Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN MANAJEMEN AKTIF KALA III

DISUSUN OLEH :

Dian Ayu P. (P27224017 122)


Dwi Astuti (P27224017 123)
Maharani Melati A.S. (P27224017 137)
Mahreni Darojatin K. K. (P27224017 138)
Riska Mardiyanti (P27224017 151)
Vania Nur Asifa (P27224017 158)
Widi Wulandari (P27224017 160)
Batasan Persalinan Kala III

Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uter
us teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kem
udian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta dapat lepas dalam 6 – 15 menit setelah bayi lahir dan ke
luar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah.
Lanjutan....

Pada kala III, otot uterus ( mimetrium ) berkontaksi men


gikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.
Setelah bayi lahir, uterus mengadakan kontaksi yang mengaki
batkan penciutan kavum uteri, tempat implementasi plenta. Aki
batnya plasenta akan lepas dari tempat implementasinya.
Manajemen Aktif Kala III
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kontraksi y
ang adekuat dari uterus dan mempersingkat waktu kala III, meng
urangi jumlah perdarahan dan menurunkan angka kejadian retensi
o plasenta. Tujuan manajemen aktif kala III yaitu
:
 Untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehi
ngga dapat mempersingkat waktu setiap kala.
 Mencegah perdarahan.
 Mengurangi kehilangan darah kala III persalinan.
Keuntungan manajemen aktif kala III

1. Persalinan kala III menjadi lebih singkat


2. Mengurangi jumlah kehilangan darah
3. Mengurangi kejadian retensio plasenta
Tiga langkah utama Manajemen Aktif Kala III yakni :
a. Pemberian oksitosin atau uterotonika sesegera mungkin

b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali ( PTT )

c. Rangsangan taktil pada dinding uterus atau fundus uteri.


a. Pemberian Suntikan Oksitosin

Oksitosin 10 IU diberikan secara IM dalam1 menit setelah bayi la


hir dan dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta belum lahir. Kemudi
an berikan oksitosin 10 IU secara IM pada ⅓ atas paha bagian luar.
Langkah – langkah dalam pemberian suntikan oksitosin, yaitu :

 Letakan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan di

perut bawah ibu atau pendampingnya untuk membantu memegang

bayi tersebut.

 Pastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus (undiagnosa twin)

 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik


 Segera dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir suntiukan oksitosin

10 IU pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis).

 Melakukan tindakan penjepitan dan pemotongan tali pusat.

 Mempersiapkan bayi untuk dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

 Menjaga privasi ibu dengan menutup kembali bagian bawah ibu.


b. Penegangan Tali Pusat Terkendali
Berdiri disamping ibu

Tempatkan klem pada ujung tali pusat ± 5-10 cm dari vulva, memegang tali

pusat dari jarak dekat untuk mencegah avulasi pada tali pusat.

Letakkan tangan pada dinding abdomen ibu ( beralaskan kain ) tepat diatas si

mpisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontaksi uterus dan menaha

n uterus pada saat melakukan penegangan tali pusat. Setelah terjadi kontraks

i yang kuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan yang lain pada dinding

abdomen menekan uterus kearah lumbal dan kepala ibu ( dorso kranial ).
 Bila plasenta belum lepas, tungggu hingga uterus berkontraksi kem

bali ( sekitar 2-3 menit berselang ) untuk mengulangi lagi penegangan

tali pusat terkendali.

 Melahirkan plasenta dengan penegangan yang lembut dan keluarka

n plasenta dengan gerakan kebawh dan keatas mengikuti jalan lahir.

Ketika plasenta muncul keluarkan dari dalam vulva, kedua tangan dap

at memegang plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput

ketuban.
c. Rangsangan Taktil ( Masase ) Fundus Uteri
Segera setelah plasenta lahir dan selaput ketuban dilahikan dengan perl
ahan lakukan masase uterus dengan cara menggosok uterus pada abd
omen dengan gerakan melingkar untuk menjaga agar uterus tetap ker
as dan berkontasi dengan baik untuk mendorong setiap gumpalan darah
agar keluar.

Sementara tangan kiri melakukan masase uterus, periksalah plasenta de


ngan tangan kanan untuk memastikan bahwa kotiledon dan membran
sudah lengkap (seluruh lobus dibagian maternal harus ada dan bersatu
/ utuhtidak boleh ada ketidakteraturan pada bagian pinggir-pinggirnya
jika hal tersebut ada, berarti menandakan ada sebagian fragmen plas
Pemeriksaan Kala III
1. Plasenta
 Pastikan bahwa seluruh bagian plasenta telah lahir lengkap dengan m
emeriksa jumlah kotiledonya kira-kita 20 kotiledon. Periksa dengan sek
sama pada bagian pinggir plasenta apakah ada kemungkinan ma
sih ada hubungan dengan plasenta lain (plasenta suksenturial).

 Mengamati apakah ada bagian tertentu yang seperti ada yang tertingga
l atau tidak utiuh, jika kemungkinan itu ada maka segera lakukan eks
plorasi untuk membersuhkan sisa plasenta.
2. Selaput Ketuban
 Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan selaput ketuban untuk me
mastikan tidak ada bagian yang tertinggal didalam uterus. Caranya den
gan meletkan plasenta diatas bagian yang datar dan pertemukan set
iap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah ada tanda-tanda ro
bekan dari tepi selaput ketuban.

 Jika ditemukan kemungkinan ada bagian yang robek, maka segera lak
ukan eksplorasi untuk terus mengeluarkan sisa selaput ketuban atau
bagian plasenta yang tertinggal didalam uterus akan menyebabkan per
darahan dan infeksi.
3. Tali Pusat
Setelah plasenta lahir, periksa mengenai data yang berhubungan denga
n tali pusat, meliputi :

 Panjang tali pusat

 Bentuk tali pusat (besar,kecil,atau terpilin-pilin)

 Insersio tali pusat

 Jumlah vena dan arteri pada tali pusat

 Adakah lilitan tali pusat.


Pemantauan Kala III
1. Kontraksi

Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan manajemen


aktif kala III (ketika PTT), sampai dengan sesaat setelah plasenta lahir.
Pemantauan kontrasi dilanjutkan selama satu jam berikutnya dalam kala IV.

Robekan jalan lahir


2. Robekan Jalan Lahir

Selama melakukan PTT ketika tidak ada kontraksi, bidan melakukan


pengkajian terhadap robekan jalan lahir dan perineum. Pengkajian ini dil
akukan seawal mungkin sehingga bidan segera menentukan derajat rob
ekan dan teknik jahitan yang tepat yang akan digunakan sesuai kondisi
pasien.
Bidan memastikan apakah jumlah darah yang keluar adalah akibar robe
kan jalan lahir atau karena pelepasan plasenta.
Sekian Terimakasih ^^
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai