Anda di halaman 1dari 83

Laporan Kasus

TUBERKULOSIS MILIER

Oleh:
Sando Putra Kopertino Malau
1707101030164

Pembimbing:
dr. Maimunah, Sp.P (K)

PULMONOLOGY DEPARTEMENT OF SYIAH KUALA UNIVERSITY


dr. ZAINOEL ABIDIN GENERAL HOSPITAL
BANDA ACEH - 2018
BAB I
PENDAHULUAN
TB paru adalah penyakit infeksi menular yang dapat menyerang organ
paru, kulit, kelenjar, meningens dan tulang yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit limfo-hematogen sistemik akibat
penyebaran kuman M.Tuberculosis dari
TB MILIER kompleks primer

Indonesia
• Tuberkulosis paru
diperkirakan masih • Aceh mendapat
menyerang 9,4 juta • Indonesia masuk peringkat 17 tertinggi
orang dan pada kedalam 10 besar kasus TB paru yang
tahun 2015. negara dengan kasus terkonfirmasi
TB terbanyak di Dunia. bakteriologis yaitu
• kematian akibat
berjumlah 119 kasus
penyakit ini
per 100.000
berjumlah 1,7 juta • Berdasarkan profil penduduk
orang. kesehatan Indonesia
tahun 2015, jumlah
kasus TB adalah
330.910 kasus
Dunia Aceh

.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. H
 Umur : 33 tahun
 Alamat : Pineung Kec Syiah Kuala
 Pekerjaan : IRT
 Agama : Islam
 Status : Sudah menikah
 CM : 1-11-21-30
 Masuk : 25 Februari 2018
 Pemeriksaan : 27 Februari 2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama

• Penurunan Kesadaran

Keluhan Tambahan

• Batuk dan demam


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar keluarganya dengan penurunan kesadaran sejak 3 jam


sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga dikeluhkan sesak nafas sejak lebih
kurang 2 minggu yang lalu yang lalu, memberat dalam 1 minggu ini, sesak
memberat dengan aktivitas ringan, sesak nafas tidak dipengaruhi cuaca, dan
debu. Sesak napas tidak dipengaruhi oleh posisi dan tidak disertai dengan
suara mengi. Pasien batuk sejak lebih kurang 6 bulan yang lalu. Batuk berdah
ak sesekali dengan dahak yang sulit di keluarkan.

Riwayat Batuk darah (-). Nyeri dada(-). Riwayat demam ada sejak 3 hari yang
lalu. Demam naik turun dan tidak hilang dengan obat penurun demam.
Riwayat keringat malam ada tanpa aktivitas. Penurunan nafsu makan ada,
penurunan berat badan ada, tetapi tidak di ketahui berapa kilogram. Pasien
juga dikeluhkan lemah yang semakin memberat lebih kurang 1 minggu
terakhir. Mual (-) dan muntah tidak ada. Pasien baru melahirkan di RSUDZA
bulan Januari tahun 2018. BAK dalam batas normal,BAB dalam batas
normal.
RPD RPO RPK RKS
Pasien belum Belum pernah Tidak ada Pasien seorang ibu
pernah meng- konsumsi OAT keluarga rumah tangga dan
alami keluhan dengan bekerja di laundry,
yang sama. keluhan yang serta suami
sama
bekerja di tempat
las besi.
VITAL SIGN

E2M5V2 130/90 108 kali 26 kali /


38,5ºC
GCS = 9
mmHg /menit menit
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit: ikterik (-), sianosis Kepala: rambut hitam,
(-), edema (-). distribusi merata, sukar
dicabut
Wajah: edema (-),
Mata: anemis (+/+), sklera
deformitas (-)
ikterik (-/-), sekret (-/-)
Telinga: kesan Hidung: sekret (-/-),
normotia, sekret (-/-), napas cuping hidung (-)
serumen (-/-)
Jantung: BJ I > BJ II,
Mulut: sianosis (-), tremor (-), regular (+) bising (-)
hiperemis (-)

Leher: retraksi suprasternal (-), Abdomen: simetris,


pembesaran KGB (-) peristaltik kesan normal,
soepel, timpani.
Ekstremitas superior: sianosis(-/-),
edema(-/-), pucat(-/-), akral Ekstremitas inferior: sianosis(-/-),
dingin (+/+), CRT <2”, clubbing edema(-/-), pucat(-/-), akral
finger (-), keringat dingin (+/+), CRT <2 detik.
Ny . H. 33 thn

Pemeriksaan Fisis 04/03/2018


Vital sign :  Dada : Tdk tampak  Perut : datar, soepel,
KU : Lemas venektasi bising usus terdengar
Kes : (E2M5V2) GCS: 9 Axila: pembesaran KGB (- normal.
TD : 130/90 mmHg, )
Nadi : 108x/i  Hati & limpa tidak teraba
RR : 26x/i Jantung : BJ I-II
Sat O2 98% dgn O2 5 lpm normal, murmur(-),  Ballotemen ginjal
NK gallop (-) kanan/kiri tak teraba
Suhu : 38,5 0C
TB : 155cm  PARU  Alat kelamin : Tdk
BB : 43 kg Di slide berikutnya dievaluasi
IMT : 17.8 (gizi kurang)
 Anggota gerak : akral
 Kepala : dingin (+) Clubing finger
Normochepal (-)
 Mata : anemis (+/+) ict
(-/-)
 Leher : kaku kuduk (+),
Pembesaran KGB (-), TVJ
5-2 cmH2O
Pemeriksaan
Inspeksi : fisik paru
Simetris statis dinamis, venektasi (-), pengunaaan otot bantu nafas (-) ,
retraksi iga (+),ekspirasi memanjang(-)

Palpasi Kanan Kiri


Lap. Paru Atas simetris
Lap. Paru Tengah sulit di nilai Sulit di nilai
Lap. Paru bawah Sulit di nilai Sulit di nilai
Perkusi
Lap. Paru Atas Sonor Sonor
Lap. Paru Tengah Sulit di nilai Sulit di nilai
Lap. Paru Bawah Sulit di nilai Sulit di nilai
Auskultasi
Lap. Paru Atas Bronkoves, rh(+), wh (-) Bronkoves, rh(+), wh (-)

Lap. Paru Tengah Bronkoves, rh(+), wh (-) Bronkoves, rh(+), wh (-)


Lap. Paru Bawah Bronkoves, rh(+), wh (-) Bronkoves, rh(+), wh (-)
Pemeriksaan Penunjang Ny . H. 33 thn

04/03/2018 Rujukan
Hb 8.3 12,0 – 15,0 g/dl
Ht 26 45 - 56%
Erit 4.0 4,2- 5.403/mm3
Leuko 7.2 4,5 – 10,5. 103/mm3
Trom 337 150 – 45.103/ mm3
MCV 67 80 – 100 fL
MCH 21 27 -31 pg
MCHC 31 32 – 36%
RDW 21.2 11,5 – 14,5 %
MPV 9.4 7,2 – 11,1 fL
Hit jenis 0/0/0/90/6/4 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-7 %
E/B/NB/NS/L/M
Na / K/ Cl 124/4.2/86 132-146/3,7-5,4/98-106
Ureum/kreatinin 16/0.39
KGDS 97 <200
Foto thorax
Tgl: 11/1/2018
- Kesan : Tb dengan
efusi pleura dextra
- Kavitas di lapang
paru tengah kanan
Foto thorax
Tgl: 4/3/2018
- Kesan : Tb millier
dengan efusi pleura
bilateral
DIAGNOSA BANDING

Penurunan kesadaran ec/dd

- TB Millier
- Pneumonia
+ Anemia sedang +
Imbalance Elektrolit + Low
intake
DIAGNOSIS & TATALAKSANA
Planing terapi :
Diagnosis Kerja :
• Diet sonde 6 x 200 cc
• Tb milier dengan efusi pleura minimal
• O2 3-5 lpm NK
bilateral
• IVFD Nacl 0.9 % s/s aminofluid 10 gtt/i
• Susp. Meningitis TB
• Inj. Golongan carbapenem (pelastine) 1
• Anemia sedang (8,3)
gr/12 jam (skin test)
• Imbalance elektrolit
• Fluimucyl sirup 3x1
• Low intake
• Drip parasetamol 500 mg (ekstra)
• Sucralfat sirup 3x1
• Curcuma 3x1
• Neurobion 2x1
• Pro TB 4 FDC 1x3 tab
• Transfusi prc 2 kolf Atau sampai hb >10
• Pasang NGT dan kateter
DIAGNOSIS & TATALAKSANA
Planing Diagnostik : Planing Evaluasi :
- Gen expert - Evaluasi Klinis : penurunan kesadaran,
- Sputum Mo gram K/R sesak nafas, batuk, kecukupan intake
- USG toraks makanan
- Konsul neurologi - Cek darah rutin (Hb) dan elektrolit ulang
- Konsul kardiologi pasca koreksi
- Foto toraks 5 hari pasca antibiotik
Konsul neurologi
FOLLOW UP
TGL S O A P

Penurunan Vital Sign Diagnosis Kerja : -Diet sonde - Gen expert


kesadaran Sens : apatis  IVFD NaCl 0.9% 20 - Foto thoraks
TD : 120/80 mmhg - TB milier dengan gtt/i s/s - Konsul
Sesak napas HR : 114x/i efusi pleura minimal Aminofluid10 gtt/i kardiologi
RR : 34 x/i  Drip pelastin 1 - Periksa
Batuk T : 36,2 0C bilateral gr/12 jam (H1) AGDA
SPO2 : 98% dengan - susp. meningitis TB  Flumucyl syr 3xCI - Periksa
O2 5 lpm NK  Sucralfat syr 3xCI Albumin,
-Anemia sedang (8.3)  Curcuma 3x1 tropinin I, D-
PF Paru: -Imbalance elektrolit  Neurobion 1x1 dimer
5/3/2018

Insp : simetris statis  Pro TB 4 FDC 1x3


dinamis -Low intake tab (H1)
H1

Palp : sulit dinilai  Transfusi PRC 2 kolf


Perk : sulit dinilai sampai Hb>10
Ausk : BVes (̀+/+) , Rh
(+/+),Wh (-/-) Terapi Neurologi
• Inj. Citicolin
500mg/12 jam
05/03/2018 Rujukan
Hb 8,0 12,0 – 15,0 g/dl
Ht 25 45 - 56%
Erit 3,7 4,2- 5.403/mm3
Leuko 6,2 4,5 – 10,5. 103/mm3
Trom 311 150 – 45.103/ mm3
MCV 69 80 – 100 fL
MCH 22 27 -31 pg
MCHC 32 32 – 36%
RDW 21,7 11,5 – 14,5 %
MPV 8.9 7,2 – 11,1 fL
E/B/NB/NS/L/M 1/0/0/96/2/1 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-7 %
Bilirubin direct 0.19 <0.52

Bilirubin indirect 0.10


Albumin 2.56 3,5-5,2
SGOT/SGPT 43/52 <31/<34

Na/K/Cl 132/3.9/99 132-146/3,7-5,4/98-106


D-dimer 1317.35 <500
AGDA 05/03/2018 Rujukan
PH 7.537 7.35-7.45
pCO2 39.00 35-45
PO2 159 80-100
Bikarbonat (HCO3) 33.4 23-28
Total CO2 34.6 23,2 – 27,6
Kelebihan Basa (BE) 10.7 (-2) – (+2)
Saturasi O2 98.4 95-100%
Konsul kardiologi
FOLLOW UP
TGL S O A P
Penurunan Vital Sign Diagnosis Kerja -Diet sonde - Gen expert
kesadaran Sens : (GCS 9)  IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i s/s (TAD)
- TB milier dengan
TD : 120/80 Aminofluid10 gtt/i - Ct-sacn
efusi pleura
Sesak napas mmhg  Drip pelastin 1 gr/12 jam kepala
minimal bilateral
HR : 117x/i (H2) Kontras/NK
- susp. meningitis
Batuk RR : 32 x/i  Flumucyl syr 3xCI (jika
TB
T : 36,2 0C  Sucralfat syr 3xCI transporta
- Anemia sedang
SPO2 : 97%  Curcuma 3x1 ble)
(8.3)
dengan O2 5 lpm  Neurobion 1x1 - Echo (jika
- CHF NYHA IV
NK  Pro TB 4 FDC 1x3 tab (H2) transporta
- Hipoalbominemi
 Drip Plasbumin 25%/hari ble)
a (2.56)
(setelah pemberian
- Imbalanc
6/3/2018

PF Paru: heparin)
elektrolit dengan
Insp : simetris statis  Transfusi PRC 2 kolf
H2

perbaikan
dinamis sampai Hb>10 (tunda
- Low intake
Palp : sulit dinilai setelah pemberian
Perk : sulit dinilai heparin
Ausk : BVes (̀+/+) , Terapi Neurologi
Rh (+/+),Wh (-/-) • Inj. Citicolin 500mg/12
jam
Terapi kardiologi
• Drip heparin 5000 unit
dalam 24 jam (ekstra)
• Inj. Furosemid 2 amp/ 8
jam
• ISDN 1x5mg
• Spironolacton 2 x5 mg
FOLLOW UP
TGL S O A P
Penurunan Vital Sign Diagnosis Kerja -Diet sonde - Gen
kesadaran Sens : (GCS 10)  IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i expert
- TB milier dengan
TD : 125/70 mmhg s/s Aminofluid10 gtt/i (TAD)
efusi pleura
Sesak napas HR : 118x/i  Drip pelastin 1 gr/12 - Ct-scan
minimal bilateral
RR : 38 x/i jam (H3) kepala
- susp. meningitis
Perdarahan T : 36,70C  Drip plasbumin 25% / Kontras/
TB
pervaginam SPO2 : 99% dengan hari (H1) NK (jika
- Anemia sedang
(masa nifas >2 O2 5 lpm NK  Flumucyl syr 3xCI transport
(8.3)
bulan)  Sucralfat syr 3xCI able)
- CHF NYHA IV
 Curcuma 3x1 - Echo
- Hipoalbominemia
PF Paru:  Pro TB 4 FDC 1x3 tab (jika
(2.56)
Insp : simetris statis  Transfusi PRC 2 kolf transport
7/3/2018

- Imbalanc
dinamis sampai Hb>10 (1 able
elektrolit dengan
H3

Palp : sulit dinilai kolf/hari)kolf I - albumin


perbaikan
Perk : sulit dinilai Terapi Neurologi 3 hari
- Low intake
Ausk : BVes (̀+/+) , Rh • Inj. Citicolin 500mg/12 pasca
(+/+),Wh (-/-) jam drip
Terapi kardiologi plasbumi
• Drip heparin 5000 unit n
dalam 24 jam (stop) - Cek Hb
• Inj. Furosemid 2 amp/ post
8 jam (stop) pemberi
• ISDN 1x5mg an 2 kolf
• Spironolacton 2 x5 PRC
mg - Konsul
• KSR 2x300mg Obgyn
Konsul OBGYN
FOLLOW UP
TGL S O A P
Penurunan Vital Sign Diagnosis Kerja : -Diet sonde - Gen
kesadaran Sens : GCS 10  IVFD Asering 10 gtt/i expert
TD : 123/82 mmhg  Drip pelastin 1 gr/12 jam (TAD)
Sesak HR : 114x/i - TB milier dengan (H4) - Ct-scan
napas RR : 34 x/i efusi pleura  Drip plasbumin 25% / hari kepala
T : 38.10C minimal bilateral (H2) Kontras/NK
SPO2 : 99% dengan - susp. meningitis  Drip paracetamol 1 fls (jika
Perdaraha O2 5 lpm NK TB (K/P) transporta
n - Anemia sedang  Flumucyl syr 3xCI ble
pervagina PF Paru: (8.3)  Sucralfat syr 3xCI - Echo (jika
m Insp : simetris statis - CHF NYHA IV  Curcuma 3x1 transporta
dinamis - Hipoalbominemi  Pro TB 4 FDC 1x3 tab ble
8/3/2018

Palp : sulit dinilai a (2.56)  Transfusi PRC 2 kolf - USG


Perk : sulit dinilai - Imbalanc sampai Hb>10 (1 ginecology
H4

Ausk : BVes (̀+/+) , Rh elektrolit dengan kolf/hari) tunda konfirmasi


(+/+),Wh (-/-) perbaikan karena demam di poli bila
- Low intake Terapi Neurologi transporta
- Perdarahan • Inj. Citicolin 500mg/12 ble
pervaginam ec jam
dd 1. Menstrual Terapi kardiologi
Bleeding • ISDN 1x5mg
2. sisa plasenta • Spironolacton 2 x5 mg
3. metritis • KSR 2x300mg
Terapi obgyn
• Inj. Metergin 1 amp/12
jam
08/03/2018 Rujukan
Hb 8,1 12,0 – 15,0 g/dl
Ht 28 45 - 56%
Erit 3,8 4,2- 5.403/mm3
Leuko 5,8 4,5 – 10,5. 103/mm3
Trom 404 150 – 450.103/ mm3
Ur/Cr 69/0.58 13-43/0.51-0.95
Na 139 132-146
K 4.2 3.7-5.4
Cl 98 98-106
FOLLOW UP
TGL S O A P
Penurunan Vital Sign Diagnosis Kerja : -Diet sonde - Gen
kesadaran Sens : GCS 12  IVFD Asering 10 gtt/i expert
- TB milier dengan
TD : 123/82  Drip pelastin 1 gr/12 jam (TAD)
efusi pleura
Sesak mmhg (H5) - Ct-scan
minimal bilateral
napas HR : 88x/i  Drip plasbumin 25% / hari kepala
- susp. meningitis
perbaikan RR : 28 x/i (H3) Kontras/NK
TB
T : 37.90C  Drip paracetamol 1 fls (jika
- Anemia sedang
SPO2 : 100% (K/P) transporta
(8.1)
Perdaraha dengan O2 5 lpm  Flumucyl syr 3xCI ble
- CHF NYHA IV
n NK  Sucralfat syr 3xCI - plasbumin
- Hipoalbominemi
pervagina  Curcuma 3x1 - USG
a (2.56)
m  Pro TB 4 FDC 1x3 tab ginecology
- Imbalanc
9/3/2018

berkurang PF Paru:  Transfusi PRC 3 kolf sampai di poli bila


elektrolit dengan
Insp : simetris statis Hb>10 (1 kolf/hari)tunda transporta
H5

perbaikan
dinamis karena demam ble
- Low intake
Palp : sulit dinilai Terapi Neurologi
- Perdarahan
Perk : sulit dinilai • Inj. Citicolin 500mg/12
pervaginam ec
Ausk : BVes (̀+/+) , jam
dd 1. Menstrual
Rh (+/+),Wh (-/-) Terapi kardiologi
Bleeding
• ISDN 1x5mg
2. sisa plasenta
• Spironolacton 2 x5 mg
3. metritis
• KSR 2x300mg
Terapi obgyn
• Inj. Metergin 1 amp/12
jam ->Stop
• Metergin tab 3 x 0.125mg
FOLLOW UP
TGL S O A P
Penurunan Vital Sign Diagnosis Kerja : -Diet lunak - Gen
kesadaran Sens : GCS 15 -IVFD Asering 10 gtt/i expert
- TB milier dengan
TD : 120/85 mmhg  Drip pelastin 1 gr/12 jam (TAD)
efusi pleura
Sesak HR : 88x/i (H6) - Ct-scan
minimal bilateral
napas RR : 26 x/i  Drip plasbumin 25% / hari kepala
- susp. meningitis
berkurang T : 36.90C (H4)stop Kontras/NK
TB
SPO2 : 100% dengan  Drip paracetamol 1 fls (jika
- Anemia ringan
O2 5 lpm NK (K/P) transporta
(8.1)
Perdaraha  Flumucyl syr 3xCI ble
- CHF NYHA IV
n  Sucralfat syr 3xCI - plasbumin
- Hipoalbominemi
pervagina PF Paru:  Curcuma 3x1 - USG
a (2.56)
m Insp : simetris statis  Pro TB 4 FDC 1x3 tab ginecology
10/3/2018

- Imbalanc
berkurang dinamis  Transfusi PRC 3 kolf di poli bila
elektrolit dengan
H6

Palp : sulit dinilai sampai Hb>10 (1 transporta


perbaikan
Perk : sulit dinilai kolf/hari) kolf 2 ble
- Low intake
Ausk : BVes (̀+/+) , Rh  Terapi Neurologi
- Perdarahan
(+/-),Wh (-/-) • Inj. Citicolin 500mg/12
pervaginam ec
jam
dd 1. Menstrual
Terapi kardiologi
Bleeding
• ISDN 1x5mg
2. sisa plasenta
• Spironolacton 2 x5 mg
3. metritis
• KSR 2x300mg
Terapi obgyn
• Metergin tab 3 x
0.125mg
FOLLOW UP
TGL S O A P

Penurunan Vital Sign Diagnosis Kerja : -Diet lunak - Gen


kesadaran Sens : GCS 15  IVFD Asering 10 gtt/i expert
- TB milier dengan
TD : 118/82 mmhg  Drip pelastin 1 gr/12 jam (TAD)
efusi pleura
Sesak HR : 88x/i (H6) - Ct-scan
minimal bilateral
napas RR : 24 x/i  Drip paracetamol 1 fls kepala
- susp. meningitis
berkurang T : 36.60C (K/P) Kontras/NK
TB
SPO2 : 100% dengan  Flumucyl syr 3xCI (jika
- Anemia ringan
O2 5 lpm NK  Sucralfat syr 3xCI transporta
(8.1)
Perdaraha  Curcuma 3x1 ble
- CHF NYHA IV
n  Pro TB 4 FDC 1x3 tab - USG
- Hipoalbominemi
pervagina PF Paru:  Transfusi PRC 3 kolf ginecology
a (2.56)
11/3/2018

m Insp : simetris statis sampai Hb>10 (1 di poli bila


- Imbalanc
berkurang dinamis kolf/hari) kolf 3 transporta
H7

elektrolit dengan
Palp : sulit dinilai  Terapi Neurologi ble
perbaikan
Perk : sulit dinilai • Inj. Citicolin 500mg/12
- Low intake
Ausk : BVes (̀+/+) , Rh jam
- Perdarahan
(+/-),Wh (-/-) Terapi kardiologi
pervaginam ec
• ISDN 1x5mg
dd 1. Menstrual
• Spironolacton 2 x5 mg
Bleeding
• KSR 2x300mg
2. sisa plasenta
Terapi obgyn
3. metritis
• Metergin tab 3 x
0.125mg
FOLLOW UP
TGL S O A P

Kesadaran Vital Sign Diagnosis Kerja : -Diet MB RKTP - Gen


membaik Sens : (GCS 15)  IVFD Asering 10 gtt/i expert
- TB milier dengan
TD : 120/80 mmhg  Drip pelastin 1 gr/12 jam (TAD)
efusi pleura
HR : 88x/i (H8) - Ct-scan
minimal bilateral
RR : 21 x/i  Flumucyl syr 3xCI kepala
- susp. meningitis
T : 36,90C  Sucralfat syr 3xCI Kontras/NK
TB
SPO2 : 100% dengan  Curcuma 3x1 (jika
- Anemia ringan
O2 5 lpm NK  Pro TB 4 FDC 1x3 tab transporta
(8.1)
Terapi Neurologi ble
- CHF NYHA IV
PF Paru: • Inj. Citicolin 500mg/12 - Cek
- Hipoalbominemi
Insp : simetris statis jam albumin
a (2.56)
12/3/2018

dinamis Terapi kardiologi hari ini


- Imbalanc
Palp : sulit dinilai • ISDN 1x5mg - Cek Hb
H8

elektrolit dengan
Perk : sulit dinilai • Spironolacton 2 x5 mg post
perbaikan
Ausk : BVes (̀+/+) , Rh • KSR 2x300mg pemberian
- Low intake
(+/-),Wh (-/-) Terapi obgyn 3 kolf PRC
- Perdarahan
• Metergin 3x0.125 mg - Cek
pervaginam ec
elektrolit
dd 1. Menstrual
ulang
Bleeding
- USG
2. sisa plasenta
ginecology
3. metritis
di poli bila
transporta
ble
12/03/2018 Rujukan
Hb 13.5 12,0 – 15,0 g/dl
Ht 43 45 - 56%
Erit 5.7 4,2- 5.403/mm3
Leuko 8,0 4,5 – 10,5. 103/mm3
Trom 420 150 – 45.103/ mm3
MCV 76 80 – 100 fL
MCH 24 27 -31 pg
MCHC 31 32 – 36%
RDW 20,3 11,5 – 14,5 %
MPV 8.9 7,2 – 11,1 fL
E/B/NB/NS/L/M 1/0/3/79/13/4 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-7 %
Albumin 3.35 3,5-5,2
SGOT/SGPT 20/20 <31/<34

Na/K/Cl 132/4.2/98 132-146/3,7-5,4/98-106


Ur/Cr 21/0,42 13-43/0.51-0.95
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
• TB paru adalah penyakit infeksi menular yang dapat
menyerang organ paru, kulit, kelenjar, meningens dan
tulang yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Definisi tuberculosis.

• Penyakit limfo-hematogen sistemik akibat


penyebaran bakteri M.Tuberculosis dari
kompleks primer yang biasanya terjadi
TB MILIER dalam waktu 2-6 bulan pertama setelah
infeksi awal.
PATOGENESIS

Kuman Tb masuk melalui percikan dahak (droplet)→


difagosit oleh makrofag → Kuman TB berkembang
biak di makrofag → membentuk koloni / fokus
primer ghon → menyebar melalui saluran limfe
menuju kelenjar limfe (kompleks primer) →
terbentuk imunitas terhadap kuman → proliferasi
TB terhenti → fibrosis atau kalsifikasi
inhalasi Basil tb
PATOGENESIS
alveolus

makrofag

Kuman tb Destruksi kuman

Koloni kuman tb

Hematogenik
Focus primer GHON
Occult hematogenic spread

limfogenik Acute generalized h.s  tb milier


Komplek primer

limfangitis Protracted hematogenicspread

limfadenitis Imunitas seluler  mantoux +

Sakit tb Fibrosis
Infeksi tb
kalsifikasi
-komplikasi komplek primer
Imunitas optimal
-komplikasi hematogenic
-komplikasi limfogenic
reaktivasi
reaktivasi
meninggal sembuh Sakit tb
GEJALA KLINIS

Gejala respiratori
 Batuk > 2 minggu
 Batuk darah
 Sesak napas
 Nyeri dada
Gejala sistemik
 Demam
 Malaise, keringat malam, anoreksia, dan berat badan
menurun.
Penyebaran Limfohematogen
(Time table Wallgreen)
DIAGNOSIS

• Gejala respiratorik, gejala sistemik, riwayat penggunaan OAT sebelumnya


Anamnesis

• Inspeksi: Normal
• Palpasi: Sf ka= sf ki
• Perkursi: sonor
PF • Auskultasi: ves melemah, ronki (+).

• Foto thorax
• Sputum BTA sps
• Gen Xpert
P. P • Kultur sputum Mo gram
TATALAKSANA

Pengobatan Tb standar dibagi menjadi :


Pasien baru
Paduan obat yang dianjurkan 2RHZE/4RH dengan pembe
rian dosis setiap hari.
Pada pasien dengan riwayat pengobatan
Pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil uji kepekaan se
cara individual. Paduan obat yang diberikan 2RHZES/RHZE
/5RHE.
Pasien multi drug resistance.
PENGOBATAN TUBERKULOSIS PADA KEADAAN KHUSUS
TB MILIER
• Rawat inap
• Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
• Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan
klinik, radiologik dan evaluasi pengobatan , maka
pengobatan lanjutan dapat diperpanjang sampai dengan 7
bulan 2RHZE/ 7 RH

• Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada


keadaan
- Tanda / gejala meningitis
- Sesak napas
- Tanda / gejala toksik
- Demam tinggi

• Kortikosteroid: prednison 30-40 mg/hari, dosis diturunkan


5-10 mg setiap 5-7 hari, lama pemberian 4 - 6 minggu.
Fixed Dose Combination Tabs
BAB IV
ANALISA KASUS
Teori
pasien diantar
. Seseorang mengalami
oleh
penurunan kesadaran
keluarganya bisa diakibatkan oleh
dengan beberapa faktor salah
keadaan satunya infeksi pada
penurunan bagian intrakranial
kesadaran (suspek meningitis TB).

Kasus
Teori
Pasien juga Sesak nafas pada pasien ini
.
mengeluhkan sesak diakibatkan oleh adanya efusi
nafas sejak lebih pleura pada kedua lapangan
kurang 2 minggu paru dimana peningkatan
cairan di rongga pleura dapat
menyebabkan gangguan
Kasus penapasan akibat
terganggunnya
pengembangan paru saat
bernapas
Batuk berdarah yang
muncul sejak 6 bulan yang
Teori
.
lalu, nafsu makan Gambaran klinis TB paru dibagi atas
berkurang dan berat dua golongan, yaitu gejala
respiratorik dan gejala sistemik.
badan pasien juga
Gejala utama pasien TB paru
menurun, berkeringat di adalah batuk berdahak 2-3 minggu
malam hari atau lebih. Batuk dapat disertai
dengan dahak bercampur darah,
Kasus batuk darah, sesak nafas, malaise,
penurunan nafsu makan, penurunan
berat badan, berkeringat dimalam
hari tanpa aktivitas.
Teori
Tampak gambaran .
bercak milier pada tampaknya gambaran milier,
kedua lapangan merupakan gambaran khas
dari TB milier. Penyebaran
paru, dan kedua
kuman M.Tuberculosis secara
sudut costofrenikus
limfohematogen.
yang tumpul. Penumpulan dari kedua sudut
costofrenikus menandakan
adanya efusi pleura bilateral
yang terjadi.
Kasus
Pemeriksaan laboratorium : .
Teori
•)Hemoglobin = 8,3 gr/dl Gambaran hematologi pada
penderita TB bervariasi. Hal ini
menjadikan TB sebagai
pertimbangan untuk dapat
dimasukkan ke dalam diagnosis
banding suatu kasus penyakit.

Hb yang rendah menandakan


adanya anemia ringan (8,3)

Anemia pada pasien TB


Kasus diakibatkan supresi eritropoesis
oleh mediator inflamasi.
Pemeriksaan TCM dengan . Teori
GeneXpert: Berdasarkan alur diagnosis
• tidak dapat dilakukan TB dan TB Resisten Obat di
karena “tidak ada” dahak Indonesia dalam PERMENKES
. nomor 67 tahun 2016,
Dilakukan pemeriksaan tes
cepat molukuler (TCM) TB
untuk menegakkan diagnosis
TB dan untuk mengetahui
apakah ada resistensi
terhadap rifampisin.
Kasus
Terapi yang diberikan: Teori
.
• - Inj. Golongan Pemberian antibiotik
carbapenem (pelastine) 1 carbapenem golongan
betalaktam yang
gr/12 jam (skin test) memiliki spektrum
• Fluimucyl sirup 3x1 aktivitas antibakteri yang
luas.
•Sucralfat sirup 3x1
• Curcuma 3x1 Fluimucil sebagai terapi
Kasus
• Neurobion 2x1
mukolitik untuk
mengencerkan dahak.
Terapi yang diberikan: Teori
.
• Drip parasetamol 500 mg Parasetamol sebagai antipireti
k yang diberikan ekstra ketika
(ekstra) terjadi kenaikan suhu yang
tinggi.
•Sucralfat sirup 3x1
• Curcuma 3x1
Sucralfat diberikan untuk
• Neurobion 2x1 melindungi mukosa lambung
dari efek samping rifampisin,

Kasus obat TB yang mengakibatkan


peningkatan asam lambung.
Terapi yang diberikan: Teori
.
•Neurobion 2x1 Penderita TB yang mengalami
penurunan nafsu makan,
dengan pemberian curcuma
diharapkan meningkatkan
nafsu makan. Dugaan terjadin
ya infeksi pada selaput
meningen, pemberian vitamin
b kompleks digunakan untuk
melindungi dan menjaga

Kasus kenormalan fungsi saraf.


Terapi yang diberikan: Teori
.
Pasien TB kasus baru
• Pro TB 4 FDC 1x3 tab mendapatkan paduan OAT
kategori 1 yaitu 2RHZE/4RH.
Paduan OAT baik kategori 1
maupun kategori 2
disediakan dalam bentuk
paket obat kombinasi tetap
(OAT-KDT) atau fix drug
combination (FDC)

Kasus
Terapi yang diberikan: Teori
.
Dilakukan transfusi pada
• Transfusi prc 2 kolf Atau pasien ini untuk mengatasi
anemia, dengan
sampai hb >10 gr/dl
pemberian prc 2 kolf
diharapkan Hb meningkat
> 10 gr/dl, jika tidak maka
•Pasang NGT dan kateter dilakukan pemberian 1 kolf
esok harinya.

Pemasangan NGT dan


Kasus kateter dilakukan dengan
indikasi pasien mengalami
penurunan kesadaran.
FOTO KLINIS PASIEN
BAB V KESIMPULAN
TB Milier merupakan penyakit limfo-hematogen sistemik akib
at
KESIMPULAN
penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis dari kompl
eks
primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6 bulan pertam
a setelah infeksi awal.

TB milier dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemerik


saan
fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa radiologis (bercak
milier) dan pemeriksaan bakteriologis.

Suportif dengan pemberian cairan dan oksigenasi, serta pem


berian farmakoterapi berupa OAT dan obat simptomatik perlu
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid pada pasien deng
an
meningitis TB.
Thank you
Miliary Tuberculosis: new
insights into an old disease

Oleh:
Sando Putra Kopertino Malau
1707101030164

Pembimbing:
dr. Maimunah, Sp.P (K)

PULMONOLOGY DEPARTEMENT OF SYIAH KUALA UNIVERSITY


dr. ZAINOEL ABIDIN GENERAL HOSPITAL
BANDA ACEH - 2018
pendahuluan

 TB milier (miliary tuberculosis)berasal dari kata Latin


miliarus = biji millet)

 Nama lain : hematogenous tuberculosis, generalised


tuberculosis, disseminated tuberculosis dan pulmonary
atau hepatic miliary tuberculosis

 TB milier merupakan suatu bentuk TB yang potensial


bersifat fatal yang berasal dari penyebaran kuman
Mtb secara limfohematogen

 Manifestasi klinis tidak spesifik sehingga sering


menyebabkan terlambatnya diagnosis dan
penanganan dengan prognosa lebih buruk
epidemiologi

 TB milier dijumpai sekitar 1-2% dari seluruh kasus TB dan


8 % dari seluruh kasus TB ekstra paru pada orang yang
immunokompeten

 Pada orang dengan immunosupresi, jumlah TB milier


lebih sering terjadi (HIV/AIDS dan yang menggunakan
obat-obat immunosppresan)

 Dahulu TB milier lebih banyak dijumpai pada bayi dan


anak

 Lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita

 Meningitis TB dijumpai pada 10-30% kasus TB milier


patogenesis

 Terjadinya TB milier merupakan akibat dari penyebaran


Mtb secara limfohematogen dengan massif

 Sumber penyebaran bisa berasal dari focus pada paru


atau ekstra paru, yang kemudian mengembolisasi
vascular bed pada berbagai organ

 Walau jarang terjadi, dapat juga terjadi dimana


multiple foci pada berbagai organ dapat reaktivasi
secara bersamaan  TB milier
Patogenesis…

TB milier dapat terjadi pada infeksi TB primer maupun post


primer :

 TB primer  acute onset dan progresif dengan cepat

 TB post primer :

 progressif cepat (acute miliary tuberculosis)


 episodic
protracted (chronic miliary tuberculosis)

 Re-infeksi, terutama pada daerah endemik

 Congenital (infeksi plasenta atau aspirasi cairan amnion)


Faktor predisposisi
Gambaran klinis

 Gambaran klinis TB milier sangat bervariasi dan tidak


spesifik

 Dapat berupa :
 Demam selama beberapa minggu
 Anorexia
 Weight loss
 Lemah/letargis
 Batuk
 Jarang : Apyrexial dgn progresive wasting yang
serupa pada keganasan (Cryptic miliary
tuberculosis)
Pemeriksaan penunjang

 Laboratorium : dapat dijumpai pansitopenia, anemia


hipoplastik, hiponatremia (meningitis TB), hipercalsemia
 Tuberkulin test : sering ditemukan anergi
 Pemeriksaan fungsi paru : gangguan difusi
 Isolasi/kultur : sputum, cairan tubuh, biopsi
 Pemeriksaan molekular (PCR)
 Pemeriksaan histopatologi
 Radiologis
dasar diagnosis

 Demam yang meningkat terutama sore/malam hari


 Keringat malam

 Anorexia
 Penurunan BB yang terjadi > 6 minggu (dan membaik
dengan terapi OAT
 Gambaran milier pada radiologis
 Gambarani mikrobiologis dan/atau histopatologis
sesuai TB
terapi

 Sesuai standar WHO treatment

 Belum ada konsensus mengenai durasi terapi yang


optimal untuk TB milier

 Penambahan kortikosteroid mungkin bermanfaat pada


TB milier dengan meningtis TB, efusi pleura atau efusi
perikard, nyeri dada, ARDS dan immune complex
nephritis
prognosis

 Kematian terkait TB milier dijumpai pada

 15-30% pada anak

 25-30% pada dewasa

 Kematian sering akibat delay in diagnosis  treatment


delay
Prediktor pognosis buruk
Thank you

Anda mungkin juga menyukai