Anda di halaman 1dari 49

INSTRUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN


UU RI NO. 32/2009

OLEH :
DR. IR. EFRIYELDI, M.Si
LINGKUNGAN HIDUP

Apa itu Lingkungan hidup ?

Bagaimana kondisi lingkungan hidup kita ?

Mengapa lingkungan hidup perlu dikelola ?

Sejak kapan disadari perlunya pengelolaan lingkungan


dan ilmu lingkungan dipelajari ?

Apa instrumen untuk mengelola lingkungan hidup?


Pengertian
Menurut UU RI No. 32 Tahun 2009,
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
Emil Salim
Mengatakan bahwa lingkungan hidup adalah segala
benda, kondisi, keadaan, dan pengaruh yang terdapat
dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi
hal hidup termasuk kehidupan manusia.

Otto Semarwoto :
Lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang yang kita tempati yang
mempengaruhi kehidupan kita.
Komponen Lingkungan hidup :

Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik


(tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi)
dan faktor biotik (tumbuhan, hewan,
mikroorganisme termasuk manusia)

Lingkungan hidup, baik faktor biotik maupun abiotik


berpengaruh dan dipengaruhi manusia
Komponen Lingkungan Hidup :
Tiga komponen lingkungan hidup yakni lingkungan biologis,
lingkungan fisik dan lingkungan sosial dan budaya.

Lingkungan sosial merupakan suatu lingkungan yang mana


menjadi tempat bagi manusia untuk bersosialisasi.

Terdapat dua jenis aktivitas manusia yang berhubungan


dengan alam, yakni asosiatif dan disosiatif. Aktivitas
asosiatif yakni aktivitas yang menghasilkan hubungan yang
baik antara manusia dan alam. Sementara itu, aktivitas
disosiatif adalah aktivitas yang menghasilkan hubungan
buruk dengan alam atau saling merugikan
Lingkungan hidup dibagi ke dalam tiga kategori :
1. Lingkungan hidup alami (bioti dan abiotik)memiliki arti
lingkungan hidup yang telah ada di alam tanpa adanya campur
tangan manusia

2. Lingkungan hidup binaan, yaitu lingkungan hidup yang telah


adanya campur tangan manusia, seperti penanaman (reboisasi)
dsb

3. Lingkungan sosial budaya yaitu lingkungan tempat manusia


berinteraksi dengan sesamanya. Lingkungan sosial budaya juga
berhubungan erat dengan lingkungan alam.
Komponen Biotik :
1. Produsen, merupakan makhluk hidup yang bisa memproduksi
atau menghasilkan makanannya sendiri (autotrof : tumbuhan.

2. Konsumen, yakni makhluk hidup yang tidak bisa menghasilkan


makanannya sendiri (heterotrof.) : hewan

3. Dekomposer, yaitu makhluk hidup yang memiliki tugas


menguraikan jasad makhluk hidup lainnya yang telah mati.
(bakteri dan jamur)
Interaksi Antar Komponen Lingkungan Hidup
1. Interaksi antara komponen lingkungan biologis dan fisik
2. Interaksi antar sesama komponen lingkungan biologis
3. Interaksi antar sesama komponen lingkungan fisik
Interaksi antar komponen dalam lingkungan hidup
membentuk ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang


terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya

Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup


yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Kondisi Lingkungan Hidup Saat ini ? Bermasalah.

• Polusi (Pencemaran) : Pencemaran air, Pencemaran


udara, Pencemaran tanah
• Perubahan iklim dan atau pemanasan global
• Penipisan sumberdaya alam
• Kepunahan keanekaragam hayati
• Penggundulan hutan
• Penipisan lapisan ozon
• Abrasi
• Banjir
• dll
KONDISI KUALITAS LINGKUNGAN
• Masih tingginya pencemaran yang disebabkan oleh
buangan limbah kegiatan domestik (Data 2012: limbah
domestik yang terolah baru mencapai 5,4%).
• Kegiatan industri dan Usaha Skala Kecil (pengrajin tahu,
ternak, batik, dll) menyumbang 20 – 30% limbah.
• Pencemaran Udara yang diakibatkan oleh industri,
kendaraan bermotor, kebakaran hutan dan kegiatan-
kegiatan lainnya
• Rentang 2012 – 2015 kurang lebih 1.827 Ha lahan hutan
dan gambut di Riau terbakar. Januari – Juli 2018 : 3000-
an lahan dan hutan Riau terbakar
• Tingginya Kerusakan lahan akibat kegiatan
pertambangan, kebakaran lahan dan hutan, serta alih
fungsi lahan (menjadi perkebunan sawit, perumahan,
dan kegiatan lainnya)
• Alih Fungsi Lahan yang mengakibatkan terdegredasinya
fungsi lahan dan jasa lingkungannya
Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

• Manusia membutuhkan Pembangunan (populasinya


meningkat)

Kegiatan pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran.

Manusia memanfaatan SDA untuk memenuhi kebutuhan !


“memanfatkan secara semena-mena menyebabkan habis /rusaknya
sumberdaya tersebut”

Kebiasaan hidup tamak (greedy) manusia mengancam sumberdaya alam,


berujung kerusakan lingkungan

• Faktor alam : angin topan, badai, tsunami , gunung meletus,


dsb
Dampak Pembangunan dan pemanfaatan SDA :

Selain memacu pertumbuhan ekonomi, kegiatan


pembangunan, eksploitasi sumberdaya alam dan
industrialisasi, telah menimbulkan permasalahan
lingkungan seperti, menurunnya ketersediaan
sumberdaya, pencemaran lingkungan Hidup,
pemanasan global dsb.

Pada hal pembangunan dan lingkungan


diharapkan : sejalan/seiring
PERUBAHAN LINGKUNGAN HIDUP
DISEBABKAN OLEH :

1. TENAGA ENDOGEN
• Tektonisme (gempa
bumi, patahan,
lipatan, dll.)
• Vulkanisme (letusan
gunung api dan
berbagai gejala yang
mengikutinya)
2. TENAGA EKSOGEN
• Iklim (Indonesia:
hujan dan panas)
• Biotik (flora dan
fauna)
3. MANUSIA (memanfaatkan
dan mengubah SDA/Lahan
untuk kesejahteraan dan
gaya hidup)
DAMPAK KABUT ASAP

Sumber : Zola Ardhani


http://annisazola.blogspot.co.id/2015/10/ka
but-asap-di-indonesia.html

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia


DAMPAK NEGATIF PEMANFATAN DAN
PENGUBAHAN SDA/LH OLEH MANUSIA

BANJIR KEKERINGAN KARHUTLA

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia


DAMPAK NEGATIF PEMANFATAN DAN
PENGUBAHAN SDA/LH OLEH MANUSIA

KABUT ASAP LONGSOR KERUSAKAN LAHAN

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia


Mengapa Lingkungan Perlu dikelola ?

Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun, SDA


berkurang, pemanasan global dll, telah mengancam
kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-
sungguh dan konsisten oleh semua pemangku
kepentingan
Kapan Ilmu Lingkungan mulai dipelajari :

Ilmu lingkungan mulai dipelajari setelah masyarakat mulai


merasakan banyaknya permasalahan lingkungan yang
terjadi

Permalahan lingkungan mulai muncul :


• Adanya revolusi industri di Eropa pada akhir abad ke 19. Contoh :
pencemaran udara yang terjadi di Inggris, pesawat terbang tidak
bisa mendarat di bandara di Bristol karena asap (smog) yang
menyelimuti landasan karena industri banyak menggunakan bahan
bakar batubara

• Terjadinya pencemaran air laut oleh merkuri (logam Hg) dari limbah
industri di Teluk Minamata Jepang. Ikannya dimakan, menimbulkan
penyakit kelainan tubuh (saraf) yang dikenal dengan penyakit
Minamata
• Pencemaran air sungai Jinzu di Jepang oleh
logam (Cd). Memakan ikan yang hidup di
dalamnya menyebabkan penyakit dikenal dengan
penyakit Itai-itai (nyeri kerangka tubuh)

• Terjadinya pemanasan global yang mengakibatkan


perubahan iklim, kemarau panjang, banjir,
kenaikan muka laut, yang diakibatkan efek gas
rumah kaca.
Banyaknya Permasalahan lingkungan,
diperlukan undang-undang untuk
mengelolanya :

UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengganti Sebelumnya :
UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sebelumnya :
UU Republik Indonesia No. 4 Tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan
hidup
Undang-Undang No 32 tahun 2009
 Terjadi perubahan mendasar terhadap perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup dengan memasuki
wilayah perencanaan, dengan memunculkan instrumen
wajib Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH), Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dan Tata Ruang.
 Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
meliputi:
a. perencanaan;
b. pemanfaatan;
c. pengendalian;
d. pemeliharaan;
e. pengawasan; dan
f. penegakan hukum
Instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup ?

UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memuat
tentang : Instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup)

Instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup :


Perangkat/Alat untuk mengelola lingkungan hidup

Instrument pengelolaan lingkungan pada dasarnya


bertujuan untuk mengendalikan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian
fungsi lingkungan hidup
UU 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH

Perencanaa Pemanfaata
Pengendalian Pemeliharaan Pengawasan
n n
-Inventarisasi - Keberlanjutan -Pencegahan -Konservasi SDA -Pembinaan
SDA Proses -Penanggulangan -Pencadangan SDA -Sanksi
-Penetapan - Keberlanjutan -Pemulihan -Pelestarian fungsi Administrasi
Ekoregion Produktifitas Atmosfer -Sanksi Perdata
- Keselamatan (mitigasi, adaptasi, -Sanksi Pidana
dan lapisan ozon dan
Kesejahteraan hujan asam
Masyarakat

-KLHS -Rencana PPLH -Baku Mutu LH -Perubahan iklim -PUU berbasis LH


-Tata Ruang -Daya Dukung -Kriteria Kerusakan -Rekayasa genetika -Ijin lingkungan
-AMDAL LH -Sumber daya
-UKL-UPL
-Daya Tampung genetik
-Perizinan
-Instrumen -Anggaran berbasis
Ekonomi LH
-Analisa Risiko LH
KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP MENINGKAT
-Audit LH

Peningkatan Kapasitas Tersedianya Sarana dan Prasarana


Data dan Informasi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia


INSTRUMEN PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN

◦ Inventarisasi Daya Dukung dan Daya


Tampung SDA dan LH
◦ Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH
◦ Evaluasi dan Tindak Lanjut Pengelolaan
SDA dan LH

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia


Daya dukung lingkungan hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia, makhluk
hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.

Daya tampung lingkungan hidup adalah


kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energi, dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
Homeostasi dan Resiliensi Alam
• Alam yang tidak terusik atau dikelola dengan
seksama dapat menyokong semua proses ekologis
dengan mantap, yang bermuara pada terciptanya
kesetimbangan ekologis mapan, diisitilahkan
dengan homeostasi

• Dalam kondisi homeostasi, ekosistem mampu


menopang daya dukung (carrying capacity) secara
optimum.

• Resiliensi dimaknai sebagai kapasitas suatu sistem


ekologis menyerap gangguan dengan tetap dapat
mempertahankan struktur dan fungsinya
Kerusakan Lingkungan
Yaitu kondisi terusiknya homeostasi dan
resilensi, baik ekologis maupun sosial lebih
berkenaan dengan ulah manusia
(antrophogenik) dalam rangka mengakomodir
keinginan tidak terpuaskan (insatiable desire)
dan cenderung serakah (greedy).
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup :
Upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum (Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup)
UU tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan
Hidup menginginkan pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan Berkelanjutan :
Upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan
hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,
dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
datang
Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :

1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pemeliharaan
5. Pengawasan
6. Penegakan hukum
Pengendalian pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud meliputi:

a. pencegahan;
b. penanggulangan; dan
c. pemulihan.
UU No. 32 Tahun 2009 telah mengakomodir tiga kategori
perangkat peraturan pengelolaan lingkungan hidup, yakni
Preemtif (Perencanaan), Preventif (implementasi) dan
proaktif (beyond compliance)

Intrumen preemtif berupa peraturan yang diaplikasikan


pada ranah perencanaan. Cakupan implementasinya adalah
wilayah adiminsitrasi pemerintahan seperti
kabupaten/kota, provinsi, regional dan nasional

Perangkat pengelolaan preventif dan proaktif berupa


peraturan yang merupakan tatanan implementasi dari suatu
perencanaan.
• Ditinjau dari sisi keharusan perangkat peraturan pengelolaan
lingkungan hidup dikelompokkan menjadi :
1. Peraturan wajib (obligatory) dan
2. Sukarela (voluntary)

• Semakin beragamnya intrumen peraturan pengelolaan


lingkungan menjadi pembeda antara UU No. 32 tahun 2009
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan
UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup

• Semakin kompleksnya dinamika dan permasalahan lingkungan


menjadi konsideran bagi diperlukannya perangkat peraturan
yang dapat mengakomodir kedinamisan dan kompleksitas
tersebut.

• Isu-isu lingkungan terkini (perubahan iklim global, penipisan


ozon, dan hujan asam) juga melatar belakangi munculnya
bahasa hukum yang tercantum dalam UU lingkungan No. 32
Tahun 2009.
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup berdasarkan Pasal 14
UU RI Nomor 32 Tahun 2009 :

a. KLHS ((Kajian Lingkungan Hidup Strategis)


b. Tata ruang
c. Baku mutu lingkungan hidup
d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
e. Amdal
f. UKL-UPL
g. Perizinan
h. Instrumen ekonomi lingkungan hidup
i. Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup
j. Anggaran berbasis lingkungan hidup
k. Analisis risiko lingkungan hidup
l. Audit lingkungan dan
m. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan /atau perkembangan
ilmu pengetahuan
KLHS

KLHS baru ada dalam UU PPLH Tahun 2009. Menurut Pasal 1


angka 10 UUPPLH 2009.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.
KLHS (Lanjutan)

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS


untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Gubernur dan bupati/walikota wajib melaksanakan KLHS


dalam penyusunan RPJPD/RPJMD dan Renstra SKPD yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan
hidup

RPJMD wajib dilengkapi dengan KLHS sesuai dengan Permen


Dalam Negeri no. 67 tahun 2012 Tentang pedoman
pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau evaluasi rencana
pembangunan daerah
Tata Ruang
Penegasan tata ruang sebagai instrument pencegahan, pencemaran, dan
atau kerusakan lingkungan hidup terdapat dalam Pasal 14 huruf b
UUPPLH 2009. Tata ruang berfungsi untuk mengendalikan pemanfaatan
ruang, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan.

Perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan memperhatikan daya


dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

PP No. 27/2012 tentang izin lingkungan, Pasal 4, lokasi rencana


usaha/kegiatan wajib sesuai dengan rencana tata ruang. Kegiatan tidak
sesuai dengan rencana tata ruang, dokumen amdal tidak dapat dinilai dan
wajib dikembalikan kepada pemrakarsa
Perizinan
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau
UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.

Izin Lingkungan merupakan instrument hukum admnistrasi yang


diberikan oleh pejabat berwenang. Izin lingkungan berfungsi untuk
mengendalikan perbuatan konkret individu dan dunia usaha agar
tidak merusak atau mencemar lingkungan.

Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang


yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau
UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin usaha atau/kegiatan
AMDAL
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki amdal.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian


mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek
yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan
hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah
aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural.
UKL-UPL
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam
kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(1) wajib memiliki UKLUPL.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya


Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang
dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib
melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup).
Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku
Kerusakan Lingkungan
Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui
baku mutu lingkungan hidup.

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi


zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak
menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau
benda lainnya.

Untuk menentukan terjadinya kerusakan lingkungan hidup ditetapkan


kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup meliputi kriteria baku


kerusakan ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat perubahan
iklim.
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
Intrumen ekonomi lingkungan hidup meliputi : perencanaan
pembangunan dan kegiatan ekonomi, pendanaan lingkungan hidup
dan insentif dan atau disintentif

Dalam instrumen ekonomi lingkungan antara lain terdapat neraca


sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dana jaminan pemulihan
lingkungan hidup dan pengadaan barang dan jasa yang ramah
lingkungan

Penggunaan instrumen ekonomi selayaknya dapat segera


diterapkan karena dari satu sisi instrumen tersebut dapat
mempengaruhi estimasi harga tetapi juga akan memberikan suatu
keputusan perilaku bisnis/usaha yang lebih mengutamakan
konservasi sumber daya dan pemulihan lingkungan hidup.
Analisis Resiko Lingkungan Hidup
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap
ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan
manusia wajib melakukan analisis risiko lingkungan hidup.

Analiss resiko lingkungan merupakan kegiatan untuk mengkaji


perkiraan kemungkinan terjadinya konsekuensi kepada manusia
atau lingkungan. Dimana resiko tersebut terbagi menjadi dua,
yakni risiko yang terjadi kepada manusia disebut sebagai risiko
kesehatan, sedangkan risiko yang terjadi kepada lingkungan
disebut sebagai risiko ekologi.

Analisis risiko lingkungan hidup meliputi : pengkajian risiko,


pengelolaan risiko dan komunikasi risiko
Audit Lingkungan Hidup
Audit lingkungan hidup : evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah.

Pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/atau


kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup dalam
rangka meningkatkan kinerja lingkungan hidup.

Menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada:


a. usaha dan/atau kegiatan tertentu yang berisiko tinggi
terhadap lingkungan hidup; dan/atau
b. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
menunjukkan ketidaktaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Peraturan Perundang-Undangan Berbasis
Lingkungan Hidup
Setiap penyusunan peraturan perundang-undangan pada tingkat
nasional dan daerah wajib memperhatikan perlindungan fungsi LH
dan prinsip perlindungan dan pengelolaan LH sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam UU ini.

Anggaran Berbasis Lingkungan


Dalam Pasal 45 dan 46 UU PPLH, Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia serta pemerintah daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah wajib mengalokasikan anggaran
yang memadai untuk membiayai:
a. kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
b. program pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan


anggaran untuk pemulihan lingkungan hidup
Catatan :

Instrumen tersebut di atas adalah sudah cukup lengkap


untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran dan
kerusakan, namun dalam penerapannya justru beberapa
instrument tidak diperhatikan sama sekali, contohnya
instrument perizinan, kadangkala pejabat yang berwenang
dalam memberikan izin sama sekali tidak memperhatikan
aspek resiko lingkungan, dan memberikan izin pengelolaan
tersebut dengan sangat mudah hanya demi pemasukan
daerah.

Anda mungkin juga menyukai