Anda di halaman 1dari 17

PERUBAHAN BIOLOGIS

(SISTEM PENGINDERAAN PADA LANSIA)

NAMA KELOMPOK 5:
1. Eva Mitayasari
2. Pujiati
3. Fandy Euricky P.M
4. Indah Vanshella
5. Wiwik Hidayatun Nadhifah
6. Anis Lutfiani
7. Heny Kurniawati
PENGLIHATAN

PENDENGARAN

SISTEM PENCIUMAN
PENGINDERAAN

PENGECAPAN

PERABA
Penglihatan
Ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan
melihat objek pada tingkat penerangan yang
rendah serta menurunnya sensitivitas terhadap
warna. Adapun penurunnanya :
1. Perubahan struktur kelopak mata: mengalami
kekendoran seluruh jaringan kelopak mata
(perubahan infolusional) akibat penurunan
elastisitas.
2. Perubahan sistem Lakrimal : penurunan
produksi air mata akibat kehilangan jaringan
lemak dalam aparatus lakrimal.
3. Perubahan muskulus siliaris : perubahan selaput-
selaput lensa yang menjadi padat sehingga lensa
kurang dapat menyesuaikan bentuknya untuk
mengatasi hal tersebut kompensasinya mengalami
hipertrofi.
4. Perubahan replaksi : dengan bertambahnya usia
penurunan daya akomodasi akan menurun. Karena
proses kekeruhan dilensa dan lensa cenderung
lebih cembung
5. Perubahan struktur jaringan pada bola mata :
semakin bertambahnya umur nucleus semakin
membesar dan padat sedangkan volume lensa
tetap. Pelebaran lensa akan kehilangan
transparansi dan elastisitas yang mengurangi
akomodasi
pendengaran
6. Perubahan pada pupil : pupil mengecil yang
membutuhkan pencahayaan tiga kali lebih terang
agar dapat melihat dengan jelas contohnya pada
penglihatan malam dan persepsi kedalaman
7. Perubahan dan kekakuan sklera : penguningan
akibat penimbunan lemak
8. Perubahan kornea : perubahan kornea menjadi
rata dan berkilauan. Pemudaran atau pigmentasi
pada iris
9. Perubahan fungsi yang lain : perubahan pada
retina terjadi penglihatan warna akibat
perburukan sel kerucut retina, penurunan
reabsorpsi cairan intraokular yang menyebabkan
glaukoma.
 Atrofi organ korti dan syaraf auditorius (prebikusis
sensorik: kehilangan pendengaran pada lansia)
 Perubahan struktural degenaratif dalam keseluruhan
sistim pendengaran

 Dua masalah fungsional pendengaran pada populasi


lanjut usia = ketidakmampuan untuk mendeteksi volume
suara dan ketidakmampuan untuk mendeteksi suara
dengan nada frekuensi yang tinggi. Ketidak mampuan
menggunakan konsonan bernada tinggi, penyebabnya
belum diketahui namu terdapat beberapa faktor yaitu
nutrisi, faktor genetika, suara gaduh atau ribut,
hipertensi, stress emosional dan arterio sklerosis
Gangguan pendengaran konduktif merupakan
masalah pada telinga luar atau tengah yang
mencegah terhantarnya bunyi dengan tepat
dinamakan gangguan pendengaran konduktif.
Dalam beberapa kejadian, gangguan pendengaran
konduktif bersifat sementara dan bisa diatasi dengan
alat bantu dengar atau implan telinga tengah.

Gangguan pendengaran sensorineural merupakan


hilangnya atau rusaknya sel saraf (sel rambut) dalam
rumah siput dan bisanya bersifat permanen.
Pendengaran sensorineural hanya pada frekuensi
tinggi. Dapat diatasi dengan alat bantu dengar atau
implan telinga tengah.
Penciuman
 Terjadi pembentukan kartilago yang terus menerus
terbentuk didalam hidung yang menyebabkan hidung
menonjol lebih tajam. Atrofi progresif pada tonjolan
olfaktorius juga terjadi, sehingga mengakibatkan
kemunduran terhadap indra penciuman.
 Sistem penciuman lansia menurun dikarenakan
pertumbuhaan sel di dalam hidung terhenti dan sebagian
lagi karena semakin lebatnya bulu rambut di lubang
hidung. Penurunan kemampuan membau sehingga
menyebabkan hilangnya nafsu makan pada lansia.
Pengecapan
 Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atrofi
indra pengecapan, hilangnya sensitifitas papil-papil
pengecap dari saraf pengecap di lidah terutama rasa
manis dan asin.
 Berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang
terletak di lidah dan dipermukaan bagian dalam
pipi.
Peraba
Peraba

 Kulit menjadi semakin kering dan keras karena


produksi kelenjar minyak menurun sehingga
kulitnya menjadi tidak elastis.
 Sensitivitas terhadap rasa sakit menurun karena
terjadi penurunan sensitifitas pada saraf yang
menangkap rangsangan terhadap tekanan.
 Kemunduran dalam merasakan panas dan dingin
karena menurunnya sensitifitas saraf yang merespon
panas dan dingin
Referensi :

Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan


Gerontik. Jakarta: EGC
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai