Anda di halaman 1dari 30

Nabila

01.211.6459

INCIDENCE AND PATTERN OF DRY EYE


AFTER CATARACT SURGERY
PENDAHULUAN
 Mata kering adalah penyakit multifaktorial pada
permukaan okular dan air mata. Gejala yang
muncul pada okular seperti rasa sakit, iritasi, dan
penglihatan menurun dapat disebabkan oleh
mata kering

 Sejumlah studi epidemiologi dilaporkan bahwa


usia, penyakit jaringan penghubung, riwayat alergi
dan diabetes, dan penggunaan antihistamin dan
bedah refraktif merupakan faktor-faktor resiko
dalam perkembangan sindrom mata kering
PENDAHULUAN

 Beberapa pasien yang mengikuti operasi


katarak, dengan prosedur paling umum yang
dilakukan pada unit optalmik, memiliki keluhan
mata kering dan gejala iritasi paska operasi

 Komplikasi seperti sindrom mata kering dapat


terjadi setelah tindakan EKEK dan
fakoemulsifikasi
BAHAN DAN METODE

 studi deskriptif yang diselenggarakan pada


pasien rawat jalan dan unit bedah departemen
optalmologi, King Chulalongkorn Memorial
Hospital, Bangkok, Thailand, dari tahun 2010
sampai 2011
 92 pasien berusia 18 tahun ke atas dengan katarak
dan tanpa mata kering, di nilai dengan menggunakan
kuesioner OSDI (Skor OSDI 25 atau kurang).
 Pasien yang menerima medikasi beragam yang dapat
menyebabkan mata kering seperti antihistamin,
antidepresan, obat KB, dekongestan, medikasi jangka
pendek, gabapentin, sildenafil citrate, obat
antikolinergik, dan yang mengalami penyakit autoimun
termasuk dalam kriteria eksklusi.
 Pasien yang juga dieksklusi jika mereka mengalami
komplikasi yang berkembang selama fakoemulsifikasi.
PERNYATAAN ETIK
 Pengurus institusional fakultas kedokteran,
universitas Chulalongkorn, menyetujui dan
memantau studi ini. Seluruh pasien memperoleh
inform konsen sebelum memulai studi.

 Kejadian mata kering di nilai menggunakan


kuesioner OSDI. Pola keparahan mata kering
setelah fakoemulsifikasi diperoleh dari rata-rata
skor OSDI, tear break-up time (TBUT), uji Schirmer
I tanpa anastesi, dan Schema Oxford.
 Kejadian mata kering pada 7 hari setelah
fakoemulsifikasi di nilai menggunakan kuesioner
OSDI.

 Skor OSDI = (jumlah seluruh jawaban pertanyaan)


x 100/ total nomor pertanyaan yang di jawab ) x 4
 Rentang skor OSDI dari 0 sampai 100. Skor dari 0 - 25
dikategorikan sebagai normal, skor lebih dari 25
mengindikasikan adanya gejala mata kering.
 Setelah kuesioner terpenuhi, uji-uji berikut dilakukan secara
berurutan:
 TBUT di ukur berdasarkan interval antara kedipan penuh terakhir
dan tampilan pertama pada spot kering atau gangguan dari
lapisan air mata. Tiga skor TBUT dirata-ratakan untuk
menentukan apakah pasien memiliki mata kering. Skor rata-rata
pada 10 detik lebih diklasifikasikan sebagai normal; skor TBUT <
10 detik mengindikasikan adanya mata kering.
 Derajat pewarnaan fluorescein konjungtiva dan kornea
menggunakan Schema Oxford, dengan 0 ke I adalah normal dan
II ke V adalah mata kering.
 Untuk uji Schirmer I tanpa anastesi, kertas strip Schirmer
dimasukkan melewati batas bulu mata bawah, setengah bagian
antara tengah sampai sepertiga luar bulu mata. Strip yang basah
di ukur selama 5 menit setelah diletakkan. Area yang basah di
ukur 10 mm atau kurang maka terdiagnosis sebagai mata kering.
Kuesioner OSDI dan ketiga uji klinis dilakukan pada hari ke 0
(sebagai baseline), minggu ke-1, bulan ke-1 dan ke-3 setelah
fakoemulsifikasi.
HASIL
 Data 92 mata dari 92 pasien (satu mata untuk masing-
masing pasien) dianalisa. 66% pasien adalah wanita
(rata-rata usia 67.22 ± 8.26 tahun).

 Data pada hari ke 7, 30, dan 90, yang berasal dari


kuesioner OSDI dan ketiga uji klinis lainnya diketahui
sebanyak 92 pasien (100%), 82 pasien (89,1%) dan 74
pasien (80,4%) secara berurutan. Pada hari ke-7, 9 dari
92 kasus dengan OSDI mencapai skor 25. Angka
kejadian mata kering adalah 9,8% (95% IK, 3.6%–
16.0%). Perubahan-perubahan pada uji yang lain
berkorelasi dengan hasil OSDI
 Pada hari ke 7 paska operasi, rerata skor
kuesioner OSDI (Pra operatif : paska operatif,
12.57 : 33.87), TBUT (Pra operatif : paska
operatif, 12.15 : 4.59 detik), Schema Oxford
(Pra operatif : paska operatif, derajat 1 : 2),
Schirmer I tanpa anastesi (Pra operatif : paska
operatif, 14.14 : 7.57) mengarahkan kepada
sindroma mata kering
 Gambar 1 menunjukkan hasil
antara adanya gejala yang di
nilai dengan kuesioner OSDI
dalam kombinasi dengan
salah satu dari ketiga uji
klinis yang dilakukan pada
hari ke 7. Pasien dengan
gejala OSDI sering
menurunkan skor TBUT
(77,78%) dan sebuah
Schema Oxford yang
abnormal (88,89%) dalam
kontras dengan uji Schirmer I
tanpa anastesi. Menurut uji
Schirmer I tanpa anastesi,
88,89% memiliki hasil uji
normal.
Pola mata kering paska
operasi berdasarkan skor OSDI
ditunjukkan pada gambar 2.
Rerata skor OSDI pada hari ke-
7, bulan pertama dan ketiga
paska operasi adalah 33.87,
17.34, dan 16.88.
 Hanya 4 dari 9 pasien dengan mata kering
paska operasi yang memiliki hipertensi
sistemik. Tidak terdapat pasien dengan
penyakit yang mendasari. Tidak ditemukan
korelasi antara mata kering paska operasi
dengan jenis kelamin (p = 0.26), usia (p =
0.17), atau hipertensi sistemik (p = 0.73)
DISKUSI
 Studi berdasarkan populasi jangka panjang
diketahui memiliki tingkat insidensi mata kering
pada populasi antara usia 43 dan 86 tahun pada
5 dan 10 tahun pemantauan menjadi 13,3% dan
21,6%. Di Thailand, kejadian amta kering pada
populasi di rumah sakit sekitar 34%.

 Mata kering dapat sering berkembang setelah


berbagai variasi jenis bedah optalmik seperti
photorefractive keratectomy and laser-assisted in
situ keratomileusis (LASIK).
 Tingkat kejadian mata kering, di nilai dengan
pewarnaan fluorescein kornea setalah 1 minggu
paska operasi pada nasal atau superior-hinge
LASIK, adalah 47.06% dan 52.94%.

 setelah LASIK, mata kering dapat menetap lebih


dari 6 bulan atau lebih dengan kejadian 20%
dimana pada pasien yang menjalani blefaroplasti,
mata kering dapat bertahan sampai 2 minggu
lebih dengan insidensi 10,9%.
 Studi terbaru, menggunakan kuesioner OSDI
karena dapat dipercaya untuk menilai
keparahan, riwayat alami, dan efek pada mata
kering. Dibandingkan dengan survey Short
Form 12- Health, kuesioner the National Eye
Institute Visual Functioning, dan kuesioner the
McMonnies Dry Eye, kuesioner OSDI memiliki
sensitivitas 60% dan spesifitas 79%.
 Alasan mengapa TBUT dan Schema Oxford menyatakan
lebih banyak kasus pada paska operasi dibandingkan
dengan uji Schirmes I tanpa anastesi (Tabel 2) adalah
karena uji-uji ini dapat dengan mudah mengetahui
ketidakstabilan lapisan air mata dan inflamasi permukaan
okular secara berurutan

 Fakoemulsifikasi dapat berdampak atau mengganggu


respon neurogenik permukaan okular dan menurunkan
sekresi air mata. Meskipun begitu, sejumlah kecil kasus
dengan uji Schirmer I yang abnormal tanpa anastesi
mengindikasikan bahwa fakoemulsifikasi berdampak pada
stabilitas lapisan air mata dan inflamasi permukaan okular
lebih dari sekresi air mata.
 Lie et al. melaporkan persentase tinggi pada
pasien yang berkembang menjadi gejala mata
kering setelah fakoemulsifikasi

 Barabino et al. melaporkan bahwa


fakoemulsifikasi dapat merangsang terjadinya
gejala dan tanda mirip mata kering pada hari ke 1
dan 7 (data tidak di sebarkan namun
dipresentasikan pada the 6th International
Conference on the Tear Film and Ocular Surface,
Florence, Italy, September 2010)
 Ram et al. melaporkan tidak terdapat
perbedaan pada mata kering antara sebelum
dan setelah fakoemulsifikasi yang dilakukan di
23 pasien ketika TBUT dan uji Schirmer I tanpa
anastesi digunakan. Alasan untuk
ketidaksesuaian ini mungkin karena ukuran
sampel yang kecil dan desain studi
retrospektif.
 Faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan
mata kering adalah tuanya usia, jenis kelamin
wanita, diabetes, dan hipertensi sistemik.
Namun, studi terbaru ini; mata kering tidak
berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, yang
mungkin karena karena ukuran sampel yang
kecil pada studi
KESIMPULAN
 Mata kering dapat berkembang setelah variasi jenis
pembedahan optalmik termasuk operasi katarak
 Fakoemulsifikasi dapat merangsang sindrom mirip mata
kering dan juga bisa membuat gejala mata kering semakin
memburuk
 Insidensi mata kering setelah fakoemulsifikasi adalah
sebanyak 9,8%
 Gejala mata kering dapat berkembang dengan cepat setelah
fakoemulsifikasi da keparahan mencapai puncak di hari ke-
7. Kedua gejala dan tanda dapat berkembang seiring waktu.
Pola mata kering mirip antara ketiga uji klinis (TBUT,
Schirmer I tanpa anastesi, sistem pewarnaan permukaan
okular Oxford) dan kuesioner OSDI
CRITICAL APPRAISAL
JUDUL DAN PENGARANG

No Kriteria

1 Jumlah kata dalam judul < 12 kata (+)

2 Deskripsi Judul Menggambarkan isi utama


penelitian
3 Daftar Penulis sesuai dengan jurnal (+)

4 Korespodensi penulis (+)

5 Tempat dan waktu penelitian dalam judul (+)


ABSTRAK

No Kriteria

1 Abstrak 1 paragraf (+)

2 Mencangkup IMRC (+)

3 Secara keseluruhan informatif (+)

4 Tanpa Singkatan Selain yang baku (+)

5 Kurang dari 250 kata (+) 235 kata


PENDAHULUAN

No Kriteria Ya (+), tidak (-)

1 Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf (-) 3 paragraf

2 Paragraf pertama mengemukakan alasan (+)


dilakukan penelitian
3 Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau (+)
tujuan penelitian
4 Didukung oleh pustaka yang relevan (+)

5 Kurang dari 1 halaman (+)


BAHAN DAN METODE PENELITIAN
No Kriteria
1 Jenis dan rancangan penelitian (+) deskriptif
2 Waktu dan tempat penelitian Waktu (+), tempat (+)
3 Populasi sumber (+)
4 Tekhnik sampling (-)
5 Kriteria inklusi (+)
6 Kriteria ekslusi (+)
7 Perkiraan dan perhitungan besar sampel (-)
8 Perincian cara penelitian (+)
9 Blind (-)
10 Uji statistik (-)
11 Program komputer (+)
12 Persetujuan subjektif (+)
HASIL

No Kriteria

1 Jumlah subyek (+)

2 Tabel karasteristik subyek (+)

3 Tabel hasil penelitian (+)

4 Komentar dan pendapat penulis tentang hasil (+)

5 Tabel analisis data dengan uji (+)


PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN
DAFTAR PUSTAKA

No Kriteria
1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah (+)
2 Pembahasan dan kesimpulan dipaparkan (-)
dengan jelas
3 Pembahasan mengacu pada penelitian (+)
sebelumnya
4 Pembahasan sesuai dengan landasan teori (+)
5 Keterbatasan penelitian (+)
6 Simpulan utama (+)
7 Simpulan berdasarkan penelitian (+)
8 Saran penelitian (+)
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan (-)

Anda mungkin juga menyukai