Anda di halaman 1dari 17

HIV/AIDS DALAM KEHAMILAN

DAN BAYI
PENDAHULUAN
 Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam
indonesia dan banyak negara diseluruh dunia

 Pada tahun 2009, diperkirakan 860.000 wanita hamil


ditemukan hidup dengan HIV di Afrika timur dan selatan, di
negara Afrika HIV/AIDS pada anak-anak masih menempati
presentasi yang tinggi, yaitu rata-rata 47% dari total
keseluruhan anak hidup dengan HIV, dimana >90 % yang
terinfeksi melalui penularan dari ibu ke bayi selama
kehamilan, persalinan atau menyusui.
 Tanpa pengobatan, sekitar 25%-50% dari ibu HIV-

positif akan menularkan virus ke bayi mereka selama


kehamilan, bersalin, atau menyusui

 Resiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat

dikurangi sampai kurang dari 5% melalui kombinasi


langkah-langkah langkah pencegahan penularan dari
ibu ke anak, termasuk terapi ARV (antiretroviral)
untuk ibu hamil dan anak yang baru lahir
DEFINISI
 Human Imunodefisiensi Virus adalah virus yang
membunuh SDP (CD4) di dalam tubuh di mana
SDP berfungsi untuk membantu melawan infeksi
dan penyakit yang masuk kedalam tubuh.
 Terjadi setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh
seseorang dan menghancurkan sistem kekebalan
tubuh Ketika sistem kekebalan tubuh rusak,maka
tubuh akan mudah terserang penyakit
ETIOLOGI

 Penyebab dari HIV adalah virus


imunodevisiensi syndrome. Virus
imunodifiensi adalah sejenis retrovirus RNA.
Dengan demikian virus di dalam tubuh
pengidap HIV selalu di anggap infeksius yang
setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan
selama hidup penderita tersebut.
PATOFISIOLOGI
 Kehamilan merupakan usia yang mudah tertular HIV-
AIDS. Penularan HIV-AIDS pada ibu hamil terjadi
melalui hubungan seksual dengan suaminya yang sudah
terinfeksi HIV-AIDS. Bila virus HIV memasuki tubuh
virus akan melekat pada reseptor CD4 sel terinfeksi.
Kemudian virus akan mempergunakan enzim reverse
transcriptase,yang membentuk DNA ganda santdar DNA
ini mampu masuk disirkulasi sel menuju intinya dan
bersatu dengan DNA inti sel yang asli. DNA virus dapat
membentuk RNA yang terinfeksi dan RNA yang akan
membawah tanda sehingga dapat membentuk protein.
Pertumbuhan virus HIV terbatas pada
limfosit,monosit,makrofag,dan sumber pembentuk
sumsum tulang tertentu. Secara intraseluler, virus dapat
memecah diri sehiga setelah selnya hancur dapat
dikeluarkan virus HIV baru yang akan menyerang sel
lainnya.
MANIFESTASI KLINIS

 BB menurun – 10%
 Diare kronis
 Demam kronis
 Batuk kronis
 Dermatitis generalis
 Herpes zoster/simplek
 Kandidiasis
 Limfadenopati
 Infeksi jamur
 Retinitis virus sitomegalo
Sekitar 50% anak-anak yang terinfeksi HIV,
terdiagnosis menderita AIDS pada usia 3 tahun.
Gejala awal yang biasa ditemukan pada anak
yang terinfeksi HIV:
 Pertumbuhan yang jelek, penurunan berat
badan, demam yang berlangsung lama atau
berulang, diare yang menetap atau berulang,
pembengkakan kelenjar getah bening,
pembesaran hati dan limpa, pembengkakan dan
peradangan kelenjar liur di pipi
 Infeksi jamur yang menetap atau berulang
(thrush) di mulut atau daerah yang tertutup
popok
 Infeksi bakteri berulang (misalnya infeksi telinga
tengah, pneumonia dan meningitis)
 Infeksi oportunistik virus, jamur dan parasit
 Keterlambatan atau kemunduran
perkembangan sistem saraf.
CARA PENULARAN

 Lewat cairan darah


 Lewat cairan sperma dan cairan vagina
 Periode kehamilan (Melalui plasenta)
 Periode persalinan (Melalui darah)
 Periode postpartum (Melalui ASI)
CARA PERKEMBANGAN HIV

 Tertular
 Periode jendela 3-6 Bulan
 HIV 5-10 Tahun
 AIDS 1-2 Tahun
PENCEGAHAN HIV/AIDS
 Selalu dan saling setia dengan pasangan masing-masing
 Biasakan melakukan hubungan seksual yang aman,
yaitu hubungan yang mencegah masuknya kuman yang
mungkin terdapat didalam cairan semen pria kedalam
bagian-bagian tubuh wanita
 Hindari pelubangan telinga, tattoo, tujuk
jarum/membuat sayatan/lubang pada kulit tubuh
dengan alat yang belum dicuci
 Hindari transfuse darah kecuali untuk keadaan darurat
 Jangan saling meminjam alat cukur ataupun sikat gigi
 Jangan menyentuh darah orang lain/luka terbuka tanpa
perlindungan (Maxwell, 2000)
 Penanganan Khusus:
 Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan
pengujian dilakukan atas permintaan pasien
dimana setelah proses konseling risiko PMS dan
hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan
memandang perlu pemeriksaan tersebut
 Upayakan ketersediaan uji serologic
 Konseling spesifik bagi mereka yang tertular
HIV, terutama yang berkiatan dengan kehamilan
da risiko yang dihadapi
 Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian
negative lakukan konseling untuk upaya
preventif (penggunaan kondom)
 Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi,
atasi infeksi oportunistik
 Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin,
terutama bila konsentrsi virus (30.000-50.000)
kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara
dratis
 Tatalaksana persalinan sesuai dengan
pertimbangan kondisi yang dihadapi
(pervaginanm atau perabdominam, perhatikan
prinsip pencegahan infeksi).
PENAALAKSANAAN MEDIS

 Prenatal
 Konseling
 ART
 Intrapartum
 Universalprecaution (Pengendalian infeksi)
 Pasca persalinan
 Mencegah pemberian ASI (masi menjadi
perdebatan di Negara berkembang)
ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS
PADA IBU HAMIL
DAFTAR PUSTAKA

 Doenges, Marilyn. E, 1999, Rencana Asuhan


Keperawatan Pedoman untuk Peremcanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Edisi 2, (Terjemahan), EGC, Jakarta
 Green. W, 2005, HIV, Kehamilan dan
Kesehatan Perempuan (Terjemahan)
 Noer, Sjaefullah, 1996, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai