Anda di halaman 1dari 13

BETON

Beton adalah material utama yang digunakan dalam


pembuatan bangunan.
Beton terdiri dari pasta, agregat dan
admixture. Dalam membuat suatu beton
dengan mutu tertentu perlu ditentukan jumlah
pasta dan agregat yang sesuai. Pasta adalah
campuran semen dan air yang digunakan
untuk merekatkan agregat-agregat dalam
beton. Jumlah pasta pada pembuatan beton
sekitar 30-40% dari volume dan berat total
beton. Sedangkan jumlah agregat sebesar
60-70%
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering
setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat
karena air menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengelem komponen lainnya bersama dan
akhirnya membentuk material seperti-batu.
Beton digunakan untuk membuat perkerasan
jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan,
jembatan penyeberangan, struktur parkiran,
dasar untuk pagar/gerbang, dan semen
dalam bata atau tembok blok. Nama lama
untuk beton adalah batu cair.
Beton adalah campuran:
a. Semen
b. Air
c. Pasir (Halus dan Kasar)
d. Kerikil
1. SEMEN
• Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesive dan kohesif
yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu
massa yang padat.
• Semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton adalah bahan jadi dan
mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis. Hidraulis
berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu bahan massa.

Susunan Unsur Semen


• Kapur (CaO) 60 – 65 %
• Silika (SiO2) 17 – 25%
• Alumina (Al2O3) 3–8 %
• Besi (Fe2O3) 0,5 – 6%
• Magnesia (MgO) 0,5 – 4%
• Sulfur (SO3) 1–2 %
• Potash (Na2O + K2O) 0,5 – 1%
Sifat Fisik Semen:
a. Kehalusan Butir.
Semakin halus butiran semen, semakin luas permukaannya
sehingga semakin cepat pula proses hidrasinya. Hal ini
berarti bahwa butir – butir semen yang halus akan
menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih
cepat dari pada semen dengan butir – butir yang l ebih
kasar. Menurut SII 0013-81 paling sedikit 90% berat semen
harus lolos ayakan lubang 9 mm.
b. Waktu Ikatan
Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk
mencapai keadaan kaku tahap pertama dan cukup kuat
untuk menerima tekanan.
c. Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah kuantitas panas dalam kalori/gram pada
semen yang terhidrasi.
d. Berat Jenis.
Berat jenis semen berkisar pada 3,15. Berat jenis digunakan
dalam hitungan perbandingan campuran.
Sifat Kimia Semen:
a. C3S segera mulai berhidrasi bila semen terkena air secara
eksotermis. Berpengaruh besar terhadap pengerasan
semen terutama sebelum mencapai umur 14
hari.Membutuhkan air 24 % dari beratnya.
b. C2S bereaksi dengan air lebih lambat dan hanya berpengaruh
terhadap pengerasan semen setelah 7 hari dan
memberikan kekuatan akhir. Unsur ini membuat semen
tahan terhadap serangan kimia dan mengurangi
penyusutan karena pengeringan.Membutuhkan air 21%
dari beratnya.
c. C3A berhidrasi secara eksotermis, bereaksi secara cepat dan
memberikan kekuatan sesudah 24 jam. Membutuhkan air
40% dari beratnya. Semen yang mengandung unsur ini
lebih dari 10% kurang tahan terhadap serangan sulfat.
d. C4AF kurang begitu besar pengaruhnya terhadap pengerasan
beton.
Kondisi semen yang baik
• Kondisi semen yang baik adalah kering, tidakmengeras atau
menggumpal atau membatu, tidak tercampur bahan lain, dan warna
seragam. Agar semen tidak menggumpal, semen hendaknya
disimpan di tempat yang terlindung dengan sirkulasi udara yang baik
tidak terkena air, dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Pengujian dapat dilihat secara visual dan diremas/digenggam dengan
telapak tangan, apabila butirannya halus terurai,maka semen tersebut
baik.
Jenis-jenis Semen
• a. Semen Portland, CEM I
• b. Semen Komposit Portland, CEM II
• c. Semen bakar dengan kadar abu tinggi (Blast Furnace Cement),
CEM II)
• d. Semen Pozzolan, CEM IV
• e. Semen Komposit, CEM V
2. AIR

Air mempunyai peranan yang cukup penting dalam


pembuatan beton, karena berpengaruh terhadap sifat-sifat
beton, sifat-sifat yang berpengaruh adalah kemudahan
pengerjaan (workability) dan penyusutan. Selain itu tujuan
utama pemakaian air adalah untuk proses hidrasi, yaitu
rekasi antara semen dan air yang mengahasilkan campuran
keras setelah bebrapa waktu tertentu. Setelah pengecoran
air juga berguna untuk perawatan (curing) guna menjamin
proses pengerasan yang sempurna.
Syarat penggunaan air pada campuran beton
a. Air tidak boleh mengandung minyak asam-alkali,
garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan
lainnya yang dapat merusak beton atau baja
tulangan pada beton bertulang.
b. Apabila ada keraguan tentang air , dianjurkan
membawa contoh air tersebut
kelembaga/laboratorium pemeriksaan bahan-bahan
untuk di tes
c. Apabila pemeriksaan ke lembaga tersebut tidak dapat
dilakukanmaka air dapat dipakai asalkan campuran
semen yang memakai air tersebut harus mempunyai
kekuatan paling sedikit 90 % dari kekuatan tekan
semen dengan air yang memakai air suling pada umur
7 hari dan 28 hari.
 Agregat halus dalam beton adalah pasir
alam sebagai hasil disintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa pasir buatan
yang dihasilkan oleh pemecah batu,
Berdiameter kurang dari 0,075 – 4,80 mm
atau 5 mm.
 Agregat halus berperan penting sebagai
pembentuk beton dalam pengendalian
workability, kekuatan dan keawetan beton.

3. AGREGAT HALUS
 Agregat Bulat; Agregat ini terbentuk karena terjadinya pengikisan oleh air atau
keseluruhannya terbentuk karena pergeseran. Rongga udaranya minimum 33%,
sehingga rasio luas permukaannya kecil. Beton yang dihasilkan dari agregat ini
kurang cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton
mutu tinggi, karena ikatan antar agregat kurang kuat.

 Agregat Bulat Sebagian atauTidakTeratur; Agregat ini secara alamiah berbentuk


tidak teratur. Sebagian terbentuk karena pergeseran sehingga permukaan atau
sudut-sudutnya berbentuk bulat. Rongga udara pada agregat ini lebih tinggi,
sekitar 35%-38%, sehingga membutuhkan lebih banyak pasta semen agar mudah
dikerjakan. Beton yang dihasilkan dari agregat ini belum cukup baik untuk struktur
yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi, karena ikatan antar
agregat belum cukup baik (masih kurang kuat).

 Agregat Bersudut; Agregat ini mempunyai sudut-sudut yang Nampak jelas, yang
terbentuk ditempat-tempat perpotongan bidang-bidang dengan permukaan kasar.
Rongga udara pada agregat ini berkisar antara 38%- 40%, sehingga membutuhkan
lebih banyak lagi pasta semen agar mudah dikerjakan. Beton yang dihasilkan dari
agregat ini cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk
beton mutu tinggi.
 Agregat Panjang; Agregat ini panjangnya > lebarnya >tebalnya. Agregat disebut
panjang jika ukuran terbesarnya lebih dari 9/5 ukuran rata-rata. ukuran ratarata
adalah ukuran ayakan yang meloloskan dan menahan butiran agragat. Agregat
jenis ini akan berpengaruh buruk pada mutu beton yang akan dibuat. Agregat
jenis ini cenderung berada dirata-rata air sehingga akan terdapat rongga
dibawahnya. Kekuatan tekan dari beton yang menggunakan agragat ini buruk.

 Agregat Pipih; Agregat disebut pipih jika perbandingan tebal agregat terhadap
ukuran lebar dan tebalnya lebih kecil. Agregat pipih sama dengan agregat
panjang, tidak baik untuk campuran beton mutu tinggi. Dinamakan pipih jika
ukuran terkecilnya kurang dari 3/5 ukuran rataratanya. Menurut (Galloway, 1994)
agregat pipih mempunyai perbandingan antara panjang dan lebar dengan
ketebalan dengan rasio 1:3 yang dapat digambarkan sama dengan uang logam.

 Agregat Pipih Dan Panjang Agregat jenis ini mempunyai panjang yang jauh lebih
besar daripada lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya.

Anda mungkin juga menyukai