Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 5

WIWID PERMATA SARI 15160057


RESKI MULIA 15160060
NOVI SESMITA 15160066
KARONILAH 151600
TUBERKULOSIS
• Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang adalah TBC) TBC adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga
kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang..
• Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang
dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terjadi atas
lipid (lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta dari
gangguan berbagai kimia dan fisik. Kuman ini juga tahan berada di udara
kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam lemari es) karena sifatnya yang
dormant, yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih aktif. Selain itu,
kuman ini juga bersifat aerob.
KASUS
• Ny. Tumiran 22 tashun penderita TB, sudah 1 tahun konsumsi obat TB yaitu
Rifampisin dan INH. Bermaksud menunda kehamilan untuk menyembuhkan
TB terlebih dahulu dengan kontrasepsi oral sudah 3 bulan. Ny Tumiran
kemudian kontrol ke Rumah sakit dengan keluhan sudah ½ bulan merasa
mual di pagi hari, muntah, pusing mendadak, perut bagian bawah sering sakit,
sering BAK, mudah capek.
• Ny Tumiran mengunakan kontrasepsi oral tanpa konsultasi dengan dokter
terlebih dahulu.
Riwayat pengobatan TB (pernah melakukan pengobatan TB tetapi terputus)
• Didiagnosa mengidap TB kategori I pada januari 2010
• Pengobatan intensif 2 bulan (Januari-februari)
• Pengobatan lanjutan 4 bulan (maret-juni) tetapi karena sudah merasa keadaannya
membaik maka pada bulan ketiga tidak mengkonsumsi obat.
• Pada bulan juni merasa keadaannya memburuk sehingga memeriksakan diri, diketahui TB
memburuk dan dilakukan terapi ulang menggunakan obat TB kategori II
• Pengobatan intensif 2 bulan (juni-juli)
• Terapi sisipan 1 bulan pada agustus
• Pengobatan lanjutan 5 bulan (September-januari)

Riwayat penggunaan kontrasepsi


• Cycloginon (Etinil estradiol 0,03 mg, Levonorgetrel 0,15 mg) sejak bulan oktober-
desember 2010 (Penggunaan kontrasepsi oral bersama dengan obat TB).
• Akhir Desember 2010 pasien memeriksakan diri karena keluhan yang dialami, berdasarkan
hasil lab yaitu nilai HCG yang meningkat, gejala-gejala yang ditunjukkan, dan terlambat
datang bulan, maka pasien dinyatakan positif hamil.
• Pemeriksaan fisik:
-Berat Badan : 55 kg
-Tinggi Badan : 165 cm
-BMI : BB/(TB²) = 20,2 (normal 18,5-24,9)
-Suhu : 37˚ C
-Tekanan Darah : 100/70 mmHg (normal >120/90 mmHg)
-Nadi : 80 kali/menit
-RR : 16 kali/menit
Batuk : tidak batuk selama +2 bulan
Nafas sesak : tidak terjadi
• Hasil Pemeriksaan Laboratorium
-Foto rontgen : tidak adanya bercak infiltrate
-Tes BTA : (-)
-Kultur Sputum : (-)
-Hb : 10 g/dL
-Eritrosit : 3,5. 10 12 /L
-Ferritin : 9 mcg /L
-Serum Iron : 5 µmol/L
-Leukosit : 9000/ul
Serum HCG : 70 mIU/mL
Subjective

• Dari kasus diatas pasien menderita TB, keluhan sudah ½ bulan merasa mual di pagi hari,
muntah, pusing mendadak, perut bagian bawah sering sakit, sering BAK, mudah capek.
• Riwayat pengobatan: obat TB yaitu Rifampisin dan INH dan penggunaan kontrasepsi sudah
tiga bulan. Dan penggunaan kontrasepsi oral tampa konsultasi dokter.
Riwayat pengobatan TB (pernah melakukan pengobatan TB tetapi terputus)
Didiagnosa mengidap TB kategori I pada januari 2010
Pengobatan intensif 2 bulan (Januari-februari)
Pengobatan lanjutan 4 bulan (maret-juni) tetapi karena sudah merasa keadaannya membaik
maka pada bulan ketiga tidak mengkonsumsi obat.
Pada bulan juni merasa keadaannya memburuk sehingga memeriksakan diri, diketahui TB
memburuk dan dilakukan terapi ulang menggunakan obat TB kategori II
Pengobatan intensif 2 bulan (juni-juli)
Terapi sisipan 1 bulan pada agustus
Pengobatan lanjutan 5 bulan (September-januari)
Objective

• Pemeriksaan fisik:
-Berat Badan : 55 kg
-Tinggi Badan: 165 cm
-BMI: BB/(TB²) = 20,2 (normal 18,5-24,9)
-Suhu: 37˚ C
-Tekanan Darah: 100/70 mmHg (normal >120/90 mmHg)
-Nadi: 80 kali/menit (normal 60-80)
-RR : 16 kali/menit
Batuk : tidak batuk selama +2 bulan
Nafas sesak : tidak terjadi
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
-Foto rontgen : tidak adanya bercak infiltrate
-Tes BTA : (-)
-Kultur Sputum : (-)
-Hb : 10 g/dL (normal 12-16 g/dl)
-Eritrosit : 3,5. 10 12 /L
-Ferritin : 9 mcg /L
-Serum Iron : 5 µmol/L
-Leukosit : 9000/ul
Serum HCG : 70 mIU/mL
Asessment

• Dari riwayat pengobatan TBnya pasien tidak mengkonsumsi obat sesuai aturan.
Yang menyebabkan keadaan pasien makin memburuk. Ketika penggunaan obat
dihentikan mikroorganisme yang sedang “istirahat” mulai lagi dengan
pembelahan biasa ketika tidak adanya kontak dengan obat. Pengobatan TB
terdiri dar 2 fase yaitu fase awal(intensif) selama 2 bulan dan fase lanjutan selama
4-6 bulan.
• Penggunaan kontrasepsi dengan obat TB(rifampisin) dapat terjadi pendarahan
dan kegagalan kontrasepsi. Mungkin dapat terjadi kehamilan karena
berkurangnya efektifitas dari kontrasepsi.
• Berdasarkan hasil lab yaitu nilai HCG yang meningkat, gejala-gejala yang
ditunjukkan, dan terlambat datang bulan, maka pasien dinyatakan positif hamil.
Jumlah HCG yng meningkat dalam kehamilan dapat memberikan informasi
tentang kehamilan dan kesehatan bayi.
Plan
Farmakologi
1.Rifampisin : 1 kali sehari (600 mg)( rifampisin menghambat pertumbuhan
berbagai kuman Gram-positif dan Gram-negatif.

2.INH (isoniazid) : 1 kali sehari, 5 mg/kgBB perhari, dosis maksimal 300 mg per
hari / 15 mg/kgBB (sampai 900 mg 2-3 kali seminggu)
(INH: menghambat biosintesis asam mikolat yang merupakan unsur penting
dinding sel mikobacterium)

3. Penghentian penggunaan kontrasepsi karena pasien dalam keadaan hamil,


penggunaan kontrasepsi kontraindikasi terhadap kehamilan karena dapat
menyebabkan kerusakan pada janin.Penggunaan kontrasepsi dengan obat TB
(rifampisin) dapat terjadi pendarahan dan kegagalan kontrasepsi.
Non Farmakologi
•Istirahat yang cukup
•Diet sehat, dianjurkan mengkonsumsi banyak lemak dan vitamin A untuk
membentuk jaringan lemak baru dan meningkatkan sistem imun.
•Menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal.
•Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan udara
yang baru.
•Berolahraga, seperti jalan santai di pagi hari.
•Mencegah penularan
•Memulihkan kondisi pasien
•Pembedahan untuk mengambil jaringan yang rusak permanen
KIE
Isoniazid
1.Indikasi: tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, profilaksis.
2.Kontraindikasi: penyakit hati yang aktif, hipersensitivitas terhadap isoniazid
3.Efek samping: mual, muntah neuritis perifer, neuritis optic, kejang, psikosis, reaksi
hipersensifitas seperti eritema multiforme.

Rifampisin
1.Idikasi : bruselosis, legionelosis,infeksi beratstaphylococus dalam kombinasi dengan
obat lain, tuberculosis.
2.Kontaindikasi: penyakit hati aktif
3.Efek samping: gangguan saluran cerna meliputi mual, muntak, anoreksia, diare.
Monitoring Followup
1.Penggunaan obat TB harus sesuai aturan, karena dapat menyebabkan penyakit
yang lebih parah jika tidak menngunakannya sesuai aturan.
2.Untuk pasien TB pemantauan dan hasil pengobatan harus terus dilakukan
3.Jika ingin menggunakan obat lain bersama obat TB disarankan untuk
konsultasi dengan dokter terlebih dulu.
4.Untuk pemilihan kontrasepsi, pilihlah kontrasepsi yang aman digunakan dan
konsultasi dengan dokter terlebih dulu.
• TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai