Anda di halaman 1dari 31

SISTEM

TRAUMATOLOGI
MODUL 2
KELOMPOK 1 Tutor :
dr. Rusdi Effendi, Sp. KJ
Kelompok 1
◦ Noer M. Riansyah 2014730074
◦ Muhammad Irsyifa Azmi 2014730062
◦ Verga Baiqilah Torada 2014730096
◦ Wijdani Shafrina 2014730097
◦ Mentari Nur Farida2014730056
◦ Nadya Ayu Purwaning H 2014730070
◦ Alun Khairunnisa 2014730005
◦ Harniza Mauludi 2014730039
◦ Tamara Haramain 2014730088
◦ Nur Ilma P. La Zalimu 2014730076
Skenario
Pasien laki-laki 19 tahun mengendarai sepeda motor tidak memakai helm.
Tergeletak di jalan raya setelah terjatuh dari motor dengan kecepatan tinggi.
Ditemukan tergeletak, agresif gelisah dengan deformitas di tungkai kanan. Di
tempat kejadian, pasien tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.

Kata/Kalimat Sulit
Tidak ada kata sulit

Kata/Kalimat Kunci
1. Laki-laki 19 tahun
2. Terjatuh dari motor dengan kecepatan tinggi
3. Penurunan kesadaran
4. Tidak memakai helm
5. Agresif, gelsah
6. Deformitas di tungkai kanan
Data Tambahan
◦ Riwayat Penyakit dahulu : Tidak Jelas
◦ Riwayat pengobatan/alergi/keluarga : Tidak Jelas
Tanda Vital :
HR BP Temperature Saturasi Oksigen RR
12490/50 37 98% 18
Keadaan Umum :
Gelisah, tidak menjawab pertanyaan dengan baik
GCS 12
Kepala – Leher : hematom parietal kanan, nyeri tekan tidak ada, keluar cairan dan telinga atau hidung tidak
ada, trachea ditengah
Paru-paru : Suara nafas normal
Jantung : Takikardi, irama reguler
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Pelvis : unstable, krepitasi (+)
Punggung : nyeri tekan dan deformitas tidak ada
Extremitas : luka terbuka di tungkai kanan dengan pulsasi nadi reguler
MIND MAP
Laki-laki 19
tahun
Jatuh dari
motor dgn
kecepatan
tinggi

Deformitas Penurunan
tungkai kanan kesadaran
Secondary
survery
Trauma

Transportasi

A-B-C-D
Penanganan di
RS
Analisis Masalah
1. Jelaskan biomekanika trauma ?
2. Jelaskan definisi multiple trauma ?
3. Jelaskan patomekanisme multiple trauma pada kasus di skenario ?
4. Jelaskan faktor yang memerberat multiple trauma ?
5. Jelaskan penyebab dan patomekanisme penurunan kesadaran disebabkan oleh trauma kepala ?
6. Bagaimana cara tindakan awal penanganan A-B-C-D ?
7. Bagaimana tindakan lanjutan jika terjadi kegagalan pada tindakan awal ?
8. Bagaimana cara penatalaksanaan pada fraktur pelvis dan tungkai kanan ?
9. Bagaimana cara pemakaian obat-obatan darurat sesuai dengan penyebab penurunan
kesadaran ?
10.Bagaimana cara melakukan tindakan khusus pada pasien dengan multiple trauma pada skenario
?
11.Bagaimana cara melakukan melakukan transportasi dan rujukan pada pasien di skenario ?
Biomekanika Multiple Trauma
◦proses mekanisme kejadian kecelakaan pada saat
sebelum, dan sesudah kejadian.
◦Pengetahuan akan biomekanik trauma penting karena
akan membantu dalam mengerti akibat yang ditimbulkan
trauma dan waspada terhadap jenis perlukaan tertentu.
Oleh karena itu penting sekali bagi setiap petugas
penanganan gawat darurat untuk bertanya :
A. Apa yang terjadi ?
B. Apa cedera yang mungkin diderita korban ?
Mekanisme Cedera Yang Di Antisipasi
Kecelakaan Mobil
1. Tabrakan depan Fase 1
a. Patah tulang paha karena menahan beban berlebihan
b. Dislokasi sendi panggul karena terdorong kedepan sehingga lepas
dari mangkuknya.
c. Dislokasi lutut atau bahkan Patah tulang lutut Karena benturan
yang keras pada dash board

Fase 2
a. Cedera abdomen sampai terjadinya perdarahan dalam karena
terjadinya perlukaan/ruptur pada organ seperti hati, limpa, lambung
dan usus.
b. Cedera dada seperti patah tulang rusuk dan tulang dada.
c. Selain itu ancaman terhadap organ dalam rongga dada seperti paru-
paru, jantung, dan aorta

Fase 3
a. Cedera kepala (berat, sedang, ringan)
b. Patah tulang leher (fraktur servikal)
Mekanisme Cedera Yang Di Antisipasi
Kecelakaan Mobil
Fase 4
a. Patah tulang belakang (servikal-koksigis) karena proses duduk yang begitu
cepat sehingga menimbulkan beban berlebih pada tulang belakang.
b. Patah tulang leher karena tidak ada head rest.
c. Multiple trauma apabila penderita terpental keluar dari kendaraan.

2. Tabrakan dari Badan penumpang akan terakselerasi kedepan sedangkan kepalanya seringkali
belakang tidak terakselerasi sehingga akan mengakibatkan hiperekstensi leher .
Fraktur Servikal
Mekanisme Cedera Yang Di Antisipasi
Kecelakaan Mobil
3. Tabrakan dari Benturan lateral adalah tabrakan / benturan pada bagian samping kendaraan, yang
samping mengakselerasi penumpang menjauhi titik benturan
a. Fraktur servical
b. Fraktur iga
c. Trauma paru
d. Trauma hati / limpa
e. Trauma pelvis
f. Trauma skeletal

4. Terbalik Pada kendaraan yang terbalik, penumpangnya dapat mengenai / terbentur pada semua
bagian dari kompartemen penumpang.
a.Multiple trauma
b.Waspadai kemungkinan cedera tulang belakang dan fraktur servikal

5. Terlempar (keluar) a. Multiple trauma


b. Trauma kepala
c. Trauma organ dalam
d. Fraktur servikal
Mekanisme Cedera Yang Di Antisipasi
Kecelakaan Motor
1. Benturan depan Bila roda depan menabrak suatu objek dan berhenti mendadak maka kendaraan akan
berputar kedepan,dengan momentum mengarah kesumbu depan
Bila pengendara terlempar keatas melewati stang kemudi, maka tungkainya mungkin
yang akan membentur stang kemudi, dan dapat terjadi = fraktur femur bilateral.

2. Benturan samping Pada benturan samping, mungkin akan terjadi fraktur terbuka atau tertutup tungkai
bawah. Pada tabrakan samping pengendara juga akan terpental karena kehilangan
keseimbangan sehingga akan menimbulkan = cedera tambahan.

3. Menjatuhkan Untuk menghindari terjepit kendaraan atau objek yang akan ditabraknya pengendara
kendaraannya mungkin akan menjatuhkan kendaraannya untuk memperlambat laju kendaraan dan
memisahkanny dari kendaraan. Cara ini dapat menimbulkan cedera jaringan lunak yang
sangat parah.
Multiple Trauma
◦Multiple trauma
dapat didefinisikan sebagai cedera pada minimal dua sistem organ yang
menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa.

◦Multiple trauma adalah suatu sindrom dari cedera multipel dengan derajat
keparahan yang cukup tinggi (ISS >16) yang disertai dengan reaksi sistemik
akibat trauma yang kemudian akan menimbulkan terjadinya disfungsi atau
kegagalan dari organ yang letaknya jauh dan sistem organ yang vital yang
tidak mengalami cedera akibat trauma secara langsung (Trentz O L, 2000).
Patofisiologi
Trauma
Mekanisme Penurunan kesadaran
akibat trauma kepala
Trauma Hiperekste
kepala
Akselerasi
nsi kepala

Blokade
Otak tidak reversible Otak
mendapat lintasan membentang
input aferen ascending batang otak
retikularis difus

Kedasaran
hilang
Primary Survey

Tanpa Alat

Dengan Alat
(Definitif)
Primary Survey

Look – Listen -
Feel

Pulse Auskulta
Oxymet si toraks
er bilateral
Primary Survey
◦Lakukan penilaian status hemodinamik
dengan melihat :
◦ Tingkat kesadaran
◦ Warna kulit
◦ Nadi
◦ Tekanan darah
◦Kontrol dan hentikan perdarahan eksternal
Primary Survey
◦ Evaluasi keadaan neurologis dengan menilai :
◦ Tingkat kesadaran
◦ Ukuran dan reaksi pupil
◦ Tanda-tanda lateralisasi
◦ Tingkat cedera spinal

Glascow
coma scale A-V-P-U
(GCS)
Primary Survey
◦Evaluasi keadaan penderita dengan
membuka pakaian penderita
◦Cegah penderita mengalami
hipotermi dengan memberikan
selimut dan cairan intravena yang
sudah dihangatkan
Penanganan lanjutan
1. Intubasi
2. Berikan yes Trauma kepala
manitol dengan penurunan
1g/kg IV kesadaran atau pupil
3. Perhatikan anisokor
hiperventil
NO
asi

1. Cek TTV dan pasang cairan IV, cek


darah lengkap, AGD
2. X-RAY AP-PELVIS
3. Pemeriksaan head to toe
4. Pasang cateter urin
5. Pasang NGT

Pneumothorax / Tamponade Trauma Robekan/laseras Cedera kepala


hemathorax jantung abdomen i aorta

Needle Thoracotomy FAST, DPL atau CT SCAN CT SCAN


thorakostomi, CT scan
pemasangan
chest tube
Penatalaksanaan pada fraktur pelvis
dan tungkai kanan
Penatalaksanaan Pada Fraktur pelvis Penatalaksanaan pada fraktur tungkai
◦ Military anti shock trousers (MAST) ◦ Hilangkan rasa nyeri dengan
◦ Pengikat dan sheet pelvis memberikan analgesic oploid
intravena
◦ Fiksasi eksternal
◦ Melakukan debridement
◦ C-clamp
◦ Pembidaian
◦ Resusitasi cairan
◦ Traksi
◦ Produk-produk darah dan faktor
◦ ORIF (open reduction internal
kombinan viia
fixation)
Obat-obatan darurat pada pasien
dengan penurunan kesadaran
Cedera kepala sedang (GCS=9-12) Pasien dalamkategori ini bisa mengalami
gangguan kardiopulmoner, oleh karena itu urutan tindakannya sebagai berikut:
a. Periksa dan atasi gangguan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
b. Periksa singkat atas kesadaran, pupil, tanda fokal serebral dan cedera organ
lain. Fiksasi leher dan patah tulang ekstrimitas
c. Foto kepala dan bila perlu bagiann tubuh lain
d. CT Scan kepala bila curiga adanya hematom intrakranial e. Observasi fungsi
vital, kesadaran, pupil, defisit fokal serebral
Penanganan Manfaat /indikasi Dosis/cara pemberian
1. Hiperventilasi terjadi vasokontriksi • Hiperventilasi dengan pCO2
yang diikuti sekitar 30 mmHg
berkurangnya aliran dipertahankan selama 48-72
darah serebral. jam, (bila naik diteruskan
selama 24-48 jam).
• Bila TIK tidak menurun dengan
hiperventilasi periksa gas
darah dan lakukan CT scan
ulang untuk menyingkirkan
hematom
2. Drainase Tindakan ini dilakukan • Untuk jangka pendek dilakukan
bil ahiperventilasi drainase ventrikular,
tidak berhasil. • sedangkan untuk jangka
panjang dipasang ventrikulo
peritoneal shunt, misalnya bila
terjadi hidrosefalus
3. Terapi diuretik • Manitol: • Bolus 0,5-1 gram/kgBB dalam
• Diuretik osmotik menurunkan TIK 20 menit dilanjutkan 0,25-0,5
(manitol 20%): dengan menarik air gram/kgBB, setiap 6 jam
• Loop diuretik dari jaringan otak selama 24-48 jam. Monitor
(Furosemid) normal melalui osmolalitas tidak melebihi 310
sawar otak yang mOSm
Penanganan Manfaat/indikasi Cara pemberian/dosis
• Loop diuretik Frosemid : Dosis 40 mg/hari/iv
(Furosemid) • dapat menurunkan TIK
melalui efek
menghambat
pembentukan cairan
cerebrospinal dan
menarik cairan
interstitial pada edema
sebri.
• mempunyai efek
sinergik dan
memperpanjang efek
osmotik serum oleh
manitol.

4. Terapi Terapi ini diberikan pada Bolus 10 mg/kgBB/iv selama


barbiturat kasus-ksus yang tidak 0,5 jam dilanjutkan 2-3
(fenobarbital) responsif terhadap semua mg/kgBB/jam selama 3 jam,
jenis terapi yang tersebut lalu pertahankan pada kadar
diatas serum 3-4 mg%, dengan dosis
sekitar 1 mg/KgBB/jam.
Setelah TIK terkontrol, 20
Pasien
Trauma

Intervensi
Assessment Awal

Hemodina
End Points of
mik stabil
Rescucitation
Saturasi
Oksigen
normal
Klasifikasi : Urine
1. Stable Output
2. Borderline normal
3. Unstable
PENANGANAN
Tidak perlu
4. In Extremis
inotropik
Klasifikasi Kondisi pada Pasien Multiple
Trauma beserta Penanganannya
STABLE
1. Keparahan •Hemodinamik stabil
Trauma • Tidak terdapat gangguan fisiologis
2. Cedera Spesifik • Tidak memiliki cedera yang mengancam jiwa
3. Respon terhadap Respon terhadap terapi awal
Terapi
4. Penanganan Mampu mengalami tindakan pembedahan

BORDERLINE
1. Keparahan • Gangguan Fisiologis
Trauma
• Multiple injuries + trauma thorak
•Multiple injuries + cedera abdomen pelvis yang parah + syok hipovolemik
2. Cedera Spesifik •Kontusio paru pada pemeriksaan radiologis
•Fraktur femur bilateral
•Cedera kepala yang sedang/berat
3. Respon terhadap Telah distabilkan dan Respon terhadap terapi awal
Terapi
4. Penanganan Invasive monitoring
UNSTABLE
1. Keparahan • Hemodinamik tidak stabil walaupun telah dilakukan resusitasi awal
Trauma
2. Cedera • Multiple organ failure
Spesifik
3. Respon Tidak respon terhadap terapi awal
terhadap Terapi
Damage control approach
• Rapid life saving surgery
4. Penanganan
• Transfer ke ICU
• Pembedahan kompleks ditunda
IN EXTREMIS
1. Keparahan • Triad of death ( Hipotermia, Asidosis, Koagulopati)
Trauma
2. Cedera Spesifik • Ongoing uncontrolled loss
3. Respon terhadap Tidak respon terhadap resusitasi agresif
Terapi
Damage control approach
• Rapid life saving surgery
4. Penanganan
• Transfer ke ICU
• Pembedahan kompleks ditunda
Syarat sebelum transportasi
Pastikan jalan napas aman:
1. NGT untuk dekompresi
lambung
Hematom Trauma
2. Intubasi untuk jalan napas
parietal kanan capitis
paten.
3. Kateter untuk menurunkan
tekanan intraabdomen.

Penanganan luka:
Luka terbuka 1. Perdarahan dihentikan
tungkai kanan 2. Luka ditutup
3. Patang tulang difiksasi.
Pengelolaan selama transport
Petugas pendamping harus yang terlatih tergantung keadaan
penderita, dan masalah yang mungkin akan timbul:
a) Monitoring TTV dan pulse oximetry.
b) Bantuan kardio-respirasi dimana diperlukan.
c) Pemberian darah bila diperlukan.
d) Pemberian obat sesuai instruksi dokter, atau sesuai prosedur
tetap.
e) Menjaga komunikasi dengan dokter selama transportasi.
f) Melakukan dokumentas selama transportasi.
Faktor untuk merujuk pasien
Kriteria
fisiologis

Pola
perlukaan

Biomekanika
trauma
Kesimpulan
Pasien multiple trauma dengan GCS 12 : delirium
cedera kepala yang sedang menjalani tanda syok kelas 1 dan 2,
Penanganan luka fraktur pada tungkai kanan dengan Open
Reduction Internal Fixation (ORIF) sedangkan penangan
fraktur pada pelvis dengan melakukan fiksasi dan pembidaian
serta Military anti shock trousers (MAST)

Anda mungkin juga menyukai