Anda di halaman 1dari 64

K E M E N T E R I A N P E K E R JA A N U M U M DA N P E R U M A H A N R A K YAT

D I R E K TO R AT J E N D E R A L P E N Y E D I A A N P E R U M A H A N

Kebijakan, Strategi, & Program


Penyediaan Perumahan

Medan, April 2018


Overview
 Tantangan

 Kebijakan dan Strategi

 Isu Strategis

 Reformasi Kebijakan

 Profil Provinsi Sumatera Utara

 Rekomendasi
1
Tantangan
Tantangan Pembangunan Perumahan
di Indonesia
Keluarga
Anggaran Baru
Pembangunan Backlog

Rumah Tidak
Ketersediaan Layak Huni
Lahan

Suplai Rumah
Data dan
Dokumen
Perencanaan

Sinergi
Kebijakan
KECENDERUNGAN SAAT INI : PERUMAHAN SWADAYA TAK
TERKENDALI

Rumah swadaya
Sekarang MASA
Permukiman padat,
dibangun tanpa atau
infrastruktur dasar DEPAN?
kurang pembinaan dan
tidak layak,
pengawasan
bangunan tidak
Tumbuh semakin tidak
beraturan.
terkendali

Pembangunan Rumah
dilakukan secara
Dahulu swadaya
Dibangun sesuai
Pertumbuhan penguasaan lahan dan
Penduduk kemampuan
masyarakat

Sumber : Bappenas 2018


BACKLOG PERUMAHAN

7,6juta
unit*

Backlog Penghunian Perumahan:


Terdapat 7,6 juta keluarga yang
masih menumpang dengan
keluarga lain di dalam satu rumah
(∑Keluarga - ∑Rumah)
* Angka Backlog Penghunian dalam Buku RPJMN Tahun 2015-2019
BACKLOG PERUMAHAN
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

3,4juta
unit*

Rumah Tidak Layak Huni:

Rumah yang tidak memenuhi persyaratan


keselamatan bangunan, kecukupan minimum
luas bangunan, dan kesehatan penghuni
* Angka Rumah Tidak Layak Huni dalam Buku RPJMN Tahun 2015-2019
PERTUMBUHAN KELUARGA BARU
Prediksi Pertumbuhan Jumlah
Kepala Keluarga (Juta) Kebutuhan Rumah untuk
Mengimbangi
Kebutuhan Pertumbuhan
Rumah untuk Mengimbangi
76.41
74.1 KeluargaKeluarga
Pertumbuhan Baru (Juta)
Baru (Juta)
71.21
67.77
63.87 2031-2035 2.31

2026-2030 2.89 12,54
Juta
2015 2020 2025 2030 2035 2021-2025 3.44
Sumber Data: diolah dari Bappenas, 2013; BPS, 2014

2015-2020 3.9
Kepala Demand
Keluarga Rumah Rata-rata penambahan
Baru Baru
kebutuhan penyediaan
Jumlah pertumbuhan keluarga baru 627ribu unit rumah baru
berbanding lurus dengan angka
kebutuhan rumah per tahun untuk mengimbangi
pertumbuhan keluarga baru
KETERBATASAN SUPLAI RUMAH

KESEIMBANGAN
SUPPLY vs DEMAND
PERUMAHAN

Perlu pengoptimalan suplai rumah untuk


mengurangi angka backlog dan mengimbangi
pertumbuhan keluarga baru
a. Worldbank, 2013
KETERSEDIAAN
LAHAN
Peningkatan Jumlah
Penduduk dan
Aktivitas Sosial
Ekonomi

Kelangkaan Lahan &


Peningkatan Harga

Perlu terobosan
strategi penyediaan
Hambatan dalam
Penyediaan Rumah
Kenaikan Harga Jual lahan untuk
Rumah pembangunan
Baru
perumahan,
terutama bagi MBR
Suplai Rumah Baru
Rumah Tidak
tidak Optimal,
Terjangkau
terutama untuk MBR
KETERSEDIAAN DATA
DAN DOKUMEN PERENCANAAN

 Dinas PKP dibentuk pada awal


tahun 2017
 Sebagian besar Daerah belum
memiliki Basis Data PKP dan
Dokumen RP3KP
 Urgensi penyusunan basis data PKP
oleh Pemerintah Daerah (tugas UU.
1/2011 dan data dasar
pembangunan)
KETERBATASAN ANGGARAN PEMERINTAH
Indikasi Kebutuhan Anggaran Infrastruktur 2015-2019 Potensi Sumber Anggaran
6,000
336 4,796 APBN+APBD BUMN Swasta
5,000 384
432
4,000 288
528
1,007
1,978.6 1,066.2 1,751.5
3,000
144 48 96
2,000 576
719 240
1,000

Swasta APBN
(Rp trilliun) 37% dan
APBD
41%

Kemampuan APBN utk


Penyediaan Perumahan:
7% BUMN
Total 22%
Kebutuhan
Rp.
33,09
T Perlu mengoptimalkan potensi
stakeholder non-pemerintah
Sumber: diolah dari SMI dan RPJMN
SINERGI KEBIJAKAN

Target Pembangunan pada level


Nasional diterjemahkan dalam
dokumen perencanaan Daerah
sehingga terjadi integrasi kegiatan
pembangunan untuk mempercepat
pencapaian visi pembangunan

Arah Kebijakan Nasional


(RPJMN)

Arah Kebijakan Provinsi


(RPJMD Prov)

Arah Kebijakan Kab./Kota


(RPJMD Kab/Kota)
2
Kebijakan dan Strategi
VISI PEMBANGUNAN TAHUN 2015-2019

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT,


MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG-ROYONG
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada NAWACITA
seluruh warga Negara
(Agenda
Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang bersih, Pembangunan)
efektif, demokratis dan terpercaya

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan


memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara kesatuan

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan


reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat dan terpercaya

Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat


Indonesia

Meningkatkan produktivitas rakyat dan


daya saing di pasar internasional
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

Melakukan revolusi karakter bangsa

Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi


sosial Indonesia
DIMENSI PEMBANGUNAN TAHUN 2015-2019

TIGA DIMENSI
PEMBANGUNAN

DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN &


MANUSIA SEKTOR UNGGULAN KEWILAYAHAN
Antarkelompok
Pendidikan Kedaulatan pangan
pendapatan
Kedaulatan energi &
Kesehatan Antarwilayah
ketenagalistrikan
Kemaritiman dan
PERUMAHAN kelautan

Mental/karakter Pariwisata & industri


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
TAHUN 2015-2019
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan harmonisasi, sosialisasi, koordinasi
pelaksanaan regulasi dan kebijakan pembangunan
perumahan yang implementatif dan berpihak kepada
seluruh kelompok masyarakat secara proporsional dan
Memperluas akses terhadap tempat berimbang
tinggal yang layak dilengkapi dengan
Memberdayakan seluruh pemangku kepentingan dalam
sarana dan prasarana yang memadai
rangka mewujudkan pembangunan perumahan yang
untuk seluruh kelompok masyarakat sinergis, efektif dan efisien, yaitu pemerintah selaku
secara berkeadilan, melalui regulator dan enabler, sedangkan masyarakat dan dunia
pengembangan multi-sistem usaha selaku provider
penyediaan perumahan secara utuh Meningkatkan kualitas perencanaan dan
dan seimbang yang meliputi: penyelenggaraan pembangunan perumahan
pengendalian perumahan komersial, Mengembangkan pengelolaan tanah yang efektif dan
penguatan perumahan umum, efisien untuk pembangunan perumahan bagi MBR
rumah susun, pemberdayaan sekaligus dalam rangka pengendalian harga tanah

perumahan swadaya, dan fasilitasi Mengembangkan multi sistem penyediaan perumahan


yang berkeadilan
perumahan khusus
Meningkatkan efisiensi dalam industri pembangunan
perumahan yang berkelanjutan
TARGET PEMBANGUNAN PERUMAHAN
TAHUN 2015-2019
PEMBANGUNAN
PERUMAHAN

Penyediaan 2,2 Juta


Penyediaan 2,2 Juta
unit Rumah oleh Peningkatan Kualitas
unit Rumah oleh
Masyarakat & Dunia 1,5 Juta Unit RTLH
Pemerintah
Usaha

550.000 Unit Rusunawa

50.000 Unit Rusus

250.000 Unit PB Ruswa

900.000 Unit KPR FLPP

450.000 Unit KPR Swa.


Program Pengembangan Perumahan:
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEWA

Pembangunan rumah
susun yang diberikan
oleh pemerintah pusat
melalui APBN
Program Pengembangan Perumahan:
PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS

Pembangunan rumah yang


diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan
khusus yang berbentuk
rumah tunggal dan rumah
deret dengan tipologi
berupa rumah tapak atau
rumah panggung serta
prasarana, sarana, dan
utilitas umum
Program Pengembangan Perumahan:
PENANGANAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
SEBELUM SETELAH

Bantuan pemerintah berupa stimulan bagi MBR untuk


meningkatkan keswadayaan dalam pembangunan/
peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana, dan
utilitas umum
Program Pengembangan Perumahan:
BANTUAN PSU
Pemberian komponen
PSU bagi perumahan
yang membangun rumah
umum
Jalan

Penerangan Jalan Umum

Ruang Terbuka Non-Hijau

PSU Air Minum

Jaringan Listrik

Sanitasi

Rumah Ibadah
PENERIMA MANFAAT BANTUAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN TAHUN 2015-2019
.
MBR*

Nelayan
Masyarakat Terdampak Kegiatan
Pembangunan
Masyarakat Terdampak Bencana

Petugas Perbatasan

Lembaga Keagamaan

Penduduk Daerah Tertinggal/


Perbatasan Negara/Pulau Terluar

Lembaga Pendidikan Tinggi

*Masyarakat dengan penghasilan hingga


Rp. 4,1jt/keluarga/bln
Capaian RPJMN Tahun 2015-2019
Capaian
APBN
Target RPJMN Pemda
Kegiatan (Ditjen PnP PUPR) Total GAP
2015-2019 Realisasi Target Jumlah APBD DAK
2015-2017 2018 2015-2019 2015-2017 2015-2017
Rumah 550.000 31.490 13.405 44.895 5.485 0 50.380 499.620
Susun
Rumah 50.000 17.884 4.550 22.394 0 0 22.394 27.606
Khusus
Rumah 1.750.000 292.865 180.300 473.165 131.418 63.789 668.372 1.081.628
Swadaya

Persentase Capaian hingga


Tahun 2017 (%) Capaian RPJMN masih relatif
rendah, perlu terobosan a.l:
Rumah Susun 9,16  Penyediaan lahan (a.l: Usulan
Rumah Khusus 44,79
DAK Pertanahan)
 KPBU
Rumah Swadaya 38,19  Optimalitas peran pemda
 Usulan Pemanfaatan Dana Desa
3
Isu Strategis Kedepan
1. PROGRAM SATU JUTA RUMAH (1/2)

SEWA
1. RUSUNAWA
2. PENINGKATAN KUALITAS 1. BURUH/PEKERJA
PEMERINTAH 2. PNS
3. PEMBANGUNAN BARU
4. RUMAH KHUSUS 3. TNI/POLRI

MILIK
1. RUSUNAMI
1. UMUM
NON – 2. RUMAH TAPAK
2. BURUH/PEKERJA
MBR PEMERINTAH 3. PNS
60 - 70 %
Melalui bantuan pembiayaan perumahan
(KPR FLPP, KPR SSB & SBUM)

SEWA & MILIK


1. RUSUNAWA 1. PNS
PEMDA
2. RUMAH TAPAK 2. BURUH/PEKERJA
3. UMUM

MASYARAKAT RUMAH TAPAK MILIK

PENGEMBANG MILIK
NON MBR 1. RUSUNAMI
30 - 40 % 2. RUMAH TAPAK
MASYARAKAT UMUM / KOMERSIAL
1. PROGRAM SATU JUTA RUMAH (2/2)

Bagian upaya Pemerintahan Presiden


Joko Widodo mengoptimalkan peran
stakeholder untuk meningkatkan suplai
perumahan, terutama bagi MBR

Capaian (Unit)

2017 904,478

2016 805,169

2015 699,770
2. RP3KP
UU PKP
Fase Pemanfaatan 1/2011

Indikasi
Grand
Rencana Program dan
RP3KP Design Kegiatan
Sektor
Harus dapat menjawab
Kawasan Perumahan
1. Backlog Permukiman
RP3KP :
2. RTLH
3. Rumah Liar 1. Merupakan skenario
4. Kumuh
5. PSU RKP RP3 pembangunan “Grand
6. Pembiayaan Design” perumahan dan
7. Tanah PP 14/2016 kawasan permukiman di
daerah (Propinsi,
Kabupaten, dan Kota);
2. Acuan bagi seluruh pelaku
Kawasan Permukiman Perumahan pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman di
daerah;
Pengembangan Kebutuhan Rumah Pendukung
Kawasan
Permukiman
PKP PKP
Pembangunan
3. Merefleksikan akomodasi
baru
(PKP Eksisting) Kembali
PK PB terhadap aspirasi
masyarakat dalam
1.RTLH 1.RTLH • PSU
2.Rumah Liar 2.Rumah Liar • Tanah pembangunan perumahan
3.Cluster 3.Cluster • Pembiayaan
4.Negative list 4.Negative list dan kawasan permukiman.
STATUS RP3KP TAHUN 2018

PROVINSI Se-Indonesia Kabupaten/Kota di Sumut


12
3 provinsi 13
Kab/
Kota Kab/
Kota

8 Kab
30
provinsi
Belum menyusun Belum Sedang
Sudah/sedang menyusun Sudah Belum Ada Status

RP3KP menjadi salah satu syarat pengajuan


Program Bantuan PKP
3. PADAT KARYA
2018
Program Padat Karya

Pola padat karya tunai Ditjen Penyediaan Perumahan
ini betul-betul Rumah Swadaya
diharapkan bisa Rumah Khusus (Program BSPS)
mendongkrak peredaran Jumlah
uang di desa dan di (Unit) 4.550 180.300
daerah untuk
meningkatkan daya beli Budget
699,2 M 3.216 M
(Rp.)
dan meningkatkan
konsumsi masyarakat
-Presiden Joko Widodo*-
“ PK
(Rp.) 157,3 M 450,75 M

http://setkab.go.id/presiden-jokowi-berharap- Tenaga kerja local Upah tenaga kerja


padat-karya-tunai-tingkatkan-daya-beli- local sebagai bagian
masyarakat-di-daerah/ Ket. dibayar dengan
upah mingguan dari komponen
BSPS
4. DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
Arah Kebijakan:
DAK Reguler Kronologis
1. Penanganan dan
Pencegahan Perumahan 2016 2017 2018
dan Permukiman Kumuh
Perkotaan (mendukung  PB. Rumah  PB. Rumah  PB. Rumah
program pengentasan Swadaya Swadaya Swadaya
 PK. Rumah  PK. Rumah  PK. Rumah
kumuh Ditjen Cipta Karya) Swadaya
Swadaya Swadaya
 Pemb. Rusus
(Papua-
DAK Afirmasi Pabar)

2.  Rp. 213,9 M  Rp. 1.038 M  Rp. 1.029,6


 24 Prov  31 Prov M
Mendukung Pembangunan  32 Prov
 71 Kab.Kota  154
Wilayah di Daerah  254
Kab.Kota
Tertinggal, Perbatasan Kab.Kota
Negara dan Pulau Terluar
5. KERJA SAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (1/2)
Urgensi

 Kapasitas pembiayaan
pembangunan yang
dimiliki pemerintah
terbatas
 Kebutuhan pelibatan
sector swasta untuk
mempercepat delivery
layanan bagi masyarakat
KERJA SAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (2/2)
Kriteria Berdasarkan Kelayakan Proyek

Kelayakan Proyek Skema Pembiayaan Modalitas

Swasta Investasi Swasta /


1 Layak Secara Ekonomi dan
Finansial
Business to
Swasta Business (B-to-B)

Pemerintah Swasta
Layak Secara Ekonomi dan KPBU Dengan
2 Finansial Marjinal Dukungan Pemerintah
Swasta

Pemerintah
Layak Secara Ekonomi tetapi Penugasan
3
Tidak Layak Secara Finansial
BUMN BUMN

Tidak Layak Secara Ekonomi


Pemerintah
4 APBN
dan Finansial
Pemerintah

Konstruksi OP Sumber: Bappenas


6. STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG PERUMAHAN RAKYAT (1/3)

Penyediaan dan Rehabilitasi


LAYANAN Rumah Layak Huni bagi Korban
1 Bencana Provinsi / Kabupaten
Kota

LAYANAN
Penyediaan Rumah Layak Huni
bagi Masyarakat yang Terkena
2 Relokasi Program Pemerintah
Provinsi / Kabupaten Kota
UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG PERUMAHAN RAKYAT (2/3)
Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah Layak Huni bagi
KORBAN BENCANA Provinsi / Kabupaten Kota

PENERIMA LAYANAN DASAR MUTU LAYANAN DASAR CARA MENGUKUR

1)Rumah Tangga yang memiliki 1. Rehabilitasi rumah rusak Persentase jumlah rumah
penghasilan batas upah (ringan, sedang) sesuai rusak akibat bencana alam
minimal provinsi (UMP) keatas dengan kriteria rumah layak yang ditangani (jumlah
difasilitasi dengan bantuan huni dan penggunaan rumah yang diperbaiki +
hunian tetap sementara teknologi/bahan bangunan jumlah rumah yang
selama maksimal 1 (satu) daerah setempat sesuai dibangun kembali) terhadap
tahun. kearifan lokal. jumlah total rumah rusak
2)Rumah tangga yang memiliki 2. Penyediaan rumah layak huni akibat bencana alam.
penghasilan dibawah UMP (pembangunan baru) bagi
mendapatkan pelayanan korban bencana alam
penyediaan dan rehabilitasi dilayani dengan luas rumah
rumah layak huni. sebesar 36m2.
3)Penyediaan RLH melalui
Relokasi rumah korban Indikator pengukuran
bencana alam diperuntukkan Jumlah unit rumah MBR yang ditangani
bagi seluruh masyarakat yang SPM = ----------------------------------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah total unit rumah MBR yang rusak akibat bencana alam
menjadi korban bencana alam.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG PERUMAHAN RAKYAT (3/3)
Penyediaan Rumah Layak Huni bagi Masyarakat yang Terkena Relokasi
PROGRAM PEMERINTAH Provinsi / Kabupaten Kota

PENERIMA LAYANAN DASAR MUTU LAYANAN DASAR CARA MENGUKUR

Rumah tangga yang: 1.Relokasi masyarakat ke Persentase jumlah rumah


lokasi perumahan yang yang dibangun dan
1)Terdampak perubahan sosial layak huni yang telah dimanfaatkan (jumlah
budaya setempat. ditentukan pemerintah unit rumah yang
2)Menghuni di lokasi bukan daerah dan sesuai dengan dibangun + jumlah unit
hak milik atau Program tata ruang serta rumah susun sewa yang
penataan kawasan kumuh penggunaan teknologi/ dibangun) terhadap
(squatter). bahan bangunan daerah jumlah total rumah untuk
3)Bersedia dan sepakat untuk setempat sesuai kearifan kepala keluarga yang akan
direloksi. lokal. direlokasi.
4)Bersedia dan sepakat untuk
difasilitasi menghuni rumah Indikator pengukuran
susun umum. Jumlah unit rumah yang dibangun dan dimanfaatkan
SPM = -------------------------------------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah total Kepala Keluarga terkena relokasi program pemerintah
7. KEMUDAHAN PERIZINAN

Upaya menciptakan iklim usaha perumahan yang


kondusif untuk meningkatkan suplai perumahan,
melalui:
 Kepastian waktu Pemda
 Kemudahan persyaratan
 Kepastian biaya
sebagai
AKTOR
Rangkaian Regulasi
UTAMA
Inpres No. 3/2016 Ttg Penyederhanan Perizinan
Pembangunan Perumahan
PP No. 64/2016 Ttg Pembangunan Perumahan MBR

Permendagri No. 55/2017 Ttg Pelaksanaan Perizinan


dan Nonperizinan Pembangunan Perumahan Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Daerah
8. PENYEDIAAN LAHAN

 Pengoptimalan Peran
pemda dalam
Penyediaan dan
Pengendalian
Pemanfaatan Lahan
 Penggunaan instrument
Kasiba/Lisiba
 Upaya dukungan
pendanaan APBN
ILUSTRASI KEMUDAHAN LAHAN untuk PEMDA
Dimungkinkan Karena
Pemda memiliki :
RUTR dan PSU

DAERAH PUSAT KOTA Jalan Utama Eksisting


1. Tanah dibeli pemda (Alt
(Tanah Mahal dan Tidak DAK)
Terjangkau Bagi MBR)
Jalan Baru 2. Pelepasan Aset ke BLUD
3. Disusun Site Plan dan
Design
Jalan Utama Eksisting

4. Dibangun Area Komersil


“A”
A B
Jalan 5. Dibangun Area “B” untuk
Tanah yang masih murah di pinggir kota perumahan MBR (core
Baru stater)
(contoh : tanah tanpa PSU, belum
matang dll) 6. Cross subsidy “A” ke “B”

7. Bangun PSU (insentif dari


APBN)

USULAN: Perlu Dukungan Kebijakan dan Program


 Alternatif Melalui DAK Pertanahan  Koordinasi dgn Kemendagri,
Bappenas dan Keuangan, Capacity Building Pemda “enterpreneurship”
9. INTEGRASI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (1/2)
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR 2015-2019
DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan pada


35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas
antar wilayah
Esensi:
1.memadukan antara pengembangan wilayah dengan
“market driven”.
2.mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan
3.memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju
wilayah strategis
4.mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan
pertumbuhan di WPS
5.mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS.

Untuk itu diperlukan:


•Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan
pengembangan kawasan strategis dalam WPS.
•Sinkronisasi Program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi,
Waktu, Besaran, dan Dana).
INTEGRASI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (2/2)
WPS sebagai basis perencanaan Pulau-Pulau Kecil Terluar
Wilayah dan pemrograman infrastruktur WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu

35 Pengembangan
Strategis (WPS)
secara terpadu untuk mengurangi
kesenjangan antar-wilayah dan
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang
Berkembang
WPS Pusat Pertumbuhan Baru
WPS Perbatasan Negara
meningkatkan daya saing
9.POKJA
ESENSI KEBERADAAN POKJA

Bukan Bukan
sebatas executing
agency, Bersifat
Memiliki impleme Bukan
tidak Ad-Hoc
status ntasi UU, menggantik kelengka Mendapatkan
yang
hukum tetapi an peran pan dukungan dari
untuk lembaga, dinamis berbagai pihak
yang proyek
meningka tapi turut dan
jelas serta dalam tertentu
tkan fleksibel
perumusan
kinerja kebijakan
PERAN POKJA DI SETIAP DAERAH
Secara umum di tahap awal, diharapkan Pokja PPAS di daerah dapat melaksanakan
perencanaan pembangunan perumahan dan permukiman, yang meliputi:

Menentukan
Memadukan
Mengenali dan target sasaran, Mengoordinasika
berbagai
memetakan isu- arah kebijakan, n sektor-
dokumen
isu perumahan strategi sektor/OPD
perencanaan,
dan permukiman penanganan, jenis terkait dengan
termasuk yang
di daerah. kegiatan, dan bidang PKP agar
berasal dari
anggaran yang dapat
masyarakat.
dibutuhkan

Bagaimana agar Pokja PKP dapat memenuhi peran-peran tersebut di atas?


POKJA MEMBANTU MENJAMIN KETERPADUAN PELAKSANAAN
PROGRAM

Keterkaitan Agenda Program/Kegiatan Tahapan kerja Pokja PPAS


Nasional Daerah
Program Air
Program
Minum dan RPJMD
Sejuta Rumah
Sanitasi
Provinsi

SDG’s RPJMN KOTAKU


Program
Pemkab/kota
RPJMD SK
Pokja PPAS Pokja PPAS
Kab/ Kumuh
Goal 11 Nasional Daerah Kota

Program PAMSIMAS/ Perencanaan


Provinsi SANIMAS sektoral PKP

Tahapan Kerja Pokja PPAS:


1. Agenda Sejuta Rumah DAK 1. Identifikasi persoalan dan potensi wilayah
FLPP
Perumahan penanganan, sesuai dengan dokumen
2. Agenda Kota Tanpa Kumuh
3. Agenda Universal Akses Air perencanaan
2. Fasilitasi program pusat ke lokasi prioritas
Minum dan Sanitasi
Dana Desa LSM 3. Integrasi pelaksanaan program-program
terkait
4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program
SYARAT KEBERHASILAN POKJA PPAS

1. PUNYA VISI-MISI, PUNYA SDM  yang menjadi motor/champion :

PUNYA PROGRAM/RENCANA KERJA  yang bisa dijalankan, responsif,


2. terukur, jelas dan ada batas waktunya

KINERJA BIDANG PERUMAHAN MENINGKAT  ada produk aksi pokja &


3. hasil pokja PPAS

ADANYA KNOWLEDGE SHARING  Peningkatan Kapasitas LG Capacity


4. (NAHP + NSUP + Dekon Pembiayaan Perumahan) + Horizontal Learning

ADA JEJARING & KEMITRAAN  Forum Nasional Pokja PKP dan Jejaring PPAS,
5. serta Direktori Pelaku Jejaring Pokja PPAS

6. ++ Inovasi
4
Reformasi Kebijakan (NAHP)
LATAR BELAKANG REFORMASI
KEBIJAKAN

Kebutuhan:
 Reformasi kebijakan perumahan dan kawasan
permukiman
 Peningkatan komponen pembiayaan dan
penyediaan perumahan dalam rangka pencapaian
target RPJMN
 Peningkatan kapasitas stakeholder, terutama
pemerintah daerah
 Percepatan pemenuhan hak masyarakat untuk
memperoleh rumah yang layak huni dan sehat
Komponen Utama
dan Kelompok Sasaran

Bantuan Pembiayaan
Komponen
Top 20% perumahan Berbasis
1. Tabungan (BP2BT)

Bantuan Stimulan
Komponen
Perumahan Swadaya
Middle
40%
2. (BSPS)

Dukungan Teknis:
 Sistem Informasi
Bottom Component 1 Perumahan
40%
Komponen 1
Mortgage-Linked Down
Payment Assistance
 Peningkatan Akses
(BP2BT) Pembiayaan
Komponen
UMP
 REFORMASI
Component 2
Home Improvement Subsidy
(BSPS) Komponen 2 3. KEBIJAKAN
Component 3 PERUMAHAN
Komponen 3
Technical Assistance for Strengthening Housing Sector Management
 Penguatan Perumnas
 Peningkatan Kapasitas
Pemda
KOMPONEN 3:
Dukungan Teknis Reformasi Kebijakan
dan Program Perumahan (1/2)

Sub Komponen 3.1 Housing and Real Estate Information System (HREIS)

Tujuan:
• Membangun sistem integrasi data terkait perumahan dan real estate
• Menyiapkan konsep HREIC
• Menyediakan data terkait perumahan dan real estate
• Menyediakan Early Warning System pelaksanaan pembangunan
perumahan dan real estate

Penyusunan Desain Indikator serta Database


Perumahan dan Real Estate

Tahapan Penyusunan Regulasi

HREIS Penyusunan Konsep Kelembagaan

Pelaksanaan Kelembagaan HREIC (Pengumpulan,


pengolahan serta pengelolaan Data & Informasi)
KOMPONEN 3:
Dukungan Teknis Reformasi Kebijakan
dan Program Perumahan (2/2)

Grand Design Pembiayaan


Sub Komponen 3.2 Perumahan
Akses Pembiayaan Pengembangan Kapasitas dan
Perumahan Reformasi Regulasi Sarana
Multigriya Finansial (SMF)

Evaluasi Kinerja
Penyusunan
Sub Komponen 3.3 Penyelenggaraan Perumahan Grand
Pengemb. & dan Rekomendasi Kebijakan
Design PKP
Reformasi Kebijakan
Riset Pasar Perumahan
Perumahan

Sub Komponen 3.4


Evaluasi Peran dan Peningkatan
Penguatan Peran Penugasan Perumnas Kinerja Perumnas
Perumnas

Pembinaan dan
Sub Komponen 3.5 Penilaian Kapasitas
Pengawasan
Daerah Dalam
Penyelenggaraan
Penguatan Kapasitas Urusan PKP
Urusan PKP
Pemda Dalam Bidang
Perumahan
Komponen #3
Subkomponen: REFORMASI KEBIJAKAN PERUMAHAN

NAHP

Evaluasi
Riset Pasar Grand Desain
Penyelenggaraan
Perumahan PKP
Perumahan

FGD melibatkan stakeholder pada Proses


Bulan Agustus dan Desember 2017 penyiapan
untuk memperoleh masukan dokumen KAK
terhadap substansi KAK dan RAB Perumusan
Policy Papers
Isu Strategis: untuk Masukan
terhadap Jakstra
 Penyusunan RPJMN Tahun 2020-2024 Perumahan
 Kampanye Presiden (Sept 2018 – Maret 2019) Tahun 2020-2024
5
PROFIL SUMATERA UTARA
REKAPITULASI KEGIATAN DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015-2018

2015 2016 2017 2018 TOTAL


NO. PROGRAM Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran
Unit Unit Unit Unit Unit
(Rp. M) (Rp. M) (Rp. M) (Rp. M) (Rp. M)

1. RUMAH KHUSUS 28 4,87 35 7,27 178 27,02 50 5,20 291 44,35

2. RUMAH SUSUN 333 104,64 332 74,60 30 8,82 188 58,59 883 246,65

PK 2.339 31,91 3.377 49,32 3.195 46,14 5.464 0,00 14.375 127,37

RUMAH
3. PB 0 0,00 0 0,00 75 2,25 0 0,00 75 2,25
SWADAYA

Total 2.339 31,91 3.377 49,32 3.270 48,39 5.464 0,00 14.450 129,62

RUMAH UMUM DAN


4. 522 2,27 1.162 6,28 360 1,29 550 0,00 2.594 9,84
KOMERSIAL

TOTAL 3.222 143,70 4.906 137,46 3.838 85,52 6.252 63,79 18.218 430
Rekap Usulan Bidang Perumahan
Hasil Prakonreg Kementerian PUPR
Provinsi Sumatera Utara
Baseline Stok Total
No. Kegiatan Vol. Rp. Vol. Rp. Vol. Rp.
(Unit) (M) (Unit) (M) (Unit) (M)
1. Pembangunan Rusunawa 290 121.540 1.321 527.003 1.611 648.543
2. Pembangunan Rumah 725 114.575 160 17.383 885 115.460
Khusus
3. PK./PB RTLH 7.000 136.500 - - 7.000 136.500
4. Pembangunan PSU Rumah 626 4.382 - - 626 4.382
Umum

Perlu koordinasi antara Pemerintah Prov/Kab./Kota dengan


SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sumatera Utara
untuk segera melengkapi kelengkapan readiness criteria
6
Rekomendasi
REKOMENDASI UNTUK PEMDA
(1/2)

 Menyusun Basis Data Perumahan (Backlog, RTLH,


Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan, dll)
 Mengidentifikasi, merumuskan tantangan
pembangunan perumahan di Daerah (ketersediaan
lahan, keterbatasan pembiayaan, keterbatasan kemampuan untuk
menunjang pengembangan sektor strategis, dll).

 Menyusun RP3KP (Sebagai salah satu persyaratan


pengajuan bantuan perumahan dari Ditjen Penyediaan
Perumahan).
 Membentuk dan mengoptimalkan Pokja PKP Provinsi dan PKP
Kabupaten/Kota
REKOMENDASI UNTUK PEMDA
(2/2)

 Mendukung Program Pembangunan Satu Juta


Rumah, antara lain melalui penyederhanaan
perizinan, dukungan pembangunan/ perbaikan
rumah melalui APBD
 Mengkoordinasikan usulan bantuan berdasarkan
prioritas daerah, dan diusulkan berjenjang ke
pemerintah Provinsi dan Kementerian PUPR, sesuai
dengan persyaratan dan kriteria yang berlaku (Prioritas
akan diberikan kepada Pemda yang mengusulkan
mekanisme sharing target penyediaan perumahan).
 Meningkatkan Alokasi APBD untuk bidang PKP.
TERIMA
KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL
PENYEDIAAN PERUMAHAN
REKAPITULASI KEGIATAN DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015-2018

2015 2016 2017 2018 TOTAL


NO. PROGRAM Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran
Unit Unit Unit Unit Unit
(Rp. M) (Rp. M) (Rp. M) (Rp. M) (Rp. M)

1. RUMAH KHUSUS 28 4,87 35 7,27 178 27,02 50 5,20 291 44,35

2. RUMAH SUSUN 333 104,64 332 74,60 30 8,82 188 58,59 883 246,65

PK 2.339 31,91 3.377 49,32 3.195 46,14 5.464 0,00 14.375 127,37

RUMAH
3. PB 0 0,00 0 0,00 75 2,25 0 0,00 75 2,25
SWADAYA

Total 2.339 31,91 3.377 49,32 3.270 48,39 5.464 0,00 14.450 129,62

RUMAH UMUM DAN


4. 522 2,27 1.162 6,28 360 1,29 550 0,00 2.594 9,84
KOMERSIAL

TOTAL 3.222 143,70 4.906 137,46 3.838 85,52 6.252 63,79 18.218 430
Rekapitulasi Kegiatan Ditjen Penyediaan Perumahan
Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015

RUMAH UMUM DAN


RUMAH KHUSUS RUMAH SUSUN RUMAH SWADAYA TOTAL
KOMERSIAL
NO. KABUPATEN/ KOTA
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
1. KABUPATEN NIAS - - - - 215 3.190.000 - - 215 3.190.000
KABUPATEN NIAS
2. 4 475.542 - - 157 2.185.000 - - 161 2.660.542
BARAT
KABUPATEN NIAS
3. - - - 12.691.028 - - - - - 12.691.028
SELATAN
KABUPATEN PAKPAK
4. - - - - 193 2.885.000 140 713.230 333 3.598.230
BHARAT

KABUPATEN SERDANG
5. - - - - 647 8.010.000 - - 647 8.010.000
BEDAGAI
KABUPATEN
6. - - - - 462 6.825.000 - - 462 6.825.000
SIMALUNGUN
KABUPATEN DELI
7. - - - - - - 382 1.561.426 382 1.561.426
SERDANG
KABUPATEN
8. 20 3.916.642 100 27.928.844 - - - - 120 31.845.486
TAPANULI TENGAH

KABUPATEN
9. - - - - 167 2.445.000 - - 167 2.445.000
TAPANULI UTARA
KABUPATEN TOBA
10. - - 50 11.437.560 - - - - 50 11.437.560
SAMOSIR
KABUPATEN BATU
11. - - - - 250 3.455.000 - - 250 3.455.000
BARA
12. KOTA GUNUNG SITOLI 4 475.542 - - 248 2.910.000 - - 252 3.385.542

13. KOTA MEDAN - - 100 23.249.512 - - - - 100 23.249.512

14. KOTA TANJUNG BALAI - - 35 15.427.094 - - - - 35 15.427.094

15. KOTA TEBING TINGGI - - 48 13.910.595 - - - - 48 13.910.595


TOTAL 28 4.867.726 333 104.644.633 2.339 31.905.000 522 2.274.656 3.222 143.692.014
Rekapitulasi Kegiatan Ditjen Penyediaan Perumahan
Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

RUMAH UMUM DAN


RUMAH KHUSUS RUMAH SUSUN RUMAH SWADAYA TOTAL
KOMERSIAL
NO. KABUPATEN/ KOTA
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARA ANGGARAN
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) N (Rp.000) (Rp.000)
1. KABUPATEN ASAHAN 10 2.161.237 - - - - - - 10 2.161.237
KABUPATEN BATU
2. 10 1.875.000 - - 51 755.000 - - 61 2.630.000
BARA
3. KABUPATEN DAIRI - - - - 418 6.120.000 96 665.224 514 6.785.224
KABUPATEN DELI
4. - - - - - - 712 3.489.192 712 3.489.192
SERDANG
KABUPATEN
5. HUMBANG - - - - 324 4.860.000 - - 324 4.860.000
HASUNDUTAN
KABUPATEN LABUHAN
6. - - - - - - 160 1.067.918 160 1.067.918
BATU UTARA
7. KABUPATEN LANGKAT - - - - 447 6.415.000 - - 447 6.415.000
8. KABUPATEN NIAS - - 117 19.971.665 - - - - 117 19.971.665
9. KABUPATEN SAMOSIR - - - - 92 1.355.000 - - 92 1.355.000
KABUPATEN
10. - - - - 368 5.505.000 92 499.043 460 6.004.043
SIMALUNGUN
KABUPATEN TAPANULI
11. - - - - 307 3.915.000 - - 307 3.915.000
TENGAH
KABUPATEN TAPANULI
12. - - - - 421 6.240.000 - - 421 6.240.000
UTARA
KABUPATEN TOBA
13. - - 90 19.344.000 - - - - 90 19.344.000
SAMOSIR
14. KOTA MEDAN 10 2.279.330 90 20.452.000 257 3.770.000 - - 357 26.501.330
KOTA PEMATANG
15. - - 35 14.828.416 - - 102 556.396 137 15.384.812
SIANTAR
16. KOTA TANJUNG BALAI 5 951.347 - - 349 5.235.000 - - 354 6.186.347
17. KOTA TEBING TINGGI - - - - 343 5.145.000 - - 343 5.145.000
TOTAL 35 7.266.915 332 74.596.081 3.377 49.315.000 1.162 6.277.773 4.906 137.455.769
Rekapitulasi Kegiatan Ditjen Penyediaan Perumahan
Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017
Status 18-Jan-2018
RUMAH UMUM DAN
RUMAH KHUSUS RUMAH SUSUN RUMAH SWADAYA TOTAL
KOMERSIAL
NO. KABUPATEN/ KOTA
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
KABUPATEN
1. 52 8.679.690 - - 75 2.250.000 - - 127 10.929.690
TAPANULI TENGAH
KABUPATEN
2. - - - - 197 2.955.000 - - 197 2.955.000
TAPANULI UTARA
KABUPATEN DELI
3. 72 10.549.703 - - - - 360 1.289.806 432 11.839.509
SERDANG
KABUPATEN
4. - - - - 306 4.580.000 - - 306 4.580.000
SIMALUNGUN
5. KABUPATEN ASAHAN - - - - 246 3.685.000 - - 246 3.685.000
KABUPATEN NIAS
6. 50 7.599.000 - - - - - - 50 7.599.000
UTARA
7. KABUPATEN DAIRI - - - - 322 4.825.000 - - 322 4.825.000
KABUPATEN TOBA
8. - - - - 193 2.852.500 - - 193 2.852.500
SAMOSIR
KABUPATEN
9. - - 30 8.822.545 249 3.217.500 - - 279 12.040.045
MANDAILING NATAL
KABUPATEN
HUMBANG - - - - 365 5.460.000 - - 365 5.460.000
10. HASUNDUTAN
KABUPATEN
11. - - - - 149 2.030.000 - - 149 2.030.000
SAMOSIR
KABUPATEN BATU
12. - - - - 246 3.565.000 - - 246 3.565.000
BARA
KABUPATEN
12. - - - - 221 3.145.000 - - 221 3.145.000
LABUHAN BATU
12. KOTA MEDAN - - - - 268 3.907.500 - - 268 3.907.500
12. KOTA BINJAI - - - - 189 2.780.000 - - 189 2.780.000
KOTA
12. 4 191.717 - - 244 3.140.000 - - 248 3.331.717
PADANGSIDIMPUAN
TOTAL 178 27.020.110 30 8.822.545 3.270 48.392.500 360 1.289.806 3.838 85.524.961
Rekapitulasi Kegiatan Ditjen Penyediaan Perumahan
Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Status 01-Apr-2018
RUMAH UMUM DAN
RUMAH KHUSUS RUMAH SUSUN RUMAH SWADAYA TOTAL
KOMERSIAL
NO. KABUPATEN/ KOTA
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
KABUPATEN TAPANULI
1. - - 37 9.567.000 - - - - 37 9.567.000
TENGAH
KABUPATEN TAPANULI
2. - - - - 250 - - - 250 -
UTARA
KABUPATEN TAPANULI
3. - - - - 196 - - - 196 -
SELATAN
KABUPATEN DELI
4. - - 35 15.236.000 284 - 440 - 759 15.236.000
SERDANG
KABUPATEN
5. - - - - 326 - - - 326 -
LABUHANBATU SELATAN
6. KABUPATEN SIMALUNGUN - - - - 442 - - - 442 -
7. KABUPATEN ASAHAN - - - - 537 - - - 537 -

8. KABUPATEN DAIRI - - - - 480 - - - 480 -


KABUPATEN TOBA
9. - - - - 173 - - - 173 -
SAMOSIR
KABUPATEN MANDAILING
50 5.200.000 37 9.623.000 316 - - - 403 14.823.000
10. NATAL
11. KABUPATEN NIAS SELATAN - - - - 230 - - - 230 -
KABUPATEN HUMBANG
12. - - 37 10.555.000 701 - - - 738 10.555.000
HASUNDUTAN
KABUPATEN SERDANG
13. - - - - 356 - - - 356 -
BEDAGAI
KABUPATEN LABUHAN
14. - - - - 335 - 110 - 445 -
BATU
15. KABUPATEN NIAS BARAT - - - - 300 - - - 300 -
16. KOTA MEDAN - - - - 61 - - - 61 -
17. KOTA TEBING TINGGI - - - - 205 - - - 205 -
18. KOTA SIBOLGA - - 42 13.610.000 272 - - - 314 13.610.000

TOTAL 50 5.200.000 188 58.591.000 5.464 - 550 - 6.252 63.791.000

Anda mungkin juga menyukai