Anda di halaman 1dari 12

‫‪By: kelompok 1‬‬

‫ُون (‪)٥٦‬‬
‫ِ‬ ‫د‬‫ُ‬ ‫ب‬ ‫عۡ‬‫َ‬ ‫ي‬‫ل‬‫ِ‬ ‫َّ‬
‫َّل‬ ‫إ‬
‫ِ‬ ‫نس‬
‫َ‬ ‫ۡ‬
‫ٱۡل‬
‫َ ِ‬‫و‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ج‬
‫ِ‬ ‫ۡ‬
‫ٱل‬ ‫ُ‬
‫ت‬ ‫ۡ‬
‫ق‬ ‫َو َما َخلَ‬
 Sebagai agama universal,rahmat Islam tidak hanya diperuntukkan sebagai
pedoman hidup dan kehidupan umat manusia saja, akan tetapi meliputi
seluruh mahkluk Allah SWT yang ada di jagat raya ini.
 Dan,secara umum cita-cita untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat telah menjadi tujuan utama dalam hidup dan kehidupan umat
manusia.
 Namun secara garis besar,arah visi kehidupan manusia sebetulnya justru
mengarah kepada akhirat.
 Dengan demikian, berarti bahwa ajaran Islam telah mengajarkan adanya
keterkaitan yang utuh, keterkaitan yang tidak bisa dipisah-pisahkan antara
dunia dan urusan akhirat
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Qosos ayat 77 :

‫َصيبَ َك ِم َن ٱلدُّ ۡنيَاۖ َوأ َ ۡح ِسن‬ ‫ن‬


ِ َ‫نس‬ َ ‫ت‬ ‫َّل‬ َ ‫و‬ َ
َ َ ۖ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫خ‬
ِ َ ۡ
‫ٱۡل‬ َ َّ‫ٱَّللُ ٱلد‬
‫ار‬ َّ ‫َو ۡٱبتَغِ فِي َما ٓ َءات َ ٰٮ َك‬
ُّ ‫ٱَّللَ ََّل يُ ِح‬
‫ب‬ َّ ‫ض ِإ َّن‬ ۖ ِ ‫سادَ فِى ۡٱۡل َ ۡر‬ َ ‫ف‬‫ٱل‬ ۡ
َ ِ‫ك َو ََّل ت َ ۡبغ‬ ۖ َ ‫ٱَّللُ ِإلَ ۡي‬
َّ ‫س َن‬ َ ‫ڪ َما ٓ أ َ ۡح‬َ
)٧٧( ‫ين‬ َ ‫ۡٱل ُم ۡف ِس ِد‬
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) dunia. Dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Secara garis besar ayat tersebut merupakan suatu perintah untuk mengarahkan pola
fikir kita kepada akhirat, dengan tidak melupakan segi-segi duniawi yang memang harus kita
cari, dan merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa kita hindari. Tetapi bagi umat Islam,
akhirat adalah segala-galanya.

) َ ُ ‫أ‬ َّ ٌ۬
٤( ‫ََ أۡل َ ِخ َرةُ َخ أير ل َك ِم َن ٱۡلول‬ ‫َول‬

“Dan sesungguhnya akhir itu telah baik bagimu dari permulaan”.

Akan tetapi, prinsip yang terkandung dalam ajaran Islam, sebetulnya telah mewajibkan
kita untuk memanfaatkan secara maksimal segala isi dunia, secara baik dengan tidak
menimbulkan kerusakan, guna memperoleh kesuksesan duniawi, secara baik dan benar.
Tetapi kita tidak boleh lupa,bahwa segala bentuk kesuksesan duniawi tersebut haruslah
dipertaruhkan untuk kepentingan akhirat.

Bagi umat Islam,dunia dianggap ladang akhirat.

Subur atau gersangnya ladang tergantung kepada petani yang menggarap. Sebab semakin
subur ladangnya maka hasil yang di panen semakin banyak. Dan sebaliknya apabila
cengkar maka tidak akan menghasilkan.

Ladang Pahala
dunia akhirat (surga)
Akhirat adalah segala-galanya, karena akhirat merupakan tempat keabadian terakhir untuk
selama-lamanya.

Dan ini sudah menjadi ketetapan Allah dan menjadi salah satu unsur dari rukun iman, yakni
percaya kepada hari akhir.

Sebagai konsekuensi dari pengakuan kita terhadap adanya kehidupan akhirat,maka berarti
adanya kesatuan erat antara dunia dan akhirat, juga berarti bahwa

ajaran Islam tidak mengenal pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan, tidak mengenal
pemisahan antara agama dan semua sektor kehidupan manusia.

Pendek kata, apa yang kita perjuangkan di dunia ini,


hanyalah sebagai batu loncatan menuju akhirat. Jalan
yang harus dilalui untuk mencapai kampung
akhirat. ..!!!
Karena itu, untuk lebih memudahkan jalan kita menuju akhirat, maka perlu kita cermati
pesan-pesan suci yang terdapat dalam Al-Qur’an tentang hakekat hidup manusia, yang
antara lain :

Pertama, bahwa hakekat manusia didunia ini adalah beribadah kepada Allah.

) ٥٦( ‫ون‬
ِ ُ ‫د‬ُ ‫ب‬ ۡ‫ع‬َ ‫ي‬‫ل‬ِ َّ
‫َّل‬ ‫إ‬
ِ ‫نس‬
َ ۡ
‫ٱۡل‬
ِ َ‫و‬ َّ
‫ن‬ ‫ج‬
ِ ۡ
‫ٱل‬ ُ
‫ت‬ ۡ
‫ق‬ َ‫َو َما َخل‬
“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Nya”.

Hal ini mengandung arti bahwa pada setiap jengkal hidupnya, seluruh bentuk aktifitas
hidup manusia haruslah berorientasi dan bernilai ibadah.

Namun demikian, hakekat hidup manusia agar ia selalu beribadah kepada Allah SWT,
pada saat sekarang ini nampaknya mulai tidak dipandang penting oleh sebagian dari
umat manusia, karena sebagian dari kita mulai menitik beratkan dan mementingkan
aktifitas yang berkenaan dengan kemewahan duniawiyah, dan mulai menomerduakan
urusan yang bersifat uhkrawiyah.
Kedua, bahwa hakekat hidup didunia ini adalah untuk mengembangkan potensi diri.

Agar dapat mengemban amanat kekalifahan di muka bumi yang dipercayakan Allah kepada
kita. Demi mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia, sesuai peran kita
masing-masing. Hal ini seperti yang ditegaskan dalam Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 :

ٌ۬ َ َ ‫أ‬ ٌ۬ َ ‫أ‬ َ ‫أ‬


ۖ‫ض َخ ِليفة‬
ِ ‫ر‬‫أ‬ ‫ٱۡل‬ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ع‬‫ا‬‫ج‬ ‫ن‬‫إ‬ ‫ة‬ َ
‫ك‬ ‫ٮ‬ٰٓ ‫ـ‬
ِ ِ َ ِ ِ ِ ِٕ َ ِ ُّ َ‫ل‬‫م‬ ‫ل‬ ‫ل‬ َ
‫ك‬ ‫ب‬‫ر‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫ذ‬ ‫ َو ِإ‬ø
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; Sesungguhnya Aku akan menjadikan
seseorang khalifah di muka bumi”.

Hal ini mengandung makna bahwa hendaknya kita mampu memanfaatkan potensi diri
serta potensi kekayaan alam untuk tujuan kemaslahatan dan kemakmuran manusia
seluruhnya.
>Khusus didalam mengeksploitasi kekayaan alam,Allah sangat membenci segala bentuk
eksploitasi kekayaan alam yang hanya dimanfaatkan oleh sekelompok tertentu atau untuk
golongan tertentu.

>Apalagi dengan dalih menjalankan fungsi kekalifahan, mereka mengeksploitas potensi alam
dengan sangat rakus, mengeruk kekayaan alam dengan semena-mena dan sangat dholim,
sehingga akhirnya potensi alam kita menjadi hancur, yang pada gilirannya sangat merugikan
kemaslahatan hidup, mendatangkan bencana dan musibah dimana-mana.

Sesungguhnya umat manusia sekarang ini perlu instrospeksi dan bercermin diri, bahwa
banyaknya musibah dan bencana alam seperti sekarang ini, yang memakan banyak
korban, pada hakekatnya adalah akibat ulah tangan manusia yang kelewat batas dalam
mengelola kekayaan alam ini. Allah telah mengingatkan kita dalam firmannya yang
tertuang dalam Al-Qur’an surat Ar Rum ayat 41 :
‫ض ٱلَّ ِذى‬
َ ‫اس ِليُ ِذيقَ ُهم بَ أع‬ َ ‫سا ُد ِف أٱلبَ ِر َو أٱلبَ أح ِر ِب َما َك‬
ِ َّ‫سبَ أت أ َ أي ِدى ٱلن‬ َ َ‫َظ َه َر أٱلف‬
)٤١( ‫ون‬ َ ُ‫ع َِملُواْ لَعَلَّ ُه أم يَ أر ِجع‬

“Telah nampak kerusakan didarat dan dilautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia.
Maka Allah menimpakan azab mereka sebagai akibat dari perbuatannya, agar mereka mau
kembali ke jalan yang benar”.
 Ketiga, bahwa hakekat hidup manusia didunia ini adalah untuk berjuang demi
tegaknya sendi-sendi amar makruf nahi mungkar.

 Sesuai dengan kemampuan dan potensi diri kita masing-masing. Karena berjuang
demi tegaknya amar makruf nahi mungkar, merupakan prasyarat tegaknya nilai-
nilai kebajikan serta terjaminnya rasa aman dalam kehidupan umat manusia, yang
pada gilirannya akan dapat mengurangi terjadinya bentuk-bentuk kemungkaran.

 Berjuang demi tegaknya amar makruf nahi mungkar, memang merupakan misi
pokok yang harus diemban oleh umat manusia. Karena hakekatnya kita tidak
akan mampu meraih sesuatu martabat dan prestasi yang mulia, apabila potensi
amar makruf nahi mungkar yang kita miliki tidak dilaksanakan dengan baik.
semoga kita terhindar dari segala bencana dan kerugian akibat eksploitasi diri dan
kekayaan alam kita yang berlebihan, hanya berdalih memenuhi kehidupan duniawiyah
semata, dan sengaja meninggalkan kehidupan yang bersifat uhkrawiyah.

Karena sesungguhnya dunia adalah ladang akhirat, jalan menuju


kampung akhirat. Kebahagiaan di dunia memang perlu dan harus
kita capai, akan tetapi keselamatan di akhirat bagi umat Islam
adalah segala-galanya. Sehingga kedua-duanya bisa tercapai
bahagia di dunia dan di akhirat.

Amin ya rabbal ‘alamin.

Anda mungkin juga menyukai