juga karena bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan
lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang
yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya,
seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan
lingkar kepala (IDAI,2002).

• Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi


tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian (DepKes RI, 2005).
Perkembangan terbagi menjadi empat bidang, yaitu:

1. Kemandirian dan sosial (personal-social)


2. Motorik halus atau kontrol terhadap
gerakan jari tangan (fine motor adaptive)
3. Bicara dan bahasa (language)
4. Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan bayi/anak
STIMULASI DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

Stimulasi adalah perangsangan


dan latihan-latihan terhadap
kepandaian anak yang datangnya
dari lingkungan luar anak
(Mursintowarti, 2002). Stimulasi
ini dapat dilakukan oleh orang
tua, anggota keluarga atau orang
dewasa lain di sekitar anak.
CARA MELAKUKAN BERBAGAI STIMULASI SESUAI USIA TUMBUH
KEMBANG ANAK

1. Usia 0-3 bulan 2. Usia 3-6 bulan


a. Melatih kemampuan motorik kasar : a. Melatih kemampuan gerak kasar :
Mengangkat kepala,Menahan kepala tetap tegak, & Mengembangkan kontrol kepala, Belajar
Berguling-guling. duduk
b. Melatih kemampuan motorik halus : b. Kemampuan gerak halus :
Melihat, meraih dan menendang mainan gantung, & Memegang benda dengan kuat, Memegang
Memperhatikan benda bergerak, Memegang benda. benda dengan kedua tangan
c. Melatih kemampuan berbicara dan bahasa : c. Kemampuan bicara dan bahasa :
Berbicara, Meniru-nirukan suara & Mengenali Mencari sumber suara, Menirukan kata-kata.
berbagai suara. d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian:
d. Melatih kemampuan sosial dan kemandirian : Bermain cilukba, Melihat dirinya di kaca.
Memberi rasa aman dan kasih sayang, Mengajak
bayi tersenyum & Mengajak bayi mengamati benda-
benda dan keadaan sekitarnya.
3. Usia 6-9 bulan
a. Kemampuan gerak kasar : Merangkak, Menarik ke 4. Usia 9-12 bulan
posisi berdiri & Berjalan berpegangan/ dengan a. Kemampuan gerak kasar : Membungkuk, Berjalan
bantuan. sendiri, Bermain bola.
b. Kemampuan gerak halus : Memasukkan benda, b. Kemampuan gerak halus :Menyusun balok atau kotak,
Memegang alat tulis dan mencoret-coret. Menggambar, Bermain di ruang makan.
c. Kemampuan bicara dan bahasa : Menyebutkan dan c. Kemampuan bicara dan bahasa : Berbicara dengan
menunjukkan nama gambar-gambar, Menyebutkan dan boneka, Menirukan kata-kata, Bersenandung dan
menunjukkan benda-benda. bernyanyi.
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian : d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian :
Permainan bersosialisasi, Keterampilan makan. Minum sendiri dari sebuah cangkir/ gelas bertangkai,
Makan camilan genggam, Makan bersama.
TOILET TRAINING

• Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar


mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan
buang air besar. Toilet training ini dapat berlangsung pada fase
kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai 24 bulan (Hidayat,
2008).

• Kebiasaan mengompol pada anak di bawah usia 2 tahun


merupakan hal yang wajar, bahkan ada beberapa anak yang
masih mengompol pada usia 4-5 tahun dan sesekali terjadi
pada anak 7 tahun. Anak di bawah usia 2 tahun mengompol
karena belum sempurnanya kontrol kandung kemih atau toilet
trainingnya (Ford, 2007).
• Teknik lisan
Merupakan usaha untuk melatih anak dengan CARA
cara memberikan intruksi pada anak dengan MENGAJARKAN
kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil TOILET
dan buang air besar. TRAINING PADA
ANAK

• Teknik modelling
Merupakan usaha untuk melatih anak dalam
melakukan buang air besar dengan cara meniru
untuk buang air besar atau mamberikan contoh.
 cara melatih anak untuk mengontrol
rasa ingin berkemih, di antaranya pot
kecil yang bisa diduduki anak
apabila ada, atau langsung ke toilet,
pada jam tertentu secara regular.
Misalnya, setiap dua jam anak
LATIHAN dibawa ke toilet untuk berkemih.
MENGONTROL Anak didudukkan pada toilet atau
BERKEMIH DAN pot yang bisa diduduki dengan cara
DEFEKASI PADA menapakkan kaki dengan kuat pada
ANAK lantai sehingga dapat membantunya
untuk mengejan. Latihan untuk
merangsang rasa untuk mengejan ini
dapat dilakukan selam 5 sampai 10
menit. Selama latihan, orang tua
harus mengawasi anak dan kenakan
pakaian anak yang mudah untuk
dibuka .
FAKTOR YANG MENDUKUNG TOILET TRAINING

Kesiapan fisik Kesiapan mental


a. Usia telah mencapai 18-24 bulan. a. Mengenal rasa ingin berkemih dan defekasi
b. Dapat jongkok kurang dari 2 jam b. Komunikasi secara verbal dan nonverbal jika
c. Mempunyai kemampuan motorik merasa ingin berkemih
kasar seperti duduk dan berjalan c. Keterampilan kognitif untuk mengikuti perintah
d. Mempunyai kemampuan motorik dan meniru perilaku orang lain
halus seperti membuka celana dan
pakaian

Kesiapan psikologis Kesiapan orangtua


a. Dapat jongkok dan berdiri ditoilet a. Mengenal tingkat kesiapan anak dalam
selama 5-10 menit tanpa berdiri dulu berkemih dan defekasi
b. Mempunyai rasa ingin tahu dan rasa b. Ada keinginan untuk meluangkan waktu
penasaran terhadap kebiasaan orang untuk latihan berkemih dan defekasi pada
dewasa dalam buang air keci, dan buang anak
air besar c. Tidak mengalami konflik tertentu atau
c. Merasa tidak betah dengan kondisi stres keluarga yang berarti (Perceraian) .
basah dan adanya benda padat dicelana
dan ingin segera diganti segera
1. Hindari pemakain popok sekali pakai.
2. Ajari anak mengucapkan kata-kata
yang berhubungan dengan buang air
HAL YANG kecil dan buang air besar dengan benar.
PERLU DI
PERHATIKAN 3. Motivasi anak untuk melakukan
SELAMA rutinitas ke kamar mandi seperti cuci
TOILET tangan dan kaki sebelum tidur dan cuci
TRAINING muka disaat bangun tidur.
4. Jangan memarahi anak saat anak dalam
melakukan toilet training.
TANDA ANAK SIAP MELAKUKAN TOILET TRAINING

1. Tidak mengompol dalam waktu beberapa jam


sehari minimal 3-4 jam
2. Anak berhasil bangun tidur tanpa mengompol
3. Anak mengetahui saat merasa ingin BAK dan
BAB dengan menggunakan kata-kata pup
4. Sudah mampu memberi tahu bila celana
atau popok sekali pakainya sudah basah dan
kotor
5. Bila ingin BAK dan BAB anak memberi tahu
dengan cara memegang alat kelamin atau
minta ke kamar mandi
Pengkajian kebutuhan terhadap toilet training
merupakan sesuatu yang harus diperhatikan
sebelum anak melakukan buang air kecil dan
buang air besar, mengingat anak yang
melakukan buang air besar atau buang air
kecil akanmengalami proses keberhasilan dan
kegagalan, selama buang air kecil dan buang
air besar. Proses tersebut akan dialami oleh
setiap anak, untuk mencegah terjadinya
kegagalan maka dilakukan sesuatu pengkajian
sebelum melakukan toilet training yang
meliputi pengkajian fisik, pengkajian
psikologis, dan pengkajian intelektual.
 Pengkajian Psikologis
Pengkajian psikologis yang dapat
dilakukan adalah gambaran
psikologis pada anak ketika akan
melakukan buang air kecil dan
buang air besar seperti anak tidak
rewel ketika akan buang air besar,
anak tidak menangis sewaktu
 Pengkajian Intelektual
 Pengkajian Fisik buang air besar atau buang air
Pengkajian intelektual pada latihan
Pengkajian fisik yang harus diperhatikan kecil, ekspresi wajah menunjukan
pada anak yang akan melakukan buang kegembiraan dan ingin melakukan buang air kecil dan buang air besar
air kecil dan buang air besar dapat secara sendiri, antara lain kemampuan anak untuk
meliputi kemampuan motorik kasar mengertibuang air kecil dan buang
seperti berjalan, duduk, meloncat dan air besar, kemampuan
kemampuan motorik halus seperti mengkomunikasikan buang nair
mampu melepas celana sendiri.
kecil dan buang air besar, anak
Kemampuan motorik ini harus
mandapat perhatian karena menyadari timbulnya buang air
kemampuan untuk buang air besar ini kecil dan buang air besar,
lancar dan tidaknya dapat dilihat dari mempunyai kemampuan kognitif
kesiapan fisik sehingga ketika anak untuk meniru prilaku yang tepat
berkeinginan untuk buang air kecil seperti buang air kecil dan buang air
dan buang air besar sudah mampu dan besar pada tempatnya serta etika
siap untuk melakukannya. dalam buang air kecil dan buang air
besar.

Anda mungkin juga menyukai