Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PARTUS

SEROTINUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU


KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2013

Disajikan oleh:
Sulis Setyawati
17360368

Pembimbing
dr. Morel Sembiring, Sp.OG
PENDAHULUAN

Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang


melebihi waktu 42 minggu atau lebih belum terjadi persalinan.
Kejadian kehamilan lewat waktu berkisar antara 10% dengan
variasi 4% sampai 15%. Perlu diperhatikan bahwa sebagian besar
ibu di daerah pedesaan tidak mengetahui dengan pasti tanggal
haid terakhir, sehingga sulit melakukan evaluasi. Kehamilan
umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
Lanjutan

Kehamilan post term mempunyai hubungan yang erat


dengan mortalitas, morbiditas, perinatal, ataupun
makrosomia. Kematian janin akibat kehamilan lewat
waktu terjadi pada 30% sebelum persalinan, 55%
dalam persalinan, dan 5% post natal. Penyebab utama
kematian adalah hipoksia, dan aspirasi mkonium.
Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir
ialah suhu yang tidak stabil, Hipoglikemia, polisitemia
dan kelainan neurologic.
Metodologi Penelitian
Waktu
Rancangan penelitian:
Jenis Penelitian: bulan
Penelitian: cross sectional september –
Korelasional
desember
2013

Populasi: seluruh ibu Sampel :


melahirkan di ruang N
bersalin RSUD Patut n = ----------
Patuh Patju 1 + N (d)²
Kabupaten Lombok 374 Sampel
Barat
a. Karakteristik Responden
tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik ibu
bersalin diruang bersalin RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013
Karakteristik Ibu Jumlah Persen
USIA :
< 25 tahun 45 12
20-35 tahun 297 79,4
> 35 tahun 32 8,6
PEKERJAAN
Bekerja 37 9,9
Tidak Bekerja 337 90,1
PARITAS
Primigravida 176 47,1
Multigravida 150 40,1
Grandegravida 48 12,8
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kehamilan Ibu Hamil di
Ruang Bersalin RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013

No kehamilan jumlah Persen (%)

1 Serotinus 69 18,4

2 Tidak serotinus 305 81,6

Total 374 100


Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik ibu bersalin dan usia
kehamilan ibu hamil di ruang bersalin RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013
Karakteristik Usia kehamilan p
Serotinum Tidak
Serotinum
Jumlah jumlah
USIA
< 20 tahun 8 37 P= 0,369
20-35 tahun 58 239
> 35 tahun 3 29
PEKERJAAN P= 0, 712
Bekerja 6 31
Tidak bekerja 63 274
PARITAS P= 0,082
Primipara 39 137
Multigravida 26 124
grandemultigravida 4 44
Pembahasan
 Identifikasi usia ibu melahirkan di RSUD Patut Patuh Patju
tahun 2013
Melihat tabel 1 di atas bahwa sebagian besar responden
berada pada usia 20 – 35 tahun. Hal ini didukung oleh teori
Cuningham yang menyatakan bahwa kelompok usia 20 – 35 tahun
merupakan kelompok usia reproduksi sehat dan kebanyakkan
kehamilan akan terjadi pada kelompok usia ini. Dari teori dan
hasil penelitian yang ada, peneliti mengetahui bahwa sebagian
besar responden(79.40 %) berada pada kelompok usia reproduksi
sehat.
Identifikasi paritas ibu melahirkan di RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden tertinggi


yaitu responden dalam kategori paritas 1 (primipara)yaitu sebanyak 176 orang
(47.1 %) dan grande multigravida sebanyak 48 orang (12. 8 %). Dari data
tersebut peneliti mengetahui bahwa jumlah responden terendah berada pada
paritas >4, disebabkan karena telah digalakkannya program KB pada
masyarakat sehingga jumlah kelahiran ( paritas ) pun semakin rendah juga
didukung oleh ibu – ibu mayoritas termasuk golongan primipara artinya baru
pertama kali mengalami kehamilan. Melihat hasil tersebut menurut teori yang
dikemukakan oleh Erica. R bahwa tujuan KB adalah untuk memberikan
wewenang untuk menentukan sendiri jumlah dan jarak persalinan serta
mengurangi jumlah paritas yang merajuk pada pengendalian kepadatan
penduduk sedangkan untuk golongan primipara program KB ini disosialisasikan
sehingga ibu – ibu ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi KB untuk
mengatur jarak kehamilannya.
Identifikasi kejadian partus serotinus ibu melahirkan di RSUD Patut Patuh
Patju tahun 2013

Dari hasil penelitian terlihat bahwa responden terbanyak terdapat


dalam kategori ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 337 responden (90.10 %) .
Dari teori dan hasil penelitian yang ada, peneliti mengetahui bahwa pekerjaan
mempengaruhi seseorang dalam membatasi jumlah keluarga, dimana seorang
wanita yang memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang rendah atau tanpa
pekerjaan akan cenderung memiliki angka kelahiran yang tinggi. Hal ini
didukung oleh hasil suatu penelitian yang diungkapkan dalam Eric R. bahwa di
India yang mempunyai angka kelahiran yang tinggi, 94% dari pekerja wanita
bekerja disektor formal yang tanpa jaminan dan dengan gaji yang rendah.
Analisis hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian partus
serotinus di RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square antara karakteristik ibu hamil
yang terdiri dari umur, pekerjaan dan paritas tidak ada hubungan yang signifikan dengan kejadian
partus serotinus. Ini menunjukkan bahwa semua golongan umur baik yang beresiko terhadap
kehamilan maupun yang tidak beresiko terhadap kehamilan berpotensi yang sama untuk
mengalami serotinus, begitupun dengan paritas tidak melihat apakah paritas yang rendah atau
yang banyak memiliki potensi yang sama untuk terkena serotinus. Pekerjaan juga demikian halnya
juga berpotensi sama untuk terkena serotinus baik ibu – ibu yang tidak bekerja maupun ibu yang
bekerja semua berpotensi untuk mengidap serotinus.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat


disimpulkan bahwa karakteristik ibu hamil adalah
sebagai berikut :sebagian besar berusia 20-35
tahun sebanyak 297 orang (79,4 %); tidak bekerja
sebanyak 337 orang (99,1%) dan tidak serotinus
sebanyak 305 orang (81,6%). Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji Chi – Square didapatkan
bahwa karakteristik ibu hamil yang terdiri dari
usia, paritas dan pekerjaan tidak ada hubungan
yang signifikan dengan kejadian serotinus
Alhamdulillahirrabbil’alamiin

Wassalamu’alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai