Keluhan Utama
BAB berdarah sejak 3 hari SMRS.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan BAB berdarah sejak
3 hari SMRS, darah berwarna agak kehitaman, BAB
konsistensi cair dan banyak berlendir, frekuensi 1-2
kali/hari. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa
lemas dan lesu sejak 3 hari yang lalu, kepala terasa berat
dan malas beraktivitas. Pasien juga mengeluh nyeri ulu
hati. Sesak (-), demam (+), mual dan muntah (-), perut
terasa besar (-), nafsu makan seperti biasa, nyeri perut (-),
BAK seperti biasa. Gusi berdarah atau mimisan (-).
Sebelumnya pasien telah berobat ke puskesmas
dengan diagnosis thalasemia. Riwayat penyakit maag (+),
riwayat kelainan darah berupa thalasemia (+), riwayat
penyakit hati (-), riwayat penyakit ginjal(-), riwayat trauma (-
), dan riwayat penyakit keturunan (-).
Riwayat Penyakit Terdahulu
• Riwayat penyakit hipertensi Riwayat Penyakit Keluarga
tidak ada • Riwayat penyakit hipertensi
• Riwayat penyakit diabetes tidak ada
mellitus tidak ada. • Riwayat penyakit diabetes
• Riwayat penyakit asma mellitus tidak ada.
tidak ada • Riwayat penyakit asma tidak
• Riwayat penyakit ada
lambung/maag ada • Riwayat penyakit
• Riwayat thalasemia ada lambung/maag ada
• Riwayat hepatitis tidak ada • Riwayat thalasemia tidak ada
• Riwayat trauma tidak ada • Riwayat hepatitis tidak ada
Keadaan umum:
Keadaan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Bentuk tubuh : Astenikus
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi
Frekuensi : 86 kali per menit
Irama : Reguler
Isi : Cukup
Tegangan : Kuat
Kualitas : Baik
Pernafasan
Frekuensi : 22 kali per menit
Irama : Reguler
Tipe : thoraco-abdominal
Temperatur : 36,5°C
Pemeriksaan Mata:
- Eksophtalmus : Tidak ada (-/-)
- Endophtalmus : Tidak ada (-/-)
- Palpebra : Tidak ada edema (-/-)
- Konjungtiva : Anemis (+/+)
- Sklera : Tidak ikterik (+/+)
- Pupil : Isokor, refleks cahaya (+/+)
- Pergerakan mata : Kesegala arah baik
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Eutoni, eutropi, gerakan bebas, kekuatan 5, nyeri
sendi tidak ada, palmar eritem tidak ada, edema pada kedua
lengan dan tangan tidak ada, teraba dingin lembab serta pucat,
clubbing finger tidak ada.
Epidemiologi
• Thalassemia-β juga Afrika Utara, India, Timur Tengah,
dan Eropa Timur. Thalassemia-α di Asia Tenggara,
India, Timur Tengah, dan Afrika
Klasifikasi
Thalassemia-α
• Silent carrier thalassemia-α
• Trait thalassemia-α
• Thalassemia Hb H
• Thalassemia-α mayor
Thalassemia-β
• Silent carrier thalassemia-β
• Trait thalassemia-β
• Thalassemia-β yang terkait dengan variasi struktural
rantai β
• Thalassemia-β° homozigot (Anemia Cooley,
Thalassemia Mayor)
Etiologi
• Faktor genetik (keturunan)
• Mutasi gen pada globin alfa menyebabkan penyakit
alfa- thalassemia dan juga terjadi pada globin beta
menyebabkan penyakit beta-thalassemia.
Manifestasi Klinis
• Anemia, pucat dan penampilan lesu, nafsu makan
menurun, urin akan menjadi lebih pekat, memperlambat
pertumbuhan dan pubertas, kulit berwarna kekuningan,
pembesaran limpa dan hati, masalah tulang (terutama
tulang di wajah)
Patofisiologi
• Thalasemia ditemukan kelebihan, kekurangan, dan tidak
adanya rantai beta dalam Hb.
• Penurunan jumlah Hb menstimulasi sumsum tulang
untuk memproduksi sel darah merah yang lebih banyak
kompensani pembentukan sel-sel darah merah yang
berlebihan scara kronik + cepatnya destruksi sel darah
merah ketidakadekutan sirkulasi Hb sumsum yang
telah bekerja scara berlebihan akan menjadi tipis, mudah
pecah dan rapuh.
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin (Fe ↑, Hb dan Ht, trombosit)
• Pemeriksaan darah tepi
• Elektroforesis
• Foto rontgen
Tatalaksana
• Transfusi darah
• Terapi besi dan chelation
• Suplemen asam folat.
• Transplantasi sum-sum tulang belakang
• Pendonoran darah tali pusat
• HLA (Human Leukocyte Antigens)
Komplikasi
Gagal jantung, aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi
serangan jantung.
Prognosis
Bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari
thalassemia.
Anemia
• Definisi
Penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen
carrying capacity).
Klasifikasi Anemia
• Pendekatan klinik
• Pendekatan laboratorik (apusan darah tepi dan indeks
eritrosit, besi serum, TIBC, retikulosit)
• Pendekatan epidemiologic
Etiologi
• Produksi eritrosit yang tidak efektif oleh karena gangguan maturasi
eritrosit atau kegagalan aktifitas eritropoiesis
• Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh yang meningkat
(hemolisis)
• Perdarahan
Manifestasi Klinis
• Sistem kardiovaskuler lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi,
sesak waktu kerja, angina pektoris, dan gagal jantung;
• Sistem saraf sakit kepala, pusing, telinga mendenging
(tinnitus), mata berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabel,
lesu, perasaan dingin pada ekstremitas;
• Sistem urogenital gangguan haid dan libido menurun;
• Epitel warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit
menurun, rambut tipis dan halus.
• Tatalaksana
• Terapi gawat darurat
• Terapi khas untuk masing-masing anemia
• Terapi kausal
• Terapi ex juvantivus
Analisis Kasus
• Diagnosis anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
Anamnesis BAB
Pemeriksaan fisik
berdarah dengan
konjungtiva
frekuensi 1-2
anemis (+/+),
kali/hari, lemas,
sklera ikterik (+/+),
lesu serta kepala
dan akral dingin
pusing.
serta pucat
ANEMIA
Hasil pemeriksaan laboratorium
terakhir Hb 5,22 g/dL anemia
berat (Hb< 6g/dL).
Tatalaksana
• Transfusi darah PRC sebaiknya diberikan terapi khelasi
besi.
• Asam folat 2x1 yang merupakan vitamin B12 yang dapat
membantu pematangan sel-sel darah merah yang sehat.
• Neurodex vitamin B1 100 mg, vitamin B6 200 mg dan
vitamin B12 250 mcg vitamin neurotropik.
• Ranitidine Antagonis histamin dari reseptor histamin H2
menghambat sekresi asam lambung.
• Paracetamol 3x1 golongan non opioid sebagai
antipiretik dan analgetik
Kesimpulan
Thalasemia adalah sekelompok gangguan genetik
heterogen yang ditandai dengan tidak ada atau
berkurangnya sintesis rantai globin dalam pembentukan
hemoglobin dengan manifestasi klinis didapatkan pada
pasien yaitu BAB berdarah frekuensi 1-2 kali/hari, badan
terasa lemas, lesu dan sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+),
dan akral dingin serta pucat. Hal ini termasuk dalam gejala
klinis anemia.
• Selain itu hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
didapatkan Hb 5,22 g/dL yang termasuk dalam anemia
berat dan kesan gambaran darah tepi yaitu hipokrom
mikrositer.
• Pada pasien ini anemia disebabkan thalasemia yang
merupakan ditemukan kelebihan, kekurangan, dan tidak
adanya salah satu rantai globin alpha atau rantai beta
globin hemoglobin.
• Tatalaksana yang didapatkan oleh pasien adalah transfusi
darah dan sebaiknya diikuti oleh terapi khelasi besi untuk
mencegah komplikasi, serta pemberian asam folat yang
berfungsi untuk pembentukan sel-sel darah merah.
Prognosis pada pasien ini quo ad vitam adalah dubia ad
boenam dan quo ad functionam adalah dubia ad malam.
Terima kasih..