Anda di halaman 1dari 5

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Kejadian Anemia Pada Remaja Putri


Anis fadhylah P07124215041
Latar Belakang
• Anemia merupakan keadaan dimana konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah
dalam darah. (WHO,2015). National Institute of Health(NIH) Amerika 2011
menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah
merah yang cukup (Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017). Anemia gizi adalah
keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah yang lebih
rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa
unsur makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut
(Arisman, 2010:173)
• Anemia pada umumnya paling banyak terjadi di negara berkembang seperti
negara indonesia. Secara nasional berdasarkan hasil riskesdas 2013 prevalensi
anemia mencapai 21,7%, dimana 18,4% terjadi pada laki – laki dan 23,8% terjadi
pada perempuan. Pada kelompok usia 15 – 24 tahun prevalensi anemia 18,4%
(Riskesdas,2013:256)
•Prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri tahun 2018 di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) umur 12 – 18 tahun yaitu 19,3%.
Gambaran grafis memperlihatkan bahwa di Kabupaten Bantul
(14,4%), Sleman (16,6%), Kota Yogyakarta (19,3%), Gunungkidul
(23% ), dan Kulon Progo (34,7%) (Dinkes DIY,2018) .
•Pada studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Kulonprogo diketahui bahwa kecamatan Kokap dengan angka
kejadian anemia tertinggi (33,44%) padahal cakupan pemberian
Tablet Tambah Darah di kecamatan Kokap sudah 100% pada remaja
putri.
Rumusan Masalah
Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh
wanita usia subur (WUS) atau remaja putri.
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti membuat
rumusan masalah “faktor – faktor apa sajakah yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada remaja putri”
Tujuan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai