Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar
proses yang mencakup:
• perencanaan proses
1 pembelajaran
• pelaksanaan proses
2 pembelajaran
• penilaian hasil
3 pembelajaran
• pengawasan proses
4 pembelajar.
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
E. Mulyasa (2013)
Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar
Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah.
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi
Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
Peningkatan dan keseimbangan antara fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills)
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani)
Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar
proses yang mencakup
• perencanaan prose pembelajaran,
• pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan
• pengawasan proses pembelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran
C. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
Menurut Daryanto (2014), penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik(authentic assessment) adalah pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Validitas Reliabilitas
Objektif Mendidik
Penilaian berbasis kelas dalam KTSP, ada berbagai bentuk dan teknik yang
bisa dilakukan dalam penilaian kelas, yaitu :
Objektif
Terpadu
Ekonomis
Transparan
Akuntabel
Edukatif
Penilaian Sikap
Penilaian
Ketrampilan
Perbandingan Penilaian Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Kelebihan
• Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar
• KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat, karena menurut
ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
• KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
• KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan
siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang
dianggap paling dibutuhkan siswanya. Contoh daerah kawasan wisata dapat
mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan
hidup
• Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individu
• Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah,
masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
Kelemahan
Kelebihan
• Penilaian didapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di
dapat dari nilai ujian saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain lain.
• Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu mencari tahu) dan
proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output)
yang memerlukan penambahan jam pelajaran.
• Mewujudkan sosok KTSP Subtantif: pendidikan berbasis kebutuhan dan
potensi lokal (muatan lokal diwadahi Kurda, hidden curiculum yang
diakomodasi dalam kepramukaan, KSR, UKS. Kegiatan ekstrakurikuler
dilakukan di masyarakat, alam dan sekolah).
• Kurikulum 2013 ini bertujuan untuk memberikan pendidikan jiwa dan raga
secara implementatif serta bertujuan untuk keberhasilan siswa di bidang ilmu
pengetahuan serta berkarakter mulia dan berwawasan kebangsaan secara
Nasional.
Kelemahan