Anda di halaman 1dari 19

• Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat

atau sentral dan sistem saraf tepi (SST).


• Rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan
suara mula-mula diterima oleh reseptor,  otak dan
Md Spinalis. Rasa sakit disebabkan oleh
perangsangan rasa sakit diotak besar.
• Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi
emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut.
• Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh
penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya
sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP
disebut analeptika.
KLASIFIKASI
• Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi
dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi
Psikoleptika (menekan atau menghambat
fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti
hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan
antipsikotika);
Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP,
yakni antidepresiva dan psikostimulansia).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti
antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan
penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit:
analgetika, anestetika umum, dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain

Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP


menimbulkan efeknya dengan mengubah
sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap
(tergantung kerja transmitter)
• Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat
yang dapat merangsang serebrum medula
dan Mdl. Spinalis. Stimulasi daerah korteks
otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan
meningkatkan kewaspadaan, pengurangan
kelelahan pikiran dan semangat bertambah.
• Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan
amfetamin
AMFETAMIN
• Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
• Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur,
gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa masalah
kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
• Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih
cepat pada urin asam daripada urin basa
• Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk
pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan
endokrin.
• Metamfetamin ( speed ) sangat adiktif !
• dosis : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
METILFENIDAT
• Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan
depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak
• Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri
kepala, Tachicardia
• Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
• Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan
diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2
jam
• Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8
jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan
hiperaktivitas.
• dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
KAFEIN
• Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang
cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk
merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
• Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan
lebih cepat
• Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan
migren, sering gelisah (anxious ).
• Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan
diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam,
diekskresikan melalui urin
• Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan
mempengaruhi SSP dan jantung.
• Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan
obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (IM)
NIKETAMID
• Indikasi : merangsang pusat pernafasan
• Efek samping : pada dosis berlebihan
menimbulkan kejang
• Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat
pemberian tapi lebih efektif dari IV
• Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
DOKSAPRAM
• Indikasi : perangsang pernafasan
• Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia,
otot kaku, muntah
• Farmakokinetik : mempunyai masa kerja
singkat dalam SSP
• Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
PSIKOTROPIK
• Obat yang bekerja secara selektif pada SSP
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas
mental dan perilaku, dan digunakan untuk
terapi gangguan psikiatrik.
• Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :
1. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap
susunan saraf pusat :
a. Neuroleptika yaitu obat yang berkerja
sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal
dengan Mayor Tranquilizer.
• Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :
1. Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan
agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi,
mengembalikan kelakuan abnormal dan
schizophrenia.
2. Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut
dan gelisah, Ex/: tioridazina.
3. Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke
pusat muntah, ex/: proklorperezin.
4. Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, exp/:
haloperidinol
Efek samping
1. Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan ataxia karena
disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.
2. Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah
dan pikiran keruh.
3. Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot
muka (bibir, dan rahang )
4. Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan
vasolidasi.
5. Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan
gangguan penglihatan.
6. Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu
makan
7. Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI
secara berlebihan.
b. Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja
sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi yang
digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas,
takut, stress dan gangguan tidur, dikenal dengan
Minor Tranquilizer.
• Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi
menjadi 2 yaitu :
1. Derivat Benzodiazepin
2. Kelompok lain, contohnya : benzoktamin,
hidrosizin dan meprobramat.
2. Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, :
a. Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan
melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta
thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki
suasana jiwa.
Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat
menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama
digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.

Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :


1. Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis
dengan efek samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya
imipramin dan amitriptilin.
2. Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan
gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.
b. Psikostimulansia yaitu obat yang dapat
mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan
prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan
kantuk ditangguhkan, memberikan rasa
nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman
tapi bukan depresi.
ANTI PSIKOSIS
• Gangguan psikotik  gangguan perasaan realitas, gangguan
pikiran emosi,halusinasi
A. Klorominoxin (thorazine)
• Mekanisme kerja : sangat kompleks
• Indikasi : Psiokosis , meliputi mania, psikosis idiopatik akut dan
episode akut skizofrenia, maul dan muntah
• - Efek yang tidak diinginkan : distoma akut (tanus otot
abnormal), parkinsonis
• Farmakokinetik : PO / IM / PR. Absorpsi bentuk oral tidak
tentu
• Interaksi obat : Klorpromazin meningkatkan efek depresan
pusat, sedatif, analgesik,antihistamin
• NB :
Obat ini kadang-kadang disebut neuroleptik karna
mengurangi inisiatif dan minat terhadap lingkungan
B. Triflupromazin
• Indikasi : Psikosis, mual dan muntah
• Efek samping yang tidak diinginkan
• Mempunyai pemblokan adenergik dan anti
kolenergik yang lebih banyak daripada Klorpromazin.

C . Tioridazin ( mellaril)
• Indikasi : Psikois cegukan
• Efek yang tidak diingnkan : Gejala ekstrapiramidal
dan efek pemblokan (sama) lebih sedikit
klorpromazin
• Farmakokinetik : Hanya oral

Anda mungkin juga menyukai