Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN AJAL

Kelompok V
1. Afifah Lorenza

2. Dwi Novi Lestari

3. Endang Lustiani Lahagu

4. Jamiati

5. Lusia Nimarwati

6. Syahri Fazira

7. Wandriauni Pangestuti
TRADISI PEMAKAMAN BROBOSAN, JAWA TIMUR

Brobosan adalah ritual yang di lakukan oleh masyarakat


jawa ketika ada kerabatnya yang meninggal.
Brobosan sendiri di lakukan dengan cara berjalan di
bawah keranda mayat yang sedang diangkat tinggi.
CONT..
 Biasanya orang yang melakukan brobosan adalah anak,
cucu, atau kerabat dekat dari orang yang meninggal.

 Ritual tersebut berdasarkan pepatah yang mengatakan


“mikul dhuwur mendhem jero” atau yang artinya sama
dengan menjunjung tinggi, dan juga mengenang jasa-jasa
orang yang telah tiada tersebut.
TUJUAN BROBOSAN ADA 2 YAITU:
 Untuk penghormatan terakhir kepada orang yang
meninggal.
 Untuk mendapatkan tuah dari sang mayit.
ADAPUN CARA PELAKSANAAN
TRADISI BROBOSAN INI ADALAH :
 Tradisi ini dilakukan di depan rumah orang yang telah meninggal.
Orang-orang yang membawa keranda akan mengangkat tinggi-tinggi peti mayat.
Kemudian, doa dipanjatkan.
Orang yang lebih tua memimpin jalannya acara.
urutan selalu di awali dari anak laki-laki tertua, dan keluarga inti berada
di urutan pertama. sementara yang lebih muda sesuai urutan usianya
menyesuaikan di belakang.

 Melewati peti mayat di bawahnya dengan cara berjalan bergantian.


Masing-masing diulangi hingga 3 kali.
Berawal dari sebelah kanan jenazah,
lalu sebelah kiri lalu ke depan hingga kembali ke
sebelah kanan.
TRADISI INI TIDAK DI LAKUKAN PADA
MAYIT ANAK KECIL

 Tradisi ini dilakukan pada orang tua atau pada orang


yang kita luhurkan. Brobosan tidak dilakukan kepada
jenazah anak-anak atau remaja, karena tujuan tradisi ini
agar mendapat petuah dari sang mayit. Anak kecil yang
meninggal waktu mudanya, memiliki umur pendek
sehingga tidak ada petuah yang akan di dapat darinya.

 Sampai saat ini, tradisi kematian sebagai wujud


penghormatan terhadap leluhur ini masih dilakukan
masyarakat Jawa.

Anda mungkin juga menyukai