Anda di halaman 1dari 38

DIFINISI SEHAT ( WHO ) :

Keadaan sempurna baik fisik, mental,


sosial bukan hanya bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan.

UNDANG UNDANG NO 36/2009


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi
 HIGIENE PERUSAHAAN :
 Spesialisasi ilmu kesehatan dlm lingkungan kerja.
 TUJUANNYA :
 Agar pekerja & masyarakat sekitar perusahaan terhindar
dari bahaya/dampak akibat kerja.
USAHA-USAHA :
 Melakukan penilaian & pengukuran thd faktor penyebab
penyakit guna untuk tindakan korektif & pencegahan.
 SASARANNYA :
 Manusia dan lingkungan kerja yg bersifat teknis.
 KESEHATAN KERJA :
 Spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya.
 TUJUANNYA :
 Agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi2-nya baik fisik, mental, maupun sosial.
 USAHA-USAHA :
 Tindakan preventif, kuratif dan promotif thd penyakit yg
diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
penyakit umum.
 SASARANNYA : Manusia dan bersifat medis
 KESELAMATAN KERJA :
 Keselamatan yg berkaitan dg mesin, alat kerja, bhn dan
proses pengolahannya, landasan tmpt kerja & lingk serta
cara-cara melakukan pekerjaan
 TUJUANNYA :
 Melindungi tenaga kerja atas keselamatannya dlm
bekerja
 Menjamin keselamatan org lain yg berada di tempat kerja
 Menjamin sumber produksi dipakai scr aman & efisien
 serta di pelihara dg baik shg prod meningkat-TKsejahtera
 USAHA-USAHA:
 Peraturan perundangan/SOP, Standarisasi,
Pengawasan,
 Penelitian ( bersifat teknis, psi & stat ), Riset medis,
 Diklat, Penyuluhan, Asuransi,

 SASARANNYA :
 Semua tempat kerja baik di darat, di air maupun di
udara.
 TUJUAN UTAMA HIPERKES
 Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja
yang maksimal
 Sebagai alat untuk meningkatkan produktifitas perusahaan
 Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif
 - Pencegahan dan pemberantasan penyakit
 - Pencegahan kecelakaan akibat kerja
 - Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
 - Pemenuhan gizi tenaga kerja
 - Pemberantasan kelelahan kerja
 - Meningkatkan kegairahan kerja
 - Melindungi masyarakat sekitar perusahaan dari pencemaran
 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
 RENDAHNYA PRODUKTIFITAS
 Penyakit umum; Penyakit yang diderita karyawan,
seperti : ISPA, Penyakit perut, Sakit kepala, demam,
maag, flu
 Penyakit akibat kerja; Penyakit yang timbul akibat dari
lingkungan kerja yang buruk, seperti : Pneumokoniosis,
dermatosis, keracunan bahan kimia
 Keadaan Gizi ( Gizi Kerja ); Asupan gizi kepada
karyawan harus di seimbangkan dengan beban kerja
 Lingkungan kerja; Lingkungan kerja sering diabaikan
sehingga dapat menjadi faktor menurunnya produktifitas
kerja.
 Ergonomi; Penserasian antara manusia dengan mesin
dan perbaikan cara kerja
 Psikologi Industri dan psikologi kerja; Faktor ini dapat
mempengaruhi mental psikologi karyawan sebagai akibat
dari situasi politik yang tidak menentu.
 Kesejahteraan pegawai; Akibat dari upah yang rendah
( dibawah UMR ) maka daya beli menjadi menurun
sedangkan harga-harga melambung tinggi.
 Fasilitas kesehatan; Karyawan perlu adanya jaminan
kesehatan dari perusahaan baik untuk dirinya maupun
untuk keluarganya.
 Penerapan Hiperkes; Implementasi Hiperkes sering
mengalami kesulitan karena keterbatasan bbrp faktor
 KEORGANISASIAN
 Pemerintah membentuk fungsi kelompok yang
menangani masalah Higiene Perusahaan dan
Kesehatan kerja dari tingkat Nasional, Daerah dan
Perusahaan yang disesuaikan dengan tugas dan
fungsinya masing-masing.
SEJARAH & MASA DEPAN HIPERKES
 SEJARAH HIPERKES
 Tahun 1556 – Agricola : Buku “ De Re Metalica “
berisikan ttg pekerjaan dlm tambang,
 Cara mengolah bijih dan penyakit yg diderita pekerja
serta gagasan pencegahan, seperti ; Ventilasi,
penutup muka,
 Tahun 1569 – Paracelsus : Buku “ Von der
Bergsucht und Anderen Bergkrankheiten
“Menguraikan ttg bahan-bahan kimia ( Toksikologi
modern ).

 Tahun 1633 – 1714, Bernardine Ramazzini : Buku
“De Morbis Artificum Diatriba “ Menguraikan ttg
berbagai penyakit dg jenis pekerjaan yang di
lakukan dengan cara meminta kepada pekerja yg
sakit untuk menceritakan pekerjaannya.
 Bernardine Ramazzini disebut sebagai Bapak
Higiene Perusahaan & Kesehatan Kerja.

 Tahun 1760 – 1830, Revolusi Industri Di Inggris


mendorong perkembangan Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja yg sangat pesat.
SEJARAH PERKEMBANGAN
HIPERKES DI INDONESIA
 MASA PENJAJAHAN BELANDA - ABAD KE 17.
 Bermula dari Dinas Kesehatan Militer – Sipil.
 Penerapan HIPERKES kpd pekerja hanya sekedarnya saja.
 MASA PENJAJAHAN JEPANG
 Tidak ada perkembangan yg berarti
 Terjadi perang dunia ke 2
 MASA INDONESIA MERDEKA
 UU Kerja dan UU Kecelakaan (memuat pokok2 Hiperkes)
 Departemen Perburuhan (Pengawasan perburuhan &
Keselamatan Kerja)
 Lembaga Kesehatan Buruh (1957)
 Lembaga Keselamatan & Kesehatan Kerja ( 1965 )
- Pusat Pendidikan ( calon dokter & dokter yg akan
bekerja di Perusahaan, pengawas perburuhan )
 - Pemberi jasa & nasehat kpd perusahaan
 - Pusat Riset untuk keilmuan K3
 - Pusat publikasi K3
 - Penghubung & kerja sama Internasional K3
 Reorganisasi Kabinet Ampera (1966)
 - Dinas Higiene Perusahaan/Sanitasi umum dan
Dinas Kesehatan Kerja (Departemen Kesehatan)
- Lembaga Higiene Perusahaan & Kesehatan Kerja
(Departemen Tenaga Kerja)
 - Terbentuk org. swasta Yayasan Higiene Perusahaan
 di Surabaya
 Berdiri Badan Pembina & Konsultasi Higiene Perusahaan
swasta di Bandung (1967)
 Terbit buku Higiene Perusahaan & Kesehatan Kerja (Dr.
Suma’mur, PK. M.Sc – 1967)
 HARI DEPAN HIPERKES
 - Perkembangan proses pembangunan
 - Perkembangan profesi Hiperkes
 PERUNDANG UNDANGAN
 - Undang-Undang No.14 tahun 1969,
 Tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
 Tiap tenaga kerja berhak mendpt perlindungan atas :
 Keselamatan, kesehatan, kesusilaan, moral kerja & perlaku
 an yg ssi dg martabat manusia & moral agama
 - Pemerintah membina perlindungan kerja, yg mencakup :
 Norma Hiperkes, Norma Keselamatan Kerja, Norma Kerja,
 ganti rugi, Perawatan & Rehabilitasi
 Undang-Undang Kerja ( 1948 – 1951 )
 Undang – Undang Kecelakaan ( 1947 – 1957 ), lampiran
pasal 11 ayat 1b :
 Jenis Cacat – Kecelakaan Prosentase
 Lengan kanan dari sendi bahu kebawah 40
 Lengan kiri dari sendi bahu kebawah 35
 Lengan kanan dari atau dari atas siku kebawah 35
 Lengan kiri dari atau dari atas siku kebawah 30
 Tangan kanan dari atas pergelangan kebawah 30
 Tangan kiri dari atas pergelangan kebawah 28
 Kedua belah kaki dari pangkal paha kebawah 70
 Sebelah kaki dari pangkal paha kebawah 35
 Kedua belah kaki dari mata kaki kebawah 50
 Sebelah kaki dari mata kaki kebawah 25
 Kedua belah mata 70
 Sebelah mata 30
 Pendengaran pada kedua belah telinga 40
 Pendengaran pada sebelah telinga 10
 Ibu jari tangan kanan 15
 Ibu jari tangan kiri 12
 Telunjuk tangan kanan 9
 Salah satu jari lain dari tangan kanan 4
 Salah satu jari lain dari tangan kiri 3
 Telunjuk tangan kiri 7
 Salah satu ibu jari kaki 3
 Salah satu jari kaki lain 2
 Undang-Undang Keselamatan Kerja ( 1970 )
 - Memuat ketentuan umum ttg K2 yg sesuai dg per –
 kembangan : Masyarakat, industrialisasi, teknik dan
 teknologi. Dlm rangka pembinaan norma K2
 - Di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
 air dan di udara wilayah RI.
- Syarat Keselamatan Kerja bertujuan untuk :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
 4. Memberi kesempatan/jln menyelamatkan diri pd wkt
 kebakaran/kejadian lain
 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
 6. Memberi APD pada pekerja
 7. Mencegah dan mengendalikan timbul/menyebar
 luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
 gas, hembusan angin, cuaca, sinar/radiasi, suara dan
 getaran.
 8. Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja (
 fisik & psikis ), keracunan, infeksi dan penularan.
 9. Memperoleh penerangan yang sesuai/cukup.
 10.Penyegaran/sirkulasi udara yang cukup
 11.Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
 12.Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat
 kerja, lingkungan kerja, cara dan proses kerja.
 13.Mengamankan dan memperlancar pengangkutan
 orang, tanaman atau binatang.
 14.Mengamankan dan memelihara segala jenis
 bangunan.
 15.Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar
 muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
 16.Mencegah terkena aliran listrik
 17.Menyesuaikan dan menyempurnakan
 pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
 kecelakaannya bertambah tinggi.

 Kewajiban pengurus terhadap tenaga kerja dan


lingkungan kerja.
 - Konvensi ILO no.120 ( isinya sda + kotak P3K)

GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN
DAYA KERJA (KINERJA)
 Keadaan kesehatan dan produktifitas tenaga kerja
dipengaruhi oleh keseimbangan faktor sbb :
 1. Beban Kerja; adalah tugas yang diberikan
 seseorang untuk dapat diselesaikan.
 2. Kapasitas kerja; adalah kemampuan seseorang
 dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang
 diberikan.
 3. Beban tambahan akibat lingkungan kerja; adalah
 beban yang diterima seseorang akibat interaksi
 dari faktor lingkungan kerja.
PENCEGAHAN GANGGUAN KESEHATAN DAN
DAYA KERJA
 Gangguan kesehatan dan daya kerja akibat
berbagai factor dalam pekerjaan dapat dihindarkan
dengan cara :
 Substitusi, mengganti bahan yang berbahaya
dengan bahan yang tidak berbahaya.
 Ventilasi, mengalirkan udara luar kedalam ruangan
kerja.
 Ventilasi keluar/exhauster, menghisap udara
 Isolasi, memisahkan/mengkondisikan mesin yg
menimbulkan suara bising
 APD; masker, sarung tangan, kaca mata, sepatu,
topi, pakaian & tutup/sumbat telinga
 Pemeriksaan kesehatan sblm kerja, untuk
mengetahui kondisi kesehatan calon tenaga kerja.
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala, untuk
mengevaluasi sejauh mana pengaruh pekerjaan &
faktor lingkungan memberikan dampak thd pekerja.
 Penjelasan sebelum bekerja, agar pekerja
mengetahui jenis pekerjaannya dengan segala
resikonya dan mengetahui atau mentaati peraturan
yang ada.
 Pendidikan/penyuluhan secara berkala, agar pekerja
selalu tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan.
FAKTOR-FAKTOR FISIK
KEBISINGAN
Adalah bunyi/suara yang tidak dikehendaki oleh telinga dan
dapat mengganggu pendengaran.
A. Jenis kebisingan;
1. Kebisingan kontinu dg spektrum luas : Mesin
produksi, kipas angin, kompor pijar, mesin diesel dll.
2. Kebisingan kontinu dg spektrum sempit : Katup gas,
gergaji.
3. Kebisingan ter-putus2 : Pesawat terbang, lalu lintas,
klakson.
4. Kebisingan impulsive : Meriam, senjata, palu, ledakan
5. Kebisingan impulsive berulang : Mesin tempa
B. Efek kebisingan
1. Sebagai gangguan dalam kenyamanan
2. Gangguan dalam komunikasi/pembicaraan
3. Gangguan suasana kantor
4. Gangguan pada pekerjaan
5. Reaksi masyarakat akibat kebisingan
C. Pengendalian kebisingan
1. Pengurangan tingkat kebisingan pada
sumbernya.
2. Membuat penghalang didaerah sumber
kebisingan.
3. Proteksi dengan APD.
RADIASI,
A.Radiasi adalah pancaran sinar yang mempunyai
pengaruh thd kesehatan.
 Radiasi elektromagnetik : Radiasi laser, radiasi panas,
sinar infra merah, sinar ultraviolet, sinar X, sinar A,B,G
 Radiasi radioaktif : sinar dari bahan radioaktif.
B.Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik
yang ukurannya relative kecil, dari 3000 m s/d 3 mm.
Memancar dari antena Radio, Radar dan TV, generator
frekwensi tinggi dan mengganggu faal tubuh, mata, kulit,
syaraf dan otak. Sbg pencegahannya maka tdk diperke
nankan berada di daerah tsb.
C.Radiasi Laser adalah sinar energy sangat tinggi, untuk
keperluan memotong, mengelas, pelapisan, holografi,
pembuatan mesin-mesin mikro, spektroskopi dan operasi
kedokteran. Dapat merusak mata dan kulit. Sbg
pencegahannya adalah penyuluhan, pengetahuan ttg
alat laser, pemeriksaan sblm dan ssdh bekerja,
pengawasan.
D.Sinar Infra Merah adalah sinar yang dipancarkan oleh
benda-benda pijar seperti dapur peleburan besi, pabrik
baja, lava gunung meletus, tungku lokomotif.
Menyebabkan katarak dan pencegahannya
menggunakan kaca mata kobalt biru.
E.Sinar Ultraviolet adalah sinar yang dipancarkan
oleh lampu/benda pijar, sinar matahari dan
pengelasan dg suhu tinggi. Menyebabkan
konjungtivitis, untuk pencegahannya dgn cara
menghindari paparan langsung.
F.Sinar RO dan Sinar Gama adalah sinar
elektromagnetik yang dipancarkan oleh peralatan
(benda) medis dan mengakibatkan kelainan di
tubuh, impotensi, luka bakar dan leukemia.
Pencegahannya dengan pengurangan waktu kerja
atau “Shielding”
G.Sinar Radioaktif adalah sinar yang memancar
dalam jenis sinar Alpha, Beta dan Gama. Dapat
menyebabkan kerusakan kulit, merusak tubuh
bagian dalam dan mengacaukan system/proses
dalam tubuh yang pada akhirnya dapat menyebab
kan kematian.
 GETARAN MEKANIS adalah getaran yang bersumber dari
mesin mekanis dan menjalar kepada tubuh pekerja.
 1. Getaran seluruh badan ( Truk, Traktor dan alat2 angkut )
 - Gangguan jaringan dan otot tubuh
 - Gangguan syaraf pada lengan dan kaki
 - Gangguan penglihatan

 2. Getaran kepada lengan ( Industri, Kehutanan,
 pembangunan dan kehutanan )
 - Kelainan pd peredaran darah dan syaraf
 - Kerusakan pada [persendian dan tulang
 EFEK GETARAN MEKANIS
 1. Gangguan kenyamanan
 2. Gangguan tugas pekerjaan yg mengakibatkan
 timbulnya kelelahan
 3. Menimbulkan bahaya/penyakit akibat kerja

 CUACA KERJA,
 adalah kombinasi dari : suhu udara, kelembaban udara,
 kecepatan gerakan dan suhu radiasi.
 Suhu yang panas mengakibatkan :
 1. Mengurangi kelincahan
 2. Menggangu kecermatan kerja otak
 3. Menggangu kordinasi syaraf perasa
 4. Mudah terangsang

 Suhu tinggi dapat kengakibatkan :
 Heat Cramps : Keringat banyak keluar-kejang otot
& perut ( bisa pingsan, kelemahan, enek, muntah2 )
 Heat Exhaustion : Keringat banyak, suhu badan
normal, tekanan darah turun, nadi cepat,kondisi
lemah/pingsan)
 Heat Stroke : Suhubadan naik, kulit kering &
panas, terlihat seperti tremor atau vertigo.Lakukan
Kompres atau selimut kain basah.
 Miliaria : Pengaruh panas ke otak, keluar keringat
yg berlebihan mengakibatkan kelainan kulit

Anda mungkin juga menyukai