Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Rinitis alergi merupakan penyakit
hipersensitifitas tipe 1 yang diperantarai
oleh IgE pada mukosa hidung

Gejala : bersin – bersin, hidung beringus,


hidung tersumbat, gatal pada hdiung dan
mata
LATAR BELAKANG

WHO (2000) :
↑prevalensi rinitis menjadi 23 -
28% (USA dan Eropa Barat)

Indonesia :
Prevalensi 1,5-2,4% (cenderung
meningkat setiap tahun)
LATAR BELAKANG

Intervensi dini Terapi : hambat


Tatalaksana holistik
untuk memperbaiki proses patofisiologi
serta ilmu yang
kualitas hidup dan terjadinya inflamasi
memadai
produktifitas kronis
Batasan Masalah

Tujuan Penulisan

Manfaat Penulisan
BAB 2

Tinjauan Pustaka
Anatomi Hidung
Anatomi Hidung
Anatomi Hidung
Definisi
• Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan
alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia
Von Pirquet ketika terjadi paparan ulang dengan alergen spesifik tersebut

• Kelainan pada hidung dengan gejala bersin – bersin, rinore,


rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE
WHO ARIA
Etiologi
Cara masuk alergen :

Alergen Alergen Alergen Alergen


Inhalan Ingestan Injektan Kontaktan
• Tungau debu • Telur • Penisilin • Kosmetik
rumah • Coklat • Sengatan • Perhiasan
• Serpihan lebah
epitel kulit
binatang
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Bersin Hidung Ingus encer


berulang tersumbat dan banyak

Mata gatal Hiperlakrimasi


Diagnosis
• Anamnesis
– Riwayat penyakit secara umum
– Keluhan spesifik
– Pengaruh terhadap kualitas hidup
– Faktor pemicu
– Riwayat atopi keluarga
– Riwayat pengobatan
Diagnosis
• Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi Anterior

Konka (inferior atau media) edema

Sekret encer, bening

Mukosa pucat dan edema


Diagnosis
• Pemeriksaan Fisik, gejala spesifik pada anak
Allergic Allergic
Shiner Salute

Allergic Facies
Crease Adenoid

Cobblestone Geographic
Apearance Tongue
Diagnosis
• Pemeriksaan Penunjang
IgE serum total
Skin Prick Test
dan spesifik

Pem. Sitologi Nasal


atau Histologi Challenge Test

Foto Polos
Sinus Paranasal
/ CT Scan
Tatalaksana

Hindari alergen

Medikamentosa

Operatif

Imunologi
Medikamentosa
• Antihistamin
– 2 Golongan : AH 1 dan AH 2
– AH 1 : Difenhidramin, Klorfeniramin
– AH 2 : Cetizizine, Loratadin, Terfenadin
Medikamentosa
• Dekongestan
– αadrenergik (po)
– Contoh : pseduoefedrin, fenilpropanalamin
– Untuk mengurangi sumbatan hidung
– Preparat topikal : oxymetazolin, xylometazolin
– Mengurangi sumbatan lebih cepat
Medikamentosa
• Kortikosteroid
– Pilihan utama pada rinitis alergi denga gejala
sedang – berat dan persisten
– Anti inflamasi jangka panjang
– Contoh : budesonide, beklometason, mometason
furoat
Medikamentosa
• Sodium Kromogilkat Intranasal
– Hambat pelapasan mediator dengan menstabilkan
membran mastosit lewat hambtaan influks ion
kalsium
• Ipratropium Bromida
– Mengurangi sekresi dengan cara menghambat
reseptor kolinergik pada permukaa sel efektor
Komplikasi
• Tersering
Polip
Hidung

Otitis
Media
Efusi

Rhinosi
nusitis

Anda mungkin juga menyukai