7. Wandriauni Pangestuti TRADISI PEMAKAMAN BROBOSAN, JAWA TIMUR
Brobosan adalah ritual yang di lakukan oleh masyarakat
jawa ketika ada kerabatnya yang meninggal. Brobosan sendiri di lakukan dengan cara berjalan di bawah keranda mayat yang sedang diangkat tinggi. CONT.. Biasanya orang yang melakukan brobosan adalah anak, cucu, atau kerabat dekat dari orang yang meninggal.
Ritual tersebut berdasarkan pepatah yang mengatakan
“mikul dhuwur mendhem jero” atau yang artinya sama dengan menjunjung tinggi, dan juga mengenang jasa-jasa orang yang telah tiada tersebut. TUJUAN BROBOSAN ADA 2 YAITU: Untuk penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Untuk mendapatkan tuah dari sang mayit. ADAPUN CARA PELAKSANAAN TRADISI BROBOSAN INI ADALAH : Tradisi ini dilakukan di depan rumah orang yang telah meninggal. Orang-orang yang membawa keranda akan mengangkat tinggi-tinggi peti mayat. Kemudian, doa dipanjatkan. Orang yang lebih tua memimpin jalannya acara. urutan selalu di awali dari anak laki-laki tertua, dan keluarga inti berada di urutan pertama. sementara yang lebih muda sesuai urutan usianya menyesuaikan di belakang.
Melewati peti mayat di bawahnya dengan cara berjalan bergantian.
Masing-masing diulangi hingga 3 kali. Berawal dari sebelah kanan jenazah, lalu sebelah kiri lalu ke depan hingga kembali ke sebelah kanan. TRADISI INI TIDAK DI LAKUKAN PADA MAYIT ANAK KECIL
Tradisi ini dilakukan pada orang tua atau pada orang
yang kita luhurkan. Brobosan tidak dilakukan kepada jenazah anak-anak atau remaja, karena tujuan tradisi ini agar mendapat petuah dari sang mayit. Anak kecil yang meninggal waktu mudanya, memiliki umur pendek sehingga tidak ada petuah yang akan di dapat darinya.
Sampai saat ini, tradisi kematian sebagai wujud
penghormatan terhadap leluhur ini masih dilakukan masyarakat Jawa.