Anda di halaman 1dari 37

Tutorial Klinik

Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman / RSUD Abdul Wahab Sjahranie

GLOMERULONEFRITIS AKUT
PASCA STREPTOKOKUS (GNAPS)
Devy Pratiwi Ibrahim
Konsulen : dr. Sherly Yuniarchan, Sp.A
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Glomerulonefritis akut pasca Streptokokus (GNAPS) : merupakan suatu bentuk peradangan glomerulus
yang secara histopatologi menunjukkan proliferasi & Inflamasi glomeruli yang didahului oleh infeksi Strept
ococcus
Rasio Perbandingan Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan 1,34
Laki-laki 1,1
Perempuan

Laki-Laki

Insidensi tertinggi adalah di negara-negara


berkembang, yaitu 24,3-60 kasus per 100.000
orang

Di Indonesia pada tahun 2007 terdapat


270 pasien yang dirawat di rumah sakit
pendidikan dalam 12 bulan
BAB 2
LAPORAN KASUS
Identitas Penanggung
Identitas Pasien Jawab

Identitas Ruang
Nama
: Melati
: An. FP
Ayah
Nama Ayah : Tn. RHS
Usia : 14 tahun Usia : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki 01 Pend Terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Anak ke :1
Agama : Islam Suku : Kutai
Alamat : Jl. Jl. H. Mahusin,
Ibu
sungai kapih,Samarinda
Nama Ibu : Ny. MS
Usia : 45 tahun
02 Pend Terakhir : S1
Pekerjaan : Guru
Suku : Kutai
Autoanamnesis
Alloanamnesis, diberikan oleh : Ibu pasien
Pasien dibawa ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada hari rabu, 30 Mei 2018, dengan

Anamnesa keluhan sesak napas, sesak terjadi tiba-tiba saat pasien sedang berbaring. Sesak merupakan
yang pertama kali dan pasien tidak memiliki riwayat asma ataupun alergi. Sebelumnya pasi
en mengatakan bahwa sejak 5 hari yang lalu dirinya batuk berdahak disertai demam tidak te
Pasien MRS tanggal 30 Mei rl;alu tinggi. Riwayat pengobatan TB ataupun kontak dengan pasien TB disangkal. Selain it
Anamnesis dan pemeriksaan u keluhan lain yang dirasakan adalah badan bengkak. Ibu pasien mengatakan bahwa dalam
dilakukan pada tanggal 30 Mei 3 hari ini badan anaknya membengkak disertai dengan air kencingnya berubah menjadi mer
2018 ah. Bengkak diseluruh tubuh terjadi tiba-tiba. Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak gemuk
seperti sekarang, pada awalnya tiba-tiba wajahnya berubah menjadi gemuk dan badannya b
erisi. Selain itu pasien juga batuk berdahak selama 4 hari dan pernah disertai bercak darah.
Keluhan Utama : Demam

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Tidak ada riwayat penyakit lain.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien memiliki riwayat DM dan ayahnya memiliki riwayat Hipertensi
Riwayat Tumbang
Tumbuh dan Kembang Riwayat Kelahiran Pemeliharaan Prenatal Pemeliharaan Postnatal
BB lahir: 2900 gr Lahir : di praktek bidan, Kubar Periksa di : Bidan Periksa di : Posyandu
PB lahir: 51 cm UK : 9 bulan 10 hari Penyakit kehamilan : Malaria Keadaan anak : sehat
BB sekarang: 47 kg Jenis partus : Spontan Obat-obatan : Primakuin
TB sekarang: 155 cm
Gigi keluar : OT lupa
Tersenyum : OT lupa
Tengkurap : OT lupa .
Duduk : 6 bulan
Keluarga Berencana
Berdiri : 12 bulan
Keluarga berencana : ya
Berjalan : 13 bulan Memakai sistem : Pil KB
Berbicara : 12 bulan

Kehamilan
Rajin periksa kehamilan di
bidan. Tidak ada kelainan
pada bayi.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi lengkap
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 30 Mei 2018

Status Generalis Kepala dan Leher

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Composmentis Rambut pirang, tidak mudah dicabut.
Berat badan : 47 kg Mata : Conjunctiva anemis (-/-)
Panjang Badan : 155 cm Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Bentuk simetris
Tanda vital Sekret Hidung (-)
Tekanan Darah = 140/80mmHg Pernapasan cuping hidung (-)
Nadi = 91x /menit, regular, kuat angkat. Mulut : Mukosa bibir tampak merah dan basah
RR= 23x / menit, regular Sianosis (-)
Temperatur Axilla: 360 C Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-).
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 30 Mei 2018

Thoraks Abdomen & Ekstremitas

Paru Abdomen
Inspeksi : Tampak simetri, pergerakan simetris, Inspeksi : Datar
Retraksi ICS (-) Palpasi : Distensi tidak ada, soefl, nyeri tekan(-),
Palpasi : Pelebaran ICS (-), Fremitus raba D=S Hepar lien unpalpable
Perkusi : Sonor Perkusi : Timpani, asites (-)
Auskultasi : Vesikuler, Rhonki (-/-), wheezing (-/-) Auskultasi : BU (+) Kesan Normal

Jantung Ekstremitas
Inspeksi : Ictus tidak terlihat Ekstremitas Superior:Akral hangat (+), tidak pucat,
Palpasi : Ictus tidak teraba pada ICS IV MCL (S) edema (+)
Perkusi : Batas kanan parasternal (D) Ekstremitas Inferior : Akral hangat (+), tidak pucat,
Batas kiri ICS V MC L (S) edema (+)
Auskultasi: S1 S2 tunggal regular, murmur(-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 30 Mei 2018

Status Neurologi Status Antropometri

Kesadaran : Compos Mentis


Tanda meningeal : Kaku kuduk (-), Kernig (-),
Brudzinski I (-), Brudzinski II (-) Panjang Badan = 155 cm
Reflek fisiologis : Refleks bisep (+/+) normal Berat Badan = 47 kg
Refleks achiles (+/+) normal
Reflek patologis : Babinsky (-)
Hoffman (-)
Chaddock (-)
Openheim (-)
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pada tanggal 30 mei 2018

Darah Lengkap

Hb : 12,8 g/dl
Ht : 36.5 %
Leukosit : 9.680/ mm3
Trombosit : 249.000/ mm3
GDS : 85 mg/dl
Ureum : 20 mg/dl
Creatinin : 0.5 mg/dl
Natrium : 139 mmol/l
Kalium : 4.1 mmol/l
Chloride : 112 mmol/l
Asto positif 600
KESIMPULAN
Diagnosa Kerja
01 GNAPS

Penatalaksanaan
- Infus D5 ½ NS
- Prednison 170 mg
02 - Captopril 3 x 12,5 mg
- Spironolacton 2 x 1 tab
- Injeksi furosemid 2 x 1 A IV (20 mg)
- Injeksi Ampicillin sulbactam 4 x 1,2 gram IV
- PCT 3x500 mg
- Ambroxol 3x1tab
- Minum: 600 cc/24 jam
- Balance cairan/ 24 jam
- Cek UL/hari, Balance cairan/24 jam, ASTO C3, Kolesterol, Albumin, kultur
swab tenggorokan, USG ginjal, foto thoraks, EKG
Diet tinggi kalori rendah garam cukup protein

Planning Monitoring
03 TTV, keluhan subyektif.
Hasil lab
Lab darah lengkap
Tanggal Pemeriksaan Terapi
Hb: 12,8 g/dl
30 Mei 2018 S: Bengkak seluruh tubuh Planning pemeriksaan:
Cek UL/hari, Balance cairan/24 jam, Ht: 36.5 %
O: KU sedang, kesadaran cm, akral hangat, ASTO C3, Kolesterol, Albumin, kultur Leukosit: 9.680/ mm3
edema palpebra (-), edema ekstremitas (+) swab tenggorokan, USG ginjal, foto
Trombosit: 249.000/ mm3
TD: 140/80 mmHg, thoraks, EKG
N: 91 x/menit, GDS: 85 mg/dl
RR: 25x/menit, T: 36oC Planning :
Ureum: 20 mg/dl
BB : 47 kg 1. Infus D5 ½ NS
2. Prednison 170 mg Creatinin: 0.5 mg/dl
3. Captopril 3 x 12,5 mg Natrium: 139 mmol/l
Tekanan darah: 4. Spironolacton 2 x 1 tab
Kalium: 4.1 mmol/l
P50: 109/61 mmHg 5. Injeksi furosemid 2 x 1 A IV
P90: 122/76 mmHg (20 mg) Chloride: 112 mmol/l
P95: 126/81 mmHg 6. Injeksi Ampicillin sulbactam
P99: 139/86 mmHg 4 x 1,2 gram IV Urinalisa
7. PCT 3x500 mg
8. Ambroxol 3x1tab BJ: 1.010
A : Suspek GNA + Hipertensi
9. Minum: 600 cc/24 jam Keton: -
10. Balance cairan/ 24 jam
Hb: ++++
11. Cek UL/hari, Balance cairan/24
jam, ASTO C3, Kolesterol, Warna: kuning
Albumin, kultur swab tenggoro- Kejernihan: keruh
kan, USG ginjal, foto thoraks,
pH: 6.0
EKG
12. Diet tinggi kalori rendah garam Protein: ++
cukup protein Lekosit: 0-1 / lpb
Eritrosit: 70-80/ lpb
31 Mei 2018 S: bengkak (+), Hasil Lab

O: KU sedang, kesadaran cm, akral hangat, ASTO : Positif 600

TD:130/70, Kolesterol :128

N: 84x/menit, Albumin : 3

RR: 24x/menit, USG Ginjal

T: 36,2oC Kesimpulan : minimal ascites

BB: 46 kg
Balance cairan: Urinalisa:
I : 1760 cc BJ: 1.050
O : 1150 cc Keton: -
Excess : 610 cc Hb: ++++
Warna: kuning
A : GNAPS Kejernihan: keruh
P: pH: 6.0
- Terapi lanjut ditambah
Protein: +
- Infus D5 ½ NS 400 cc/24 jam
Lekosit: 2-4 / lpb
- Minum 750 cc/24 jam
Eritrosit: 20-40/ lpb
- Injeksi lasix 3x1 A
1 Juni 2018 S: Bengkak (+)
O: KU sedang, kesadaran cm, P : Terapi lanjut ditambah
akral hangat,  Injeksi furosemid 2x1 A Urinalisa
 Infus 500 cc/24 jam
TD:130/ 90, BJ : 1.020
 Minum 1500 cc/24 jam
N: 85x/menit, Keton :-
RR: 20x/menit,
Hb : ++++
T: 36,2oC
Warna : kuning
BB: 42 kg
Kejernihan : keruh
Protein :+
Balance cairan:
Defisit 3800 cc
Lekosit : 0-2/ lpb
Eritrosit : 70-90/ lpb
A : GNAPS Sel epitel :+
Bakteri :-
2 Juni 2018 S: Bengkak (+),
O: KU sedang, kesadaran cm, akral P : Terapi lanjut
hangat,  Infus D5 ½ NS 500 cc/ Urinalisa
24 jam
TD:100/ 60, N: 118x/menit, RR: 28 BJ : 1.005
 Minum 1700 cc/24 jam
x/menit, T: 36,7oC Keton :-
BB: 41 kg Hb : ++++
Warna : kuning
Balance cairan: -
Kejernihan : agak keruh
I : 2100 cc
Protein :-
O : 2400 cc
Lekosit : 0-1/ lpb
Defisit : 300 cc
Eritrosit : 50-60/ lpb

A : GNAPS Sel epitel :+


Bakteri :-
Dahak sps :-
3 Juni 2018 S: bengkak berkurang, diare(-)
O: KU sedang, kesadaran cm, P : Terapi lanjut
- Minum 2100 cc/24 jam Urinalisa
akral hangat,
TD : 130/80, BJ: 1.005

N: 110 x/menit, Keton: -


RR: 22x/menit, Hb: ++++
T: 36,5oC Warna: kuning
BB: 42 kg Kejernihan: keruh
pH: 8
Balance cairan:
Protein: +
I : 1750 cc
Lekosit: 0-2/lpb
O : 1100 cc
Eritrosit: 70-80/lpb
Defisit : 550 cc
Sel epitel: +

A : GNAPS
4 Juni 2018 S: keluhan (-)
Urinalisa:
O: KU sedang, kesadaran cm, akral h P :
BJ : 1.015
angat,  Infus 1000 cc/24 jam
 Injeksi lasix 1x1 A Keton :-
TD:120/70, N: 80x/menit, RR: 18x/m
Hb : ++++
enit, T: 36,5oC
Warna : kuning
BB : 41 kg
Kejernihan : agak keruh
Ph : 6.0
Balance cairan:
Protein :+
I : 2650 cc
Lekosit : 1-2/lpb
O : 3146 cc
Eritrosit : penuh
Defisit : 496 cc
Silinder :+
Bakteri :-
A : GNAPS
5 Juni 2018 S: keluhan (-)
O: KU baik, kesadaran cm, akral hangat, P: Urinalisa:
TD:120/70, pasien dipulang dengan obat pulang BJ : 1.015
N: 82x/menit, Amoxicillin 3x500 mg
Keton :-
RR: 19x/menit, Furosemid 2x1 tab
Hb : ++++
T: 36,7oC Spironolacton 1x1 tab
Warna : kuning
BB : 40 kg Captopril 3x12,5 mg
Kejernihan : agak keruh

Balance cairan:
pH : 6.0

I : 3100 cc Protein :-
O : 3410 cc Lekosit : 3-5/lpb
Defisit : 310 cc Eritrosit : 50-60
Silinder :-
A : GNAPS Bakteri :-
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Glomerulonefritis : penyakit ginjal dengan suatu inflamasi dan prol
01 iferasi sel glomerulus

Glomerulonefritis akut pasca Streptokokus (GNAPS) adalah


suatu bentuk peradangan glomerulus yang secara histopatologi menu
02 njukkan proliferasi & Inflamasi glomeruli yang didahului oleh infek
si group A β-hemolytic streptococci (GABHS) dan ditandai dengan
gejala nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang ter
jadi secara akut.
ETIOLOGI
Streptokokus β hemolitikus grup A atau sering disebut S. Pyogenes

Infeksi saluran pernapasan bagian atas


Streptokokus β hemolitikus grup A strain tipe 1, 3, 4, 12,18,
01 25, 49

Infeksi kulit
Streptokokus β hemolitikus grup A strain tipe 2, 49, 55, 56,
02 57 dan 60
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Periode laten
Periode ini berkisar 1-3 minggu
- ISPA,
- Infeksi kulit atau piodermi
90%

Edema
70% Retensi cairan hebat
60%
KARDIOVASKULAR

28% Hematuria
- Makroskopik
HEMATURIA

OLIGUURIA

- Mikroskopik
EDEMA
Gejala kardiovaskular
- Hipertensi
- Edema paru
- Miokarditis
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

1. Riwayat infeksi saluran nafas atas (faringitis) 1-2


minggu sebelumnya atau infeksi kulit (pyoderma 1. Sering ditemukan edema di kedua kelopak mata
) 3-6 minggu sebelumnya dan tungkai
2. Hipertensi
2. Umumnya pasien datang dengan hematuria nyata 3. Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit
(gross hematuria) atau sembab di kedua kelopak 4. Jika terjadi ensefalopati, pasien dapat mengalami
mata atau tungkai penurunan kesadaran dan kejang
5. Pasien dapat mengalami gejala-gejala hipervole-
3. Kadang-kadang pasien datang dengan kejang dan mia seperti gagal jantung, edema paru
penurunan kesadaran akibat enselopati hipertensi

4. Oliguria akibat gagal ginjal atau gagal jantung


DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG KRITERIA DIAGNOSIS

1. Urinalisis menunukkan proteinuria, hematuria, dan


1. Full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hiper
adanya silinder eritrosit
tensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala
2. Kreatinin dan ureum umumnya meningkat disertai
kardinal GNAPS.
dengan tanda komplikasi gagal ginjal akut, seperti
2. ASTO (meningkat) & C3 (menurun) dan pemeriksaan
hiperkalemia, asidosis metabolik, hiperfosfatemia,
lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria & proteinu-
dan hipokalsemia
ria.
3. ASTO meningkat pada 75%-80% kasus
3. Biakan positif untuk streptokokus ß hemolitikus grup
4. Komplemen c3 menurun pada hampir semua pa-
A.
sien pada minggu pertama
TERAPI
Istirahat, diet, antibiotik, simptomatik

Diet Antibiotik

1. Rendah garam,
Sedangkan bila edema ringan, pemberian
garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.
Golongan penisilin :
2. Rendah protein
Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dos
Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi,
is selama 10 hari.
yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari.
3. Asupan cairan
Jika terdapat alergi terhadap golongan penisi
Jumlah cairan yang masuk harus seimbang
lin, diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari
dengan pengeluaran, berarti asupan cairan
= jumlah urin + insensible water loss(20-2
5 ml/kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan
pada pasien demam (10 ml/kgbb/hari)
TERAPI
Simptomatik

1. Edema
Furosemid 1 mg/kgbb/hari
2. Hipertensi
Kaptopril 0,3-2 mg/kgbb/hari atau furosemid
atau kombinasi keduanya.
Nifedipin secara sublingual dengan dosis
0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat diulangi
setiap 30-60 menit hingga 3 kali
3. Gagal Ginjal Akut
Bila terjadi asidosis harus diberi natrium
bikarbonat dan bila terdapat hiperkalemia
diberi Ca glukonas atau Kayexalate untuk
mengikat kalium.
Prognosis Komplikasi
Penyembuhan sempurna terdapat
Oliguria sampai anuria :
pada >95% dalam 1-2 minggu
berkurangnya fil-trasi glomerul
pada anak dengan GNAPS bila
Prognosis tidak ada komplikasi. Mortalitas
us. Gambaran seperti insufisien
si ginjal akut dengan uremia,
dari fase akut dapat dicegah denga
hiperkalemia, hiperfosfatemia
dan n penanganan yang tepat dari
edema paru akut, gagal ginjal akut
dan hidremia.
, gagal jantung, dan hipertensi.
Ensefalopati hipertensi :
Komplikasi Rekurensi pada anak sangat
jarang terjadi, pada orang dewasa
disebabkan spasme pembuluh d
arah lokal dengan anoksia dan e
kira-kira 15-30% kasus masuk ke
dema otak.
dalam proses kronik,
Sedangkan pada anak 5-10%
kasus men-jadi glomerulonefritis
kronik
BAB 4
PEMBAHASAN
Anamnesis
TEORI FAKTA
a. Riwayat infeksi saluran nafas Dari anamnesa didapatkan :
atas (faringitis) 1-2 minggu se a. Pasien mengalami infeksi saluran
belumnya atau infeksi kulit nafas atas (faringitis) 1-2 minggu
(pyoderma) 3-6 minggu sebel sebelumnya
umnya
b. Pasien datang dengan keluhan
b. Umumnya pasien datang de-
utama tubuhnya bengkak disertai
ngan hematuria nyata (gross
hematuria
hematuria) atau sembab di ke-
dua kelopak mata atau tungkai
c. Kadang-kadang pasien datang
dengan kejang dan penurunan
kesadaran akibat enselopati
hipertensi
d. Oliguria akibat gagal ginjal
atau gagal jantung
Teori dan fakta sesuai
PEMERIKSAAN FISIK
TEORI FAKTA

a. Sering ditemukan edema di Terdapat :


kedua kelopak mata dan tung- a. Hipertensi
kai b. Edema seluruh tubuh
b. Hipertensi
c. Dapat ditemukan lesi bekas in-
feksi di kulit
d. Jika terjadi ensefalopati, pasi-
en dapat mengalami penuruna
n kesadaran dan kejang
e. Pasien dapat mengalami gejala
-gejala hipervolemia seperti
gagal jantung, edema paru
Teori dan fakta sesuai
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI FAKTA
a. Urinalisis menunukkan proteinuria, a. Proteinuria, Hematuria
hematuria, dan adanya silinder eri- Urinalisis :
trosit Protein ++
b. Kreatinin dan ureum umumnya me- Hb/darah ++++
ningkat disertai dengan tanda kom- b. ASTO (positif) 600
plikasi gagal ginjal akut, seperti hi-
perkalemia, asidosis metabolik, hi-
perfosfatemia, dan hipokalsemia
a. ASTO meningkat pada
75%-80% kasus
b. Komplemen c3 menurun
pada hampir semua pasien
pada minggu pertama

Teori dan fakta sesuai


TERAPI
TEORI FAKTA

- Amoksisilin 50 mg/kgbb diba - Infus D5 ½ NS 1000 cc/24


gi dalam 3 dosis jam
- Furosemid 1 mg/kgbb/hari - O2 1-2 Lpm
- Captopril 0,3-2 mg/kgbb/hari - Minum max 600 cc/24 jam
- Diet rendah garam, cukup - Injeksi ampicilin sulbacta
- protein m 4x1,2 gram IV
- Injeksi furosemid 2x1A IV
(20 mg)
- Spironolacton 2x1 tab
- Captopril 3x12,5 mg
- Ambroxol 3x1 tab
- Pct 3x500 mg
- Diet TKRG cukup protein
Teori dan fakta sesuai
BAB 5
KESIMPULAN
GNAPS merupakan penyakit yang bersifat self limiting disease selama tidak dijumpai komplikasi,
sehingga penderita GNAPS cukup dirawat inap selama 7-14 hari.

Bila pada pemantauan dijumpai gejala-gejala baik klinik maupun laboratorik seperti edema,
ASTO meningkat atau komplemen C3 menurun, maka diagnosis GNAPS dapat ditegakkan.
Begitu pula bila dijumpai apusan tenggorokan positif. Bila dijumpai semua gejala klinik yang
khas seperti edema, protenuria, hematuria, oliguria dan hipertensi (full blown case) maka
diagnosis GNAPS dapat ditegakkan. Antibiotik untuk eradikasi kuman adalah golongan penisilin,
bila alergi penisilin diberikan eritro misin. Pengobatan lain bersifat simptomatik seperti terhadap
edema, hipertensi, maupun insufisiensi ginjal akut. Pronosis penyakit pada anak-anak baik sedang
kan prognosisnya pada orang dewasa tidak begitu baik.

Pada kasus ini pasien laki-laki usia 14 tahun telah dilakukan pemeriksaan dan didiagnosis dengan
Glomeronefritis Akut Pasca Streptococcu (GNAPS), dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksa
an penunjang didapatkan penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan yang telah sesuai dengan lite
ratur yang mendukung pada kasus tersebut.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai