Anda di halaman 1dari 20

Yang Disusun Oleh :

1. Nila Ayu Fudkhulia Rizki


2. Heny Ning Tiyas
3. Evita Anggraeni
4. Samsul Bakhri
5. Ferra Lusiana Testarossa
Definisi
 Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan
bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan dari konsep
eutosia 3P
(power, passage, passenger).(manuaba,1998).
 Menurut rustam mochtar, 1998 adalah kesulitan dalam jalannya
persalinan.
 Secara harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai
dengan kemajuan persalinan yang lambat (Al-fathdry,2002).
KLASIFIKASI
1. Distosia karena kelainan presentasi
2. Distosia Kelainan Tenaga dan / His
3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir
4. Distosia karena kelainan janin
5. Distosia karena kelainan panggul
ETIOLOGI
Distosia dapat disebabkan oleh :
1) Distosia karena kelainan presentasi malpersentasi
2) Distosia karena kelainan posisi janin
3) Distosia karena kelainan tenaga/ His
4) Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau
keabnormalan saluran reproduksi yang dapat mengganggu
dorongan atau pengeluaran janin
5) Distosia karena kelainan janin
MANIFESTASI KLINIS
a) Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping
b) Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
c) Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
d) Terjadi distensi berlebihan pada uterus
e) Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak
berlawanan dengan letak dada, teraba bagian – bagian kecil
janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas pada
dada.
KOMPLIKASI
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan
komplikasi antara lain :
 Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat
sementara kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dan juga
dapat mengakibatkan terjadinya fistula karena nekrosis pada
jalan lahir
 Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin
mengalami hipoksia dan perdarahan
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN
KEPERAWATAN
 Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan
passage serta passanger normal,pasien dengan fase laten memanjang
sering mendapat manfaat dari hidrasi dan istirahat terapeutik.
Apabila dianggap perlu untuk tidur,morfin(15 mg) dapat
memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari
persalinan,diagnosa persalinan palsu dapat ditinjau kembali,berupa
perangsangan dengan oksitosin.
 Protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan,sejauh persalinan
mau dan tidak ada bukti disproporsi sevalopelvik,mal presentasi atau
fetal distress. Pemberian oksitosin sering bermanfaat pada pasien
dengan suatu kontrakti hipotonik.
 Kelainan penghentian : Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik
dianjurkan untuk dilakukan seksio sesarea.perangsangan oksitosin
hanya dianjurkan sejauh pelviks memadai untuk dilalui janin dan
tidak ada tanda-tanda fetal distress
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Tes Prenatal : Untuk memastikan penyulit persalinan seperti :
janin besar, malpresentasi
 Pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis, presentasi
dan posisi janin
 Pengambilan sample kulit kepala janin : mendeteksi atau
mencegah asidosis
PENGKAJIAN
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan dahulu
3) Riwayat kesehatan keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala : rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada
ketombe
 Mata : Biasanya konjungtiva anemis
 Thorak : Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis
pernafasan, biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat
pernafasan
 Abdomen : Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his
kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan,
biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau
tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/
tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/
tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung
kemih.
LANJUTAN

 Vulva dan Vagina : Lakukan VT : biasanya ketuban sudah


pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba
promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya
teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya
plasenta previa
 Panggul : Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada
kelainan bentuk panggul dan kelainan tulang belakang
POLA FUNGSIONAL GORDON
 Pola persepsi-menajemen kesehatan
klien terkadang tidak mengetahui bagaimana penatalaksaan terhadap
sakitnya ini
 Pola nutrisi – metabolik
 Biasanya pada klien terdapat penurunan nafsu makan karena sakit
yang ia alami
 Pola eliminasi
biasanya pada klien ini distensi usus atau kandung kemih yang
mungkin menyertai
 Pola latihan dan aktivitas
keadaan biasanya pada klien ini mengalami keletihan,kurang
energi,letargi,penurunan penampilan
 Pola istirahat dan tidur
biasanya pada klien ini istriharatnya terganggu karena sakit yang
dirasakan.
LANJUTAN
 Konsep diri
merasa stress dengan keadaan penyakitnya ini.
 Pola peran dan hubungan
biasanya ada sedikit masalah karena klien merasa rendah diri karena
selalu merasa bergantung kepada orang di sekitarnya
 Pola reproduksi
uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi
multipel.
 Pola kognitif-perseptual
biasanya tidak ada masalah dengan indra.
 Pola coping
klien biasanya tampak cemas dan keakutan
 Pola keyakinan
pada keadaan ini klien susah menjalankan kewajibannya dalam
beribadah karena sakit yang ia alami
INTERVENSI
1. Resiko kekurangan volume cairan bd hipermetabolik , peningkatan
kehilangan cairan
Noc :
Keseimbangan cairan :
• TD normal
• Palpasi nadi perifer normal
• HT normal

Status Nutrisi: Intake Makanan dan Cairan


• Intake makanan dan cairan mencukupi

Hidrasi
• Pengeluaran urine DBN
• Hidrasi kulit normal
• Kelembaban membrane mukosa normal
Nic:
Manajemen Cairan
• Pantau masukan. perhatikan berat jenis urin. Anjurkan klien untuk
mengosongkan kandung kemih sedikitnya sekali setiap hari 1 1/2 jam
• Pantau suhu setiap 4 jam lebih sering bila tinggi. Pantau tanda-tanda
vital/ DJJ sesuai indikasi
• Beri cairan jernih dan es batu sesuai izin.
• Kaji praktik budaya mengenai masukan.
• Pantau kadar Hematokrit
• Terapi Intra Vena
• Berikan bolus cairan parentral sesuai indikasi.
• Pemantauan Cairan
• Kaji tentang riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan pola eliminasi
• Monitor warna dan kuantitas urin
• Beri cairan
2. Kerusakan Pertukaran Gas resiko tinggi terhadap janin berhubungan
dengan kontraksi uterus yang lama
Noc :
Status Respiratori: Pertukaran Gas
 Tidak ada kegelisahan
 Tidak ada sianosis
 Mudah bernafas

Nic :
Monitor Respiratori
 Monitor frekuensi, rata-rata, irama, kedalaman dan usaha bernafas
 Catat pergerakkan dada, lihat kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, dan supraklavikula dan retaksi otot intercostal
 Monitor bising pernafasan seperti ribut atau dengkuran
LANJUTAN
Nic :
Terapi Oksigen
 Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
 Pemberian Posisi
 Posisikan klien miring kiri gunakan baji di bawah bokong kanan bila
klien terlentang atau tinggikan klien pada posisi semi duduk.
3. Resiko Cedera tinggi terhadap janin berhubungan dengan hipoksia
jaringan, penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD.
Noc :
Status Keamanan: Cedera Fisik
Kontrol Resiko
 Menunjukan DJJ dan variasi denyut perdenyut dalam batas normal
tidak ada perubahan periodik yang menyenangkan dalam respon
terhadap kontraksi uterus.

Noc :
Peningkatan Keamanan
 Melakukan manuver leopold untuk menemukan posisi janin,
berbaring dan presentasi
LANJUTAN

Kontrol Resiko
 Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik. Pantau
dengan sering. Perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodik pada
respon terhadap kontraksi uterus
 Catat kemajuan persalinan
 Catat DJJ bila ketuban pecah, kemudian setiap 15 mnt x3. Pantau
perubahan periodik pada DJJ setelah ruptur
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai