Anda di halaman 1dari 14

CARA KERJA HIV / AIDS

Disusun oleh:
Ferra Lusiana Testarossa
(106116027)
Pengertian

 HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency


Virus'. HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi.
 Definisi AIDS adalah singkatan dari 'Acquired
Immunodeficiency Syndrome / Acquired Immune Deficiency
Syndrome' yang menggambarkan berbagai gejala dan infeksi
yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Cara virus HIV masuk ke tubuh manusia dan
berkembang:
• Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun )
adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum
tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi
sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan
bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada
saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka
Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain
dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel
T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu,
dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
• Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan
melakukan pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang
terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA. DNA ini akan
disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan
kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang
membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai
antigen. Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak
dihancurkan oleh sel T4 helper.Kebalikannya, virus HIV yang
menghancurkan sel T4 helper.
• Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing,
mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi
limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan
tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu,
mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan
memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit
yang serius. Menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler
makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B
dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T penolong.
• Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik)
selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat
berkurang dari sekitar 1000 sel per ml darah sebelum infeksi
mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah
infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala
infeksi ( herpes zoster dan jamur oportunistik ) muncul,
Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru
akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi
infeksi yang parah. Seorang didiagnosismengidap AIDS
apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau
apabila terjadiinfeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
Mengapa virus HIV disebut retrovirus ?
Karena setelah menginfeksi sel T4 Virus HIV dengan suatu
enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan pemograman
ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat
double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus
sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi
yang permanen.
Family Centre Care

• Profesi keperawatan merupakan ladang amal, ilmu dan


kemanusiaan. Hal ini dikarenakan bahwa perawat tidak hanya
berfokus pada pelayanan yang diberikan kepada pasien atau
sering disebut sebagai Patient Centered Care (PCC) tapi juga
perawat memberikan pelayanan dengan melibatkan keluarga
pasien atau sering disebut Family Centered Care (FCC).
Peranan Family Center Care terhadap
pasien HIV
• Keluarga memiliki perann yang sangat penting . Dukungan
social yang diberikan kepada ODHA akan dapat menstabilkan
repon emosional, menurunkan tingkat kecemasan, dan
meningkatkan interaksi social. (lyw, 2005). Selain itu dalam
penelitian, lani juga dijelaskan bahwasemakin tinggi dukungan
social yang diterima ODHA, kecenderungan kebermaknaan
hidup ODHA akan semakin tinggi ( Astuti dan Budiyani,
2010).
• Dukungan Informatif juga bisa diberikan berupa bantuan atau
tindakan yang dilakukan oleh keluarga berupa saran ,
informasi serta nasehat yang dilakukan kepada pasien yang
dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah.
• Dukungan instrumental juga dapat diberikan yang berupa
tindakan keluarga dalam memberikan bantuan secara langsung
dan tidak langsung seperti merawat, mengantar control,
menyiapkan obat, penyediaan finansial untuk berobat, ataupun
pemberian materi secara langsung.
Beberapa tindakan yang dapat diterapkan
sebagai bentuk aplikasi di tatanan klinik terkait
penerapan Family Centered Care (FCC):
1. Orientasi keluarga: Mengorentasikan keluarga di lingkungan
tatanan klinis atau ICU baik lingkungannya, peralatan-
peralatannya, dan tindakan medisnya.
2. Terbentuknya Family Care Specialist (FCS): Perawat yang
tergabung dalam FCS ini yang mengkoordinasi dan
bertanggungjawab dalam menerapkan strategi supaya
keluarga juga terlibat dalam perawatan pasien kritis
3. Visitasi terbuka: visitasi dengan melibatkan keluarga
didalamnya
4. Mengijinkan keluarga untuk ada didekat pasien selama
pasien dilakukan tindakan/prosedur
5. Dibentuk dan dijalankannya family support group
6. Mendorong keterlibatan keluarga dalam perawatan
Pasien HIV/ AIDS penting mengetahui bahwa ia bisa hidup
dengan normal dan produktif. Demikian juga dengan
keluarganya, keluarga harus bisa menerima ODHA dengan besar
hati dan tidak melakukan diskriminasi terhadapnya:

1. Dukungan emosional
Keluarga senantiasa membahas perkembangan penyakit pasien,
keluarga membahas perkembangan penyakit pasien untuk
menentukan langkah tindak lanjut, keluarga selalu memberi rasa
nyaman pada pasien selama dirawat di rumah berupa kasih sayang
dan penerimaan, keluarga bersikap halus dan menerima bila ada
sikap negatif yang muncul dari pasien, dengan demikian diharapkan
pasien lebih bisa bersabar dan menerima kondisinya walaupun pada
awalnya ada sikap penyangkalan dari pasien dan keluarga, tetapi
peran keluarga, diharapkan mampu memahami dan memaklumi
apabila penyakit yang diderita merupakan suatu musibah dan
percaya bahwa dibalik merawat pasien dengan HIV/ AIDS pasti ada
hikmah yang bisa dipetik. Keluarga selalu mengingatkan, untuk
lebih dekat kepada Allah dan selalu ber-ihtiar untuk proses
kesembuhan.
2. Dukungan penghargaan
Dukungan penghargaan bisa berupakeluarga membandingkan
dengan orang lain, sehingga bahwa masih banyak orang lain yang
menderita penyakit yang samasehingga termotivasi dalam
menjalani pengobatan, sehingga dengan dukngan yang
baiklangkah pencegahan penularan ke orang lain akan behasil
apabila pasien merasanyaman secara individu, keluarga dan
masyarakat.

3. Dukungan informatif
Dukungan infromasi berupa bantuan atau tindakan yang
dilakukan oleh keluarga berupa saran, informasi serta nasehat
yang dilakukan kepada pasien yang dapat digunakan
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini
adalah dapat menekan munculnya stressor karena informasi yang
diberikan dapatmenyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada
individu.
4. Dukungan instrumental
Dukungan instrumental bisa berupa tindakan keluarga dalam
memberikan bantuan secara langsung atau tidak langsung,
misalnya merawat, mengantar kontol, menyiapkan obat,
penyediaan finansial utuk berobat ataupun pemberian materi
secara langsung, Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk
hubungan interpersonal berupa sikap, tindakan dan penerimaan
terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa
diterima, dalam hal ini keluarga yang menderita HIV/ AIDS.
• Referensi
• https://pt.scribd.com/document/363529939/Makalah-Face-Hiv
• https://www.sobatask.net/2015/10/siklus-hidup-hiv/
• https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hivaids/memahami-
siklus-hidup-virus-hiv/amp/.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai