Kelompok 6

noviandi indum putra

muhammad riski fatah
oviyanda rahmadana
miftahul jannah mora
inas aqifah
hofifah hafni
yenni romadhoni
siti khaliza
khairunisa destiana
muliana
Oklusi dan
maloklusi
Defenisi
Maloklusi adalah
maloklusi adalah hubungan
sesuatu yang Handbook of Pediatric rahang atas dan
menyimpang dari Dentistry rahang bawah
oklusi normal. yang
Maloklusi adalah menyimpang dari
bentuk oklusi yang bentuk standar
menyimpang dari atau normal
bentuk standar
yang di terima
sebagai bentuk Kesimpulan
Mc. Donald RE p:85 normal
.
v
3
Defenisi
Oklusi merupakan kontak gigi di
lengkungan gigi yang
berlawanan
ketika rahang ditutup (hubungan
oklusal statis)
dan selama berbagai gerakan
rahang (dynamic oklusal
hubungan).

4
Cameron,Angus C.2008.Handbook of Pediatric Dentistry,3rd ed.page 84
KELAINAN
OKLUSI
PADA GIGI
CAMPURA
N
5
ANTERIOR
CROSSBITE

6
 TIPE ANTERIOR
CROSS- BITE

1. Ectopic Incisor

2. Skeletal Class III Malocclusion

3. Pseudo Class III Malocclusion

Cameron,Angus C.2008.Handbook of Pediatric Dentistry,3rd ed.page 362

7
 1. Ectopic Incisor

Welbury,Richard R.2005.Paediatric Dentistry,3rd ed.page 428

2. Skeletal Class III Malocclusion

Zere,Edlira.Developing Class III Malocclusin:Challenges and Solutions.

 3. Pseudo Class III Malocclusion

Reyes,Ariel,et al.2014.Diagnosis and Treatment of Pseudo-Class III

  Diagnosis harus dibuat dengan mempertimbangkan
temuan klinis berikut :
1. Jumlah gigi yang terlibat
2. Kecenderungan gigi seri rahang atas dan rahang
bawah
3. Pola penutupan mandibula dan profil wajah
4. Familial appearance
5. Cephalometric analysis

Mc. Donald RE, Avery DR. Dentistry for the Child and Adolescent. Mosby, St. Louis.
Ed.10, Page : 444
 DENTO-
ALVEOLAR
SKELETAL

Cameron,Angus C.2008.Handbook of Pediatric Dentistry,3rd

 Posterior Crossbite
fungsional

Mc. Donald RE, Avery DR. Dentistry for the Child and Adolescent. Mosby, St. Louis.
Ed.10, Page : 451
 PENINGKATAN OVERJET

Welbury,Richard R.2005.Paediatric Dentistry,3rd ed.page 431

 KELAINAN
OKLUSI
PADA GIGI
PERMANEN

16
a. Klasifikasi Maloklusi menurut Angle

 Klasifikasi maloklusi menurut Angle berdasarkan

hubungan gigi molar pertama permanen atas
dengan bawah sebagai kunci oklusi.

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

 Memiliki hubungan molar
pertama permanen yang
normal, yaitu tonjol
mesiobukal molar
pertama permanen atas
beroklusi dengan groove
bukal gigi molar pertama
permanen bawah. Selain
itu, dapat juga disertai
dengan gigi yang berjejal,
rotasi, kehilangan gigi,
dan sebagainya.

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

Maloklusi Klas II Angle
 Memiliki hubungan molar
bawah yang lebih ke distal
dari molar atas (distooklusi),
dimana tonjol distobukal gigi
molar pertama permanen
atas berkontak dengan
groove bukal gigi molar
pertama permanen bawah.

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

Maloklusi Klas II divisi 1
 Maloklusi Klas II divisi 1 ditandai dengan overjet yang
besar dan biasanya
 disertai dengan overbite yang dalam, bibir atas
hipotonus, bibir bawah terletak pada
 bagian palatal dari insisif atas, dan lengkung maksila
yang menyempit.

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

b. Maloklusi Klas II divisi 2
 Maloklusi Klas II divisi 2
ditandai dengan inklinasi
gigi insisif sentral atas
 lebih ke lingual dan insisif
lateral atas lebih ke labial
bertumpang tindih dengan
 insisif sentral.

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

 Etiologi
Maloklusi
22
Penyebab spesifik terjadinya
maloklusi

Adanya factor genetik

Pengaruh lingkungan

Proffit, WR. Et al. 2007. Contemporary Orthodontics 4th Ed. Elsevier Health Sciences : Missouri. p. 130 – 158
 Gangguan selama masa embrionik
 Gangguan pertumbuhan skeletal
 Intrauterin molding
 Trauma mandibula pada saat kelahiran
 Disfungsi otot
 Akromegali, dan hypertrophy hemimandibula

Proffit, WR. Et al. 2007. Contemporary Orthodontics 4th Ed. Elsevier Health Sciences : Missouri. p. 130 – 158
 Congenital missing teeth
 Gigi malformasi dan supernumerary teeth
 Interference with eruption
 Ectopic eruption
 Kehilangan dari primary teeth
 Traumatic displacement of teeth

Proffit, WR. Et al. 2007. Contemporary Orthodontics 4th Ed. Elsevier Health Sciences : Missouri. p. 130 – 158
Pengaruh Genetik

Pengaruh lingkungan

Proffit, WR. Et al. 2007. Contemporary Orthodontics 4th Ed. Elsevier Health Sciences : Missouri. p. 130 – 158
 Tekanan kunyah Tongue
Fungsi
dan erupsi Thrusting
mastikasi

Ukuran Dental Sucking habit & Pola

Arch other habits Pernapasan

Proffit, WR. Et al. 2007. Contemporary Orthodontics 4th Ed. Elsevier Health Sciences : Missouri. p. 130 – 158
Maloklusi Klas III Angle

 Memiliki hubungan molar

pertama permanen atas
beroklusi dengan bagian
 interdental diantara gigi
molar pertama dan kedua
permanen bawah.

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

Modifikasi Klas I, yaitu:
 Tipe 1 yaitu maloklusi Klas I dengan gigi berjejal pada anterior rahang
atas
 Tipe 2 yaitu maloklusi Klas I dengan gigi insisif rahang atas protrusif
 Tipe 3 yaitu dengan gigitan silang di anterior
 Tipe 4 yaitu dengan gigitan silang di posterior
 Tipe 5 yaitu bergesernya gigi molar permanen ke mesial karena
kehilangan
 dini gigi molar desidui atau premolar

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

Modifikasi Klas III, yaitu:
 Tipe 1 yaitu hubungan insisif anterior edge to edge

 Tipe 2 yaitu gigi insisif bawah berjejal dan berada dibelakang

gigi insisif atas

 Tipe 3 yaitu gigi insisif atas berjejal dan berada di belakang

gigi insisif bawah

S.I. Bhalajhi.Orthodontics the art and science.3 ed

AN UNTUK
MENEGAKK
AN
DIAGNOSIS
31
Ref: Mitchell L. Introduction to Orthodontics. 4th ed. Oxford University Press, 2013. Page
  Gangguan fungsional
 Berhubungan dengan kesehatan gigi nya
 estetik

Ref: Mitchell L. Introduction to Orthodontics. 4th ed. Oxford University Press, 2013. Page
 keluhan pasien
 Dental history
 Riwayat medis
 Habits
 physical growth status
 Socio-behavioural factors
Ref: Mitchell L. Introduction to Orthodontics. 4th ed. Oxford University Press, 2013. Page 55
 Heart defects (with risk of endocarditis)
 Bleeding disorders
 Childhood malignancies
 Diabetes
 Immunosuppression
 Epilepsy
 Asthma
 AllergiesRef: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier.
Page 126
  FRONTAL VIEw

o Vertical relationship:
 Hubungan bibir
 Incisor show at rest

Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier.
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia:
Elsevier. Page 131
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia:
Elsevier. Page 133
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 134
Mitchell L. Introduction to Orthodontics. 4th ed. Oxford University Press, 2013. Page 57
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 135
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 136
 Dental health
 Dental arches
 Adanya crowding atau tidak
 Rotasi gigi
 Posisi dan inklinasi dari labial segment
 posisi dan hadirnya kaninus maksila
 Angulasi dari erupsi kaninus
 Kedalaman dari kurva spee

Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 137
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia:
Elsevier. Page 137
  Overjet

Mitchell L. Introduction to Orthodontics. 4th ed. Oxford University Press,

2013. Page 62
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of
Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 139
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 140
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 140
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 141
 🍒

🍒🍒🍒

🍒🍒🍒
Ref: Cobourne, Martyn T, Andrew T DiBiase. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier. Page 141
Thanks!
Any questions?

49