Anda di halaman 1dari 44

Annisa Farida Muti, S.Farm., M.Sc., Apt.

Program Studi S1 Farmasi


Fakultas Farmasi ISTN
Pendahuluan

Problem Penggunaan Obat pd Pediatri

Farmakokinetika Obat pd Pediatri

Farmakodinamika Obat pd Pediatri

Masalah TerkaitObat pd Pediatri

Prinsip Pemakaian Obat pd Pediatri

2
 Bahasa Yunani yaitu
 Pedos yg berarti anak
 Latrica yg berarti pengobatan anak

 Beberapa penyakit memerlukan penanganan


khusus utk pasien pediatri

3
 Pediatri : anak yg berusia lebih muda dari 18 tahun
 Prematur : bayi yg dilahirkan sblm berusia 37 minggu
 Neonatus : usia 1 hari sampai 1 bulan
 Bayi : usia 1 bulan smapai 1 tahun
 Anak : usia 1 tahun sampai 11 tahun
 Remaja : usia 12 tahun sampai 18 tahun

4
5
 Masa bayi & anak merupakan periode
pertumbuhan & perkembangan yg sangat
pesat
 Anak bukan dewasa kecil :
 Fisiologi anak berbeda dg fisiologi orang dewasa
dan hewan
 Ekstrapolasi dari studi nonpediatrik pd banyak
kasus tdk cukup menentukan resiko pd anak

6
7
Perubahan pd
Konsentrasi obat di
Etika penelitian farmakokinetika &
plasma meningkat
farmakodinamika

Bentuk sediaan Regimen dosis Adverse effect

8
 Etika penelitian pd pediatri

DEKLARASI
HELSINKI

NUREMBERG CIOMS
CODE WHO

9
 Penelitian pd anak dapat dilakukan apabila
tujuan penelitian tersebut relevan dg
kebutuhan kesehatan anak
 Bagaimanapun juga, prosedur penelitian yg
secara langsung tdk memberikan manfaat
pd anak tdk perlu dilakukan
 Anak-anak tdk boleh dilibatkan dlm
penelitian yg mungkin dpt dilakukan sama
baiknya pd orang dewasa
10
 Data farmakokinetik, farmakodinamik, efikasi
dan keamanan obat utk bayi & anak masih
sangat jarang
 Kurangnya informasi mengenai hal ini
menyebabkan timbulnya kejadian reaksi obat yg
tdk dikehendaki :
 grey baby syndrome (sebagai akibat pemberian
kloramfenikol dengan dosis berlebih)
 phocomelia (sebagai akibat pemberian thalidomida)
 kernicterus (sebagai akibat pemberian sulfonamida)

11
 Obat yg diresepkan utk bayi dan anak tdk
tersedia dlm bentuk sediaan yg dikehendaki
 obat racikan
 Pemberian sediaan terkendala jml volume &
akses yg terbatas utk pediatri  pemberian
IV memerlukan metode khusus
 Pemberian sediaan oral utk bayi & anak dpt
menjadi hal yang rumit bagi orang tua atau
perawat
12
 Sekresi asam lambung blm sebanyak pd dewasa pH
lambung lebih alkalis
 Menurunkan abs obat asam lemah
 Meningkatkan abs obat basa lemah

 Waktu pengosongan lambung pd bayi baru lahir lebih lambat


(yaitu 6-8 jam)
 Waktu pengosongan & pH lambung mencapai tahap normal pd usia
sekitar 3 tahun, sedangkan dewasa 3-4 jam

 Peristaltik pd neonatus tdk beraturan & mungkin lebih


lambat

13
 Absorpsi obat sec perkutan meningkat
(terutama bayi prematur)  kulitnya lebih
tipis, lebih lembab & lebih besar (dlm ratio
luas permukaan tubuh per kgBB)
 Contoh obat : steroid, asam borat, heksaklorofen,
iodium, asam salisilat & alkohol

14
 Absorpsi obat sec IM bervariasi & sulit diperkirakan
 Perbedaan massa otot, ketidakstabilan vasomotor perifer,
kontraksi otot & perfusi darah relatif lebih kecil dari
dewasa kecuali persentase air dlm otot bayi >>
dibandingkan dewasa

 Misal : fenobarbital diabsorpsi sec cepat, absorpsi


diazepam memerlukan waktu lebih lama
 Oleh karena itu, pemberian IM jarang dilakukan pd
neonatus kecuali pd keadaan darurat/ tdk
dimungkinkan pemberian IV

15
 Kondisi bayi & anak yg tdk memungkinkan
menggunakan PO (muntah, kejang)
 Ada kemungkinan variasi individu pd suplai
darah ke rektum  menyebabkan variasi
kecepatan & derajat absorpsi pd pemberian
rektal

16
17
 Volume CES & total VOLUME CES
cairan tubuh relatif lebih Neonatus 50% total BB
tinggi dibandingkan Bayi 4-6 bulan 35% total BB
dewasa Bayi 1 tahun 25% total BB
Dewasa 20-25% total BB
 Vd obat yg hidrofil
meningkat  dosis TOTAL CAIRAN TUBUH
mg/kgBB harus Prematur 80-85% total BB
ditingkatkan Bayi normal 75% total BB

 Contoh : fenobarbital Na, Bayi 3 bulan 60% total BB


penisillin, aminoglikosida Dewasa 55% total BB

18
 Jaringan lemak pd bayi lebih sedikit
dibandingkan dewasa
 Pada bayi prematur 1-2% bayi lahir cukup bulan
15%, sedangkan pada orang dewasa sekitar 20%

 Vd obat lipofil menurun  diperlukan


penurunan dosis dan/atau penyesuaian
interval

19
 Afinitas ikatan OP pd bayi & anak lebih rendah
dibandingkan dewasa  kadar obat bebas lebih
tinggi  shg diperlukan dosis yg lebih kecil atau
interval yg lebih panjang
 Afinitas ikatan OP akan sama dg dewasa pada
usia 10-12 bulan
 Contoh  dosis gentamisin :
 Neonatus usia 0-7 hari 5 mg/kg BB setiap 48 jam
 Bayi usia 1 - 4 minggu tiap 36 jam
 Lebih dari 1 bulan setiap 24 jam
 Anak usia 7-8 bulan 4 mg/kg BB setiap 24 jam

20
21
 BBB mrp barrier permeabilitas antara
sirkulasi & sel otak dlm cairan serebrospinal
 BBB pd neonatus blm lengkap sec fungsional
 lebih permeabel  mudah ditembus obat/
mikroorganisme
 Faktor yg berpengaruh pd transpor obat
melalui BBB  kelarutan dlm lemak
 Hal ini mengakibatkan meningkatnya uptake
barbiturat & morfin pd infant
22
 Sistem enzim di hati pd neonatus & bayi belum
sempurna, terutama pd proses oksidasi dan
glukoronidase
 Sebaliknya pada jalur konjugasi dg asam sulfat
berlangsung sempurna

 Dosis beberapa antiepilepsi & teofilin utk bayi


lebih besar daripada dosis dewasa agar tercapai
konsentrasi plasma terapeutik
 Hal ini disebabkan bayi belum mampu melakukan
metabolisme senyawa tsb mjd bentuk metabolit
aktifnya
23
24
25
26
 Filtrasi glomerulus, sekresi tubulus,
reabsorbsi tubulus menurun dan bersihan
(clearance) obat tdk dpt diprediksi,
tergantung cara eliminasi obat di ginjal
 Kecepatan filtrasi glomerulus pada neonatus
adalah 0,6–0,8 mL/menit per 1,73 m2 dan pada
bayi adalah 2-4 mL/menit per 1,73 m2

27
28
29
• Perubahan patofisiologi yg spesifik berlangsung pd
pasien pediatri yg mpy penyakit tertentu
• Jantung neonatus belum memberikan respon yg
optimal thp obat simpatomimetik  diperlukan
agonis  lebih tinggi utk memberikan efek yg
sebanding
• Amfetamin menyebabkan stimulasi SSP pd orang
dewasa  tetapi pd anak digunakan utk terapi
hiperaktif
30
• Glukokortikoid menyebabkan gangguan
pertumbuhan pd bayi dan gangguan kematangan
epiphyseal
• Opioid narkotik menyebabkan infant respiratory
distress syndrome
 Manifestasi klinik asma kronik pd anak berbeda dg
dewasa
 Anak menunjukkan tipe asma ekstrinsik yg bersifat
reversibel
 Dewasa berupa asma nonatopik bronkial iritabilitas
 Hal ini tampak dg diperlukannya terapi hiposensitisasi
adjunctive pd pasien pediatri dg asma ekstrinsik
31
 Toksisitas kloramfenikol meningkat pd
neonatus  krn metabolisme yg belum
sempurna
 Propilen glikol yg ditambahkan kpd bbrp
sediaan injeksi (seperti fenitoin, fenobarbital,
digoksin, diazepam, vitamin D dan hidralazin)
 dpt menyebabkan hiperosmolalitas pd
bayi

32
 Aminoglikosida lebih rendah toksisitasnya pd
bayi dibandingkan pd orang dewasa
 Perbedaan insiden nefrotoksik tsb menunjukkan
bahwa neonatus mempunyai sensitifitas jaringan
yg permanen dan lebih rendah thp toksisitas
dibandingkan pd pasien dewasa

33
 Sindroma Reye mrp penyakit fatal yg
menyebabkan efek kerusakan pd banyak organ,
khususnya otak dan hati
 Berkaitan dg penggunaan aspirin oleh pasien pediatri
yg sedang menderita penyakit krn virus (cacar air
 Penyakit ini dapat menyebabkan fatty liver dg
inflamasi minimal & ensefalopati parah (dg
pembesaran otak)

 Perhatian juga perlu pada penggunaan


tetrasiklin dan fluorokinolon
34
1. Rute
2. Bentuk
pemberian
sediaan obat
obat

3. Permintaan
dosis
35
 Bayi & anak lebih banyak menghabiskan
waktunya utk tidur
 Pembagian dosis yg sederhana (1-2x sehari) akan
memudahkan pemakaian

 Rute oral merupakan cara pemberian yg


paling sesuai utk anak, terutama sediaan cair
yg sangat cocok utk balita

36
 Rute rektal merupakan alternatif yg berguna
bagi pasien yg tdk dapat meminum obat
karena mual/ pingsan
 Pemberian melalui rektal juga bermanfaat utk
pasien yg memerlukan absorpsi sec cepat,
misalnya pada penggunaan diazepam utk
mengontrol kekejangan (seizure)

37
 Rute inhalasi menimbulkan kesulitan pd anak
krn penggunaan aerosol yg memerlukan
bantuan dari pihak lain
 Bayi berusia <2 tahun paling sesuai utk
menggunakan nebulizer.
 Penggunaan alat “spacer” memungkinkan anak
yg berusia >2 tahun utk menggunakan terapi
inhaler tanpa kesulitan pengkoordinasikan

38
 Obat sering digunakan melalui rute intravena
pd kondisi yg serius
 Kecepatan penyuntikan obat & tempat
penyuntikan bervariasi luas pd pasien pediatri 
dpt mempengaruhi konsentrasi serum dari obat
sec bermakna pd pasien pediatri

39
 Saat ini banyak dipakai sediaan obat yg tdk
mengandung gula
 Penting utk anak yg menderita diabetes
 Cocok utk anak dlm mencegah karies gigi
 Pemakaian pemanis pengganti sukrosa (contoh aspartam)
 mengandung fenilalanin, harus dipakai sec hati-hati pd
pasien dg fenilketonuria

 Bentuk sediaan padat menjadi pilihan bagi anak >5


tahun yg sudah bisa menelan tablet
 Tablet kunyah atau tablet yg terdispersi bisa
digunakan utk anak yg lebih kecil

40
 Umumnya berdasarkan pd BB neonatus, bayi dan
anak-anak
 Misalnya miligram per kgBB utk diberikan pd satu atau
lebih dosis pemberian dlm sehari
 Pd anak sering menghasilkan dosis yg terlalu kecil karena
laju metabolisme beberapa obat lebih tinggi  perlu dosis
lebih 

41
 Antineoplastik dpt diberikan berdasarkan luas
permukaan tubuh
 Misalnya miligram per meter persegi untuk diberikan pd
satu atau lebih dosis pemberian dlm sehari
 Lebih baik utk perhitungan dosis pd anak karena
fenomena fisik erat kaitannya dg luas permukaan

42
1. Apakah tindakan pengobatan memang
perlu dilakukan
2. Pemilihan obat yg tepat
3. Bentuk sediaan yg diperlukan
4. Perkiraan dosis obat utk anak
5. Lama & frekuensi pemberian
6. Perlunya informasi pengobatan diberikan
7. Ketaatan minum obat pd anak
8. Pemilihan manfaat & efek pengobatan
43
44

Anda mungkin juga menyukai