Anda di halaman 1dari 15

Permodelan Spasial Untuk Perencanaan

PENENTUAN JALUR DAN LOKASI EVAKUASI BENCANA BANJIR DI KECAMATAN


TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG

Adinda Dwi P 123.15.00012


Silvya Permata R 123.15.00016

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SETU
2018
Penentuan Lokasi Evakuasi Bencana Banjir di
Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

TINJAUAN TEORI
Latar Belakang
• Kabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah yang sering
Kriteria
terjadi banjir. Dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh Badan Kemiringan Lereng/Topografi
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Curah Hujan
terdapat 21 kecamatan yang merupakan daerah rawan bencana Jenis Tanah
Landuse
• Kecamatan Tigaraksa merupakan salah satu yang menjadi titik terparah
Jaringan Jalan
bencana bajir yang disebabkan oleh meluapnya anak sungai Cimanceri, Sebaran Fasilitas Publik dan Ruang
serta adanya pembangunan industri yang memakan daerah sempadan Terbuka

sungai yang berakibat pada penyempitan anak sungai Cimanceri

Analisis Output
Analisis Pembobotan Penentuan Lokasi dan jangkauan
Analisis Overlay Evakuasi Bencana Banjir yang aman
Tujuan Analisis Penentuan Titik / Tempat Evakuasi di Kecamatan Tigaraksa Kabupaten
Melihat tingkat kerawanan banjir serta menentukan lokasi dan jangkauan Analisis Penentuan Jangkauan Lokasi Evakuasi Tangerang
evakuasi bencana banjir di Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Sasaran
Mengidentifikasi tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Tigaraksa
Menentukan lokasi evakuasi banjir yang aman beserta jangkauan terdekat
dari sumber bencana banjir.
Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup Substansi

1. Pemetaan wilayah Kecamatan Tigaraksa


berdasarkan tingkat kerawanan banjir
dengan mengidentifikasi kawasan rawan
bencana banjir yaitu penggunaan lahan,
kemiringan lereng, curah hujan,
menggunakan pendekatan sistem
informasi geografis (SIG).
2. Arahan penentuan lokasi evakuasi dan
jangkauan evakuasi bencana banjir di
wilayah Kecamatan Tigaraksa dengan
menganalisa peta tingkat kerawanan
banjir, peta jaringan jalan, peta jaringan
sungai dan iringan lereng sebagai dasar
dalam meenganalisa lokasi dan rute
evakuasi.
KERANGKA PROSES GIS KEBUTUHAN DATA
Pengumpulan data dan informasi dapat melalui observasi atau
pengamatan langsung situasi dan kondisi yang terjadi dalam wilayah
penelitian.
• Jenis data dapat dibedakan menjadi:

a. Data primer
Dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung
atau survei langsung dilapangan:
Data kondisi eksisting terkait lokasi fasilitas publik, fasilitas umum /
fasilitas sosial

b. Data sekunder
Merupakan data pendukung yang sudah ada sehingga hanya perlu
mencari dan mengumpulkan data tersebut. Kebutuhan akan data
sekunder berupa peta diperlukan dalam penelitian ini:
Tabel Kebutuhan Data
No Data Jenis Data Keterangan
1 Peta Administrasi Lokasi Sekunder Ada
2 Peta Guna Lahan Sekunder Ada
3 Peta Jenis Tanah Sekunder Ada
4 Peta Curah Hujan Sekunder Ada
5 Peta Topografi Sekunder Ada
6 Peta Aliran Sungai Sekunder Ada
7 Peta Jaringan Jalan Sekunder Ada
8 Peta Sebaran Fasilitas Publik Primer Ada
Sumber: Tim Peneliti, 2018
Gambaran umum dan analisis
Tingkat Kerawanan Banjir
Kecamatan Tigaraksa berada yang berada di bagian
Kabupaten Tangerang bagian selatan dengan kondisi
topografi atau kelerengan dari Kecamatan Tigaraksa
di dominasi ke dalam kelerengan rendah.

Tabel Klafikasi Kemiringan Lereng


No. Kemiringan Lereng (%) Skor Bobot Total Skor Luas (Ha)
1. 0-2 5 1,5 3244,9
2. 2-15 4 1,2 1148,6
3. 15-25 3 0,3 0,9 434,8
4. 25-40 2 0,6 404,0
5. > 40 1 0,3 210,1
Gambaran Umum dan Analisis Kecamatan Tigaraksa memiliki dua jenis tingkat
CURAH HUJAN curah hujan, yaitu tingkat curah hujan terendah
berada pada 2.500 – 3000 mm yang meliputi lima
desa. Sedangkan untuk tingkat curah hujan tertinggi
ialah 3000-3.500 mm meliputi 11 desa.

Tabel Skor Intensitas Curah Hujan

No. Curah Hujan Tahunan Skor Bobot Total Skor Luas (Ha)
1. > 3000 mm 5 1,5 3917,64
2. 2500 - 3000 mm 4 1,2 1524,95
3. 2000 - 2500 mm 3 0,9 0
0,3
4. 1500 - 2000 mm 2 0,6 0
5. < 1500 mm 1 0,3 0
Gambaran Umum dan analisis JENIS Jenis Tanah yang ada di Kecamatan Tigaraksa di
TANAH dominasi oleh jenis tanah Alluvial Kelabu, Planosol,
Hidromorf Kelabu, Laterik, dan Glei Humus.

Tabel Skor Intensitas Curah Hujan


No. Jenis Tanah Skor Bobo Total Skor Luas (Ha)
t
1. Alluvial Kelabu, Planosol, Hidromorf Kelabu, Laterik, Glei Humus 5 1,0 5438,76
2. Tanah Hutan, Mediteran 4 0,8 0
3. Andosol, Laterik, Grumosol, Podsolik Kuning 3 0,6 3,89
0,2
4. Regosol 2 0,4 0
5. Litosol, Organosol 1 0,2 0
Gambaran Umum dan Analisis
PENGGUNAAN LAHAN

Sawah tadah hujan dan pemukiman mendominasi Penggunaan lahan di


Kecamatan Tigaraksa

No Penggunaan Lahan Ha Persen


1 Gedung 2,21 0,04%
2 Area Sungai 217,897 3,88%
3 Industri 625,659 11,15%
4 Kebun 826,559 14,73%
5 Permukiman 912,829 16,27%
6 Tanah Kosong 289,043 5,15%
7 Sawah Irigasi 761,972 13,58%
8 Sawah Tadah Hujan 1685,564 30,05%
9 Tegal/Ladang 290,110 5,17%
Jumlah 5442,469 100%
Gambaran Umum dan Analisis
PENGGUNAAN LAHAN Gambaran Umum Rawan Banjir

No. Penggunaan Lahan Skor Bobot Total Skor Luas (Ha)


1. Sungai/kanal, danau, 217,89
rawa,genangan, tambak 5 1,0 Klasifikasi banjir di Kecamatan tigaraksa termasuk banjir genangan yaitu
2. Permukiman, kebun 1540,69 banjir yang disebabkan oleh genangan yang berasal dari air hujan yang
campuran, perdagangan dan 4 0,8 terjadi pada daerah itu sendiri. Kondisi tersebut didukung dengan letak
jasa, lapangan,makam,
0,2
geografis dari Kecamatan yang berbatasan dengan aliran sungai
3. Pertanian, sawah, tegalan 3 0,6 2568,40
Cimanceuri.
4. Semak Belukar/ Kebun 2 0,4 1115,62
5. Hutan 1 0,2 0
SEBARAN FASILITAS PUBLIK DI KECAMATAN TIGARAKSA
Tabel
Jumlah Fasilitas Publik di Kecamatan Tigaraksa

Fasilitas Publik
No Kelurahan

1 Margasari 0 0 0 0
2 Kaduagung 1
3 Sodong 2 1
4 Tapos 3
5 Bantar panjang 1 2 1
6 Cileles 1 3 1
7 Pete 1 4 1
8 Tigaraksa 1 3 15 9
9 Tegalsari 1 1
10 Pasir Nangka 1 5 4
11 Cisereh 1 1 1
12 Pematang - 1 2 1
13 Matagara 1
14 Pasir Bolang 1
TINGKAT KERAWANAN BANJIR
Keterangan:
Ki = Kelas Interval
Xt = Data Tertinggi
Xt = Data Terendah
k = Jumlah kelas yang diinginkan
Perhitungan Kelas Interval adalah :

5−2,9
Ki = = 0,7
3

Hasil Perhitungan

Kelas Interval
Kerawanan banjir rendah = 2,9 – 3,6
Kerawanan banjir sedang = 3,7 – 4,3
Kerawanan banjir tinggi = > 4,3
Hasil Analisis T I N G K A T K E R A W A N A N B A N J I R
Tabel Luas Tingkat Kerawanan Banjir

No Keterangan Luasan (Ha) Persentase


1 Kerawanan banjir rendah 522,952 9,61%
2 Kerawanan banjir sedang 1952,163 35,86%
3 Kerawanan banjir tinggi 2967,354 54,52%
Jumlah 5442,474 100,00%

Sumber: Hasil Analisis Tim Peneliti,2018

Kecamatan tigaraksa di dominiasi oleh tingkat kerawanan banjir


tinggi. Kelurahan yang memiliki tingkat kerawanan banjir tinggi
berada pada Kelurahan Pasir Bolang dan Sodong.
Hasil Analisis L o k a s i E v a k u a s i

Dari total 74
Sebaran Fasos-
Fasum terpilih
24 Lokasi
Evakuasi

Seleksi Daerah dengan Tingkat Kerawanan Banjir


Sedang dan Rendah

Clipping Sebaran Fasilitas Umum di daerah


kerawanan Banjir Rendah-Sedang
Hasil Analisis Jangkauan L o k a s i E v a k u a s i
Tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Tigaraksa diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu tingkat kerawanan tinggi, tingkat kerawanan sedang dan tingkat
kerawanan rendah.
Rekomendasi Studi
Perlunya papan informasi titik dan jangkauan evakuasi di daerah rawan
bencana banjir pada Kecamatan Tigaraksa sebagai suatu informasi/arahan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir.
Perlunya membangun sumur resapan (sures) atau sumur injeksi (Atificial
Recharge), terutama pada kawasan padat penduduk di buat sumur resapan
untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah, dan mengurangi
air limpasan permukaan (run off).

Perlunya sosialisasi berbasis mitigasi bencana alam secara rutin, baik


pemerintah dan swasta terhadap masyarakat khususnya masyarakat yang
tinggal dan beraktifitas di daerah rawan bencana banjir agar tidak
membuang sampah di drainase, sungai dan kanal sebagai upaya peningkatan
kesadaran lingkungan atau dengan bantuan tanaman dengan ekosistem
Permen PU No. 03/PRT/M/2014 sungai dan perbaikan/peningkatan infrastruktur khususnya sarana
Pejalan kaki mampu berjalan sepanjang penghubung berupa jalan untuk pengungsi serta pembangunan lokasi tempat
2,5 km evakuasi sebagai sarana pengungsian.
zona 1 Perjalanan < 1Km 20 Menit
zona 2 1-2 Km 40 Menit
zona 3 > 2 Km > 40 Menit Kesimpulan dan Rekomendasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai