Pasien mulai
Pasien mulai berobat ke RSJ Pasien kontrol obat
mengalami rasa cemas Prof. HB. Saanin rutin ke poli jiwa
berlebihan terhadap karena sudah mulai RSJ Prof. HB.
berbagai hal karena mengkhawatirkan Saanin
masalah dengan keluarga
atasannya di tempat
bekerja saat itu
Status Internus
(Pemeriksaan tanggal 18 Februari 2019)
• Keadaan Umum : baik
• Kesadaran : composmentis
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : teraba, kuat angkat, teratur, frekuensi 90 x/menit
• Nafas : pernapasan torakoabdominal, simetris kiri dan
• kanan, frekuensi 18 x/menit
• Suhu : 36,7°C
• Tinggi Badan : 155 cm
• Berat Badan : 55 kg
• Status Gizi : Gizi baik
• Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
• Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
• Kelainan Khusus : tidak ditemukan
Status Neorologikus
(Pemeriksaan tanggal 18 Februari 2019)
• GCS : E4V6M5
• Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
• Tanda-tanda efek samping piramidal
• Tremor tangan : tidak ada
• Akatisia : tidak ada
• Bradikinesia : tidak ada
• Tardive diskinesia : tidak ada
• Cara berjalan : biasa
• Keseimbangan : baik
• Rigiditas : tidak ada
• Kekuatan motorik : baik
555 555
555 555
• Sensorik : baik
• Refleks : bisep (++/++), trisep (++/++), KPR (++/++), APR (++/++)
Status Mental
(Pemeriksaan tanggal 18 Februari 2019)
1. Keadaan Umum
Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + )
2. Penampilan
• Sikap tubuh: biasa ( + ), berpakaian sesuai gender ( + )
• Cara berpakaian : rapi ( + ), sesuai dengan situasi ( + ), kesan (
dapat/ tidak dapat mengurus diri)
• Kesehatan fisik : sehat ( + )
3. Kontak psikis
Dapat dilakukan ( + ), wajar ( + )
4. Sikap
Kooperatif ( + ), penuh perhatian ( + ), berterus terang ( + ),
5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor
Cara berjalan : biasa ( + )
2. Psikoterapi
• Psikoterapi suportif
– Memberikan kehangatan, empati, dan optimistik kepada pasien
– Mengidentifikasi faktor presipitasi dan membantu mengoreksinya
– Membantu memecahkan problem eksternal secara terarah.
• Psikoedukasi
– Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai gangguan yang dideritanya
– Mencegah munculnya gejala dan segera mendapatkan pertolongan
– Menjelaskan kepada pasien agar minum obat teratur
– Menjelaskan kepada keluarga pasien juga agar memahami kondisi pasien dan membantu
pasien untuk mencegah gejalanya timbul dengan perhatian dan kenyamanan
Prognosis
• Quo et vitam : bonam
• Quo et fungsionam : bonam
• Quo et sanctionam : dubia et bonam
DISKUSI
• Pasien seorang perempuan berusia 33 tahun
datang ke Poli Jiwa RSJ Prof. HB Saanin Padang
pada tanggal 18 Februari 2019 untuk kontrol
rutin.
• Pasien sudah mulai berobat sejak tahun 2016.
• Pasien merasa cemas, jantung berdebar-debar,
dan gelisah hampir setiap hari karena hal-hal di
berita yang mungkin dapat terjadi padanya
maupun keluarga, seperti berita tentang bencana,
kecelakaan, penculikan anak, dan sebagainya.
• Menurut PPDGJ III dapat ditegakkan diagnosis aksis I
berupa gangguan cemas menyeluruh : adanya anxietas
sebagai gejala primer berupa kecemasan seperti
khawatir akan terjadi nasib buruk, gelisah, jantung
berdebar-debar, dan keluhan lambung yang berlangsung
hampir setiap hari atau menonjol pada keadaan dan
situasi tertentu (free foating/mengambang)
• Diagnosis aksis II tidak ada diagnosis. Diagnosis aksis III
tidak ada diagnosis.
• Aksis IV masalah pekerjaan, yaitu dengan atasannya.
• Aksis V GAF scale 90-81 : gejala minimal, cukup puas,
tidak lebih dari masalah harian biasa.
• Psikofarmaka :
– anti-anxietas yang diberikan yaitu Clobazam dari
golongan benzodiazepine dengan dosis 10 mg 2x1/2.
Dapat juga sebagai antikonvulsan
– Nopres merupakan merek dagang dari floxetine yang
merupakan obat anti-depresan dari golongan selective
serotonine reuptake inhibitor (SSRI) diberikan 20 mg
1x1/2
– Lansoprazole merupakan obat tambahan yang
merupakan Proton Pump Inhibitor (PPI) untuk
mengatasi keluhan lambungnya. Diberikan 30 mg 1x1