Anda di halaman 1dari 13

STROKE/ CEREBRO VASCULAR

ACCIDENT (CVA)

Disusun oleh :
1. Wisnu Pradhana

2. Johan Pranata

3. Moly Levia Lestari

4. Ferra Lusiana Testarossa


DEFINISI

 Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai


dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa
terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
 Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
KLASIFIKASI
 Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala
kliniknya, yaitu:
1) Stroke Hemoragi
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak
tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat
aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
2) Stroke Non Hemoragi

Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya


terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi
hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder
MENURUT PERJALANAN PENYAKIT ATAU STADIUMNYA,
YAITU:
1. TIA (Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis, Gejala yang
timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu
kurang dari 24 jam.
2. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang
dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan
bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa
hari.
3. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah
menetap atau permanen
ETIOLOGI
 Penyebab stroke
a. Thrombosis Cerebral : Thrombosis ini terjadi pada pembuluh
darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya.
b. Haemorhagi : Akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang
dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan
jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan
mungkin herniasi otak.
d) Hipoksia Umum : Hipertensi yang parah,Cardiac Pulmonary
Arrest,Cardiac output turun akibat aritmia.
e) Hipoksia Setempat : Spasme arteri serebral, Vasokontriksi arteri
otak disertai sakit kepala migrain.
PATOFISIOLOGI
 Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik
dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang
sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari
keseluruhan penyakit cerebro vaskuler, karena perdarahan yang
luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan intracranial
dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak, Kematian
dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke
batang otak.
MANIFESTASI KLINIS
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau
hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya
hemiparesis) yang timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.
KOMPLIKASI
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi
komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1) Berhubungan dengan immobilisasi infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2) Berhubungan dengan paralisis nyeri pada daerah punggung,
dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3) Berhubungan dengan kerusakan otak è epilepsi dan sakit kepala.
4) Hidrocephalus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Angiografi serebral
b. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
c. CT scan
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
e. EEG
f. Pemeriksaan laboratorium
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan
pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan
trakeostomi, membantu pernafasan.
 Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,
termasuk untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
 Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
 Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
 Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
 Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi
kepala yang berlebihan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
 Identitas klien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Pengumpulan data meliputi :
a) Aktivitas/istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
d) Eliminasi
e) Makanan/caitan
f) Neuro Sensori
g) Nyaman/nyeri
h) Respirasi
i) Keamanan
j) Interaksi sosial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan aliran darah ke otak terhambat
2) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan
sirkulasi ke otak
3) Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting
berhubungan kerusakan neurovaskuler
4) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neurovaskuler
5) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
kesadaran.
6) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
immobilisasi fisik
7) Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
8) Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai