Sentral Perifer
1. Persiapan pasien
Posisi lateral dekubitus / duduk
Jarum Crawford atau Tuohy
2. Teknik Pencapaian ruang epidural
loss of resistance atau Hanging drop
setelah itu dilakukan uji dosis
3. Cara penyuntikan
Suntikan diberikan secara bertahap 3-5ml tiap 3-
5 menit.
Anestesi lokal yang digunakan
Absolut :
Pasien menolak
Infeksi pada tempat suntikan
Tekanan intra kranial meningkat
Koagulopati
Relatif :
Infeksi Sistemik
Penyakit jantung
Nyeri Punggung kronis
Crush Injury
Definisi :
Luka yang hancur pada extremitas atau anggota badan yang
mengakibatkan terjadinya KERUSAKAN pada kulit ,jaringan lunak,
pembuluh darah, persarafan, tendon, fascia maupun tulang
Etiologi :
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan Kerja
Becana
Terapi Cairan
Fisiologi
Total Body
Total Body Water Body Weight (%) Water (%)
Total 60 100
Intracellular 40 67
Extracellular 20 33
Intravascular 5 8
Interstitial 15 25
FLUID THERAPY
RESUSCITATION MAINTENANCE
- Pasien
AMAN - Donor
- Petugas
RASIO- - Jenis
NAL - Jumlah
>20% volume
Hb < 8gr/dl / Ht
darah, pd bedah
< 30%,
mayor
INDIKASI
Kehilangan Kehilangan
darah > 15% pd darah 20% pd
bayi, anak (Hb dewasa (Hb
normal) normal)
WB
•Segar
•Baru
• Simpan
PRC
• Frozen Wash Concentrated Red
Blood Cells
• Washed Red Cell
TROMBOSIT
•Platelet Rich Plasma
•Platelet Concentrate
PLASMA
• Plasma Cair
• Plasma kering
• FFP
• Cryopresipitate
• Albumin
Hemolitik
Reaksi
Imunologis
Non-
Komplikasi
hemolitik
Reaksi Non-
Imunologis
• Seleksi
• Infeksi (-)
• Penanganan yang baik
• Penggunaan tepat
Penanganan Gawat Darurat
Trauma
Lk, 26 Tahun, 70 kg
KU : Nyeri pada kaki kiri
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak kurang lebih 1 jam sebelum
masuk Rumah Sakit.. Awalnya pasien sedang bekerja lalu
terjatuh dan kaki kiri masuk ke alat penggiling plastik. Lalu
dada kiri terbentur ke lantai. Pasien sadar pada saat
kejadian. Mual dan muntah disangkal pasien. Kemudian
pasien dibawa ke RS Binjai dan langsung di rujuk ke RSHAM.
BAB (+) N, BAK (+) N
RPT : Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-)
RPO:IVFD RL 4 fl, HES 5% 1 fl, Inj. Ranitidine 1 amp, Inj.
Ketorolac 2 amp, Inj. Ceftriaxone 1gr
[
Time Sequence
30/1/2016
Pukul 09.00 wib
Masuk RSUP HAM
30/1/2016
Pukul 10.30 wib
Konsul Anestesi
Pukul 20.30 wib
ACC tindakan anestesi
30/1/2016
Pukul 21.00 wib
Operasi Open Amputation (L) Leg
Primary Survey
Tanggal 30-1-2016
A : Airway: Clear , C –Spine: Stabil
C : CRT > 2 detik, Akral: D/P/B, TD:100/70 mmHg, HR:120 x/menit, reg, t/v:
lemah/kurang
D : Sensorium: Compos Mentis, AVPU: Alert, Pupil: φ RC: +/+, kejang (-)
E : Oedema (-)
Foto Klinis
Penanganan di IGD
Pasang 2 IV Line dengan bore besar (18G) di tangan kiri dan
tangan kanan Resusitasi dan persiapan operasi
Pasang Kateter UrinePantau UOP
Nilai derajat kelas perdarahan Resusitasi Cairan
Pemberian cairan koloid 1 fl dengan maintenance 30gtt/i
Inj Ketorolac 30mg/8 jam
Inj Ranitidin 50mg/12 jam
Inj Ceftriaxon 1gr/12 jam
Inj Tetagam 1 ampul
Rencana dilakukan foto knee (L) AP, thorax AP, supine,
pelvic AP, cervical lateral.
Rencana dilakukan cek darah lengkap, HST, Elektrolit, KGD,
AGDA, RFT, LFT, Albumin
Rencana dilakukan tindakan open amputation o/t left femur
PERDARAHAN
10% EBV 30% EBV ≥50% EBV
SESAK - RINGAN ++
EBV = 70 cc x 70 Kg = 4.900 cc
Perkiraan Perdarahan Derajat Kelas 2
Hb/Ht/L/Tr: 7,3/20,2/25.310/227.000
PT/INR/aPTT/TT: 17.2(14,3)/1,2/30(34,5)/15,7(17,5)
KGDs: 202
Ur/Cr: 21/0,77
Na/K/Cl: 139/3,5/105
Secondary Survey
Tanggal 30-1-2016
B1 : airway clear dengan sungkup terpasang, RR : 20x/menit, SP :
vesikuler, ST : - , S/G/C = -/-/-, Riw asma/sesak/batuk/alergi : -/-/-/- ;
MLP : I
B2 : akral : H/M/K, TD : 120/80, HR : 95x/menit, T/V : kuat/cukup ,
CRT: < 2 detik, T : 37.0°C
B3 : Sens : GCS 15 (E4, M6, V5) ; pupil : isokor, diameter kiri 3mm/
kanan 3mm; RC: +/+, VAS 8
B4 :BAK (+) vol : 1000cc, warna : kuning keruh
B5 :abdomen : soepel, peristaltik (+) normal
B6 : oedem(-), fraktur : (+)
Diagnosa :
Crush Injury o/t Left Leg
Teknik
Anestesi
Post operasi :TD : 100/60 mmHg,
Nadi : 100x/i , RR : 16x/i ; SaO2 :
Durante Operation :Durasi 99%. Edukasi : jangan angkat
pembiusan : 3 jam 45 menit kepala minimal 24 jam post
Diberikan Ropivacaine operasi,bed rest 24 jam, bila
0,75% 5ml per jam, O2 3L/i muntah merengkan ke kiri
Nasal Canul, TD : Pengobatan diruangan : IVFD RL
110/80mmHg, Nadi :80- 30gtt/i Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
90x/i, SaO2 : 99% Inj. Gentamycin 80mg/8jam
Ranitidine 50mg/12 jam Ketorolac
30mg/ 8 jam.
Follow Up
31 Januari 2016
S : Post amputation
O:
B1 : Airway: clear, S/G/C : -/-/-, RR: 20 x/menit, SP/ST: vesikuler/-, SpO2: 100%
B2 : Akral : H/M/K, TD: 130/60 mmHg , HR: 90 x/menit, T/V: cukup, CRT < 2 detik, regular,
VAS 4
B3 : Sens: Compos Mentis, RC: +/+, pupil: isokor
B4 : UOP: (+)
B5 : Soepel, peristaltik (+)
B6 : Oedem (-)
A: Crush Injury o/t left leg, post amputation
P:
- IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
- Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 50mg/ 12jam
- inj. Gentamycin 80mg/8 jam
1 Februari 2016
S : Post amputation
O:
B1 : Airway: clear, S/G/C : -/-/-, RR: 20 x/menit, SP/ST: vesikuler/-, SpO2: 99%
B2 : Akral : H/M/K, TD: 120/70 mmHg , HR: 92 x/menit, T/V: cukup, CRT < 2 detik, reguler
B3 : Sens: Compos Mentis, RC: +/+, pupil: isokor
B4 : UOP: (+)
B5 : Soepel, peristaltik (+)
B6 : Oedem (-)
A: Crush Injury o/t left leg, post amputation
P:
- IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
- Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 50mg/ 12jam
- inj. Gentamycin 80mg/8 jam
2 Februari 2016
S : Post Op
O:
B1 : Airway: clear, S/G/C : -/-/-, RR: 19 x/menit, SP/ST: vesikuler/-, SpO2: 99%
B2 : Akral : H/M/K, TD: 130/70 mmHg , HR: 90 x/menit, T/V: cukup, CRT < 2 detik,
reguler
B3 : Sens: Compos Mentis, RC: +/+, pupil: isokor
B4 : UOP: (+)
B5 : Soepel, peristaltik (+)
B6 : Oedem (-)
A: Crush Injury o/t left leg, post amputation
P:
- IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
- Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 50mg/ 12jam
- inj. Gentamycin 80mg/8 jam
3 Februari 2016
S : Post Op
O:
B1 : Airway: clear, S/G/C : -/-/-, RR: 15 x/menit, SP/ST: vesikuler/-, SpO2: 98%
B2 : Akral : H/M/K, TD: 120/70 mmHg , HR: 92 x/menit, T/V: cukup, CRT < 3 detik,
reguler
B3 : Sens: Compos Mentis, RC: +/+, pupil: isokor
B4 : UOP: (+), kateter terpasang, volume: 30 cc/jam
B5 : Soepel, peristaltik (+)
B6 : Oedem (-)
A: Crush Injury o/t left leg, post amputation
P:
- IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
- Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 50mg/ 12jam
- inj. Gentamycin 80mg/8 jam
Masalah dan Pembahasan
No. Masalah Pembahasan
1. Airway Airway
Clear Clear
2. Breathing Breathing
Pasien mengalami peningkatan frekuensi Pada pasien ini karena terjadinya
pernafasan 22 kali/menit. Pada pasien ini hipovolemik, maka perfusi jaringan
dilakukan pemasangan nasal kanul dan berkurang sehingga banyak terbentuk
diberikan 3 L oksigen. Saturasi oksigen laktat. Timbunan laktat yang tinggi dalam
dipertahankan > 90%. darah menimbulkan pH darah menjadi
asam sehingga dikompensasi dengan
bernafas secara cepat
3. Circulation Circulation
Dilakukan pemasangan 2 IV line dengan IV Pada crush injury, terjadi kerusakan
cath No. 18 G dan dilakukan pemberian pembuluh darah sehingga
cairan untuk mencukupi kebutuhan cairan mengakibatkan cairan dari intravaskuler
pasien, menjaga sirkulasi tubuh tetap lancar. berpindah keluar ke interstisial. Hal
Hasilnya yaitu akral hangat, merah, kering dikarenakan adanya perubahan
dan denyut jantung berkurang, tekanan permeabilitas yang hampir menyeluruh
darah naik. sehingga terjadi penimbunan cairan di
interstisial yang menyebabkan kondisi
hipovolemik
4. Disability Disability
Pada evaluasi secondary survey pada B3 atau Penilaian pada disability pada saat
Brain didapati pasien memiliki GCS15 (E4 M6 primary survey hanya menilai pasien
V5). dengan AVPU, dan pada secondary
survey dilakukan lebih cermat dengan
Glasgow Coma Scale dengan nilai paling
5. Exposure Exposure
Dijumpai fraktur terbuka pada kaki Seluruh pakaian dibuka dan mencari trauma dari
kiri setentang lutut hingga telapak head to toe. Dilakukan cara logroll untuk melihat
kaki adanya jejas di daerah punggung.
Pasien yang pakaiannya dibuka cenderung untuk
mengalami hipotermi, sehingga diperlukan untuk
menyelimuti pasien atau menggunakan blanket
penghangat.
6. Penanganan awal akibat crush injury Crush injury rentan terhadap rasa nyeri sehingga
dapat dicegah dengan dlakukan: diperlukan:
- Cegah hipovolemia - Golongan analgetik non-opiod selain bersifat
- Pasien dalam keadaan anti inflamasi juga bersifat antipiretik, dan anti
normovolume pembekuan darah. Analgetik NSAID sering
- Cegah nyeri, diberikan analgesia digunakan seperti ketorolac.
yaitu injeksi Ketorolac 30mg/8 - Sifat analgetik ketorolac setara dengan opioid,
jam/IV yaitu 30 mg ketorolac= 12 mg morfin= 100 mg
BAB V
KESIMPULAN
Bapak YA, 26 tahun 70 kg, datang ke Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik dengan keluhan
pendarahan disertai nyeri pada kaki kiri dan
didiagnosa dengan crush injury o/t left leg.
Dilakukan teknik anastesi RA- Epidural dan open
amputation left leg.