Anda di halaman 1dari 33

STANDAR ISI

Dalam pengembangan ,standar isi telah


dikembangkan olen BNSP dan menjadi peraturan
menteri pendidikan nasional (Permendiknas)
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
standar isi untuk suatu pendidikan dasar dan
menengah .
standar isi adalah cakupan materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi kelulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
KTSP 2006
Standar isi KTSP 2006 terdapat dalam
dokumen BSNP 2006 No. 22 Tahun 2006
membahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh
peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 yang
secara kesuluruhan mencakup kerangka dasar dan
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan.Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) 2006, Nomor 22 Tahun 2006.
a. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Adapun kerangka dasar dan struktur kurikulum pada


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu kelompok
mata pelajaran. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan
dasar sesuai dengan standar isi yang meliputi:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
b. Beban Belajar

Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya


dengan beban belajar adalah sebagai berikut.

1. Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah


menggunakan jam pembelajaran setiap minggu dan semester
dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, sesuai
kebutuhan dan ciri khas masing-masing
2. Pendidikan berbasis agama dapat menambah beban belajar
3. Jam pembelajaran, waktu efektif, tatap muka, dan
presentase beban belajar ditetapkan dengan peraturan
menteri berdasarkan BSNP
4. Beban belajar minimal dan maksimal bagi satuan
pendidikan menerapkan sistem satuan kredit semester
(SKS).
5. Kurikulum untuk SMP dan SMA dapat memasukkan
pendidikan kecakapan hidup.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Beberapa hal yang perlu dipahami juga dalam kaitannya


dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai berikut.

1. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan


jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada
panduan yang disusun BSNP.
2. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya
masyarakat
3. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
kelulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan
kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan.
d. Kalender Pendidikan

Dalam kalender pendidikan, ada hal yang perlu


dipahami dalam yaitu kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
belajar efektif, dan hari libur untuk setiap satuan
pendidikan diatur peraturan menteri.
Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013,


Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar
isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan
nasional dalam domain sikap spiritual, sosial, pengetahuan,
dan keterampilan Sama halnya dengan standar isi pada
ktsp 2006, standar isi pada kurikulum 2013 juga mencakup
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan
Standar isi pada kurikulum 2013 itu berdasarkan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi
Dasar (KD) mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran
secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang
peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif. Sedangkan
kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas
tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada
ranah sikap sedangkan pada jenjang.
STANDAR PROSES KURIKULUM 2006

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara:
 Interaktif
 Inspiratif
 Menyenangkan
 Menantang
 Memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif,
serta
 Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:

 Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
 Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
 Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
 Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
 Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
 Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
 dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
 peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
 Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
 Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
 Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
 Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
 Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar
proses yang mencakup:

• perencanaan proses
1 pembelajaran

• pelaksanaan proses
2 pembelajaran

• penilaian hasil
3 pembelajaran

• pengawasan proses
4 pembelajar.
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013

Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi


Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
PENGERTIAN
STANDAR PROSES

E. Mulyasa (2013)

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang


berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang


berkaitan denganpelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar
proses, baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, dan pengawasan pembelajaran dikembangkan oleh SNP,
dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2016.
S esuai dengan S tandar Kompetensi Lulusan dan
S tandar Isi maka P rinsip pembelajaran yang
digunakan :

 Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
 Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar
 Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah.
 Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi
 Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
 Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi
 Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
 Peningkatan dan keseimbangan antara fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills)
 Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
 Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani)
 Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
 Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
 Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar
proses yang mencakup
• perencanaan prose pembelajaran,
• pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan
• pengawasan proses pembelajaran.

A. Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Sesuai dengan Salinan Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013


Tentang Standar Proses, berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran.
•Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
•Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran

Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran.

Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran

Model pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Pelaksanaan Pembelajaran
C. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
Menurut Daryanto (2014), penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik(authentic assessment) adalah pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

D. Pengawasan Proses Pembelajaran


Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan.
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas.
 Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan
mutu secara berkelanjutan.
 Sistem dan Entitas Pengawasan
Sistem pengawasan internal oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas
pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
 Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu
 Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk
supervisi akademik dan supervisi manajerial.
 Proses Pengawasan
 Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan
dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
 Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui
antara lain, pemberan contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi,
atau pelatihan.
 Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
 Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
• Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar.
• Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan.
PERBEDAAN DAN PERUBAHAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN:
STANDAR ISI, STANDAR PROSES, DAN
STANDAR PENILAIAN DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2006
KE KURIKULUM 2013
BEBERAPA PERMASALAHAN PADA STANDAR PROSES KTSP 2006

• Umumnya pembelajaran hanya berorientasi pada penguasaan


1 konsep ilmu dan dominan dilakukan di dalam kelas.

• Pembelajaran cenderung berpusat pada guru


2

• Proses belajar dengan sistem penjurusan di tingkat SMA/SMK


3

• Proses evaluasi: terjadi fenomena menyontek


4

• Pembelajaran yang berorientasi pada buku teks


5

• Buku teks hanya memuat materi bahasan


6
UPAYA PERBAIKAN STANDAR PROSES KTSP PADA KURIKULUM 2013

1. Perbaikan bagian inti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Mengganti sistim penjurusan dengan sistim peminatan tingkat SMA

3. Mengubah pendekatan pembelajaran yakni: tematik integratif dan pendekatan saintifik

4. Mengatasi Fenomena Nilai Hasil Menyontek

5. Perubahan jam pelajaran

6. Pembelajaran lebih mengaktifkan siswa

7. Perubahan buku teks siswa


Standar Penilaian Kuriklum KTSP

Penilaian kurikulum KTSP dilakuakan selama proses pembelajaran atau


dilakukan pada akhir pelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah
keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Dalam melakukan penilaian ada beberapa kriteria yang
harus diperhatikan:

Validitas Reliabilitas

Fokus Kompetensi Komprehensif

Objektif Mendidik
Penilaian berbasis kelas dalam KTSP, ada berbagai bentuk dan teknik yang
bisa dilakukan dalam penilaian kelas, yaitu :

• penilaian kinerja (performance)


• penilaian penugasan (proyek/project)

• penilaian hasil kerja (product)


• penilaian tes tertulis (paper and pen)

• penilaian portofolio (portofolio)


• dan penilaian sikap
Standar Penilaian Kuriklum 2013

Dalam penilaian kurikulum 2013 terdapat prinsip serta pendekatan penilaian,


yaitu:

Objektif

Terpadu

Ekonomis

Transparan

Akuntabel

Edukatif
Penilaian Sikap

Selain memamahami teknik mengajar


yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
2013, hal yang juga harus kita pahami
Penilaian
adalah melakukan penilaian yang
Pengetahuan
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Penilaian kurikulum 2013 dapat
dibedakan dalam 3 kategori yaitu:

Penilaian
Ketrampilan
Perbandingan Penilaian Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

Perbandingan antara penilaian kurikulum KTSP dan penilaian kurikulum 2013


dapat dilihat dari kelemahan serta kelebihan tersendiri yang tetap berpedoman
pada tujuan pendidikan.

Kelebihan dan kelemahan


kurikulum KTSP

Kelebihan

• Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar
• KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat, karena menurut
ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
• KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
• KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan
siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang
dianggap paling dibutuhkan siswanya. Contoh daerah kawasan wisata dapat
mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan
hidup
• Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individu
• Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah,
masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.

Kelemahan

• Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada


kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
• Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
• Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
• Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru.
Kelebihan dan kelemahan
kurikulum 2013

Kelebihan

• Penilaian didapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di
dapat dari nilai ujian saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain lain.
• Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu mencari tahu) dan
proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output)
yang memerlukan penambahan jam pelajaran.
• Mewujudkan sosok KTSP Subtantif: pendidikan berbasis kebutuhan dan
potensi lokal (muatan lokal diwadahi Kurda, hidden curiculum yang
diakomodasi dalam kepramukaan, KSR, UKS. Kegiatan ekstrakurikuler
dilakukan di masyarakat, alam dan sekolah).
• Kurikulum 2013 ini bertujuan untuk memberikan pendidikan jiwa dan raga
secara implementatif serta bertujuan untuk keberhasilan siswa di bidang ilmu
pengetahuan serta berkarakter mulia dan berwawasan kebangsaan secara
Nasional.
Kelemahan

• Kurikulum 2013 dinilai produk instan dengan melakukan sosialisasi waktu


yang relatif singkat serta tidak adanya evaluasi-akademik terhadap kurikulum
sebelumnya secara signifikan. Selain itu, perubahan kurikulum di luar
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
• Kurikulum 2013 ini membuat ketidakpercayaan terhadap guru dengan
disediakannya silabus dan buku. Guru hanya menjadi ‘operator’ mengajar.
• Kurikulum 2013 bertolak belakangn dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 menegenai Sistem Pendidikan Nasional dikarenakan penekanan
pengembangan kurikulum itu hanya berpatokan pada orientasi pragmatis.
Selain itu, kurikulum 2013 tidak dilandaskan pada evaluasi dari pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga pada tataran
pelaksanaannya dapat membingungkan guru itu sendiri beserta yang terlibat
di dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai