Sasbel 3 Mater 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 63

PENYAKIT PADA MASA

KEHAMILAN
DIABETES MELITUS (DM)
PENGERTIAN DM

DM adalah gangguan sistemik pada metabolisme


karbohidrat, protein dan lemak.
(Bobak, 2004)
TANDA DAN GEJALA

• Hiperglikemia
• Poliuria
• Polidipsi
• Penurunan berat badan
• Polifagia ( Makan secara berlebihan)
KLASIFIKASI DM

1. Tipe I : IDDM ( insulin dependent diabetes melitus )


2. Tipe II : NIDDM ( non insulin dependent diabetes
melitus )
3. Tipe III : Diabetes Gestasi
( ADA, 1990, dalam Bobak, 2004)
DIABETES PRAGESTASI

Diabetes pragestasi adalah pada saat seorang


wanita yang diketahui menderita diabetes, hamil ia
dikatakan menderita diabetes pragestasi, yakni
diabetes yang telah terjadi sebelum konsepsi dan
akan berlanjut selama masa hamil
KLASIFIKASI DIABETES SELAMA MASA
HAMIL
A : Diabetes kimiawi yang di diagnosis
sebelum masa hamil
B : Diabetes berlangsung kurang dari 10
tahun , tidak disertai kelainan pembuluh darah
C : diderita selama 10-19 tahun , tanpa
kelainan pembuluh darah
D : diderita sejak umur 10 tahun, atau
selama 20 tahun, disertai kelainan pembuluh
darah
E : telah terjadi kelainan pembuluh darah
F : Sudah terjadi sejak kecil
DIABETES GESTASI (GDM)

Diabetes gestasi adalah intoleransi glukosa yang


pertama kali dikenali pada masa hamil.

Tanda dan gejala :


• Rasa haus
• Rasa lapar
• Urinasi
• Kelemahan yang berlebihan
Faktor resiko Diabetes Gestasi :
- Umur sudah tua
- Multiparitas
- Obesitas
- Herediter
- Anak lahir dengan berat badan < 4 kg
- Ada sejarah, meninggal dalam rahim, lahir mati,
dan keguguran
- Glukosaria
PENGARUH DIABETES TERHADAP
KEHAMILAN
• Abortus spontan
• Hipertensi
• Hidramnion
• Infeksi
• ketoasidosis
PENGARUH DIABETES TERHADAP
JANIN
• Anomali kongenital
• Makrosomia
• Kematian janin setelah usia 36 minggu
• Terjadi cacat bawaan
PENATALAKSANAAN

• Modifikasi Diet
• Latihan fisik
• Terapi insulin
• Pemantauan gula darah secara mandiri
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : ibu mengeluh Ancaman terhadap Ancietas
Mual, sering berkemih, kesejahteraan janin
merasa lelah jika dan ibu
berjalan sebentar, ibu
mengatakan takut
terhadap
kehamilannya karena
pernah mengalami
keguguran
sebelumnya.

DO : pasien terlihat
lesu, umur kehamilan 4
minggu, memiliki
riwayat diabetes sejak
umur 20 tahun.
Hasil pemeriksaan
didaptkan, Kadar gula
darah 250 mg/ dl,
Diagnosa : Ansietas yang berhubungan dengan
ancaman kesejahteraan kesehatan ibu dan anak
yang ditandai dengan ibu takut akan keguguran
karena pernah mengalami sebelumnya, riwayat
diabetes dan hasil pemeriksaan kadar gula darah
250 mg/dl
Intervensi :
Kriteria yang diharapkan :
- Pasien mampu mengidentifikasi rasa takutnya
- pasien akan merasa ketakutannya akan berkurang
- Pasien mampu menyebutkan akibat potensial dari
diabetes dan solusi yang bisa di lakukan agar ibu
dan janin sehat
Intervensi :
- Berikan rasa nyaman dan saling terbuka kepada pasien
- Modifikasi lingkungan agar nyaman
- Kaji perasaan pasien tentang kehamilannya, dan lihat sikap
yang ditimbulkan
- Dorong pasien untuk membedakan perbedaan antara
ancaman yang nyata dan ancaman yang menggangu
kesejahteraan ibu dan janin
- Berikan penjelasan kepada pasien akan hal potensial akibat
diabetes yang akan terjadi pada ibu dan janin
- Dorong pasien untuk menceritakan segala kekhawatirannya
Implementasi :
- Mendorong pasien untuk bercerita tentang
kehamilannya
- Mengajak pasien untuk duduk di taman, agar
kekhawatiran pasien sedikit berkurang, dan pasien bisa
menceritakan kekhawatirannya
- Memberikan penjelasan bahwa resiko terjadinya
abortus pada janin namun jika dilakukan dengan
perawatan yang benar dengan mengatur pola makan
dan gaya hidup akan memperpanjang hidup janin
- Memberikan penjelasan tentang hal apa saja yang
dapat dilakukan untuk menjaga janin agar tetap sehat
sampai kelahiran
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
1. Definisi
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu (Mochtar, R, 1998).
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
2. PATOFISIOLOGI
3. ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
1. Aktifitas istirahat : Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>
100 kali per menit).
2. Integritas ego : Konflik interpersonal
keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
kehamilan tak direncanakan.
3. Eliminasi : Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih, Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
4. Makanan/cairan : Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut
iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit
berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5. Pernafasan : Frekuensi pernapasan meningkat.
6. Keamanan : Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam
koma
7. Seksualitas : Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
8. Interaksi sosial : Perubahan status kesehatan / stressor kehamilan,
perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap
hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
9. Pembelajaran dan penyuluhan
• Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau belangsung
sudah lama
• Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
• Turgor kulit, lidah kering
• Adanya aseton dalam urine
10. Pemeriksaan diagnostik
• USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
• Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
• Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan secara aktif.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
C. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1. Ketidakseimbanga Dalam waktu 1. Timbang dan • Untuk
n nutrisi kurang 3x24 jam setelah catat berat badan mendapatkan
dari kebutuhan diberikan pasien pada jam pembacaan
tubuh berhubungan tindakan yang sama setiap yang paling
dengan anoreksia, pemenuhan hari akurat
mual-muntah nutrisi klien 2. Pantau asupan • Karena berat
terpenuhi dan haluaran badan dapat
Dengan criteria pasien meningkat
hasil : 3. Kaji dan catat sebagai akibat
1. Berat badan bising usus dari retensi
ideal pasien satu kali cairan
2. Bising usus setiap ergantian • Untuk
normal tugas jaga memantau
3. Membrane 4. Auskultasi dan peningkatan
mukosa catat suara napas dan
lembab pasien setiap 4 penurunannya
jam • Untuk
memantau
aspirasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
2. Gangguan Dalam waktu 1. Pantau dan catat • Takikardia,
keseimbangan 3x24 jam TTV setiap 2 jam dispnea,
cairan dan setelah atau sesering atau
elektrolit diberikan mungkin sesuai hipotensi
berhubungan tindakan keperluan sampai dapat
dengan pemenuhan stabil. Kemudian mengindika
kehilangan cairan dan pantau dan catat sikan
cairan secara elektrolit TTV setiap 4 jam. kekurangan
aktif pasien 2. Ukur asupan dan volume
seimbang haluaran setiap 1 cairan atau
Dengan sampai 4 jam. Catat ketidak-
criteria hasil : dan laporkan seimbanga
1. Membrane perubahan yang n elektrolit.
mukosa signifikan termasuk • Haluaran
lembab urine, feses, urine yang
2. CRT muntahan, drainase rendah dan
kurang dari luka, drainase berat jenis
2 detik nasogastrik, urine yang
3. TTV drainase slang tinggi
normal dada, dan haluaran mengindika
yang lain. sikan
4. Kaji turgor kulit • Untuk
dan membrane memberikan data
mukosa mulut yang lebih akurat
setiap 8 jam. dan konsisten.
5. Berikan perawatan Berat badan
mulut dengan merupakan
cermat setiap 4 indikator yang
jam. baik untuk status
6. Periksa berat jenis cairan.
urin setiap 8 jam • Untuk memeriksa
dehidrasi
• Untuk
menghindari
dehidrasi
membrane
mukosa
• Peningkatan
berat jenis urine
dapat
mengindikasikan
dehidrasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
3. Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat • Komunikasi
aktivitas tindakan berfungsi pasien diantara
berhubungan keperawatan dengan anggota staf
dengan selama 3x24 jam menggunakan dapat
kelemahan terjadi peningkatan skala mobilitas meyakinkan
umum toleransi aktivitas fungsional. kontiunitas
dengan criteria Komunikasikan perawatan dan
hasil : tingkat ini pada mempertahanka
1. Melaporkan staf. n kemandirian
dan 2. Lakukan ROM • Latihan ROM
mendemonstras setiap 2 sampai 4 dapat mencegah
ikan jam. Tingkatkan kontraktur
peningkatan dari pasif ke aktif, sendi dan atrofi
aktivitas fisik sesuai toleransi otot.
yang dapat pasien.
diukur.
2. Skala mobilitas
0-1
3. Skala kekuatan 3. Kaji • Menunjukkan
otot 5 (dapat kehilangan/ganggu perubahan
melawan an keseimbangan neurologi
tahanan gaya jalan, karena
4. Pasien terlihat kelemahan otot defisiensi
segar Awasi TD, nadi, vitamin B12
pernapasan, selama mempengaruhi
dan sesudah kamanan
aktivitas. Catat pasien /resiko
respon terhadap cedera
tingkat aktivitas • Manifestasi
(mis. Peningkatan kardiopulmona
denyut l dari upaya
jantung/TD, jantung dan
disritmia, pusing, paru untuk
dispnea, takipnea) membawa
jumlah oksigen
adekuat ke
jaringan
GANGGUAN
KARDIOVASKULER

SORAYA DAN AYU MAH BENGI


GANGGUAN KARDIOVASKULER

Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan pada


jantung dan pembuluh darah
GANGGUAN KARDIOVASKULER
Klasifikasi gangguan kardiovaskuler pada kehamilan,
yaitu :
• Kelas I
- Tanpa ada batasan kegiatan fisik
- Tanpa gejala pada kegiatan biasa

• Kelas II
- Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya
- Waktu istirahat tidak ada keluhan
- Kegiatan fisik menimbulkan gejala insufisiensi jantung
- Gejala adalah lelah, palpitasi, sesak napas dan nyeri dada
(angina pectoris)
GANGGUAN KARDIOVASKULER
• Kelas III
- Kegiatan fisik sangat dibatasi
- Waktu kegiatan tidak ada keluhan
- Sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufisiensi

• Kelas IV
• Waktu istirahat dpat timbul keluhan insufisiensi jantung,
apalagi kerja fisik yang tidak berat
A. GAGAL JANTUNG PERIPARTUM

Pengertian
• Kardiomiopati peripartum merupakan salah satu
bentuk kardiomiopati dilatasi yang didefinisikan
sebagai disfungsi sistolik ventrikel kiri yang terjadi
pada bulan terakhir periode kehamilan atau 5
bulan pertama masa nifas.
• Kardiomiopati dilatasi merupakan kelainan otot
jantung akibat iskemia dan non-iskemia yang
menyebabkan dilatasi ruang jantung terutama
ventrikel kiri tanpa hipertrofi yang signifikan,
sehingga menyebabkan gangguan fungsi sistolik
akibat penurunan fungsi kontraktil miokardium.
GAGAL JANTUNG PERIPARTUM

Etiologi :
Penyebab pasti kardiomiopati peripartum masih belum
dapat dijelaskan.

Namun, prognosis jangka panjang bergantung kepada


penyakit jantung seperti kardiomiopati hipertrofi dan
Kardiomiopati peripartum ideopati
GAGAL JANTUNG PERIPARTUM

Tanda dan Gejala :


- Tidak ada gejala atau
- Murmur
- EKG, CXR abnormal
- Gagal jantng kongestif
- Aritmia
- emboli
GAGAL JANTUNG PERIPARTUM
Faktor Periode Tanda & Gejala Presipitasi Temuan Perjalanan
Rekomendasi
Presipitasi inkubasi yang Muncul Penyakit

- Kardiomegali
- Irama galop Kehamil
- Murmur Penyembu
- Tidak ada - TD tinggi an
han tuntas
gejala atau - Rales, edema Kardiomeg diijinkan
- Dilatasi vena
- Murmur ali Keha
- EKG, CXR menatap milan
kehamila abnormal Stabil kontr
n - Gagal jantng Kekambuh
aindi
kongestif an gagal
kasi
- Aritmia jantung
- Pembesaran kongestif
- emboli jantung pada Cepat
CXR Kematian
- EKG Tertunda
- Voltase Rendah Akibat
- Gelombang T
berubah - Gagal Jantung
- Blok cabang - Emboli
berkas
- Aritmia
GAGAL JANTUNG PERIPARTUM

Penatalaksanaan : Tirah Baring


B. GAGAL JANTUNG REUMATIK

Pengertian
Infeksi streptokokus A Beta-hemolited yang tidak di
obati sampai tuntas yang di ikuti beberapa minggu
bebas gejala kemudian terjadi demam reumatik
secara mendadak.
Episode demam rematik menimbulkan reaksi
autoimun pada jaringan jantung menyebabkan
kerusakan yang permanen pada katub jantng dan
kordis tendinae korda yang disebut penyakit jantung
rematik
GAGAL JANTUNG REUMATIK

Etiologi :
• Demam Reumatik

Tanda & Gejala :


• Murmur jantung
• Akibat stenosis
• Insufisiensi valvular
GAGAL JANTUNG REUMATIK

Penatalaksanaan :
• Perawatan menggali keinginan wanita utk
melanjutkan kehamilan
• Menjelaskan resiko yang dapat teradi
• Mengkaji potensi kesehatan yang optimal untuk
mempertahankan janin bertahan hidup
• Mengkaji faktor yang akan menigkatkan stress
• Obsevasi tanda dekompensasi jantung
• Pengkajian rutin dilakukan selama periode
antepartum
C. ENDOKARDITIS TIDAK EFEKTIF

Pengertian
Endokarditis infektif (EI) adalah infeksi permukaan
endokardium jantung, dapat mengenai satu atau
lebih katup jantung, mural endokardium, atau defek
septum.
ENDOKARDITIS TIDAK EFEKTIF

Etiologi
- Mikroorganisme utama penyebab EI (sekitar 80%)
adalah Streptococcus dan Staphylococcus.
- obat-obatan yang terlarang secara intravena

Tanda & Gejala :


- Nyeri
- Demam
- Menggigil
- Diaforesis
- Anemia
- Pemebesaran hati & limpha
ENDOKARDITIS TIDAK EFEKTIF

Penatalaksanaan :
- Terapi empiris
- Terapi antimikroba
- Pengobatan dan pembedahan
PROLAPS KATUP MITRAL

• Prolaps katup mitral merupakan kondisi dimana


daun katup menonjol ke dalam atrium kiri selama
ventrikel berkontraksi, terkadang memungkinkan
terjadinya kebocoran (regurgitasi) sejumlah kecil
darah ke dalam atrium. Prolaps katup mitral bisa
dialami sekitar 2-5 persen dari populasi. Kondisi ini
jarang mengakibatkan masalah serius pada
jantung.
TANDA DAN GEJALA

• Denyut jantung yang iregular/tidak teratur


• Kelelahan
• Sakit dada
• Denyut jantung cepat
• Pusing
• Sakit kepala
• Sesak napas
• Palpitasi
• Kecemasan
PENYEBAB

• Wanita kurus yang memiliki kelainan dinding dada,


skoliosis atau penyakit lainnya
• Penderita kelainan septum atrial yang letaknya
tinggi pada dinding jantung (ostium sekundum)
• Kehamilan
• kelelahan
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan medis ditunjukkan untuk


mengontrol gejala yang terjadi. Beberapa pasien
mengalami distrimia yang mengganggu dan
memerlukan antidistrimia, sedangkan yang lain
mengalami ggal jantung ringan dan memerlukan
terapi. Pada tahap lanjut, penggantian katup
mungkin diperlukan.
SINDROM MARFAN ( SM )

Sindrom Marfan adalah gangguan dominan


autosom yang ditandai dengan kelemahan
jaringan penyambung.
PENATALAKSANAAN

Penanganan pasien dengan SM yang optimal


dilakukan dengan kolaborasi tim antara klinik
genetik, kardiovascular, ortopedi, mata, dan tim
rehabilitasi medik yang terdiri dari fisioterapi,
okupasi terapi, ortotik prostetik, psikologi dan sosial
medik.
STROKE ATAU CEREBRO VASCULAR
ACCIDENT (CVA)
Stroke atau Cerebrovascular Accident (CVA)
adalah suatu kondisi dimana pasokan darah ke
suatu bagian otak tiba-tiba terganggu, karena
sebagian sel-sel otak mengalami kematian akibat
gangguan aliran darah karna sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah otak.
Penyebab :
1. Trombosis serebri
2. Emboli

Faktor Resiko :
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskular
3. Kolestrol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit
6. Diabetes melitus
7. Merokok
PENATALAKSANAAN

Untuk mengobati keadaan akut berusaha


menstabilkan ttv dg :
• Mempertahankan saluran nafas
• Kontrol tekanan darah
• Merawat kandung kemih, tidak memakai kateter
• Posisi yng tepat, diubah tiap 2 jam, latihan gerak
pasif
DIAGNISA KEPERAWATAN

• 1. nyeri b.d ketidakseimbangan suplai darah dan


oksigen dg kebutuhan miokardium akibat sekunder
dari penurunan suplai darah ke miokardium
• 2. penurunan curah jantung b.d perubahan irama,
konduksi elektrikal
• 3. ketidakefektifan pola nafas b.d pengembangan
paru tidak optimal, kelebihan cairan akibat
sekunder dari udema paru
ANEMIA
Anemia adalah penurunan
kadar hemoglobin (Hb), hematrokit
atau hitung eritrosit (red cell count)
berakibat pada penurunan kapasitas
pengangkutan oksigen oleh darah
(Sudoyo,dkk. 2009).
Anemia dalam kehamilan,
menurut WHO didefinisikan sebagai
kadar hemoglobin yang kurang dari
11gr/dl.
PATOFISIOLO
GI
ASKEP ANEMIA
Diagnosa:
1. Ganngguan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen ke jaringan atau ke sel
2. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah
3. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antar
kebutuhan dan suplai oksigen
PENGKAJIAN

• Keletihan atau kelemahan Ibu


• Malaise umum
• Djj dan denyut jantung ibu
• Riwayat kehilangan darah
• Sakit kepala dan ketidakmampuan
berkontraksi
• Kondisi Fisik Ibu (konjungtiva pucat, Turgor
kulit, Capila Refill Time [CRT] )
• Mual muntah
• Pemeriksaan Hb , Ht
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan
Gangguan perfusi Tujuan: Setelah diberikan
jaringan asuhan keperawatan selama
berhubungan 1x24jam, perfusi ke jaringan/ke
dengan penurunan sel efektif
suplai oksigen ke
jaringan atau ke sel Kriteria Hasil:
-Tidak terdapat perubahan
karakteristik kulit (rambut, kuku,
kelembaban)
- Tidak terdapat kebiruan pada
kulit
- CRT dalam batas normal
(kembali dalam kurun waktu
kurang dari 2 detik)
Intervensi Rasional
Perhatikan status fisiologi ibu, Kejadian perunahan potensial
status sirkulasi dan volume darah merusak hasil kehamilan,
kemungkinan menyebabkan
hipovolekemia atau hipoksia utero
plasenta
Lakukan pemeriksaan fisik CRT Keadaan CRT yang tidak kembali
dengan menekan kuku pasien kurang dari 2 detik menandakan
anemia
Auskultasi dan laporkan DJJ, catat Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin.
bradikardi, atau takikardi. Catat Pada awalnya janin berespon pada
perubahan pada aktivitas janin( penurunan kadar oksigen dengan
hiperaktif atau hipoaktif) takikardia dan peningkatan gerakan
Catat kehilangan darah ibu dan Kehilangan darah ibu berlebihan
adanya kontraksi uterus menurunkan perfusi plasenta
Anjurkan tirah baring pada posisi Menghilangkan tekanan vena kava
miring kiri inferior dan meningkatkan sirkulasi
plasenta atau janin dan pertukaran
oksigen
Kolaborasi dalam pemberian Meningkatkan ketersedian oksigen ,
DAFTAR PUSTAKA

• Nurarif, A.H & Kusuma, H. 2016. Asuhan


Keperawatan Praktis. Yogyakarta: Mediaction.
• Irianti, B., Halida, E. M. 2014. Asuhan Kehamilan
Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai